"Nggak dong, om akan langsung nikahi kamu kalo kamu sudah lulus." Jawab Diego yakin Karna ia merasa sudah mencintai Nadia. Padahal sebenarnya Diego hanya merasa sayang sama Nadia selayaknya Diego menyayangi Arka.
Hanya karna Nadia selalu mengingatkan dirinya pada Alda yang selama ini di rindukannya membuat Diego yakin akan hidup bahagia bersama Nadia.
Flashback on.
"Diego, berhentilah mencari Alda karna percuma. Dia dan anak kamu sudah mati." Ucap mama Diego yang waktu itu merasa kesal Karna putra semata wayang nya tidak berhentinya menyebut nama Alda dan bayi nya. Diego juga selalu membawa foto Alda dan foto USG bayinya kesana kemari membuat mama Diego merasa risih serta khawatir orang lain akan tahu aib putra nya yang sudah melecehkan teman sekolahnya hingga hamil.
Waktu itu Diego tidak percaya dengan ucapan mama nya. Kemudian mamanya memperlihatkan sebuah foto saat Alda mau lahiran, tapi foto tersebut sudah ia edit menjadi sebuah kecelakaan tragis. Mama Diego juga menunjukan makam palsu yang bertuliskan nama Alda dan bayi dalam kandungannya. Diego merasa semakin hancur dengan kabar kematian Alda dan bayinya.
Hari demi hari bulan demi bulan ia lewati tanpa ada rasa semangat, hingga pada suatu hari saat ia mengendarai mobil dalam keadaan mabuk, Diego tidak sengaja menabrak sebuah motor yang sedang melintas. Dan ternyata pengendara motor tersebut adalah sahabat dekatnya saat bergabung menjadi anggota club bola basket antar kota. Sahabatnya tersebut sedang membonceng anak dan istrinya.
Namun naas, sepasang suami istri tersebut langsung meninggal ditempat. Sebab saat terjatuh dari motor keduanya langsung terlindas truk yang sedang melintas. Sedangkan anak dari sahabatnya tersebut masih selamat karna terlempar dan jatuh tepat di tumpukan bantal guling yang sedang di jual dipinggiran jalan.
Sebenarnya Diego sempat ditahan. Tapi berhubung Diego meminta hak asuh anak dari sahabatnya tersebut agar jatuh ke tangannya dan dari hasil penyelidikan masih memungkinkan korban untuk selamat jika tidak terlindas truk, jadinya Diego hanya diberi sanksi selama 6 bulan dalam tahanan.
Selama Diego ada di dalam penjara, anak dari sahabatnya yang bernama Arka itu ia titipkan pada papanya terlebih dahulu. Sebenarnya laki-laki seumuran Diego yang baru menginjak usia 17 tahun itu tidak diperbolehkan mengadopsi anak. Tapi berhubung ada jaminan dari kekayaan orang tuanya, dan Diego bisa melewati tes uji coba selama satu tahun, akhirnya Diego bisa resmi mengadopsi Arka menjadi anak angkatnya.
Semenjak kehadiran Arka, hidup Diego menjadi lebih berwarna dan bersemangat lagi. Di hidupnya hanya Arka, Arka dan Arka saja. Ia tidak memperdulikan yang lain, bahkan banyaknya wanita yang berusaha mendekatinya pun ia abaikan demi fokus pada Arka.
Selain karna menyayangi Arka, Diego juga melakukan itu karna ingin menebus kesalahannya pada sahabatnya dan juga Alda.
Flashback off.
****
"Al lihat tuh, bos baru kita yang gue omongin waktu itu. Kayaknya dia mau kesini deh." Bisik Andin pada Alda saat melihat sang bos muda sedang keliling memperhatikan kinerja karyawan bagian produksi.
Posisi sang bos muda sudah semakin dekat ke arah Alda dan Andin. Ketika Alda melihat ke arah yang di tunjuk Andin. Seketika jantung Alda berasa hampir lepas dari tempatnya. Alda langsung buru-buru izin pergi ke toilet, membuat Andin terbengong heran.
Di dalam toilet, Alda berusaha mengatur nafasnya. Ia benar-benar sangat terkejut tidak menyangka akan bertemu dengan lelaki yang sangat di bencinya selama bertahun-tahun, dan terlebih lagi ternyata dia adalah bos baru di perusahaan tempatnya bekerja.
Jadi selama ini ia bekerja di perusahaan orang tua Diego? Ya, Diego Dewangga adalah bos baru yang baru diketahui oleh Alda. Selama ini Alda hanya fokus bekerja, tidak pernah kepo sama pemilik perusahaan. Itu sebabnya ia tidak tahu kalo ternyata perusahaan tersebut milik keluarga Dewangga.
"Alda, loe ngapain di dalem lama banget? Noh dicariin mandor. Buruan keluar gih! Daripada nanti loe kena hukuman." Teriak Sofi sambil mengetuk kecil pintu toilet yang terkunci.
Setelah itu Alda langsung keluar dan akan kembali ke tempat kerjanya sambil memepet pada tubuh Sofi seperti orang ketakutan.
"Loe kenapa sih Al? Masak iya siang bolong begini ada hantu." Ucap Sofi sembari menyentuh lehernya yang tiba-tiba merinding.
"Nggak kok, itu cuma karna habis nonton film horor aja, jadi parno." Jawab Alda berusaha menutupi rasa panik yang sebenarnya.
Alda menghela nafas lega karna ternyata Diego sudah tidak ada lagi di ruang kerjanya. Akan tetapi rasa lega itu berubah menjadi horor ketika sang mandor menyuruh Alda untuk menemui bos baru di ruang kerja nya.
"Cepet Alda! Atau kamu mau di pecat? Bos muda sedang ingin memperbaiki kualitas para karyawannya, jangan sampai kamu jadi target PHK." Ucap mandor mengingatkan.
Alda terpaksa mendatangi ruang bos, setelah meyakinkan hatinya bahwa semua akan baik-baik saja. Ia yakin, Diego tidak akan mengenali diri Alda. Tapi kenapa Alda masih mengenali wajah Diego? Jawabannya karena wajah Diego perubahannya hanya sedikit sedangkan Alda sangat jauh berbeda. Sebab Alda yang dulu belum mengenal skincare dan tidak pandai merias wajah. Sedangkan Alda yang sekarang sudah glow up.
"Selamat siang pak? Ada apa ya saya di panggil kemari?" Sapa Alda, berusaha untuk bersikap biasa saja saat asisten bos membukakan pintu untuknya. Diego yang masih duduk membelakangi Alda mengingatkan asisten untuk keluar terlebih dahulu.
Alda meneguk ludahnya dan jantungnya berdetak lebih kencang. Dengan perlahan, Diego membalikan kursi kebesarannya agar menghadap ke arah Alda. Setelah mereka berdua hampir berhadapan. Alda langsung menundukkan wajahnya supaya Diego tidak mengenalinya.
"Alda Denisa, Usia 33 tahun lahir dikampung agung provinsi X. Alumni SMP Saraswati dan SMP Diponegoro." Ucap Diego dengan pelan dan raut wajah dingin.
Deg
Alda sangat terkejut mendengarnya. Ternyata ia salah mengira. Ia pikir Diego tidak akan mengenalinya. Alda lupa kalo data dirinya di perusahaan adalah data asli. Kecuali soal anak, data dirinya tidak tercantum disana.
"Maaf pak. Ada apa ya?" Ucap Alda lagi pura-pura tidak mengenali Diego.
"Dimana anak kita? Ternyata kamu masih hidup. Aku pengen ketemu sama anak kita." Ucap Diego sembari melangkah mendekati Alda.
Dalam hati, Alda merasa muak mendengar Diego mengucap kata anak kita. Tetapi Alda harus tetap berpura-pura tidak mengenali Diego.
"Bapak ini aneh. Maaf ya pak, saya tidak kenal sama bapak. Dan saya ini masih gadis, belum memiliki anak. Jadi bapak jangan mengada-ada!" Ucap Alda berusaha memainkan sandiwaranya supaya terlihat real di mata Diego.
Akhirnya Diego mengalah dan menyuruh Alda kembali ke tempat kerjanya. Tapi bukan berarti Diego percaya/menyerah. Ia akan mengawasi gerak gerik Alda secara diam-diam.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments