Tring... Suara gelas saling beradu satu sama lainnya
"Cheers... selamat atas keberhasilan kalian, terutama kamu Ara, Om sangat berterimakasih sekali karena tanpamu saya rasa kerjasama dengan perusahaan Hongkong itu tidak akan berhasil."
Wiranata Kusumah mengangkat gelasnya sambil tersenyum lebar, terlihat raut bahagia di wajahnya yang berwibawa. Dia adalah ayah dari Tama sang pemilik perusahaan.
"Sama-sama Om, kebetulan saja keberuntungan sedang berpihak pada kita, dan memang perusahaan kita layak mendapatkan rekanan seperti mereka."
Seperti biasa jawaban Ara selalu ringan dan merendah.
"Tapiiii kok perasaan saya aneh yah,, saya rasa antara kamu dan Jienxi ada sesuatu yang tersembunyi."
Tama menatap Ara yang terlihat santai meminum wine nya.
"Hmmm"
Ara hanya mencibir dan mengangkat bahunya
"Soalnya dia langsung meminta saya untuk menjadwalkan lagi pertemuan dengan kamu, Ra.." Tama melanjutkan pembicaraannya
"Oh yaa, masa sih?"
Ara menjawab dengan tertawa kecil.
"Tapi saya bilang jadwal kamu saat ini sedang padat padatnya, banyak project yang sedang kamu pegang diluar pulau, dan dia terlihat agak kecewa sepertinya." Sahut Tama.
"Oh iya Bu untuk keberangkatan ke Aceh semua persiapannya sudah selesai, kita akan berangkat akhir minggu ini.''
Alwin yang baru saja menutup laptopnya menyela ditengah tengah obrolan.
"Oke, semua urusan di Jakarta akan segera saya selesaikan agar nanti kita tak perlu bolak balik paling tidak sebulan kedepan fokusnya disana."
Seperti biasa jawaban Ara selalu ringan tanpa beban.
"Hati hati Raa... meskipun disana udah aman dari gerakan pemberontak tapi tetap daerahnya tidak sama seperti Jakarta ini, belum lagi apa apa susah, jarak dari satu tempat ke tempat lainnya kadang tidak bisa ditempuh dengan mobil."
Ucap Tama dengan penuh kekhawatiran.
"Tak perlu khawatir, Papi sudah koordinasi dengan teman Papi dari kesatuan Tentara dan dia sudah meminta seseorang disana untuk menjaga Ara, kebetulan juga project kita berada di wilayah kepemimpinannya."
Mendengar penuturan sang ayah membuat Tama sedikit lega,, dia tau kalau teman teman dan saudara ayahnya banyak yang menjadi perwira baik itu dari kepolisian atau TNI.
Ara tersenyum tipis, ia tahu kekhawatiran Tama begitu besar terhadapnya bukan saat ini saja tetapi disetiap kali ia akan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri atau ke suatu daerah, Tama selalu mewanti wanti untuknya berhati hati.
Bahkan ia selalu mengikut sertakan Alwin untuk menjadi asisten dadakannya agar dia bisa memastikan keamanannya.
Kadang Ara sering merasa tak enak hati dengan perhatian Tama yang agak berlebihan, apalagi dengan status jandanya saat ini yang rentan sekali dengan pandangan negatif.
Bagaimanapun Tama adalah laki-laki yang sudah berkeluarga. Tapi untungnya Reina istri Tama tau dan mengerti hubungan seperti apa yang terjalin antara mereka berdua.
"Terimakasih banyak Om atas perhatiannya, padahal gk usah ada pengawalan juga gapapa kali Om, seru malah pertama kali turun ke daerah ekstrim hitung hitung petualangan... InsyaAllah saya bisa menjaga diri sendiri kok."
Kata Ara sedikit bercanda.
"Om tau kamu bisa jaga diri, Om juga tau kalau kamu sering ngalahin Tama diatas ring.. hahaha."
Pk Wira berkata sambil tertawa
Semua orang yang mendengar sama sama tergelak sambil geleng geleng kepala. Memang tidak ada satupun informasi yang terlewatkan oleh bos besar ini,, bahkan hal sekecil apapun pasti sampai ditelinganya.
Waahh harus pandai pandai menjaga rahasia nih agar tidak diketahui oleh beliau 🤔🤔
"Pokoknya Om sudah menyiapkan hadiah untuk kamu setelah project yang kamu tangani disana selesai Ara... Apapun yang kamu butuhkan untuk kelancaran project kita disana Om akan suport,, kalau ada masalah atau hal hal yang mengganggu dilingkungan sekitar, langsung saja koordinasi dengan aparat disana, Kapten Satria Anjar akan siap membantu."
"Maaf Om, kapten siapa..?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments