Park Joon-seo Lemas

Eren memakai kevlar yang dipinjamkan oleh Kaysan dan mempersiapkan dirinya dengan senjatanya, begitu juga dengan Kemal. Untuk kali ini dia tidak akan diam saja saat Qabil datang hendak mengkudeta mahkotanya. Dia sudah cukup baik mengusir Qabil namun Qabil mengambil banyak darinya. Reema dan Eren.

"Mereka datang Dad ..." bisik Eren.

"Jangan jauh -jauh, Eren ..."

"Yes Dad ..."

***

Arsyanendra berjalan mengendap-endap bersama dengan Lee Yoo Joon dan Keanu Al Jordan. Ketiganya berjalan mengitari bukit yang tidak terlalu besar itu.

"Berapa orang yang datang ke istana?" bisik Arsya ke Duncan O'Grady.

"Ada 30-an orang mas...."

"Ada Qabil diantara mereka ?"

"Tidak kelihatan... Semua pakai penutup muka..."

Arsyanendra memberikan kode ke Keanu dan Lee Yoo Joon. "Tembak pakai peluru bius dulu baru kalau sudah habis, pakai peluru tajam ..."

Keanu dan Lee Yoo Joon mengangguk.

***

Damian bersama dengan Radhi, Shaera dan Nefa keluar dari tenda lalu bergegas ke istana dari sisi timur sementara Arsya dari sisi barat. Park Joon-seo sebenarnya ingin bersama dengan Nefa tapi dia dan Brinda harus menjaga di tenda IT. Mereka akan menjadi mata bagi para Emir dan keluarganya karena tidak semua memakai night vision goggles.

"Jangan jauh-jauh dari Daddy, Sher ..." ucap Damian yang tahu putrinya sama dengan sepupunya, adrenalin junkie.

"No Daddy ... " balas Shaera sambil berbisik.

Kelompok keluarga Blair pun menuju istana dengan berjalan kaki karena hanya sepuluh menit dari balik bukit. Peredam pun sudah dipasang di senjata masing-masing dan sepanjang menuju istana, mereka menembak orang - orang yang hendak membunuh Kemal dan Eren berdasarkan informasi dari Duncan dan Park Joon-seo.

Para tentara yang sudah diberikan instruksi oleh Kemal pun menangkap satu persatu para pemberontak. Baku tembak pun terdengar di sisi Utara dan Selatan area istana Reema itu. Para klan Pratomo pun bergegas ke istana dengan pengawalan ketat para pengawal pilihan Kemal yang dikirim begitu mereka selesai meeting guna membangun tenda-tenda yang biasa dipakai untuk turis.

"Suara tembakan mulai terdengar di istana, Dad..." ucap Shaera cemas.

"Cari Eren, Sher !"

"Aku temani !" ucap Nefa.

"Hati-hati kalian berdua ..." pesan Radhi.

Kedua gadis itu bergegas lari ke istana Reema sementara Damian dan Radhi mencari Alexander dan Kaysan. Kondisi memang sudah kacau balau.

***

Shaera dan Nefa masuk dari pintu belakang dan melihat sudah banyak orang yang berusaha merangsek masuk ke dalam istana tapi ditahan oleh banyak pengawal yang sudah siap. Kedua gadis itu mengendap-endap mencari Eren di beberapa ruangan hingga Shaera melihat suaminya bersembunyi di balik tembok ruang makan.

Nefa memberikan kode pada Shaera untuk menghampiri Eren sementara dia akan melindungi sepupunya. Kedua gadis itu berjalan dengan merunduk dari meja dapur dan Nefa mengintip guna mencari celah Shaera bisa pergi.

"Sher...Go !" bisik Nefa sambil mendorong punggung Shaera.

Shaera berlari mendekati Eren yang sedang waspada dan pria itu terkejut melihat siapa yang datang.

"Sher?" Eren segera memeluk tubuh Shaera dan mencium bibirnya penuh perasaan. "Kamu itu..."

"Ssshhh... Nanti saja. Dimana paman Kemal ?" bisik Shaera yang merasa berdebar-debar setelah dicium suaminya untuk kedua kalinya.

"Bersama Kapten Ismed... Aku tadi melihat paman Qabil datang bersama Imron..."

***

Nefa masih merunduk di bawah meja dapur ketika seseorang menyekap mulutnya dari belakang. Gadis itu melotot ke orang yang menyekapnya dari belakang.

"Dimana Imron?"

Nefe menggelengkan kepalanya.

"Shaera?"

Nefa menunjuk ke arah ruang makan dan pria itu melepaskan sekapannya.

"Astaghfirullah... Junjun!" desis Nefa kesal yang mengira hampir mati.

"Maaf sayang, tapi aku dapat mandat dari Agen Pascal dan Agen Zidane untuk menangkap Imron ..." Park Joon-seo mengintip dari sisi kanan meja dapur itu. "Shaera, kamu tanya ke Eren. Dimana Imron !"

"Belum ketemu ..." jawab Shaera.

Suara tembakan terdengar terus menerus hingga para pemberontak merangsek ke dapur. Nefa dan Park Joon-seo sudah siap dengan senjata masing-masing, begitu juga dengan Eren dan Shaera.

"Ingat ... peluru bius dulu baru peluru tajam ..." ucap Nefa ke Shaera via earpiece.

"EREN ! KELUAR KAMU ! KAMI SUDAH MENDAPATKAN AYAHMU !"

"Itu Imron ..." bisik Eren membuat Park Joon-seo dan Nefa mendengar.

Agen FBI itu mengintip dari meja dan melihat Kemal dan seorang pria yang sudah diperiksa Park Joon-seo sebagai kapten Ismed berada ditangan Imron. Keduanya dalam todongan senjata api. Nefa yang juga mengintip dari tempatnya bersembunyi, memberikan kode ke Shaera dan Eren ada sepuluh orang yang menahan Kemal dan Kapten Ismed.

"Sepuluh. Lima di Oom Kemal tapi aku tidak tahu itu Qabil atau bukan ... Lalu lima di Kapten Ismed..." bisik Nefa.

"Aku akan keluar, kalian habisi orang-orang yang menahan Daddy dan kapten Ismed..." bisik Eren.

"Be careful..." ucap Shaera sambil menyisipkan ruger di belakang ikat pinggang Eren. Pria itu mencium bibir Shaera lagi.

"Go get them, Darling ..." ucap Eren yang berjalan keluar dari tempat persembunyiannya.

Park Joon-seo memeriksa parameter penyandera Kemal dan Kapten Ismed, begitu juga dengan Nefa. Terbiasa bermain paintball dengan para saudaranya dan teman-temannya, membuat Nefa menganggap ini macam permainan taktik hanya saja ini nyata.

"I'm out." Eren pun keluar dengan tangan terangkat.

"Keponakan aku sayang... " senyum Qabil yang menodong Kemal dengan Glock. "Sudah seharusnya kalian berdua reuni disini dan juga di neraka...."

"Kamu yang seharusnya ke neraka ..." ucap Kemal dingin. Eren bisa melihat baju kiri ayahnya kena tembak. Kemal memang tidak memakai kevlar full seperti Eren yang dipinjamkan oleh Kaysan.

Qabil tertawa. "Sudah waktunya aku mengambil tahta itu big brother... Kamu sudah terlalu lama ... "

"Tidak akan pernah aku berikan tahta ini ke orang jahat seperti kamu !" desis Kemal sambil menatap tajam ke Qabil.

"Hampir mati saja ... Berlagak !" Qabil hendak menarik pelatuknya ketika sebuah suara membuat semuanya terkejut.

"Now Nefa !"

Nefa menembak dari balik meja dengan target kaki masing-masing pemberontak, begitu juga dengan Park Joon-seo yang menembak dari sisi kanan. Sementara Shaera dari belakang.

Baku tembak pun berlangsung dan Eren mengambil Ruger dari ikat pinggangnya dan menembak orang-orang itu. Saat dia melihat Imron hendak menembak Kapten Ismed, Eren menembakkan rugernya tepat di kepala pengawalnya.

"No ... No ... No !" seru Park Joon-seo yang langsung lemas karena tersangkanya tewas.

Yang lemas tidak bisa memenuhi janji ke Bossnya

Di kekacauan itu, Kemal menarik pistol yang dipegang Qabil dan berbalik dirinya sekarang yang memegang senjata dan Kemal mengarahkan ke bawah dagu Qabil.

"Kamu sudah membunuh Reema dan menculik Eren ... Aku tidak pernah memaafkan kamu !" ucap Kemal dingin.

DOR !

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ

🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ

typo Thor kapten Ismet kenapa jadi kapten Eren😊

2024-05-08

1

🥰

🥰

duh, aku juga ikutan lemas gegara tegang ini..

2024-04-26

1

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Maaf Junjun, si Eren lupa.

2024-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!