Bab 9 : Bersikap Baik Bagi Yang Pantas

"Minggir, aku tak mau berurusan dengan orang naif seperti kalian. Jika ada yang menghalangi, bersiaplah untuk berlumuran darah," ucap Arthur sambil mengerahkan hawa membunuh yang membuat bulu kuduk merinding, bahkan Evan baru pertama kali merasakan hal ini.

Hawa membunuh tersebut membuat para anggota White union secara naluri minggir membuka jalan untuk Arthur bahkan jika mereka tak ingin melakukannya.

Arthur dan Evan pun melanjutkan pergi ke depan, setelah jarak antara mereka berdua dengan White union sudah cukup jauh, Evan pun bertanya pada Arthur,

"Kamu ngga berlebihan bicara seperti itu?"

"Maksudmu?"

"Dengan orang dari white union tadi..."

"Tentu tidak, karena memang itu kenyataanya. Bahkan aku masih mencoba untuk lembut."

Mendengar ucapan Arthur, membuat alisnya terangkat.

"Halus?"

"Ya, aku tadi mau berkata kalau apa yang mereka lakukan tak berbeda dengan membuat sebuah peternakan. Hanya diberi makan agar tak sampai mati, karena jika kelompok tersebut menghilang, mereka semua akan mati begitu saja karena tak ada yang memberi makan."

"Eeh, aku benar-benar tak mengerti jalan pikiranmu. Di mataku mereka tetap bisa dibilang menolong, meskipun mereka terlihat menderita."

"Hahh, menurutmu apakah aku menyelamatkanmu?" Ucap Arthur secara tiba-tiba.

"Eh, tentu saja kau menyelamatkanku. Jika kau tak mengajakku untuk pergi ke lantai 2 waktu di villa mungkin aku sudah mati," jawab Evan.

"Lalu apakah kau menderita karena masih hidup sampai sekarang."

"M-mungkin tidak?"

"Lalu apa yang membuatmu tak menderita padahal dunia sudah kacau seperti ini?"

"Emmm, itu ..."

"Itu karena kau masih makan 3 kali sehari. Meskipun tak seenak kehidupan sebelum terjadi apocalypse, kau tak pernah merasakan kelaparan maupun kehausan.

Kau juga tetap bisa hidup dan mencari makan sendiri meskipun aku meninggalkanmu. Karena aku sudah memberimu sayap untuk terbang sendiri di dunia ini.

Itulah arti menyelamatkan. Bukan memberi makan hanya sekedar untuk mempertahankan hidup mereka, tapi memberi makan untuk membuat mereka bisa hidup sendiri setelah kita menolongnya.

Aku menyelamatkanmu juga karena aku percaya diri bisa membantu, tidak seperti para orang naif itu yang bahkan tak tahu betapa sulitnya menyelamatkan orang dan hanya berfikir menyelamatkan itu hanya sekedar membuatnya tetap hidup."

"...."

Evan yang mendengar penjelasan panjang dari Arthur hanya bisa melongo, tak mengira temannya itu memiliki pemikiran seperti itu.

"Hahh, kau membuatku terlihat seperti orang yang banyak bicara."

"Aha, maaf-maaf. Aku akan berfikir lagi lain kali, agar kau tak perlu menjelaskan panjang lebar seperti itu."

Tak berasa, perjalanan mereka ternyata sudah sampai di sebuah base camp yang ada di tengah jalan dan bangunan sekitar. Tentu mereka di hadang oleh beberapa orang yang menjadi penjaga.

"Dari kelompok mana kalian."

"Kami tak memiliki kelompok."

"Jadi kalian free Walker?"

"Free Walker?"

"Ya, itu sebutan yang kami buat untuk orang-orang yang berkelana tanpa memiliki kelompok. Selamat datang di basecamp kelompok kami, The Jack. Kalian bisa menetap disini jika kalian mau, tapi kami tak akan memberikan kalian tempat, dan kalian harus mencari sendiri jika memang mau. Begitu juga makanan."

"Ya, aku tak masalah."

Arthur dan Evan pun masuk ke dalam basecamp mereka dan melihat suasana di sini jauh lebih hidup, semua orang di sini memiliki senjatanya masing-masing bahkan armor juga ada meskipun hanya terbuat dari kulit.

"Yo, pendatang muda. Apakah kalian mau melihat-lihat barang yang orang tua ini jual?"

Tiba-tiba mereka di hampiri oleh seorang pria tua namun masih terlihat sehat menawari mereka barang-barang miliknya yang ada di dalam sebuah koper.

Pria tua itu kemudian membuka isi kopernya, dan terlihat berbagai barang, dimulai dari senjata, pakaian, bahkan benda seperti sabun dan handuk.

Tentu yang menjadi daya tarik bagi Arthur adalah senjata yang dia bawa, orang ta itu membawa 4 buah pedang katana, dengan warna dan corak yang berbeda-beda.

"Tunjukkan keempat katana itu."

"Oho, kau memiliki mata yang bagus, aku memiliki 4 katana yang memiliki kualitas bagus, masing-masing adalah katana buatan dari penempa handal, kau bisa memeriksanya sendiri jika tak percaya."

Arthur pun mengecek salah satu katana, dan sesuai dengan apa yang pak tua ini katakan, pedang ini memang memiliki kualitas yang cukup bagus, tentu jauh lebih baik dibanding golok.

"Darimana kau mendapatkan katana ini?"

"Aku dulunya adalah seorang kolektor senjata, aku memiliki sangat banyak senjata berkualitas tinggi, tapi aku sudah menjual semuanya ke berbagai pemimpin kelompok dan hanya tersisa empat katana itu."

"Baiklah, tapi media pembayarannya melewati apa?"

"Tentu saja makanan, tak ada yang lebih berharga dari pada makanan di sini. Kau juga harus menyerahkan senjata yang saat ini kau bawa agar bisa aku jual lagi. Itung-itung tukar tambah."

"Aku akan mengambil dua katana, dan aku memiliki makan kaleng dan roti, kau mau apa?"

"Untuk satu katana aku jual dengan 5 roti, dan jika makanan kaleng cukup 4."

Arthur pun membuka tas miliknya, dan mengeluarkan 5 roti, sedangkan 4 kaleng lainnya dari Evan. Tak lupa mereka juga menyerahkan golok mereka. Namun begitu Arthur cukup puas dengan pertukaran ini.

Arthur pun memutuskan untuk duduk sejenak di depan sebuah bangunan di sana, untuk beristirahat. Namun beberapa saat kemudian ia di hampiri lagi oleh seseorang, dan kali ini adalah seorang gadis berumur sekitar 11 tahun, gadis tersebut memiliki rambut hitam lusuh dengan tubuh kurus serta baju yang kotor.

"Permisi paman," ucap gadis tersebut.

"Hm? Gadis kecil? Dimana ayahmu? Kembalilah, dan jangan sembarangan mengajak orang berbicara."

"A-aku tak punya ayah, aku hanya memiliki ibu."

"Kalau begitu kembalilah."

"Ibuku sedang sakit keras."

Arthur hanya memandangnya dengan tatapan dingin membuat gadis tersebut menjadi tertekan dan hampir menangis. Namun sesaat kemudian Evan dengan senyuman hangat bertanya pada gadis tersebut.

"Kamu kemari pasti ingin mengatakan sesuatu bukan? Apa yang kamu mau?" Ucap Evan dengan lembut sambil tersenyum.

"Aku tadi melihat paman membeli senjata itu dengan membayar makanan,"

"Ya, lalu apa yang kau mau?" Ucap Arthur masih dengan tatapan dingin.

"A-aku ingin menjual biji-bijian ini, apakah paman mau membelinya juga?" Ucap gadis tersebut sambil menunduk kebawah, takut akan wajah Arthur.

Arthur melihat biji-bijian yang ada ditangan gadis tersebut, yang merupakan biji dari buah apel, yang sama sekali tak berguna. Evan yang melihat hal tersebut pun takut Arthur akan mengatakan hal yang buruk pada anak sekecil itu dan berniat mengatakan sesuatu,

"Ah, ka-"

"Baiklah, kau mau jual dengan berapa roti?"

Secara tak diduga Arthur mengiyakan permintaan gadis tersebut dan tak mengatakan hal yang buruk sama sekali bahkan jika yang dia jual hanya biji apel.

"Eh? B-benarkah paman?"

"Ya, berapa roti untuk biji ini?"

Gadis itu terdiam sejenak, terlihat sedikit malu.

"Katakan saja, tak perlu malu."

"D-dua, apa boleh saya meminta dua roti?" Ucapnya sambil mengangkat dua jarinya.

"Dua?"

"Eh, kalau tak bisa, satu saja tidak masalah kok paman," ucap gadis tersebut panik.

"Dua untuk siapa saja?"

"Satu untuk aku dan satu lagi untuk ibuku."

"Dimana ibumu?" Tanya Arthur.

"Di dalam sana," ucapnya sambil menunjuk ke arah suatu bangunan yang sebelumnya merupakan sebuah kantor.

"Aku akan memberimu dua roti untuk biji ini jika kau mengantarku ke tempat ibumu berada."

"Eh? Benarkah paman?"

"Ya, apa kau mau?"

"Emm."

Arthur pun berdiri, menuju ke bangunan yang di tunjuk oleh Gadis itu. Didalam, terlihat banyak orang yang berteduh di sana, sepertinya bukan bagian dari kelompok ini dan hanya menetap untuk mengamankan diri.

Kemudian gadis itu pun mengantar Arthur ke sesosok wanita yang berumur sekitar 30 tahunan sedang berbaring dengan wajah se pucat kertas.

"Maaf paman, ibu sedang sakit," ucap gadis tersebut.

"Em, tak masalah. Ini dua roti untukmu," ucap Arthur sambil menyerahkan dua bungkus roti kepada anak tersebut.

Setelah Arthur memberikan roti tersebut, dengan hati-hati gadis tersebut berbisik di telinga ibunya.

"Ibu, aku punya roti untuk ibu. Ibu makan ya, biar cepat sembuh."

Mendengar hal tersebut membuat hati Arthur yang dingin sedikit menghangat, kasih sayang gadis tersebut pada ibunya membuatnya membuatnya merasa iri entah mengapa.

Bahkan Evan terlihat sudah berkaca-kaca di belakang Arthur sambil berpura-pura mengalihkan pandangannya.

'Perasaan ini ... sudah lama tak aku tak merasakannya. Jika aku memiliki ibu, apa aku juga akan melakukan hal yang sama di dunia yang gila ini?'

Bersambung>>

Episodes
1 Bab 1 : Bad Ending
2 Bab 2 : Takdir Busuk
3 Bab 3 : Bencana Dimulai
4 Bab 4 : Adapter Tahap Pertama
5 Bab 5 : Zombie Spesial
6 Bab 6 : Kenyataan Pahit
7 Bab 7 : Blood Night Cat
8 Bab 8 : Melanjutkan Perjalanan
9 Bab 9 : Bersikap Baik Bagi Yang Pantas
10 Bab 10 : Tanggung Jawab
11 Bab 11 : Red Death
12 Bab 12 : Pembantaian Sepihak
13 Bab 13 : Pusat Perbelanjaan
14 Bab 14 : Titik Jatuh Umat Manusia
15 Bab 15 : Darah Setengah Zombie
16 Bab 16 : Membuat Markas
17 Bab 17 : Tutorial Selesai
18 Bab 18 : Don't Judge A Book By its Cover
19 Bab 19 : The King's
20 Bab 20 : Diburu?
21 Bab 21 : Poisonous Brown Spider
22 Bab 22 : Terlalu Kuat?
23 Bab 23 : Tak Sadarkan Diri
24 Bab 24 : Evolusi Kai
25 Bab 25 : Bukan Manusia Sempurna
26 Bab 26 : Kesepakatan
27 Bab 27 : Mengambil Alih Red Dragon
28 Bab 28 : Tiba Di Pantai
29 Bab 29 : Giant Steel Crab
30 Bab 30 : Pertahanan Tak Tertembus
31 Bab 31 : Menembus Tahap Kedua
32 Bab 32 : Kemampuan Evan
33 Bab 33 : Sesama Setengah Zombie
34 Bab 34 : You Are Mine
35 Bab 35 : Mountain Cloud
36 Bab 36 : Nathaniel Carter
37 Bab 37 : Mengulik Informasi
38 Bab 38 : Tamu Tak Terduga
39 Bab 39 : Merekrut Dewa Perang
40 Bab 40 : Melatih Anggota Baru
41 Bab 41 : Menyebarkan Berita Palsu
42 Bab 42 : Rencana
43 Bab 43 : Dua Divisi
44 Bab 44 : Makhluk Aneh
45 Bab 45 : Shadow Hound
46 Bab 46 : Insting Bertahan Hidup
47 Bab 47 : Permintaan Evan
48 Bab 48 : Membagi Tim
49 Bab 49 : Seorang Jenius
50 Bab 50 : Kedatangan Nats
51 Bab 51 : Berpisah
52 Bab 52 : Tempat Pelatihan
53 Bab 53 : Perjalanan Evan
54 Bab 54 : Pria Misterius
55 Bab 55 : Mencari Kebenaran
56 Bab 56 : Bimbang
57 Bab 57 : Tujuan Utama
58 Bab 58 : Perkembangan Black Order
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 : Bad Ending
2
Bab 2 : Takdir Busuk
3
Bab 3 : Bencana Dimulai
4
Bab 4 : Adapter Tahap Pertama
5
Bab 5 : Zombie Spesial
6
Bab 6 : Kenyataan Pahit
7
Bab 7 : Blood Night Cat
8
Bab 8 : Melanjutkan Perjalanan
9
Bab 9 : Bersikap Baik Bagi Yang Pantas
10
Bab 10 : Tanggung Jawab
11
Bab 11 : Red Death
12
Bab 12 : Pembantaian Sepihak
13
Bab 13 : Pusat Perbelanjaan
14
Bab 14 : Titik Jatuh Umat Manusia
15
Bab 15 : Darah Setengah Zombie
16
Bab 16 : Membuat Markas
17
Bab 17 : Tutorial Selesai
18
Bab 18 : Don't Judge A Book By its Cover
19
Bab 19 : The King's
20
Bab 20 : Diburu?
21
Bab 21 : Poisonous Brown Spider
22
Bab 22 : Terlalu Kuat?
23
Bab 23 : Tak Sadarkan Diri
24
Bab 24 : Evolusi Kai
25
Bab 25 : Bukan Manusia Sempurna
26
Bab 26 : Kesepakatan
27
Bab 27 : Mengambil Alih Red Dragon
28
Bab 28 : Tiba Di Pantai
29
Bab 29 : Giant Steel Crab
30
Bab 30 : Pertahanan Tak Tertembus
31
Bab 31 : Menembus Tahap Kedua
32
Bab 32 : Kemampuan Evan
33
Bab 33 : Sesama Setengah Zombie
34
Bab 34 : You Are Mine
35
Bab 35 : Mountain Cloud
36
Bab 36 : Nathaniel Carter
37
Bab 37 : Mengulik Informasi
38
Bab 38 : Tamu Tak Terduga
39
Bab 39 : Merekrut Dewa Perang
40
Bab 40 : Melatih Anggota Baru
41
Bab 41 : Menyebarkan Berita Palsu
42
Bab 42 : Rencana
43
Bab 43 : Dua Divisi
44
Bab 44 : Makhluk Aneh
45
Bab 45 : Shadow Hound
46
Bab 46 : Insting Bertahan Hidup
47
Bab 47 : Permintaan Evan
48
Bab 48 : Membagi Tim
49
Bab 49 : Seorang Jenius
50
Bab 50 : Kedatangan Nats
51
Bab 51 : Berpisah
52
Bab 52 : Tempat Pelatihan
53
Bab 53 : Perjalanan Evan
54
Bab 54 : Pria Misterius
55
Bab 55 : Mencari Kebenaran
56
Bab 56 : Bimbang
57
Bab 57 : Tujuan Utama
58
Bab 58 : Perkembangan Black Order

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!