"Apa yang kau katakan saat ini benar? " Pertanyaan tiba-tiba Helena membuat para detektif yang sedang bergosip seketika berubah menjadi kaku dan mereka dengan ekspresi pucat membalikkan badan, dan menemukan saat ini Helena dengan sepasang mata dingin bak kutub es sedang menatap mereka.
" Ka... kapten Helena... kapan kau disini? " Tanya seorang detektif dengan nada terbata-bata karena ketakutan dengan kemunculan Helena.
"Aku sudah ada disini sebelum kalian pindah untuk bergosip. " Jawab ringan Helena yang tidak memperdulikan betapa pucat dan ketakutan nya orang-orang yang hadir.
"Jawab saja pertanyaan ku sebelumnya, apa cerita ini benar? "
"Cerita ini tidak mungkin salah dan aku sangat yakin soal itu. " Meskipun Roy juga terkejut dengan kehadiran Helena, dia dengan cepat menjadi lebih tenang karena bagaimanapun pengalaman nya dalam berhadapan dengan orang jauh lebih banyak dibandingkan para detektif muda lainnya.
Sehingga tekanan dan aura dingin Helena hanya membuat nya terkejut sesaat, lalu kembali ketenangan biasanya.
" Oh... kalau begitu bantu aku menghubungi pak walikota, karena dia secara langsung mendanai proyek penyelidik kita. Kau pasti punya nomor ponsel nya, kan? "
"Itu memang benar, tapi..." Roy terlihat ragu-ragu dan tidak harus berbicara apa.
"Ada apa? Apa kau tidak bisa menghubungi nya? Atau jangan bilang kau sama sekali tidak punya nomornya? " Kata Helena sambil mengerutkan kening.
" Tidak bukan keduanya, lupakan saja akan ku lakukan. " Roy menghela nafas dan berniat mengambil ponselnya untuk mulai menghubungi bodyguard terdekat pak walikota.
Namun tepat saat ia hendak pergi menelpon, Helena tiba-tiba berubah pikiran dan segera menghentikan seraya merapikan semua dokumen di meja nya.
"Tunggu sebentar, tidak jadi. Biarkan aku saja yang pergi meminta bantuan pada pak komisaris." Setelah mengatakan itu, terlepas tanggapan Roy dan orang lain.
Helena langsung pergi ke kantor komisaris.
Begitu Helena pergi dan tidak terlihat lagi di jarak pandang mata mereka, terdengar suara helaan nafas yang kompak di sekitar.
Bahkan beberapa detektif muda, mengusap keringat dingin yang menetes di kening mereka.
"Yah tuhan, tidak peduli sudah berapa lama aku bertugas dengan nya. Aku masih tidak bisa menahan aura tekanan es nya." Ucap seorang detektif muda yang berwajah pucat.
"Aku benar-benar tidak mengerti mengapa kapten Helena punya aura seperti itu, pantas saja dia bisa bertahan di posisi kapten selama dua tahun, meski usianya masih sangat muda. " Tambah seorang detektif lain.
"Ngomong-ngomong soal itu, aku pernah mendengar beberapa rumor tentang nya. " Kata seorang detektif lain tiba-tiba.
"Rumor apa? " Tanya penasaran semua orang.
"Aku dengar sebelum kapten Helena menjabat menjadi kapten Depertemen kriminal di kantor kita, dia dulu nya seorang FBI."
" ! ! ! " Semua orang sangat terkejut saat mendengar ini, kecuali Roy yang juga sudah mendengar rumor ini, bahkan jauh lebih baik dari nya.
Dia tidak terlalu terkejut dan malahan ikut menceritakan latar belakang Helena kepada semua orang, dengan lebih detail dan pasti.
"Aku juga mendengar hal sama, aku dengar bahkan dia sempat ingin di angkat menjadi kepala FBI, sayangnya dia saat itu menolaknya dan memilih untuk kembali ke tanah air dan berkerja sebagai kapten Depertemen kriminal kita saat ini."
" Itu sangat di sayangkan, dia bisa saja terbang lebih tinggi dari kita. Tapi mengapa dia malah melepaskan kesempatan untuk terbang? Itu benar-benar sangat di sayangkan, jika aku jadi dia, aku pasti tidak akan melepaskan kesempatan sebaik ini.
Lagipula tidak ada yang tahu kapan kita akan di promosikan. " Kata seorang detektif penuh penyesalan.
Semua orang mengangguk setuju saat mendengar ini, memang seperti kata nya untuk di promosikan di badan kepolisian merupakan hal paling sulit dan membutuhkan sebuah kesempatan baik untuk berubah.
Mereka benar-benar sangat menyayangkan bahwa Helena melepaskan kesempatan sebaik itu.
" Apa kalian pikir kapten Helena hanya melepaskan satu kesempatan baik seperti itu? Jika itu yang kalian pikirkan, maka kalian salah besar. Karena kapten Helena sendiri pernah ingin di angkat menjadi komisaris untuk menggantikan pak komisaris kita saat ini." Ungkap Roy yang berhasil mengejutkan semua orang yang hadir.
"Apa!? Tapi bukankah itu artinya, pak komisaris terlibat dalam politik dinasti? " Ketika detektif muda mengatakan ini, nada nya langsung di kecilkan dan melihat sekeliling seolah takut ada orang lain yang mendengar pembicaraan nya.
Sementara itu, Roy yang mendengar ini tidak bisa untuk tidak memutar matanya dan berkata.
"Kau ini terlalu banyak berpikir, pak komisaris sama sekali tidak melakukan politik dinasti. Lagipula kapten Helena dan pak komisaris sama sekali tidak memiliki hubungan kerabat.
Mereka berdua benar-benar real hanya bawahan dan atasan saja, tidak ada hubungan aneh lain diantara mereka. Jadi berhenti bicara omong kosong tanpa memikirkan nya dulu, tidak masalah jika kami yang mendengar nya.
Tapi bagaimana kalau ada orang yang niat jahat yang mendengar ini? Bisa-bisa reputasi dan posisi pak komisaris serta kapten Helena dalam bahaya karena omong kosong mu." Tegur Roy kepada detektif muda yang telah berkata ceroboh.
"Maaf pak, saya akan lebih hati-hati..." Detektif muda dengan patuh dan ekspresi penuh penyesalan menunduk kepalanya untuk meminta maaf.
Dia benar-benar tidak bermaksud jahat saat mengatakan itu, dia juga tidak memikirkan resiko apa yang akan terjadi jika perkataan ceroboh di dengar oleh orang yang punya niat jahat. Jadi itu sebabnya dia sangat menyesal dan mengerti kalau perkataannya tadi salah, dan pantas untuk di tegur.
" Baguslah kalau kau mengerti, tapi ingat untuk tidak melakukan nya lagi." Ucap Roy yang kembali memperingati nya.
" Pasti, aku pasti tidak akan melakukan nya lagi. Aku bersumpah." Kata detektif mudah yang mengangkat telapak tangan untuk bersumpah.
Adapun Roy yang mendengarkan ini tersenyum dan menepuk pundak detektif muda ini dan kembali melanjutkan ceritanya tentang kapten Helena.
" Sejujurnya meskipun pak komisaris sangat ingin kapten Helena untuk menggantikan posisinya, tapi kapten Helena sendiri tidak ada niat sama sekali untuk duduk di kursi komisaris itu.
Malahan dia menolak nya dengan berkata seperti ini:
Aku lebih suka menyelidiki di lapangan langsung, dibandingkan duduk manis di kantor berurusan dengan tumpukan dokumen yang tidak penting. "
Semua orang: Σ(⊙▽⊙“!!
"Wow, kapten Helena sangat berani. Apa dia tidak takut pak komisaris akan murka kalau dia menolaknya seperti ini? " Tanya seorang detektif lain yang sangat penasaran dengan pendapat pak komisaris setelah di tolak kasar oleh Helena.
"Apa menurutmu selama dia menjabat menjadi kapten dari depertemen kriminal kita, dia belum pernah menyinggung atasan lain selain pak komisaris?
Jangan pernah menebak pikiran dan seberapa berani kapten kita, karena keberaniannya bukanlah sesuatu yang dapat kita bisa bayangkan." Kata Roy
"Apa maksudnya? " Tanya bingung dari salah satu orang di sekitar.
...----------------...
GIFT 🌹🌹☕☕ VOTE 🎟️ LIKE 👍 KOMEN FOLLOW
NO SIDER 🚫
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments