Hari hari di Aceh Ara habiskan untuk memantau progres project garapannya. Setiap sore hari para ahli di lapangan dan pak Ardi sebagai penanggung jawab project memberikan laporan kemajuannya.
"Minggu depan, tiang tiang pancang ini di usahakan bisa selesai terpasang semua yah pak Ardi. "
"Siap Bu, kami akan menambah tenaga kerja dan menambah waktu lembur agar sesuai dengan progres yang d rencanakan. "
Saat itu mereka ber tiga.. Ara, Alwin dan pak Ardi sedang berada di sebuah rumah makan di kota kabupaten.
Mereka baru saja selesai menghadiri pertemuan dengan dinas terkait untuk pembahasan progres pencairan nantinya.
"Ini adalah salah satu rumah makan terkenal di kota ini Bu. " Pak Ardi memberitahu Ara tentang rumah makan yang direkomendasikan nya ini.
"Oh yaa,, pastinya sih pak, soalnya rame dan tempatnya enak gini.
" Pak Tama hari ini jadi berangkat dari jakarta nya pak Alwin..??" Pak Ardi bertanya pada Alwin yang sedang membolak balik buku menu.
"Jadi pak,, sudah di bandara katanya. "
"Berarti Anda berdua tidak kembali bareng saya dong,, besok sekalian dengan pak Tama atau bagaimana..?? ”
" Iyaa, kami sudah booking hotel pak. "
"Ooh iya iya. " pak Ardi manggut manggut mengerti....
*** ***
Disudut area lobi sebuah hotel, sepasang mata sedang memperhatikan interaksi antara tiga orang yang berada agak jauh di depannya.
Dia adalah Anjar, yang kebetulan sedang mengurus kepindahan untuk masa tugas kedinasan nya,, yang mana hanya tinggal hitungan minggu saja tugasnya disana berakhir .
Seorang laki laki dan seorang perempuan yang baru saja masuk ke hotel tersebut adalah dua orang yang sangat dikenalnya yaitu Ara dan asistennya Alwin... sedangkan satu orang laki laki yang menyambutnya tidaklah dia kenal karena baru kali ini dia melihatnya.
Yang membuat hatinya terusik, ketika dilihatnya lelaki itu merangkul bahu Ara setelah sebelumnya cipika cipiki dan memeluknya sesaat...
Dilihatnya Ara begitu dekat dengan lelaki itu,, sehingga baru kali ini ia bisa melihat senyum dan tawa Ara yang begitu lepas, tatapan yang begitu hangat tidak seperti yang ia rasakan selama mengenal Ara.
Sosok Ara yang ia kenal adalah seorang wanita yang dingin dan minim dengan ekspresi,, wajahnya yang selalu datar seolah mengukuhkan posisinya yang begitu tinggi tak tergapai. Membuat semua orang di sekitarnya merasa segan dan tak berani macam macam, bahkan untuk sekedar bercanda.
*** ***
Malam itu didalam komplek perumahan... Beberapa orang sedang berkumpul di halaman salah satu rumah yang ada disana.
"Pak Ardi, gimana itu acara berburu yang sudah jauh jauh hari kita rencanakan..??"
Tama bertanya pada pak Ardi di tengah tengah obrolan.
Ternyata kedatangan Tama ke Aceh bukan hanya untuk ikut meninjau project, tapi dia punya misi pribadi, , yaitu untuk berburu disana.
"Ooh sudah siap pak, semuanya sudah saya persiapkan dengan baik.. " Jawab pak Ardi penuh semangat.
"Eeeh apaan sih, rencana apaan..Tam?? Ada sesuatu yang aku gak tau nih..?? ”
Ara bergantian menatap Tama dan pak Ardi.
"Ini tuh acara khusus untuk laki laki,, jadi perempuan gak masuk dalam perencanaan.. hahaha. " Tama tertawa terbahak seakan puas dengan ekpresi Ara yang penuh penasaran.
"Ikut pokoknya, awas aja kalo aku gak ikut." ancam Ara sambil melotot ke arah Tama.
"Hahaha Serem amat Win, bos lo tuh. " Tama kembali terbahak.
"Berburu berburu apa sih,, rusa atau babi..?? didaerah mana pak..?? kok gak bilang bilang sih....!! ”
Melihat Tama yang hanya tertawa tawa Ara jadi kesal, sehingga dia beralih pada pak Ardi.
" Duuh maaf Bu,, saya tidak bermaksud begitu,, beliau yang melarang saya untuk bicara sama ibu tentang rencana ini. "
Pak Ardi menunjuk Tama dengan ibu jarinya.
"Jangan bilang kalo kamu juga tau, Win..!! ”
Ara melirik Alwin
" Iyaa saya juga tau bu,, tapii apalah daya saya ini yang hanya remah remah rengginang. "
Dengan menangkupkan kedua tangannya di dada, Alwin memasang mode kasihan.
"Sudahlah kamu diajak kok Raa,, jangan khawatir.. siap siap aja hari minggu nanti kita berangkat,, ke desa mana pak nanti kita..??" Tak mau Ara semakin ngambek, Tama menyudahi dramanya.
"Nama desa nya saya belum tau pak,, Nanti saya tanyakan pada bapak bapak tentara yang akan mendampingi kita. " ucap pak Ardi.
"What..?? wait, wait... pake dikawal segala..??
waahh perburuan besar rupanya.. i'm excited Tama...hahaha. "
Ara sangat bersemangat sampai mengguncang guncang lengan Tama.
"Mmmm kesenengan,, tadi marah marah. " ujar Alwin yang melihat kelakuan Ara seperti anak kecil yang akan diajak main ke mall sama bapaknya.
"Diam kamu Alwin,, kamu gak diajak. "
Ara melotot pada Alwin.
"Kalau saya gak ikut siapa nanti yang jagain ibu..?? ”
" Siapa juga yang jagain saya,, yang ada kamu nanti saya jagain,, ngerepotin,, ngeluh ngeluh pengen pulang. "
Ara teringat waktu dulu naik gunung bersama Alwin,, saat baru setengah perjalanan Alwin minta turun karena gak kuat nanjak.
"Itu mah naik gunung bu,, gu-nung... sekarang mah berburu, ber-bu-ru. "
"Iya berburu itu lebih berbahaya dari naik gunung Alwin,, nanti kamu bisa bisa diseruduk hewan buruan gimana nanti..??
"Yaudah saya gak ikut gapapa,, tapi siapin semua perlengkapannya sendiri yah, saya gak mau bantu nyiapin...!! " Alwin berujar sambil cemberut.
"Trus saya gak akan berikan senjatanya,, soalnya semua senjata itu saya yang nyiapin..! "
Alwin mengeluarkan ancaman pada akhirnya.
"Idih,, kamu kan disini sama sama saya terus,, kapan kamu nyiapin nya..? "
Ara memicingkan matanya merasa heran,, lalu ia melirik Tama,, yang dilirik mengangguk meng iya kan pernyataan dari Alwin.
"Siapa dulu dong,, Alwin tuh gak akan ada duanya,, raga boleh disini,, jiwa mah bebaas bisa kemana mana...Gimana,, masih meragukan kemampuan saya gitu..??
Alwin merasa diatas angin,, dia berucap sambil menaik turunkan alisnya.
" Terus senjatanya dimana sekarang..?? ”
Ara sudah tak sabar.
"Sabar dong bos, bawa senjata itu kan tidak segampang bawa koper pakaian. " ucap Alwin.
"Besok baru datang, dikawal sama aparat berwenang. "
Tama menimpali perkataan Alwin.
"Ooohh kirain udah ada disini...Siapa siapa aja yang ikut kali ini.. ?"
Ara menatap Tama.
"Biasaa kalo acara happy happy kayak gini sih pencetusnya om Doni,, pas tau saya ada project di daerah sini dia langsung call saya ngajakin buka lapak... wkwkwk."
"Kali ini dia bawa pasukan lho Raa,, bakalan seru pokoknya. "
"Mantaap."
Ara mengacungkan kedua jempolnya seraya tersenyum lebar.
Ini bukan kali pertamanya mengikuti perburuan seperti ini,, mungkin ini ke empat kali baginya,, setelah sebelumnya ia hanya mengikuti kegiatan menembak saja bersama Tama.
Karena banyak rekan rekan yang lain yang sama sama hobi nembak, tapi mereka suka melakukan perburuan ke daerah daerah yang terdapat banyak hama, entah itu monyet atau babi hutan,, akhirnya Ara juga ikut dalam kegiatan berburu itu.
Terlebih Om nya Tama yang seorang jenderal purnawirawan juga mempunyai hobi yang sama.
####
Terimakasih teman teman penduduk negeri khayalan telah mampir ke karya pertamaku.
Jangan lupa berikan like dan komentar yaah supaya aku semangat berkhayal nya.. wkwkwk
Love you all 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Naufal Azka
sejauh ini seru deh
udah aq like kakak
2024-05-22
0