Bab 11 : Red Death

Arthur yang awalnya hanya berniat bersembunyi dan membiarkan mereka lewat pun berubah pikiran, dia mengikuti mobil tersebut, meskipun cepat, dia juga cepat.

Apalagi para zombie di sekitar juga langsung ditembak mati oleh mereka, jadi Arthur tak perlu repot-repot untuk menyingkirkan zombie di sekitar.

Hingga 20 menit Arthur berlari, akhirnya dia menemukan markas dari kelompok itu, yang berada di sebuah pabrik rokok yang sangat besar, yang dijaga dengan sangat ketat. Hampir semua sudut bangunan dijaga oleh penjaga bersenjata.

'Sepertinya mereka salah satu kelompok paling besar di kota bagian kuning ini.'

Arthur pun masuk ke dalam sebuah kantor yang ada di depan pabrik rokok, berniat mengintai untuk mencari celah. Setelah berhasil masuk ke bangunan bekas kantor, ia pun naik ke lantai 2 agar bisa melihat lebih jelas.

Saat berada di lantai 2, Arthur membuka pintu ruangan yang mengarah persis ke arah pabrik rokok. Tapi tiba-tiba sebuah pisau melesat ke arahnya.

Takk!

Arthur menghindari lemparan pisau itu, dan dari atas tiba-tiba ada orang yang menyerangnya sambil mengerahkan sebuah golok ke bawah, berniat menusuk Arthur dari atas.

Dengan reflek yang sangat cepat, Arthur melangkah mundur, menghindari serangan tersebut dan mengeluarkan katana miliknya.

Sringg!

Dengan tatapan dingin, sambil mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kuat, Arthur melihat sosok pria yang berpakaian tertutup seperti seorang ninja sambil berkata dingin,

"Apa kau anggota dari kelompok yang ada di pabrik rokok?"

Mendengar pertanyaan Arthur, pria tersebut malah terlihat marah,

"Jangan samakan aku dengan para manusia pic*k seperti mereka! Juga siapa kau? Teman atau lawan?"

"Itu tergantung sikapmu. Aku sendiri tak tahu siapa kau," jawab Arthur sambil menodongkan katana miliknya.

Swoshh!

Tiba-tiba pria itu melesat dan mengayunkan lengannya dengan kecepatan yang tak mungkin dilakukan oleh manusia.

Klangg!

Arthur menangkis serangan pria itu dengan katana miliknya, membuat pria itu sepertinya terkejut.

'celah.'

Buakk!

Menyadari pria itu berhenti sejenak, Arthur langsung menendang rahangnya dengan sangat kuat, membuat pria itu terjatuh pingsan seketika.

'dia cepat, apa dia juga seorang adapter?' pikirnya.

Arthur pun mengangkat badannya dan mengikat tubuhnya di sebuah kursi.

Setelah mengikatnya dengan erat, Arthur pun membuka tudung kepala dan maskernya memperlihatkan rambut merah terang yang kusut, sekaligus wajah seorang remaja berusia sekitar 18 tahun. Namun ada hal yang membuat Arthur terkejut dengan apa yang ia lihat.

Terlihat urat-urat di wajah remaja itu sudah menghitam seperti terinfeksi virus black blood, namun kulitnya tetap bersih seperti manusia normal, ia juga tak kehilangan kontrol tubuhnya.

'setengah zombie,' batinnya melihat remaja berambut merah itu.

Kejadian yang banyak muncul di masa depan, dimana ada orang-orang beruntung yang masih bisa bertahan dan mempertahankan pikirannya setelah terinfeksi virus black blood saat belum menjadi adapter. Dia akan memperoleh kekuatan yang sama seperti zombie, namun dengan pikiran sehat manusia.

Itulah alasan mengapa kecepatan remaja ini jauh melampaui manusia biasa.

"Hm? Sepertinya aku pernah mendengar tentang remaja ini."

Setelah dilihat-lihat, ia sepertinya pernah mendengar pria setengah zombie dengan rambut merah di kehidupan sebelumnya. Beberapa saat Arthur memikirkannya, akhirnya dia ingat.

Seorang pria yang cukup terkenal dengan identitasnya sebagai setengah zombie, rambut merah, dan pupil ganda atau polycoria karena kelainan genetik.

Ia adalah seorang yang sangat kuat di masa lalu, hingga menyandang nama Red Death di dadanya, dan menjadi jendral kedua dari salah satu apostle. Dia dibunuh oleh salah satu anggota kelompok Arthur di masa lalu.

Meskipun Arthur sendiri tak pernah melawannya, namun berdasarkan cerita dari temannya, kalimat yang tepat untuk menggambarkan Red Death adalah 'Baj*ngan psikopat gila'.

Namun berdasarkan cerita dari temannya, Red Death memiliki luka bakar yang sangat besar di mukanya, hampir setengah mukanya terdapat luka bakar, yang menjadikannya terlihat menakutkan. Namun saat ini wajahnya terlihat seperti seorang anak manja biasa yang tak tahu bagaimana cara bertarung,

Terlihat sangat polos!

'tapi apa dia benar-benar red death? Jika iya, apa aku bunuh saja dia disini?' batin Arthur, namun ia segera menyingkirkan pikiran itu.

Beberapa saat kemudian, remaja itu pun bangun, dan terkejut karena melihat dirinya sudah terikat.

"Baj*ngan! Lepaskan aku!" Teriaknya sambil mengutuk Arthur.

Arthur yang melihat remaja itu memiliki pupil ganda pun bertanya,

"Apa rambut merahmu itu juga karena kelainan genetik?"

"Ha!? Memangnya kenapa bajingan! Cepat lepaskan aku!"

Setelah mengetahui bahwa memang benar kalau dia adalah Red Death, Arthur pun memiliki sebuah rencana.

"Hei dengarkan aku, aku berniat menghancurkan kelompok yang ada di depan sana, aku lihat kau juga memiliki suatu dendam terhadap orang-orang itu."

Pemuda yang tadinya terus memberontak tiba-tiba terdiam, dan menatap Arthur dengan tatapan tajam.

"Aku tahu kau kuat, tapi kau tak akan bisa melawan kumpulan orang dengan senjata api, kekuatanmu akan percuma, kau hanya akan menyerahkan nyawamu secara sia-sia," ucap Arthur.

Mengepalkan tangannya dengan erat, kuku jarinya menusuk tangannya sendiri hingga berdarah, pemuda itu berteriak dan mulai meneteskan air mata dengan wajah penuh amarah,

"Kakakku ada di sana! Kakakku diculik, orang tuaku dibunuh oleh para hewan itu! Aku harus balas dendam! Tak peduli apapun bayarannya!"

...

Setelah tahu alasan remaja itu, dengan wajah penuh simpati, Arthur meneteskan air mata, dan berkata,

"Begitu ya ... Aku tahu perasaanmu."

"Tahu? Apa yang kau tahu ba*ingan! Jangan sok mengerti tentang perasaanku!" Teriak remaja itu marah.

"Aku bilang aku mengerti perasaanmu! Ibuku dipe*kosa tepat depanku dan ayahku. Setelah itu ibu dan ayahku dibunuh dengan sadis, karena itulah aku berniat menghapus semua makhluk seperti mereka, Kau juga sama kan!?"

Mendengar cerita Arthur, pemuda itu meneteskan air mata lebih deras sambil mengingat saat-saat terakhir momen dirinya bersama orang tuanya.

"Kau juga tahu rasa sakit itu kan ... Karena itu bantu aku menyingkirkan manusia-manusia busuk seperti mereka, pinjamkan kekuatanmu, aku juga akan membantumu mencari kakakmu jika kau bersedia," ucap Arthur sambil menawarkan bantuannya.

....

Pria itu diam sambil terus menangis, kali ini ia memperlihatkan ekspresi sedihnya, benar-benar terlihat menyedihkan.

"Aku akan menunggu jawabanmu di luar, jika kau sudah siap, keluarlah, jika dalam waktu satu jam kau belum keluar, aku anggap kau menolak, dan aku akan melakukannya sendirian."

Arthur pun keluar dari ruangan itu, menghapus air mata dan ekspresi sedih di wajahnya, digantikan dengan senyuman jahat yang memiliki maksud tertentu.

'remaja bau kencur dengan keadaan mental tak stabil sepertinya adalah target yang paling mudah untuk dipengaruhi.'

Beberapa menit berlalu, akhirnya pemuda itu keluar dengan tatapan yang tajam, sepertinya sudah menetapkan pilihannya.

"Aku akan membantumu, tapi aku belum mempercayaimu sepenuhnya. Kita anggap kerja sama ini sebagai sesuatu yang saling menguntungkan, jadi panggil saja Kai." ucapnya sambil memasang kembali masker dan tudungnya.

"Baiklah kalau begitu, senang bekerjasama denganmu Kai, aku Arthur."

"Lebih baik, kita mulai saat malam nanti, untuk saat ini mari kita susun rencananya terlebih dahulu," ucap Arthur.

Bersambung>>

Episodes
1 Bab 1 : Bad Ending
2 Bab 2 : Takdir Busuk
3 Bab 3 : Bencana Dimulai
4 Bab 4 : Adapter Tahap Pertama
5 Bab 5 : Zombie Spesial
6 Bab 6 : Kenyataan Pahit
7 Bab 7 : Blood Night Cat
8 Bab 8 : Melanjutkan Perjalanan
9 Bab 9 : Bersikap Baik Bagi Yang Pantas
10 Bab 10 : Tanggung Jawab
11 Bab 11 : Red Death
12 Bab 12 : Pembantaian Sepihak
13 Bab 13 : Pusat Perbelanjaan
14 Bab 14 : Titik Jatuh Umat Manusia
15 Bab 15 : Darah Setengah Zombie
16 Bab 16 : Membuat Markas
17 Bab 17 : Tutorial Selesai
18 Bab 18 : Don't Judge A Book By its Cover
19 Bab 19 : The King's
20 Bab 20 : Diburu?
21 Bab 21 : Poisonous Brown Spider
22 Bab 22 : Terlalu Kuat?
23 Bab 23 : Tak Sadarkan Diri
24 Bab 24 : Evolusi Kai
25 Bab 25 : Bukan Manusia Sempurna
26 Bab 26 : Kesepakatan
27 Bab 27 : Mengambil Alih Red Dragon
28 Bab 28 : Tiba Di Pantai
29 Bab 29 : Giant Steel Crab
30 Bab 30 : Pertahanan Tak Tertembus
31 Bab 31 : Menembus Tahap Kedua
32 Bab 32 : Kemampuan Evan
33 Bab 33 : Sesama Setengah Zombie
34 Bab 34 : You Are Mine
35 Bab 35 : Mountain Cloud
36 Bab 36 : Nathaniel Carter
37 Bab 37 : Mengulik Informasi
38 Bab 38 : Tamu Tak Terduga
39 Bab 39 : Merekrut Dewa Perang
40 Bab 40 : Melatih Anggota Baru
41 Bab 41 : Menyebarkan Berita Palsu
42 Bab 42 : Rencana
43 Bab 43 : Dua Divisi
44 Bab 44 : Makhluk Aneh
45 Bab 45 : Shadow Hound
46 Bab 46 : Insting Bertahan Hidup
47 Bab 47 : Permintaan Evan
48 Bab 48 : Membagi Tim
49 Bab 49 : Seorang Jenius
50 Bab 50 : Kedatangan Nats
51 Bab 51 : Berpisah
52 Bab 52 : Tempat Pelatihan
53 Bab 53 : Perjalanan Evan
54 Bab 54 : Pria Misterius
55 Bab 55 : Mencari Kebenaran
56 Bab 56 : Bimbang
57 Bab 57 : Tujuan Utama
58 Bab 58 : Perkembangan Black Order
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 : Bad Ending
2
Bab 2 : Takdir Busuk
3
Bab 3 : Bencana Dimulai
4
Bab 4 : Adapter Tahap Pertama
5
Bab 5 : Zombie Spesial
6
Bab 6 : Kenyataan Pahit
7
Bab 7 : Blood Night Cat
8
Bab 8 : Melanjutkan Perjalanan
9
Bab 9 : Bersikap Baik Bagi Yang Pantas
10
Bab 10 : Tanggung Jawab
11
Bab 11 : Red Death
12
Bab 12 : Pembantaian Sepihak
13
Bab 13 : Pusat Perbelanjaan
14
Bab 14 : Titik Jatuh Umat Manusia
15
Bab 15 : Darah Setengah Zombie
16
Bab 16 : Membuat Markas
17
Bab 17 : Tutorial Selesai
18
Bab 18 : Don't Judge A Book By its Cover
19
Bab 19 : The King's
20
Bab 20 : Diburu?
21
Bab 21 : Poisonous Brown Spider
22
Bab 22 : Terlalu Kuat?
23
Bab 23 : Tak Sadarkan Diri
24
Bab 24 : Evolusi Kai
25
Bab 25 : Bukan Manusia Sempurna
26
Bab 26 : Kesepakatan
27
Bab 27 : Mengambil Alih Red Dragon
28
Bab 28 : Tiba Di Pantai
29
Bab 29 : Giant Steel Crab
30
Bab 30 : Pertahanan Tak Tertembus
31
Bab 31 : Menembus Tahap Kedua
32
Bab 32 : Kemampuan Evan
33
Bab 33 : Sesama Setengah Zombie
34
Bab 34 : You Are Mine
35
Bab 35 : Mountain Cloud
36
Bab 36 : Nathaniel Carter
37
Bab 37 : Mengulik Informasi
38
Bab 38 : Tamu Tak Terduga
39
Bab 39 : Merekrut Dewa Perang
40
Bab 40 : Melatih Anggota Baru
41
Bab 41 : Menyebarkan Berita Palsu
42
Bab 42 : Rencana
43
Bab 43 : Dua Divisi
44
Bab 44 : Makhluk Aneh
45
Bab 45 : Shadow Hound
46
Bab 46 : Insting Bertahan Hidup
47
Bab 47 : Permintaan Evan
48
Bab 48 : Membagi Tim
49
Bab 49 : Seorang Jenius
50
Bab 50 : Kedatangan Nats
51
Bab 51 : Berpisah
52
Bab 52 : Tempat Pelatihan
53
Bab 53 : Perjalanan Evan
54
Bab 54 : Pria Misterius
55
Bab 55 : Mencari Kebenaran
56
Bab 56 : Bimbang
57
Bab 57 : Tujuan Utama
58
Bab 58 : Perkembangan Black Order

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!