Alda langsung memeluk dan mengelus rambut putrinya yang sedang menangis. Mungkin Nadia merasa lelah karna terus saja di bully, tapi bukannya dimengerti oleh kaum dewasa, ia malah selalu disalahkan dan dianggap pembuat onar.
"Maafkan mama ya sayang! Mama tidak bermaksud untuk menyakiti hati Nadia. Mama hanya khawatir kalo sampai Nadia gagal menggapai impian Nadia, sama seperti mama." Ucap Alda sembari sesekali mencium putrinya yang masih terisak dalam pelukannya.
Tidak lama kemudian Nadia sudah kembali tenang. Alda izin untuk mandi sebentar sebelum menikmati makan malam bersama. Alda yang tidak sempat memasak, memilih membeli dua nasi bungkus di warung Padang untuk dimakan bersama dengan putri semata wayangnya.
Pada suatu hari. Untuk mengisi waktu luang berdua. Alda mengajak Nadia makan di restoran yang tidak jauh dari tempat Alda bekerja.
Hanya menempuh perjalanan beberapa menit, mereka berdua sudah sampai di restoran langganannya. Alda tampak antusias, sebab sudah lama tidak makan di luar bersama sang mama.
Nadia dan Alda sama-sama mengenakan celana jeans dan kaos street berwarna hitam. Rambut lurus yang sama-sama panjang di biarkannya tergerai begitu saja. Orang lain yang tidak mengetahui status mereka berdua, pasti akan mengira mereka sahabatan atau Kakak beradik. Sebab wajah mereka berdua terlihat hampir seumuran.
Tidak jarang juga mereka dikira kembar, karena memang wajah Nadia dominan ke Alda dibanding Diego yang hanya mewarisi senyumannya saja. Diego dan Nadia sama-sama terlihat manis saat tersenyum. Dan bila dijajarkan, mereka berdua akan terlihat mirip dan serasi.
Alda terlihat cantik dan awet muda bukan Karna perawatan mahal, tapi karna ia lebih suka mengkonsumsi air putih, berbagai buah dan sayuran. Alda juga suka menjaga penampilannya dengan produk perawatan seadanya.
"Mah aku mau makan seperti yang biasa ya." Ucap Nadia yang langsung di angguki oleh Alda.
"Mbak, ayam bakar satu porsi, capcay satu porsi. Minumnya es jeruk satu sama air mineral satu. Camilannya jamur krispi dua porsi ya mbak." Pesan Alda pada pelayan restoran yang sudah berdiri disamping Alda.
"Baik kakak, di tunggu sebentar ya!" Ucap pelayan tersebut yang langsung pergi ke belakang untuk mengambil pesanan Nadia dan Alda.
"Mah, dulu papa sama mama pertama kali ketemu dimana?"
Tiba-tiba Nadia iseng bertanya, membuat Alda gelagapan menanggapi pertanyaan putrinya tersebut. Sebab ia sama sekali tidak mengingat pertemuan dirinya dengan Diego untuk pertama kalinya. Nggak penting juga bagi Alda untuk mengingat semua tentang Diego.
"Di sekolah" Jawab Alda seadanya karna memang dirinya kenal Diego saat di sekolah. Dari kelas 1 sampai 3 SMP, Alda dan Diego selalu berada di kelas yang sama. Walaupun ada juga moment indah saat Alda menyukai Diego tapi semua itu lenyap, semenjak kehormatan Alda direnggut secara paksa oleh Diego. Lebih parahnya Diego melakukan itu karna menganggap dirinya wanita bayaran.
Nadia mengangguk dan membayangkan pertemuan awalnya dengan om Diego di sekolah. Saat itu ada perasaan aneh yang tidak biasa ia rasakan saat bertemu dengan lelaki lain.
Apakah om Diego jodoh aku? Batin Nadia bertanya tanya. Tapi kemudian, Nadia mengingat pesan mamanya yang melarang dirinya dekat atau pacaran dengan lelaki yang belum sah menjadi suaminya.
"Mah, mama nggak pengen nikah lagi?" Tanya Nadia sembari memulai menikmati makanannya yang sudah tersaji di atas meja makan.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Mama sudah punya kamu, jadi mama rasa tidak butuh suami lagi." Balas Alda sembari menyendok kan capcay ke mulutnya.
"Tapi nanti kalo Nadia menikah, pasti mama akan sendiri dan kesepian. Sebaiknya mama menikah lagi saja! Mama kan juga berhak bahagia seperti yang lain." Bujuk Nadia pada mama kesayangannya.
"Nadia, kamu kenapa tiba-tiba ngomongin soal menikah? Jangan bilang kamu lagi deket sama laki-laki, dan punya keinginan untuk menikah muda?" Sangka Alda yang mulai berpikiran ada sesuatu dibalik ucapan putrinya.
Kemudian, Nadia menceritakan pertemuannya dengan om-om kaya yang sangat tampan dan baik. Nadia juga menceritakan tentang ponsel baru nya yang rusak dan telah di ganti ponsel mahal oleh om-om tersebut. Nadia juga menceritakan tentang perasaannya yang tidak biasa terhadap om-om tersebut.
Mendengar cerita Nadia, Alda merasa marah dan meminta Nadia mengembalikan ponsel tersebut.
"Mama kenapa sih? Kalo Hp ini, Nadia kembalikan. Terus Nadia pake HP apa mah? Memangnya mama mampu beliin HP baru dalam waktu dekat? Yang kemarin saja mama harus nabung dulu berbulan bulan baru bisa beli." Ucap Nadia kesal. Kemudian ia mengambil tas miliknya dan pergi begitu saja. Tidak peduli dengan mamanya yang berteriak berusaha menahan Nadia.
Nadia menangis di taman sendirian. Tadinya Alda ingin mengejar Nadia, tapi berhubung harus membayar makanannya terlebih dahulu, jadilah Alda kehilangan jejak Nadia.
Saat Nadia menangis dibangku taman dengan menundukkan kepalanya. Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan menyodorkan sapu tangan ke arah Nadia. Kemudian, Nadia mendongak untuk melihat siapa yang datang.
"Kok, om bisa disini?" Tanya Nadia terkejut ada om Diego dihadapannya. Nadia langsung memeluk Diego, dan semakin terisak dalam pelukan Diego.
"Kenapa lagi Sayang?" Tanya Diego sambil mengusap punggung Nadia. Berharap Nadia bisa tenang. Diego tidak ragu menyebut Nadia dengan panggilan sayang, sebab selama ini mereka berdua sudah saling balas chat seperti selayaknya seorang kekasih. Walaupun tidak ada ikatan apa-apa, tapi keduanya sudah saling menyayangi satu sama lain.
Setelah tangis Nadia mulai mereda, Diego mengarahkan Nadia untuk duduk dan menceritakan apa yang terjadi.
"Yasudah gini saja kalo memang mama kamu nggak suka om kasih HP ini ke kamu, bilang saja ke mama kamu untuk mengganti HP ini secara nyicil tiap bulan semampu mama kamu." Ucap Diego setelah Nadia menceritakan apa yang terjadi.
Nadia mengangguk dan meminta om Diego mengajaknya jalan-jalan keliling kota, untuk menghibur hatinya yang sedang sedih.
"Om boleh nggak ketemu sama mama kamu?" Tanya Diego saat mereka berdua berada di atas gedung untuk melihat pemandangan kota dan langit yang bertabur bintang.
"Memangnya om mau ngapain? nanti om malah naksir sama mama aku." Ucap Nadia khawatir om Diego akan lebih memilih mamanya dibanding dirinya. Kata orang, janda lebih menggoda.
Tapi lebih tepatnya, Nadia khawatir kalo mama nya semakin tidak merestui hubungannya.
"Kamu ada-ada saja. Bukannya kamu tadi bilang mama kamu nggak izinin kamu dekat sama cowok, karna takut mereka mempermainkan kamu. Jadi, biar mama kamu nggak khawatir, om akan yakinkan mama kamu kalo om mau serius sama kamu, dan nggak akan macem-macem sama kamu sebelum kamu lulus sekolah." Balas Diego menjelaskan.
"Jadi kalo udah lulus nanti, om Diego mau macem-macemin aku gitu? Ih jahat banget." Balas Nadia pura-pura tidak mengerti dengan maksud om Diego.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Yayi Maryati
aduhhhh ini author yg bner aja klo bikin cerita ga segitunya kli ,,,,nuh sya baru bca sedikit sumpah geli bget ada yah ikatan batin d salhartikan dgn asmara ,yg bner aja thor
2024-10-21
1