"Kamu foto sama siapa Nad?" Tanya Diego dengan nada dingin.
"Jangan marah dulu om say! Dia itu om aku." Balas Nadia yang mengira Diego marah karna memanggil dirinya dengan sebutan Nad bukan Beb/ Yang seperti biasanya.
"Om? Maksud kamu adiknya mama kamu atau siapa?" Balas Diego penasaran.
"Adik nya papa aku om say, tapi kita baru ketemu hari ini. Namanya om Dirga, Dia baik banget nggak kayak papa aku." Balas Nadia yang malah jadi curhat sama Diego.
"Oh yasudah." Ucap Diego yang langsung mengakhiri panggilannya secara sepihak. Hingga membuat Nadia bertanya-tanya.
Kemudian Nadia mengirim pesan untuk Diego.
"Om say marah ya sama Nadia? Om say tidak percaya kalo om Dirga beneran om nya Nadia? kalo om say tidak percaya, nanti kapan-kapan Nadia akan memperkenalkan om Dirga pada Om say, gimana?"
Diego tidak menanggapi pesan dari Nadia dan malah menonaktifkan ponselnya. Bukan Karna Diego marah pada Nadia. Tapi Diego hanya sedang merasa kecewa dengan dirinya sendiri yang belum mampu meluluhkan Alda dan putri kandungnya. Walaupun dirinya bisa bebas bertemu dengan Nadia, tapi rasanya belum puas jika Nadia belum mengetahui bahwa dirinya adalah ayah kandungnya.
Nadia merasa bingung. Sebab laki-laki yang di anggap kekasihnya tidak menanggapi pesan darinya dan malah menonaktifkan nomornya. Nadia berusaha untuk berpikir positif, mengingat om Diego adalah orang penting di perusahaan. Mungkin saja dia sedang lembur, atau menerima panggilan dari orang penting. Kemudian Nadia memutuskan untuk segera istirahat.
Pagi harinya, di sekolah SMA PELANGI. Semua para siswa tampak riuh berebut ingin melihat ke arah papan mading. Sebab ada berita yang sangat mengejutkan yang di tempel di papan Mading tersebut.
Semua siswa yang sudah melihat berita tersebut tampak sinis ketika melihat Nadia turun dari mobil yang mereka kira adalah mobil om-om kekasih baru Nadia. Padahal sebenarnya Nadia sedang menggunakan jasa kendaraan online.
"Nggak dapet Raka, om-om pun jadi." Celetuk salah satu dari mereka.
"Enak sih kalo punya pacar om-om, bisa minta apa saja. Tapi nggak yakin deh kalo nggak di grepe-grepe." Sambung yang lainnya.
"Iya kalo belum punya istri. Kalo sudah punya istri gimana dong? Jatuhnya pelakor ga sih?" Saut yang satu nya. Dan mereka terus saja mengatakan yang tidak-tidak untuk menyindir Nadia.
"Memangnya apa salahnya kalo gue punya kekasih om-om? Tidak semua om-om pikirannya mesum kayak pikiran kalian. Ngerti?" Ucap Nadia karna memang sadar diri sedang menjalani hubungan dengan Om-om. Tapi berhubung mereka menganggap dirinya adalah kekasih simpanan dan hanya sekedar pemuas nafsu, Nadia merasa marah dan tidak terima.
Mereka yang mendapat sentilan dari Nadia, malah tertawa dan semakin menghujat Nadia dengan kata-kata kotor.
"Nadia, sini ikut gue!"
Arin menarik tangan Nadia supaya ikut dengannya, dan di ikuti Tata dibelakangnya. Mereka mengajak Nadia ke belakang perpustakaan, supaya obrolannya tidak di dengar oleh orang lain.
"Nad, loe apa-apa an sih? Katanya loe pacaran sama Om Diego? Kenapa malah sama orang lain juga?" Ucap Arin meminta penjelasan.
"Maksud kalian apa sih?" Balas Nadia tampak kebingungan.
"Di papan Mading ada foto loe sama Om-om, tapi dia bukan om Diego. Dia siapa Nad?" Ucap Tata menjelaskan apa yang mereka ketahui.
Arin menunjukan foto hasil jepretannya di papan mading pada Nadia. Seketika Nadia tertawa saat melihat foto tersebut.
"Kok malah ketawa?" Ucap Arin bingung.
"Memangnya dia siapa Nad? Jangan-jangan dia calon bokap tiri loe ya? Kan nyokap loe cantik, pantaslah kalo dapet om-om itu." Tebak Tata dengan penuh keyakinan.
"Bukan gaes, dia itu om gue. Adik dari bokap gue." Ucap Nadia, menjelaskan yang sebenarnya.
"Oh gitu." Ucap Tata dan Arin secara bersamaan.
"Gila Nad, om loe keren banget." Seru Arin merasa kagum dengan Nadia.
"Iya nih. Loe beruntung banget sih. Udah dapet om Diego yang ganteng, sekarang punya om yang keren. Btw, nama Om loe ini siapa Nad? Gue siap jadi tante loe he he.." Ucap Tata yang merasa tertarik dengan om nya Nadia.
"Namanya Dirga, om Dirga tuh sudah punya bunda Shera. Jadi sorry ya, sudah nggak ada peluang buat kalian." Balas Nadia memberitahu.
Tata dan Arin pura-pura lemas, setelah mengetahui kenyataan bahwa om nya Nadia sudah ada yang punya. Mereka lalu tertawa dan akan pergi ke kelasnya, sebab bel masuk kelas sudah berdering.
Di jam pelajaran, Arka sering menatap ke arah Nadia. Arka yang sudah tahu gosip tentang Nadia dengan om-om, membuat dirinya merasa gelisah dan merasa penasaran tentang kebenaran gosip tersebut. Apalagi sedari tadi, Nadia juga tampak ceria seperti biasanya, seolah ia sedang tidak menghadapi masalah sama sekali. Tapi Arka yakin, Nadia tidak seburuk yang mereka katakan.
Setelah bel istirahat berdering, Raka langsung mendekati Nadia dan menanyakan kebenaran tentang gosip tersebut.
"Nad, gue sama Arin ke kantin duluan ya." Ucap Tata yang langsung di angguki oleh Nadia.
Setelah Tata dan Arin keluar, Arka langsung duduk di samping Nadia, untuk bersiap mendengar jawaban dari Nadia.
"Memangnya kenapa Ar? Perasaan nggak ada hubungannya sama loe. Gue cuma nggak mau aja sih, kalo sampai Ratu salah paham sama gue." Jawab Nadia, merasa heran dengan keingintahuan Arka dan juga khawatir akan mendapat masalah sama Ratu.
"Loe pengen tahu kenapa?" Arka malah balik bertanya dan langsung di angguki oleh Nadia.
"Ya karna gue peduli sama loe sebagai sahabat gue. Soal Ratu, dia nggak berhak merusak persahabatan kita." Ucap Arka dengan tatapan penuh perhatian, hingga mampu membuat Nadia jadi salah tingkah. Nadia langsung menatap ke arah lain supaya Arka tidak menyadari kalo sebenarnya wajah Nadia saat ini sudah memerah.
"Yang di foto itu nggak bener. Dia itu om gue bukan kekasih gue.Tapi..."
Nadia menjeda ucapannya.
"Tapi apa?" Ucap Arka semakin penasaran.
"Tapi gue memang punya kekasih om-om yang seumuran gitulah sama om gue yang di foto itu. Tapi loe jangan kasih tahu ke siapa-siapa ya Ar! Ini rahasia." Ucap Nadia mencoba untuk jujur pada Arka, Karna Nadia percaya Arka bisa jaga rahasia.
"Gila loe, parah." Ucap Arka kesal.
"Tapi sumpah Ar, dia itu baik banget. Walaupun dia sering beliin gue barang-barang mahal, tapi dia nggak pernah sentuh gue sama sekali. Serius Ar, dia sayang banget sama gue."
Nadia berusaha meyakinkan Arka yang terlihat begitu kecewa.
"Memangnya loe yakin, dia belum punya istri?"
Arka berusaha mengingatkan Nadia.
"Katanya sih belum. Di KTP nya, Gue lihat juga belom kok. Lagian dia itu walaupun om-om tapi masih terlihat muda. Masih pantaslah sama gue." Nadia mencoba mencari pembelaan.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments