Damian Galau

Entah berapa lama Shaera menangis dalam pelukan Eren hingga akhirnya berhenti dengan sedikit sesenggukan. Eren tidak memperdulikan bajunya yang basah dengan air mata Shaera selama istrinya bisa mengeluarkan semua emosinya. Di balik wajah tegar dan kuat Shaera, tetap saja ada sensitifitas yang dimiliki khas kaum hawa.

"Sudah enakan ?" tanya Eren lembut.

Shaera mengangguk. "Lumayan ..." bisiknya.

Eren mengangkat wajah Shaera yang berantakan dengan pipi basah, mata bengkak dan hidung memerah macam tomat. "Istriku cantiknya hilang ..." goda Eren membuat gadis itu cemberut.

Eren mencium bibir Shaera. "Kamu itu kuat Sher... Aku tahu ... "

"Kamu hanya menghibur aku, Eren ..."

Eren menggelengkan kepalanya. "Bagaimana bisa aku hanya menghibur kamu kalau ingat bagaimana kamu dengan Badassnya menembak dari atas kuda meskipun kamu tidak tahu kena atau tidak... Padahal kamu masih dalam kondisi habis terkena tabrakan."

"Itu adrenalin, Eren..."

"Tapi kamu memiliki mentalitas yang kuat, Sher. Tidak semua wanita bisa seperti itu... Dan mungkin aku sudah jatuh cinta padamu sejak itu. Dengar Sher, aku tahu kita berdua frustasi belum bisa bersama tapi percayalah... Kita akan segera tinggal bersama. Memang proses untuk itu, harus menemui jalan terjal, polisi tidur, lubang jebakan kelinci ..."

"Kok kamu ikutan Keanu ngomongnya?" potong Shaera sambil mengelap hidungnya dengan handuk yang tersedia disana.

"Ketularan... Anyway ... Jika kita bersabar dan dibawa dalam doa, insyallah kita akan mendapatkan buah dari kesabaran kita ..." senyum Eren. "Eh aku ingin berenang ... Boleh ?"

"Jam tiga sore ini?" tanya Shaera bingung.

"Yes." Eren melepaskan baju, celana resmi dan sepatunya, hingga hanya mengenakan celana Hawai disana. Shaera sedikit menahan nafas melihat tubuh suaminya yang kekar itu.

"Berenang dulu sayang ..." Eren mencium bibir Shaera sebelum menuju laut.

Shaera harus menepuk-nepuk dadanya karena dirinya deg-degan melihat tubuh suaminya. Ya Allah, memang beda ya lihat badan saudara dan suami. Lihat badan suami lebih dahsyat efeknya ...

Yang bikin Shaera deg-degan.

***

Eren dan Shaera kembali setelah menikmati acara jalan-jalan di pantai bahkan Emir Oman itu hanya memakai handuk besar untuk menutupi tubuhnya sementara pakaiannya dia bawa. Shaera tampak berseri-seri sambil asyik mengobrol bersama suaminya sepanjang perjalanan pulang ke istana. Tentu saja pemandangan itu tidak lepas dari pengawasan Damian dari lantai dua istananya dan melihat putri bersama pria puhaannya, membuat hatinya terasa sesak.

Shaera dan Eren tampak bahagia bersama.

"Lihat apa mas ?" tanya Izzy yang berdiri di sebelahnya dan Damian merangkul pinggang istrinya.

"Sher ... Tampak bahagia bersama Eren ..." jawab Damian pelan.

Izzy mengusap punggung suaminya. "Apa sih yang kita inginkan dari anak-anak kita mas? Kebahagiaan mereka bukan ? Macam dulu mas diberikan kebebasan oleh Daddy untuk mencari kebahagiaan mas ... Sekarang giliran kita memberikan kebahagiaan pada anak-anak. Jika kebahagiaan Sher di Eren ... Janganlah kita merebutnya. Sher sudah mengalami banyak hal ... Apakah kamu tahu, Sher sebenarnya menutupi perasaan sebenarnya... Dia down , mas Dam... "

Damian menoleh ke Izzy. "Traumanya masih membekas ?"

Izzy mengangguk. "Sher bukan macam Nefa yang bisa cerita macam-macam ke Charlotte atau Radhi, Sher itu termasuk intorvert... Dia berusaha tetap kuat di luar tapi sebenarnya dia tidak sekuat itu ... Lihat ... Bagaimana Eren bisa membuat Sher tertawa dan matanya mulai berbinar hidup setelah hampir dua Minggu ini tampak layu ..."

Damian mencium pucuk kepala Izzy. "Aku takut kehilangan Sher, Izzy ... Aku sudah hampir kehilangan Sher sebelumnya..."

Izzy tersenyum dan mengelus dada Damian. "Wajar sebagai seorang ayah kamu merasakan itu, mas Dam. Memangnya aku tidak ... Tapi Dubai ke Muscat kan hanya satu jam perjalanan dengan pesawat... Tidak sejauh Dubai London macam Garvita ke Galena..."

Damian mempererat pelukannya ke Izzy. "Aku tidak salah memilih kamu sebagai istriku, Izzy... Selalu bisa membuatku lebih tenang ..."

"Itu namanya jodoh mas ... " Izzy menatap Damian. "Berikan restu pada Eren mas ... Reema pasti juga akan senang jika pada akhirnya kita bisa menjadi keluarga..."

"Jika Reema masih hidup, kamu tidak apa-apa kita berbeda?" Damian menatap Izzy bingung.

"Mas, kita sudah hidup bahagia lebih dari dua dekade, dan Reema pun juga bahagia dengan Kemal jadi bukan suatu hal yang harus dipikirkan. Lagipula aku yakin jika Reema masih hidup dan Sher menjadi menantunya, pasti akan disayang ..."

"Bagaimana kamu tahu ?"

"Karena Reema masih sayang sama kamu dan mungkin mengimplementasikan perasaannya pada Sher sebab Sher adalah putrimu..." jawab Izzy.

"Izzy, apa kamu yakin kamu bukan sarjana psikologi?" kekeh Damian.

"Aku hanya belajar berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi tapi kan Reema sudah tidak ada ... Mas, masing-masing baik Sher maupun Eren menyimpan trauma sendiri dan keduanya bisa saling menguatkan satu sama lain..." senyum Izzy.

Damian hanya memandang ke halaman belakang saat Eren mencium bibir Shaera sebelum masuk ke ruang ganti dekat kolam renang. Damian bisa merasakan rasa cinta satu sama lain antara Shaera dan Eren, yang benar-benar tulus dan serius seperti halnya dirinya dan Izzy.

Tetap saja aku masih tidak rela putriku dibawa pergi.

***

"Kok nggak ajak aku berenang ?" protes Syahreza, putra bungsu Damian yang sudah kuliah.

"Biarkan kakak kamu bersama suaminya dong, Reza... " senyum Raana. "Kan mereka lama tidak ketemu."

Syahreza menatap ke arah Eren dan Shaera yang ikut makan malam bersama dengan keluarga Blair. Malam ini memang di meja makan semua keluarga Blair baik dari New York dan Dubai berada dalam satu meja besar.

"Diana, katanya Rauf ... Acara di Doha nanti mau tujuh hari tujuh malam macam cerita 1001 malam. Benarkah?" tanya Alaric ke Emir Khalid dan tunangannya.

Diana melongo. "Tujuh hari tujuh malam?" Gadis Absurd itu menoleh ke arah tunangannya. "Mas Emir, kita itu mau nikah atau tahlilan sih?"

Sontak semua orang di meja terdiam mendengar ucapan Diana.

"Siapa yang meninggal?" tanya Duncan.

"Nggak kurang lama itu pestanya? Yakin betah?" timpal Nefa.

"Kapan elu unboxing nya ? Nunggu hampir sewindu lho !" lanjut Duncan.

Rauf pun memejamkan matanya karena tahu, pasti akan ramai urusannya jika keluarga Blair mulai keluar usilnya.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ

🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ

wkwkwk

2024-05-09

1

🥰

🥰

nah loh bang Rauf😅

2024-04-26

1

Abraham Alcander Putra Sandallo Tandungan

Abraham Alcander Putra Sandallo Tandungan

lha mas singa kusut ga ikut mengurai kekusutan di dubai ?...gen blair emang seusil opa edward ..

2024-04-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!