Aftermath

Eren, Shaera, Nefa dan Park Joon-seo melongo melihat sebuah peluru menembus dagu Qabil dan darah muncrat di wajah Kemal yang hanya menatap dingin. Sontak para pemberontak terkejut pemimpin mereka tewas di tangan Emir Al Sharif. Beberapa orang hendak membunuh Kemal tapi todongan di belakang mereka, membuat tidak berkutik.

"Letakan semua senjata kalian, jika tidak mau nyawa kalian melayang ..." ucap Damian dingin. Shaera bisa melihat para anggota keluarganya dan para tentara Oman sudah mengepung istana Reema yang berarti semua pemberontak berhasil diatasi.

Para pemberontak yang tersisa pun akhirnya menyerahkan diri dan Damian segera menghampiri Shaera. Keduanya saling berpelukan, begitu juga dengan Radhi yang menghampiri Nefa.

"Kamu kenapa Junjun ?" tanya Keanu ke agen FBI itu.

"Tersangka aku mati ..." jawab Park Joon-seo lemas.

Alexander menghampiri Kemal yang masih menatap mayat adiknya dengan wajah dingin.

"It's over, Kemal ..." bisik Alexander sambil memegang tangan Kemal yang masih menggenggam pistol.

"Sekian puluh tahun aku mencari pembunuh Reema dan Eren ... Akhirnya saat itu pun tiba ..." bisik Kemal.

"Dendam kamu sudah terbalas Kemal ... Waktunya menata lagi semua supaya kekacauan ini segera beres ..." ucap Ajmal yang juga bersyukur pembunuh sepupunya sudah tewas.

Malam itu, para Emir kembali ke istana Al Sharif sementara para tentara membereskan semua kekacauan di istana Reema. Sesuai dengan instruksi Kemal, mayat Qabil di kembalikan ke para istri-istrinya dan dimakamkan di sebuah kuburan tidak bernama. Sementara para mayat pemberontak, dikuburkan masal di dalam satu liang di tengah-tengah gurun pasir yang sudah digali oleh escavator dengan kedalaman sepuluh meter.

Semua orang memilih beristirahat di istana Al Sharif bahkan Nefa, Shaera dan Brinda, tidur hampir seharian karena fisik dan mental mereka sangatlah lelah.

***

Pedro Pascal dan Omar Zidane tiba dua hari kemudian usai acara Gegeran, melihat wajah lesu Park Joon-seo yang tidak bisa membawa Imron ke pengadilan di Amerika Serikat.

Dua chief FBI itu hanya menepuk pelan bahu juniornya karena tahu, semua diluar kemampuannya dengan kondisi chaos seperti itu. Omar dan Pedro memeluk para iparnya yang selamat dari baku tembak tanpa terluka apalagi mereka juga bersyukur Arsyanendra baik-baik saja. Bisa dibayangkan jika Arsya terluka, bagaimana ngereognya Sean Léopold saat tahu putra kesayangannya kenapa-kenapa.

"Kemal ..." panggil Pedro ke Emir Oman itu.

"Pedro Pascal. Sorry buronan kamu harus tewas di tangan Eren..." senyum Kemal tipis.

"Mau bagaimana lagi. Setidaknya aku tidak perlu menghadiri pengadilan yang melelahkan..." senyum Pedro.

"Bagaimana perasaan kamu sekarang? Sudah lega kan?" tanya Omar Zidane.

"Terlambat dua puluh tahun tapi lebih baik terlambat daripada aku benar-benar kehilangan Eren."

"Bagaimana Eren dan Shaera? Damian masih marah?" tanya Pedro sambil melihat Damian sedang mengobrol dengan Arsyanendra.

"Masih..." jawab Kemal. "Eren mencintai Sher tapi Damian belum memberikan restu..."

"Butuh waktu, Kemal ... Kejadiannya sangat cepat ..." ucap Pedro. "Aku dan Omar tahu, bagaimana rasanya punya anak perempuan..."

"Dan kamu menodongkan Glock ke Leo..." kekeh Omar.

"Salah siapa nekad !" balas Pedro.

Kemal tersenyum. "Bulan depan Diana jadi menikah dengan Rauf kan?"

"Insyaallah... Hanya saja aku tidak habis pikir, kenapa Rauf bisa tergila-gila dengan putriku itu. Aku saja, yang bapaknya, sudah terpusing-pusing ... " sungut Omar.

"At least pusing kamu pindah ke Rauf... Jika Diana resmi dengan Rauf maka akan menjadi tanggung jawab Rauf termasuk pusingmu, OZ..." kekeh Pedro.

"Exactly ..."

***

"Oom Dam masih marah sama Eren?" tanya Arsyanendra ke Damian.

"Marah dan kecewa saja, Sya. Kenapa saat itu Eren atau Sher tidak menghubungi Oom?" ucap Damian.

"Bisa jadi mereka juga ada rencana tersendiri... Eren ingin membalas dendam ke Qabil dan Sher membantunya..." ucap Arsyanendra. "Apalagi aku juga tahu Qabil punya banyak istri dan semuanya diambil dari gadis. Meskipun Sher bisa bertarung, dia kalah jumlah Oom dan Eren mengambil keputusan saat itu juga demi melindungi Sher. Bagaimana reaksi Tante Izzy dan Oom Hunter?"

"Izzy tidak terlalu emosional karena yang penting Sher selamat tanpa kekurangan apapun..." jawab Damian. "Hunter pun sama ..."

"Ambil positifnya saja Oom. Menantu Oom tidak jauh-jauh dari timur tengah. Daripada Avaro, Sabira di Saudi Arabia, Fesya dan Scott terpisah dari London dan Budapest..." senyum Arsyanendra.

"Kamu kok jadi sok bijak sekarang Sya?"

"Well ... Kalau begini gen mommy yang keluar tapi seringnya gen Daddy juga nongol ..." jawab Arsyanendra manyun.

Damian terbahak. "Apalagi kamu sudah punya anak perempuan ya Sya..."

"Iya Oom. Ampun deh Amira ... Perpaduan Biana, Rania, Galena, Diana dan Nyunyun... Pusing kepalaku !" keluh Arsyanendra mengingat putri bungsunya yang nauzubillah nakalnya.

Damian terbahak. "Kamu itu terlalu sayang dengan saudara perempuan kamu, jadi kebawa di Amira."

"Setidaknya macam Alisha atau Fesya yang agak kalem gitu... Ini nggak ! Ikut kok yang brutal !" omel Arsyanendra.

"Jangan salah, mommymu juga galak lho..." kekeh Damian.

"Ah iya ..." ucap Arsyanendra. "Aku berharapnya jodoh Amira adalah pria yang tabah dengan kelakuan bar-barnya ... "

"Macam Rauf, Leo, Chris, Alex dan Jon ?"

"Short of ..."

***

Eren memandang wajah cantik Shaera yang masih terlelap dari pinggir tempat tidurnya. Pria itu sangat khawatir dengan kondisi mental dan emosional istrinya, jadi tidak mau jauh-jauh.

Kelopak mata Shaera mulai bergerak saat merasakan ada seseorang yang memandanginya dan tak lama mata biru kehijauan itu pun terbuka. Shaera tersenyum saat tahu siapa yang berada di sebelahnya.

"Hai..." bisik Shaera.

"Hai... Kamu tidur lama sekali ..." ucap Eren pelan.

"Kata mbak Rania, mbak Lena dan mbak Fesya ... efek dari gedubrakan akan seperti ini..." senyum Shaera. "Ketiga kakak aku itu kan sudah pengalaman Gegeran ..."

Eren menggelengkan kepalanya. "Kalian memang wanita-wanita badass ..."

"Dimana Nefa dan Brinda?"

"Nefa sedang bersama agen Park ... Menghibur tepatnya karena buronnya tewas ... Brinda, tadi berjalan-jalan dengan Lee Yoo Joon di sekitar istana."

"Berarti aku sendirian yang masih di tempat tidur?" Shaera pun langsung terduduk.

"Daddymu bilang jangan diganggu karena kamu masih lelah ..." ucap Eren.

Shaera menatap Eren. "Eren... "

"Aku tahu, Sher ... Kamu pasti akan dibawa pulang Daddymu ke Dubai..." Eren memegang wajah Shaera dengan tangannya. "Aku pasti akan mendapatkan restu dari Paman Damian dan aku akan memboyong kamu ke Oman cepat atau lambat..."

"Daddy ku adalah orang yang paling keras kepala yang aku tahu..."

Eren tersenyum. "Aku juga jauh lebih keras kepala, Sher..."

Shaera memegang tangan Eren yang ada di pipinya. "Berjuanglah..."

"Aku akan selalu berjuang untukmu, Sher. Sampai kapanpun hingga maut memisahkan kita berdua ..." Eren mendekati wajah Shaera dan mencium bibir istrinya itu.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

🥰

🥰

semangat buat kalian berdua, berjuanglah☺️

2024-04-26

1

amilia amel

amilia amel

semangat ya Eren Shaera

2024-04-08

2

wonder mom

wonder mom

bnr jg kt arsya. liat dri sisi baiknya. junjun g udh ke pengadilan spt kt pedro. dami, menantu dekat. org yg dikenal pula. toch reema udh tewas puluhan taun sebelumnya. eren bukan reema.

2024-04-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!