Berduaan

Istana Al Azzam Blair Dubai UAE

Eren dan Shaera berjalan sambil bergandengan tangan di halaman belakang istana milik keluarga Blair Dubai. Halaman belakang yang bisa menuju pantai pribadi milik keluarga Blair itu, jaraknya cukup lumayan namun keduanya tampak santai saja. Shaera memilih memakai topi pantai lebar sementara Eren meminjam topi Nandara dan keduanya menuju pantai dengan kawalan di belakang.

"Mommy kamu sudah bisa menerima aku ... Tapi Daddymu masih setengah hati ..." ucap Eren sambil menoleh ke Shaera yang dari tadi menahan tawa. "Kamu kenapa ?"

Shaera pun tertawa terbahak-bahak.

"Sher ? Seriously... Kamu kenapa ?"

"Kamu ... Kayak anak sekolahan pakai topi begitu ..." gelak Shaera.

Eren menatap Shaera sebal. "Hanya ini yang diberikan Nefa ... What do you expect ?"

Dibilang Anak Kecil

Kesayangannya Mas Damian dan Eren

"Iya sih. Kayaknya Nefa sengaja ngerjain kamu ..." senyum Shaera.

"Saudaramu itu ya ..." Eren pun berjalan lagi bersama Shaera hingga ke gerbang menuju pantai pribadi dan penjaga disana pun membukakan pintu besar itu.

"Ini belum seberapa, Eren ... Banyak yang lebih parah dari Nefa."

***

Damian mencari putrinya dan Syahreza mengatakan jika kakaknya sedang berjalan-jalan bersama dengan Eren menuju pantai. Pria itu hampir menyusul Shaera namun Izzy melarangnya.

"Mas, biarkan mereka berbicara dulu berduaan... Jangan diganggu..." ucap Izzy.

"Tapi Rabbit Teeth ... "

"Mas Damian ... Please ?"

Damian hanya menghela nafas panjang. Sejujurnya dirinya merasa tidak ikhlas putrinya berjalan dengan Eren tapi saat Gafar membisikkan sesuatu ke dirinya, Damian merasa lega karena mereka tidak berduaan.

***

Eren dan Shaera berjalan-jalan di atas pasir putih tanpa ada gangguan dari siapapun karena pantai itu milik pribadi keluarga Al Azzam Blair. Keduanya saling berpandangan dan tersenyum seolah menikmati setiap waktu yang diberikan karena Eren harus kembali ke Oman besok.

"Aku tahu, kita akan lebih lama bisa bersama, Sher. Apalagi ayahmu belum seratus persen memberikan restunya ..."

"I know. Tapi setidaknya, memberikan kesempatan kamu bertemu dengan anggota keluarga aku itu langkah yang sedikit ada kemajuan..." jawab Shaera.

"Aku dengar Opa Direndra sempat kena serangan jantung?" Eren memeluk bahu Shaera.

"Ya... Dan aku merasa ini semua salahku..." ucap Shaera sambil memeluk Eren.

"No, sayang... Ini salahku. Aku yang tidak segera mengembalikan kamu ke keluargamu..." jawab Eren. "Apa Opamu sudah mendingan ?"

"Alhamdulillah... Kata Oom Ken sudah baikan..."

"Alhamdulillah..." Eren mencium kening Shaera. "Bersabarlah ya sayang..."

"Yeah ... Sekarang yang bisa kita lakukan adalah bersabar dan berdoa ..."

***

"Bagaimana rasanya kembali menjadi Emir Oman?" tanya Shaera saat mereka duduk di kursi pantai dibawah payung besar.

"Well, sedikit overwhelmed... Tugasku ternyata banyak Sher... Untung Abun sangat membantuku, begitu juga dengan para anggota keluarga Al Sharif yang memang tidak suka paman Qabil ... Mereka sudah menduga bahwa paman Qabil memiliki dendam pada Abun tapi tidak menyangka akan berbuat sangat jauh hingga membunuh mommyku ..." Eren menatap laut biru dari kursinya.

"Aku tidak begitu mengingat Tante Reema, Eren karena aku masih sangat kecil saat itu... Bayi malahan... Hanya saja dari cerita mommyku dan Tante Charlotte, Tante Reema itu cantik dan baik ... Meskipun aku juga mendengar dari beberapa pelayan senior, Daddy dan Tante Reema tidak terlalu baik hubungannya saat menikah dulu ..." ucap Shaera. ( Baca The Emir and Ordinary Girl ).

"Mungkin karena itu membuat ayahmu takut aku akan seperti mommyku ?" Eren menatap Shaera.

"Tapi kamu bukan Tante Reema, Eren. Kamu adalah Eren Al Sharif yang memiliki pribadi sendiri ..." Shaera menatap Eren lembut.

Eren menggenggam tangan Shaera. "Thank you, Sher..."

"You're very welcome..."

Keduanya pun tiduran di kursi pantai itu dan Eren melihat wajah damai Shaera saat tertidur di kursinya. Eren mengambil ponselnya dan mengabadikan wajah cantik istrinya. Eren tidak bosan-bosannya melihat wajah Shaera dan berharap segera bisa membawa istrinya tinggal bersamanya di Oman setelah mereka resmi menikah ... Lagi.

***

Hampir setengah jam Shaera tertidur di kursi pantai dan saat dia terbangun, melihat Eren juga berada di sebelahnya, dirinya merasa damai. Tidak ada rasa cemas atau bingung dirinya merasa sendirian. Shaera tahu sebenarnya dia mengalami PTSD ( Post Trauma Stress Disorder ) apalagi setelah tahu dirinya adalah satu-satunya yang selamat dalam kecelakaan itu dan dirinya hampir menjadi korban seorang predator.

Hanya bersama Eren, dirinya bisa tenang. Shaera tidak berani bercerita tentang kondisi mental dirinya dan tetap berusaha kuat serta tegar namun ternyata tidaklah semudah itu ! Shaera tidak berani terbuka dengan siapapun karena dia tidak mau orang - orang menganggapnya gadis lemah.

"Sudah bangun, princess?" tanya Eren saat membuka matanya. "Kamu tahu, aku jadi ikut tidur karena melihat kamu enak sekali tidurnya..."

"Jujur, aku merasa ini tidurku yang paling nyenyak ... Meskipun tidak lama ..." jawab Shaera.

Eren lalu duduk dan memegang tangan Shaera yang masih tiduran. "Sayang, apakah ada hal yang menjadi beban pikiran kamu ..."

Shaera tampak bingung.

"Sher, cerita saja sama aku... Cerita saja pada suamimu..." bujuk Eren karena tahu, Shaera tidak baik-baik saja.

"Aku ... Sepertinya ... Aku mengalami PTSD... " bisik Shaera.

Eren menatap lembut wajah tidak nyaman Shaera. "Sejak kapan ?"

"Sejak Oman. Aku merasa ada sesuatu yang membuat it's not me ... But me ... Aku tidak tahu apakah aku trauma atau ..." Shaera terkejut saat Eren menarik tubuhnya dan memeluknya erat.

"Apakah sejak itu kamu sudah bisa menangis?" tanya Eren. "Katanya ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat perasaan kamu lega ... Menangis adalah salah satunya..."

"Aku belum bisa menangis yang bisa membuatku lega..."

"Keluarkan semua emosi kamu Sher. Aku tahu kamu kuat tapi kejadian berurutan, pasti mempengaruhi mental kamu ..." ucap Eren di sisi telinga Shaera.

"Aku tidak mau terlihat lemah ..."

"Sayang, bahkan aku pun merasakan hal yang sama. Tapi tubuh dan emosi kita itu ada batasnya ... Sebelum kamu semakin berat mendapatkan trauma itu, keluarkan semuanya. Aku ada disini bersamamu ..." bisik Eren. "Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu, Sher..."

Shaera semakin erat memeluk Eren dan perlahan suara isakan terdengar hingga menjadi tangisan yang membuat siapapun akan merasa ikut sedih. Shaera melampiaskan semua emosinya di pelukan Eren. Semua perasaannya dicurahkan disana termasuk rasa bersalahnya membuat Direndra harus masuk rumah sakit.

Eren mengelus rambut panjang dan punggung Shaera dengan lembut, membiarkan istrinya mengeluarkan semua uneg-unegnya.

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

🥰

🥰

keluarkan semua yg mengganjal dihati dn fikiranmu Sher, supaya kamu lega..

2024-04-26

1

awesome moment

awesome moment

org yg tpt mmg utk pasangan yg tpt

2024-04-18

2

Jenong Nong

Jenong Nong

crita aja sm keluarganya biar damian jd berpikir utk kasih restu ....❤❤🙏🙏

2024-04-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!