Semua siswa bersorak riuh ketika Arka menarik tangan Nadia dan menggandengnya berjalan menuju kelas. Nadia yang diperhatikan seperti itu merasa sangat malu, tapi ia juga merasa tidak enak jika harus menolak genggaman tangan Arka. Sebab keduanya baru saja dekat lagi setelah beberapa hari saling diam. Arka juga sudah mengatakan bahwa ia hanya menganggap Nadia sebagai sahabatnya.
Kedua sahabat Nadia merasa puas dan senang melihat adegan romantis tersebut. Apalagi adegan itu juga disaksikan oleh Ratu yang sering mengakui Arka sebagai kekasihnya.
Arin dan Tata menatap Ratu dengan rasa bangga dan kemudian, Tata menunjukan jempolnya yang ia putar ke arah bawah.
"Itu cowok loe kenapa gandeng tangan Nadia?" Goda Arin sengaja menyindir Ratu.
"Bukan urusan loe!" Balas Ratu jutek, kemudian mengisyaratkan kedua temen gengnya untuk pergi. Arin dan Tata tertawa puas melihatnya, kemudian ikut melangkah pergi menuju kelasnya.
"Hai Nad?" Sapa Arin dan Tata yang langsung duduk di meja belajarnya. Arin duduk disamping Nadia, sementara Tata duduk di depan Arin bersanding dengan Dinda yang sangat introvert dan berpenampilan culun.
"Gimana Nad? Loe udah jadian sama Arka?" Bisik Arin merasa penasaran.
"Nggak lah, gue sama Arka cuma sahabatan kok. Kan gue udah punya om Diego." Balas Nadia dengan berbisik juga, supaya tidak ada yang mendengar obrolannya.
"Serius loe, jadi loe sama om Diego udah resmi, dan sama Arka cuma temen? Gila ini gila, loe parah Nad." Ucap Arin tidak menyangka dan tidak terima.
Padahal dirinya sendiri yang awalnya mendukung Nadia dengan om Diego, tapi ia juga yang malah seperti tidak terima. Tapi bukan begitu maksud Arin yang sebenarnya.
"Emangnya kenapa Rin? Di mana salahnya? Bukan nya loe sendiri yang awalnya dukung gue sama Om Diego?" Balas Nadia dengan heran.
Kemudian Arin menjelaskan maksudnya. Sebenarnya Arin setuju Nadia sama Arka atau Om Diego, tetapi harusnya jika Nadia sudah memilih Om Diego, Nadia tidak perlu deket lagi sama Arka, apalagi sampai bergandengan tangan di depan semua murid SMA Pelangi. Kalo suatu hari nanti Nadia ketahuan jalan sama om Diego, pasti mereka akan berpikir Nadia selingkuh. Begitu juga kalo sampai harapan Arka sama Nadia semakin dalam, pasti Arka akan semakin hancur ketika mengetahui bahwa Nadia sudah mempunyai kekasih yang lebih dewasa dan mapan dari Arka.
"Tapi Arka itu nggak ada rasa sama gue Rin, dia sendiri yang bilang. Dia juga ngingetin gue supaya nggak kepedean kalo dia deketin gue atau nolongin gue." Balas Nadia menjelaskan.
Saat Arin ingin membalas ucapan Nadia, tiba-tiba guru memasuki kelas dan menyapa semua murid dengan antusias. Semua murid, balas menyapa sang guru secara serentak.
"Ayo anak-anak, buku tugasnya segera dikumpulkan! Biar ibu cek dulu tugas kalian. Arka tolong dibantu ya! Bawa ke depan semua buku tugas teman-teman kamu!" Perintah ibu guru pada semua murid, dan Arka ditugaskan untuk membantunya membawa buku tugas mereka ke atas meja guru.
Arka mengambil satu per satu buku tugas teman-temannya, mulai dari pojok belakang. Ketika sudah sampai di meja belajar Nadia, Arka tidak sengaja menyentuh tangan Nadia saat mengambil buku tugas Nadia yang sedang di pegang Nadia.
"Cieee yang baru jadian, maunya pegangan tangan terus." Seru murid laki-laki yang duduk dibelakang Nadia. Arka langsung memukul pelan kepala murid tersebut dengan buku.
"Gosip aja loe." Ucap Arka yang kemudian meletakkan semua buku tugas di hadapan murid tersebut dan menyuruhnya untuk membawanya ke depan. Dengan berat hati murid tersebut langsung melakukan apa yang diperintahkan Arka. Seluruh kelas langsung menertawakannya.
"Ada apa ini? Diam semua!" Teriak guru yang sedang mengajar saat ini. Seketika semua murid langsung terdiam.
Di sisi lain di tempat kerja Alda, Diego kembali berkeliling untuk mengawasi para karyawan produksi. Tetapi kali ini Diego ditemani oleh Meisya, perempuan pilihan papa nya yang akan dijodohkan dengan Diego. Walau begitu Diego tidak pernah menganggap Mesya sebagai calon istrinya, karena ia sama sekali tidak menyukai Mesya.
"Sofi, lihat tuh, pak bos kita lagi sama perempuan. Kayaknya itu calon istrinya deh." Bisik Andin pada sofi yang sedang fokus dengan pekerjaannya.
Mendengar bisikan Andin pada sofi, Alda juga ikut penasaran dan menatap ke arah yang ditunjuk Andin. Entah kenapa ada perasaan sesak di dada Alda melihat perempuan yang sedang bersama Diego sedang berusaha merapikan dasi milik Diego. Lalu Alda kembali fokus dengan pekerjaannya ketika tatapan mata Diego dan Mesya mengarah ke arah Alda dan sekitarnya.
"Sepertinya iya, tapi menurut gue nggak cocok banget pak Diego bersanding sama perempuan itu." Balas Sofi dengan berbisik pada Andin. Sofi tidak menyadari yang dibicarakan sedang memperhatikan mereka, dan bersiap mendekat ke arah mereka.
"Kalian mau kerja apa ngegosip?" Tegur Mesya sambil bersedekap dada, merasa sok berkuasa.
"Maaf bu." Ucap Andin dan Sofi bersamaan.
Sementara Alda, ia merasa tegang karena Diego berada di belakangnya. Tapi kemudian, ia berusaha untuk tetap tenang supaya Diego tidak mencurigainya.
"Kamu sudah berapa lama bekerja disini?" Tanya Diego pada Alda dengan nada dan raut wajah profesional selayaknya bos dan karyawan.
"Sudah lama pak, sekitar 15 tahun." Jawab Alda sesuai fakta yang sebenarnya.
"Lama juga ya? Hebat kamu" Puji Diego masih dengan mode bos dan karyawan.
"ih apaan sih sayang? Ngapain tanya-tanya gitu, kurang kerjaan aja. Mending kita jalan-jalan aja yuk! Kamu kan bos disini, jadi bebas dong mau masuk kerja apa nggak." Ucap Mesya merasa cemburu, dan bergelayut manja pada lengan Diego.
Sofi dan Andin memasang wajah ingin muntah melihat kelakuan Mesya, Sementara Alda rasanya pengen masukin dua mahluk tak tahu malu itu ke dalam karung dan melemparnya jauh ke samudra Antartika. Beruntung Mesya tidak melihat apa yang dilakukan mereka bertiga.
Di jam waktu pulang kerja, Alda menunggu angkutan sendirian di halte yang tidak jauh dari tempatnya bekerja. Karena hari ini kerja lembur, jadi Alda pulang larut malam. Kendaraan juga sudah terlihat sangat sepi berlalu lalang. Biasanya saat lembur, Alda akan meminta Nadia untuk menjemputnya. Tapi tidak untuk sekarang. Alda tidak mau kalo sampai Diego memergoki dirinya sedang bersama Nadia.
Sebuah mobil berhenti tepat di depan Alda berdiri menunggu angkutan. Tampak wajah laki-laki yang dibencinya, ketika kaca mobil terbuka.
"Ayok saya antar! Nggak baik perempuan sendirian di jalan!" Ucap Diego sambil membukakan pintu mobil untuk Alda.
Sejenak Alda merasa dilema, mengingat Diego pernah melecehkan dirinya dan ia juga pernah hampir di lecehkan oleh orang yg tak dikenalnya, walaupun Diego yang menolongnya tapi Diego juga yang sudah menghancurkannya.
"Nggak usah takut! Aku nggak akan macem-macem kok." Ucap Diego ketika melihat wajah Alda penuh dengan keraguan.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments