Setelah lamunannya dibuyarkan kopral Jae yang baru saja datang dari lokasi proyek jembatan, Anjar segera menuju mushola di area kantornya untuk menunaikan sholat Ashar.
Setelah selesai ia menuju kerumunan anak buahnya yang sedang berkumpul disamping kantor.
"Jae, bisa pesan kan saya kopi di warung mak cik..?! "
"Siap Ndan". Jae segera beranjak dari duduknya.
" Kopinya yang pekat yah,, kepala saya agak pusing".
"R*k*knya sekalian nggak Ndan..? "
Setelah beberapa langkah Jae balik badan kembali.
"Iyaa sekalian r*k*knya juga, untuk persiapan."
jawab Anjar.
"Dan, dapat salam dan undangan dari pak Ardi, katanya akhir minggu mau ada acara bakar kambing dilokasi. " Kopral Indra nyeletuk dari kerumunan.
"Ardi kepala pegawai..? "
"Iya Ndan... kita semua di undang untuk datang, katanya hitung hitung syukuran juga agar segala sesuatunya dilancarkan."
"Mmm"... Anjar hanya manggut manggut, setelah itu ia kembali masuk ke ruangannya.
Baru saja ia duduk, kopral Jae datang dengan segelas kopi ditangannya dan dua bungkusan plastik....
" Banyak amat belanjanya,, apa saja ini...?
"Ini r*k*k yang Anda pesan,, ini gorengan agar tidak melamun terus Ndan. "
"jangan terlalu banyak, bawa keluar sebagian untuk dimakan anak anak juga, nggak bakalan habis kalau disimpan disini semua".
" Segini cukup Ndan..?" ... Jae mengeluarkan beberapa buah gorengan dari plastik.
"Cukup cukup, kebanyakan ituu... masukan lagi sebagian. "
Jae segera memasukan kembali beberapa potong gorengan kedalam plastik.
"Nanti malam kamu kerumah saya yah, bantu saya mengepak barang barang yang mau saya bawa pulang".
" Siap Ndan. "
Setelah itu Jae segera keluar dari ruangan Anjar.
***
Anjar meminum kopinya dan menyalakan sebatang r*k*k.. ia kembali bersandar di kursinya.
Terlintas dua wajah dalam benaknya.
Satu wajah remaja perempuan cantik sedang tersenyum teduh dan polos... sedangkan satu lainnya adalah perempuan dewasa yang berwajah hampir sama,, lebih cantik tapi dengan tatapan dingin dan aura yang begitu tinggi, sedikit angkuh tak tersentuh.
Tak tahan dengan apa yang ada di pikirannya, Anjar meraih ponsel diatas mejanya.
Setelah itu ia menghubungi seseorang...
"Hallo... Assalamu'alaikum. "
terdengar sahutan dari seberang sana.
"Wa'alaikumussalam.... Dek,, apa kabar kamu..? " Rupanya Anjar menghubungi adiknya,, Aditya Wisesa yang ada di Cianjur.
"Alhamdulillah baik,, sehat ... Aa apa kabar juga? "
"Baik juga,, Alhamdulillah... masih di kantor..?"
"Masih,, kenapa A, ada yang bisa dibantu atau gimana..? "
"Nggak, cuma mau nanya, kali aja kamu ada informasi terbaru tentang dia..?"
Hening sejenak, sepertinya diseberang sana sedang mengingat ngingat.
"Dia siapa..? mang Mumu yang mau jual tanah buat ongkos umroh itu..? "
Setelah hening sejenak adik Anjar kembali menyahut.
"Bukaan, ngapain juga nanya nanya mang Mumu?! "
"Yaa sugan we atuh mau dibeli sama Aa tanahnya..hehehe....kan waktu itu oge sudah ditawar tawar sama teh Widi waktu lebaran tea... sok ku Abdi di hubungkeun. "
"Apaan sih kok jadi ngabahas tanah,, bukan ituu Dit maksud Aa."
Anjar sedikit jengkel dengan adiknya.
"Siapa atuh, Aa mah sok teu puguh... Eeh jangan bilang kalo yang Aa maksud masih orang yang sama... sungguh terlalu. "
Adit masih saja bercanda dengan menirukan logat si raja dangdut.
"Serius Dek, Aa nanya.. !" Akhirnya keluar mode tegas Anjar.
"Ngak ada A, nggak ada kabar apapun,, kan Abdi ge tara kaditu,, Aa mau saya mencari tau ke rumahnya..?? untuk apa A..?? nanti ketahuan si teteh aah moal baleg... jangan lah. "
Panjang lebar Adit menjawab dari seberang sana.
"Ya sudah, nanti saya hubungi kamu lagi. "
" Eeehh Aa mah sok bendu kitu.."
"nggak,, nanti saya memang akan hubungi kamu lagi.... Assalamu'alaikum".
tutt telepon dimatikan sepihak tanpa menunggu jawaban waalaikumsalam dari seberang.
Ponsel dilempar keatas meja, Anjar berdiri lalu menuju kearah jendela kantornya dan kembali merenung.
Matanya jauh menatap awan yang terlihat jelas berarak di langit sana.
Lamunannya yang tadi sempat dibuyarkan kopral Jae kini kembali dalam ingatannya.
*
*
" Dek,, kenal teu ka seseorang di sekolahan kamu? "... sepulang sekolah Anjar langsung bertanya pada Adiknya yang sedang makan.
" Saha..?"
"Eeh kalau tau mah Aa nggak akan nanya atuh".
" Yang mana? " Adit kembali bertanya balik
"Yang tinggi, rambutnya sebahu, cantik, mirip indo... "
"mmmmm."... Adit pura pura mikir sambil senyam senyum
" Kenal teu Dek..?
Anjar tak sabar ingin segera dapat jawaban.
"Sarebu heula atuh.. "... Adit mengulurkan tangannya pada Anjar sambil cengar cengir.
" nggak ada uang Dek, nanti aja Aa ajak kamu mancing di balong si uwa. "
"nggak ada duit nggak ada info. " Adit kekeuh dengan mode malak.
"Iyaa nanti besok pagi Aa kasih sebelum berangkat sekolah. "
"Bener yah jangan bohong,, kalau bohong nanti Aku bilangin mamah,, Aa naksir naksir cewek. " Ancam Adit.
"Eeehh siapa yang naksir, Aa cuma nanya, kamu kenal apa nggak..? "
Anjar memelankan suaranya khawatir kedengaran mamah.
"Aahh mun nanyakeun si eta mah pasti naksir lah. " Adit tetap pada keyakinannya.
"Ya sudah, dia siapa..? ".. Anjar gemas,, semakin tak sabar nunggu jawaban.
" Si Gema.. orang xxx..??
"Gema..? " Anjar bergumam
"Iyaa namanya Gema Malini.. anak kelas dua."
"Kelas dua..? Atuh seangkatan sama kamu Dek. "
"Bukan hanya seangkatan,, sekelas malah."
Adit merasa bangga dan semakin bersemangat menjelaskan.
"Sekelas..?? kenapa kamu nggak pernah bilang atuh. "
kaget dengan jawaban Adiknya , spontan Anjar menggeser kursinya lebih dekat ke arah Adit.
"Bilang bilang gimana, Aa oge kan baru nanya sekarang. "..
Jawab Adit sambil menatap kakaknya.. tak lama dia melanjutkan ucapannya..
"Aa mah telat atuh kamana wae baru nanya nanya sekarang,, barudak lain mah udah dari duluu A ngadareketan si Gema tuh,, dari pas baru masuk sekolah. "
"Aa baru lihat hari ini Dek, tadi waktu upacara di alun alun. "
"Makanya gaul atuuh ulah latihan waee."
Adit mencibir meledek kakaknya.
*
*
Sebenarnya Anjar bukanlah siswa yang tidak gaul, sebaliknya ia adalah siswa populer di sekolahnya.
Wajahnya yang tampan,, kalem, rapi dengan badan yang tinggi proporsional menjadikannya idola dikalangan para siswi perempuan, ditambah dengan sederet prestasi yang ia raih dari setiap perlombaan yang di ikuti nya. Selain itu ia juga sangat aktif dalam kegiatan berorganisasi.
Sebagai anggota Paskibra, hampir seharian waktunya hanya dihabiskan di sekolah untuk mengikuti latihan, sehingga membuatnya tidak sempat bermain main seperti teman teman sekolahnya yang lain.
Banyak siswi siswi disekolahnya yang mencoba untuk mendapat perhatian darinya, tapi tak satupun diantara mereka yang berhasil mendapatkan perhatiannya.
Sampai suatu hari ia melihat Gema diantara barisan siswa siswi yang sedang mengikuti upacara.
Entahlah ini takdir atau apa, ternyata Gema adalah teman satu sekolahan dari adik bungsunya , Aditya.
Bahkan bukan hanya satu sekolahan tapi satu angkatan juga, daan yang paling membuatnya merasa beruntung kala itu,, ternyata Gema adalah teman sekelasnya Aditya,, bahkan menurut penuturan adiknya,, bisa dibilang kalau mereka merupakan teman dekat katanya.
ALHAMDULILLAH...
***
##Haduh capek jugaa yah berkelana ke masa lampau xixixixi 🤭🤭
*(Bendu\= marah) *
*(Abdi \= Aku, Saya dalam bahasa Sunda halus)*
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments