4. Kembali

Seminggu kemudian, Gia sudah diijinkan pulang. Tetapi masalahnya, dia belum punya tempat tinggal dan kondisinya sekarang yang tidak bisa berjalan membuatnya semakin sulit untuk mencari rumah kontrakan.

Gia tidak akan kembali ke rumah ibunya, tepatnya ke rumah peninggalan ayahnya. Dia sudah teramat marah kepada mereka. Selama beberapa hari ini pun tidak ada yang meneleponnya untuk sekedar menanyakan bagaimana kabarnya setelah mereka usir jadi sekalian saja Gia menutup akses komunikasi dengan mereka dan tidak ingin berhubungan dengan mereka lagi.

"Kamu tinggal dimana Gia? Aku akan mengantarmu pulang," tanya Tante Dira. Gia tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana ini.

"Apa kamu tidak punya keluarga?" tanya Tante Dira lagi. Hampir setiap hari Tante Dira mengunjungi Gia di rumah sakit tetapi tidak membuatnya mengetahu lebih banyak soal gadis ini karena Gia tidak banyak bicara.

Kembali Gia tidak bisa menjawab. Tante Dira yang melihat kebingungan di wajah Gia pun tidak bertanya lagi lalu dia berinisiatif untuk membawanya pulang ke rumah lamanya yang sekarang kosong tidak ditempati.

"Tante tahu kamu tidak punya tempat tinggal, jadi tinggallah di sini untuk sementara. Dulu aku tinggal di sini bersama ibuku," ujar Tante Dira setelah mereka sampai.

"Terima kasih Tante, Tante sangat baik kepadaku," ucap Gia terharu. Gia masuk ke dalam rumah dibantu seorang perawat yang sengaja disewa Dira untuk merawat Gia dan seorang pembantu yang biasa mengurus rumah ini.

"Tante, apa boleh aku meminta sesuatu?"

"Kamu ingin minta apa Gia? Katakan saja!"

"Aku ingin anak Tante tidak usah menemuiku. Kalau dia sedang sibuk biarkan saja. Aku sudah memaafkannya tanpa dia bertemu denganku."

"Kenapa? Dia harus melakukannya! Semua orang harus meminta maaf ketika dia melakukan kesalahan apalagi sampai menyakiti orang lain."

"Tapi aku sungguh tidak apa-apa. Yang Tante lakukan kepadaku sudah lebih dari cukup untuk menebus kesalahan anak Tante." Gia seperti sangat memohon agar anak Tante Dira itu tidak datang menemuinya. Yang terjadi pada wajahnya membuatnya mengalami krisis percaya diri yang sangat parah. Ketika ada orang menatapnya saja dia langsung menyembunyikan wajahnya apalagi jik dia harus bertemu orang baru.

Dira menatap gadis muda di depannya itu dengan pikiran menerka-nerka. Ada sesuatu di balik gadis muda ini hingga terlihat begitu takut bertemu orang. "Kita bicarakan ini nanti. Sekarang sebaiknya kamu istirahat."

...* * *...

Satu tahun kemudian ...

Gia melamar pekerjaan di perusahaan Be Beauty, perusahaan dimana dulu bekerja. Selama setahun ini dia terus mengikuti perkembangan perusahaan itu melalui sosial media. Selain itu Gia juga masih berhubungan baik dengan Pak Yonas karena dari awal memang Pak Yonas ingin mempertahankan Gia. Dari Pak Yonas pula Gia mengetahui jika Be Beauty sedang membuka lowongan pekerjaan. Laki-laki itu mengatakan Gia bisa langsung diterima jika dia berminat.

Tidak peduli jika hanya sebagai staf biasa, asal bisa masuk ke perusahaan itu lagi sudah cukup bagi Gia. Lagi pula saat ini sulit sekali mencari pekerjaan. Selama kinerjanya bagus pasti dia akan cepat mendapatkan promosi dan naik jabatan seperti sebelumnya, pikirnya.

Kenapa Gia memilih kembali ke perusahaan itu? Karena Gia ingin membersihkan namanya. Sebelum dia diberhentikan, orang-orang begitu buruk berbicara tentang dirinya. Apalagi soal santet, itu jelas tidak benar. Wajahnya rusak bukan karena santet tetapi karena ulah Erika. Erika? Gia tidak pernah tahu lagi kabar mengenai mantan sahabatnya itu selain Pak Yonas yang sekilas mengatakan jika sekarang Erika menjabat sebagai direktur pemasaran.

Masuk ke dalam ruangan personalia Gia disambut dengan senyuman hangat oleh Pak Yonas. "Senang melihatmu kembali Gia. Tidak masalah 'kan jika kamu harus mulai dari awal lagi?"

"Terima kasih Pak Yonas. Bisa kembali ke perusahaan ini saja sudah cukup bagiku."

"Kamu bisa mulai kerja hari ini. Aku akan mengantarmu ke bagian pemasaran. Tetap saja aku harus memperkenalkan kamu sebagai pegawai baru kepada mereka," ucap Pak Yonas pada akhirnya. Lalu kedua orang ini pun pergi ke lantai tiga, bagian khusus divisi pemasaran.

Beberapa saat kemudian Pak Yonas dan Gia sampai di ruangan yang cukup luas dipenuhi meja yang saling berhadapan dan layar komputer di masing-masing mejanya. Gia menatap ruangan itu. Semuanya masih sama bahkan orang-orangnya juga masih sama. Pegawai yang mengundurkan diri adalah yang menggantikannya dulu. Sehingga saat ini bisa dibilang Gia mengisi posisinya dulu.

Tidak ada yang memperhatikan kedatangan dua orang ini karena semuanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Mohon perhatian semuanya, dia karyawan baru yang akan menggantikan karyawan sebelumnya yang mengundurkan diri." Semua orang menghentikan pekerjaannya lalu menoleh ke arah Pak Yonas. "Namanya Gianni Larasati. Sebenarnya aku tidak perlu memperkenalkan dia, kalian semua pasti sudah kenal. Ini formalitas saja," ucap Pak Yonas dengan nada bercanda.

Hampir semua orang menunjukkan ekspresi terbengong-bengong mereka melihat perempuan yang dibawa Pak Yonas.

"Silahkan bergabung dengan tim mu Gia. Nanti direkturmu yang akan menjelaskan tugasmu secara langsung. Sekarang dia sedang ada urusan di luar," ucap Pak Yonas, "itu mejamu," menunjuk sebuah meja kosong diantara meja-meja di ruangan itu.

"Terima kasih Pak," ucap Gia. Pak Yonas membalas dengan anggukkan kepala lalu laki-laki itu kembali ke ruangannya sendiri. Gia pun berjalan menuju meja yang telah ditunjuk.

Hampir semua mata menatap ke arah Gia. Jika dulu mereka menatapnya dengan tatapan jijik, sekarang kebalikannya. Orang-orang ini menatap Gia terkesima akan kecantikannya yang sudah kembali seperti semula bahkan lebih cantik dari sebelumnya. Koreng di wajahnya sudah hilang total berubah menjadi kulit mulus layaknya orang yang melakukan perawatan sampai puluhan juta.

"Gia? Apa benar ini kamu?"

"Benarkah? Apa aku tidak salah lihat?"

"Kok bisa cantik begini?"

"Kamu sudah sembuh? Wow, kamu terlihat sangat cantik." Hampir semua orang berkumpul mengerubungi Gia. Beberapa dari mereka bahkan ada yang meminta maaf karena dulu telah bersikap jahat kepadanya. Tetapi Gia hanya membalas semua itu dengan senyuman karena Gia tahu orang-orang ini hanya bersikap ramah di depannya dan akan kembali menggunjingnya di belakang.

"Sudah, sudah, kembali ke meja kalian masing-masing. Nanti kalau si penjilat itu melihat kalian menggerombol seperti ini pasti dimarahi!" seru Diana yang duduk tepat bersebelahan dengan Gia. Semua orang pun kembali ke meja masing-masing karena yang dikatakan Diana memang benar. Direktur pemasaran yang sekarang sangat galak dan tidak berperikemanusiaan.

"Gia, ini benar kamu? Wajahmu sudah sembuh?" tanya Diana ketika orang-orang itu sudah kembali ke meja masing-masing.

"Ya, aku sudah sembuh dan aku tidak terkena santet!" tukas Gia.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kok kembali ke perusahaan itu jd anak buah erika pula

2024-07-22

0

🌺Zaura🌺

🌺Zaura🌺

Jarang-jarang ada pelaku yang baik hati kaya tante itu... Kecelakaan membawa berkah.

2024-06-24

0

Morna Simanungkalit

Morna Simanungkalit

Tenang ya Gia jangan gegabah untuk balas dedam tunggu mereka sadar dan tetaplah berbuat baik pada mereka.

2024-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!