Nadia Putri Dewangga

17 tahun kemudian.

Seperti biasa setiap pagi Alda selalu menyiapkan sarapan untuk putrinya yang kini sudah menginjak usia 17 tahun. Nadia Putri Dewangga yang kerap dipanggil Dia oleh Alda dan Shera kini tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cerdas.

"Mah kapan sih mau beliin Dia HP baru? ini HP nya udah sering eror. Males banget mah pake nya." Keluh Nadia sembari menunjukan ponselnya yang jadul dan sering eror.

"Iya nanti gajian insyaAllah mama beliin yang baru, tapi janji dulu! Kalo pulang main jangan malem-malem!" Balas Alda sembari menuangkan susu ke dalam gelas.

Alda begitu khawatir jika sampai anak gadisnya mengalami nasib yang buruk seperti dirinya dulu.

"Siap bos!" Ucap Nadia sambil menunjukan gaya hormat seperti saat upacara bendera.

Alda mengelus rambut putrinya dengan sayang. Hatinya selalu merasa sejuk ketika melihat putrinya tersenyum dan ceria.

"Dia berangkat dulu ya mah." Pamit Nadia setelah menghabiskan sarapannya. Sudah menjadi kebiasaan sehari-hari Nadia selalu mencium pipi kanan dan kiri Alda dengan penuh kasih sayang.

"Ingat pesan mamah sama bunda Shera! Belajar yang bener, jangan pacaran dulu!"

"Iya mama ku sayang." Balas Nadia sembari menyalakan motornya dan segera melajukan motornya ke arah jalan menuju sekolah.

Setelah itu Alda bergegas siap-siap untuk berangkat kerja. Alda bekerja menjadi karyawan biasa di sebuah pabrik ternama di kota X.

"Ehh tau nggak? Ternyata anak pemilik perusahaan ini ganteng banget. Dia baru pulang dari luar negeri. Besok akan ada peresmian penyerahan hak milik perusahaan ini untuk anaknya yang ganteng itu." Ucap Salah satu teman kerja Alda yang bernama Sofi.

"Tahu darimana loe?" Balas Andin teman kerja Alda yang satunya lagi.

"Kemarin nggak sengaja denger bisik-bisik dari karyawan staf divisi, waktu anak bos lewat. Sumpah dia ganteng banget, masih muda dan katanya masih lajang. Andai saja gue bisa dapetin dia." Ucap Sofi sambil bergaya kecentilan.

"Mana mungkin orang seperti kita dilirik sama pak bos. Apalagi bos sukses dan tampan seperti yang loe bilang tadi" Balas Andin yang sadar hanya remahan rengginang.

Alda yang sudah hilang rasa sama yang namanya laki-laki hanya tersenyum mendengar celotehan kedua teman nya. Padahal selama ini sudah banyak laki-laki yang mendekati Alda dan ingin meminangnya. Akan tetapi Alda selalu menolaknya secara halus, bagi Alda hidupnya cukup hanya dengan putrinya saja, tidak perlu ada laki-laki yang belum tentu bisa membahagiakannya.

Setelah jam kerja di mulai. Semua karyawan duduk ditempat kerja masing-masing. Alda, Sofi dan Andin segera memulai pekerjaannya dengan fokus.

Di sisi lain, Nadia yang sedang mengikuti pelajaran olah raga merasa gelisah dikarenakan ia lupa membawa baju olah raga.

"loe pake punya gue aja Nad! Gue lagi nggak enak badan soalnya." Ucap Arka sembari menyodorkan baju olah raga miliknya. Kebetulan baju olah raga laki-laki dan perempuan modelnya dibikin sama.

"Serius nih?" Ucap Nadia memastikan.

Arka tersenyum sambil mengangguk, kemudian melangkah pergi menuju arah UKS.

Hari ini semua teman sekelas Nadia mengikuti jalan santai keliling sekitaran sekolah. Nadia, Arin dan Tata berjalan paling belakang dan saling berpegangan tangan.

"Nad, kayaknya si Arka suka deh sama loe. Gue sering ga sengaja liat dia pas lagi merhatiin loe." Ucap Arin sambil menggoyangkan-goyangkan tangannya yang sedang menggenggam tangan Nadia.

"Masak sih? Tapi bukannya dia pacaran sama ratu kegelapan." Balas Nadia yang sudah sering mendengar gosip tentang Arka dan siswi yang bernama Ratu. Berhubung kulit ratu hitam manis dan sifatnya angkuh, mereka menyebutnya Ratu kegelapan.

"Alah, itu mah cuma ratu saja yang ngaku-ngaku. Buktinya Arka sama Ratu nggak pernah tuh kelihatan jalan berdua." Ucap Tata yang tidak meyakini hubungan Ratu dan Arka, sebab Tata tidak pernah melihat mereka berdua jalan atau ngobrol berdua.

"Tapi kalaupun Arka beneran suka sama gue, Biarin saja. Gue udah janji sama mama untuk tidak pacaran dulu." Balas Nadia yang selalu mengingat pesan Alda untuk tidak pacaran atau dekat dengan lelaki manapun.

"Ya elah anak mama." Ledek Arin dan Tata secara bersamaan.

Kemudian pak guru olahraga memberi instruksi agar semua murid berbaris rapi saat masuk kembali ke area sekolah. Sebab mereka akan dibagi makanan gratis oleh seorang pengusaha kaya raya penyumbang dana terbesar di SMA Pelangi, tempat Nadia menuntut ilmu.

"Sst liat tuh ada cowok ganteng banget, penampilannya om-om tapi mukanya baby face banget." Bisik Arin pada Tata yang berbaris di depannya.

"Iya emang ganteng tapi kalo om-om gue mah ogah." balas Tata sambil mengibaskan rambut panjangnya yang hitam berkilau.

Nadia yang mendengar bisik-bisik kedua temannya langsung melihat ke arah yang ditunjuk Arin. Tiba-tiba Nadia merasakan sesuatu yang aneh di hatinya. Nadia terus saja memandang om-om tersebut hingga tidak sadar sekarang ia sudah berdiri di depannya.

Keduanya saling menatap satu sama lain. Ada rasa aneh yang tiba-tiba menjalar di hati mereka berdua.

"Nad, itu ambil!" Seru Tata sambil menyenggol lengan Nadia yang masih bengong, dan menunjuk bingkisan yang di arahkan pada Nadia.

Nadia dan om-om tersebut tersadar dari lamunannya, kemudian Nadia mengambil bingkisan tersebut dan mengucapkan kata terimakasih.

"Loe kenapa sih Nad? Tadi liatin om-om sampai bengong. Loe naksir ya sama dia?" Ucap Tata sambil menikmati makanannya.

"Nggak lah, gue cuma lagi mikir aja kenapa om-om itu sangat tidak asing. Kayak udah kenal deket, tapi gue bener-bener nggak tahu dia siapa." Balas Nadia sambil memainkan sedotan di minumannya.

"Om itu tuh kalo nggak salah namanya Diego Dewangga. Dia keturunan keluarga Dewangga yang terkenal kaya raya tujuh turunan." Ucap Arin yang sudah sering mendengar cerita tentang keluarga Dewangga dari kakak-kakak kelasnya dulu.

Nadia yang lagi menyedot minumannya langsung tersedak mendengar cerita Arin tentang keluarga Dewangga.

"Pelan-pelan atuh neng geulis!" Ucap Tata sembari menyodorkan tisu pada Nadia.

"Pantesan waktu itu ada beberapa murid yang mengira gue anak orang kaya raya. Aduh mama gue kenapa sih, pake kasih nama gue Dewangga dibelakangnya. Kan gue jadi malu kalo ada yang ngira gue bagian dari keluarga Dewangga." Ucap Nadia merasa galau.

"Ooh iya gue baru sadar kalo nama loe Nadia Putri Dewangga." Ucap Arin sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

"Jangan-jangan loe emang keturunan Dewangga Nad." Ucap Tata curiga.

"Ya nggak mungkin lah, Bokap gue tuh udah meninggal semenjak gue masih dalam kandungan." Balas Nadia dengan penuh keyakinan, sebab sedari kecil Mama dan Bundanya memang selalu mengatakan hal itu pada Nadia.

"Yakin Bokap loe sudah meninggal? Jangan-jangan bokap loe banyak ha ha ha." Ledek ratu dan gengnya yang tiba-tiba muncul secara tiba-tiba.

Bersambung..

Episodes
1 (Kejahatan Diego)
2 (Kehancuran Alda)
3 (Saudara Tiri Yang Baik)
4 (Kepergian Alda)
5 Nadia Putri Dewangga
6 Jalan-Jalan ke Mall
7 Anak angkat Diego
8 Om Diego Atau Arka
9 Nadia Dan Alda
10 Masih Mengenal Alda
11 Tinggal Sementara Dengan Oma
12 Arka dan Nadia Baikan
13 Jadi Sebenarnya Papa Masih Hidup?
14 Menyatakan Cinta Palsu
15 Alda Marah Sama Nadia
16 Ketahuan Memeluk Alda
17 Nadia Bertemu Dengan Dirga
18 Foto di Papan Mading
19 Kedatangan Om Dirga
20 Pertengkaran Alda Dan Dewi
21 Om Say Kenapa?
22 Ulang Tahun Alda
23 Rooftop Sekolah
24 Kutukan Di Masalalu
25 Diego Bertemu Shera
26 Arka Di Keluarkan Dari Sekolah
27 Rawat Inap Di Rumah Sakit
28 Perumahan Citra Ext
29 Maafkan Nadia, mah!
30 Kencan Dengan Bos
31 Jadi Om Ini Papa aku?
32 Loe Mau Nggak Nikah Sama Gue?
33 Murid Baru
34 Jangan Menikahi Dia
35 Nadia Sudah Menikah, mah.
36 Jangan Salahkan Arka!
37 Ternyata Masih Ada Kesempatan
38 Alda Di Pecat Dari Pekerjaannya.
39 Jadi Loe Nggak Cemburu?
40 Melihat Rumah Arka
41 Serius, Itu Anak Loe?
42 Olah Raga Di Taman
43 Jody Teman Alda Saat SMP
44 Nadia kenapa?
45 Berusaha Membujuk Nadia
46 Jangan Macam-Macam Sama Nadia!
47 Calon Suaminya Yang Mana?
48 Tidur Berdua Dengan Arka
49 Kalian Beneran Kakak Adik kan?
50 Plis, Jangan Konyol!
51 Khilaf & Salah paham
52 Arin dan Arka
53 Tapi sedih, gak ada loe.
54 Alda Pulang Bersama Diego
55 Kopi Buatan Anak Papa
56 Liburan Ke Villa Part 1
57 Gara-gara Numpang Buang Air
58 Liburan Ke Villa Part 2
59 Kita akan Pindah Sayang.
60 Diego Marah Pada Alda
61 Dokter Psikolog
62 Mengakui Hubungannya Dengan Arka
63 Ternyata Jody Tidak Di Tahan
64 Merasakan Sesak Dan Sedih
65 Alda Menerima Kehadiran Diego
66 Kedatangan Jody
67 Menerima Mama Dan Papanya Bersatu
68 Lemparan Vas Bunga Dari Mesya
69 Tentang Keluarga Arka
70 Bad mood
71 Video Viral
72 Jalan-Jalan Bertiga
73 Melamar Alda
74 Suara Ledakan
75 Air Terjun
76 Undangan Pernikahan Dari Burhan
77 Kedatangan Ririn Sepupu Diego
78 Izin Akan Pergi Muncak
79 Kekesalan Nadia Pada Arka
80 Syarat Dari Burhan Untuk Alda
81 Mendaki Gunung
82 Tersesat
83 Khilaf Dan Merasa Bersalah
84 Selamat Jalan Sahabatku
85 Kembali Pulang Ke Kota
86 Setelah Sekian Lama Menahan
87 Pernikahan Burhan Dan Mesya
88 Resepsi Pernikahan Nadia
89 Kado Dari Arin
90 Isi Kado Dari Arin
91 Butuh Penjelasan
92 Mencari Penginapan
93 Kembali Pulang Bersama
94 Hari Pertama Datang Ke Kampus
95 Berduka Cita
96 Kalian Sudah Baikan?
97 Teman Papa Arin
98 Permintaan Diego Pada Nadia
99 Kamu kenapa? Cemburu?
100 Kantor Polisi
101 Dalang Di Balik Pelecehan & Peledakan
102 Cerita Tentang Malam Itu
103 Menangis Gara-gara Bakso
104 Malamnya Ribut Paginya Keramas
105 Aldo Dan Arin Kembali Berulah
106 Pergi Bersama Aldo
107 Hubungan Arin Dan Aldo
108 Lamaran Di Rumah Arin
109 Tuduhan Orang Tua Arin Pada Nadia
110 Terbukti Tidak Bersalah
111 Diego Mendatangi Kakek Arka
112 Aku Ingin Menikahi Kamu
113 Gak Masalah Punya Tante Arin
114 Dirga Dan Keluarga Mama
115 Loe Mau Kan Nikah Sama Gue?
116 Pesta Pernikahan Ratu
117 Liburan Setelah Menikah
118 Masalalu Kenzo
119 Salah menyebut Nama
120 Aldo Menculik Nadia
121 Belum Menemukan Nadia
122 Aldo Sudah Sakit Jiwa
123 Terbayang Sakitnya Jadi Arka
124 Tidak, Aku Bukan Pembunuh
125 Mulai Membaik Dan Menerima
126 Liburan Ke Korea Bertemu BTS
Episodes

Updated 126 Episodes

1
(Kejahatan Diego)
2
(Kehancuran Alda)
3
(Saudara Tiri Yang Baik)
4
(Kepergian Alda)
5
Nadia Putri Dewangga
6
Jalan-Jalan ke Mall
7
Anak angkat Diego
8
Om Diego Atau Arka
9
Nadia Dan Alda
10
Masih Mengenal Alda
11
Tinggal Sementara Dengan Oma
12
Arka dan Nadia Baikan
13
Jadi Sebenarnya Papa Masih Hidup?
14
Menyatakan Cinta Palsu
15
Alda Marah Sama Nadia
16
Ketahuan Memeluk Alda
17
Nadia Bertemu Dengan Dirga
18
Foto di Papan Mading
19
Kedatangan Om Dirga
20
Pertengkaran Alda Dan Dewi
21
Om Say Kenapa?
22
Ulang Tahun Alda
23
Rooftop Sekolah
24
Kutukan Di Masalalu
25
Diego Bertemu Shera
26
Arka Di Keluarkan Dari Sekolah
27
Rawat Inap Di Rumah Sakit
28
Perumahan Citra Ext
29
Maafkan Nadia, mah!
30
Kencan Dengan Bos
31
Jadi Om Ini Papa aku?
32
Loe Mau Nggak Nikah Sama Gue?
33
Murid Baru
34
Jangan Menikahi Dia
35
Nadia Sudah Menikah, mah.
36
Jangan Salahkan Arka!
37
Ternyata Masih Ada Kesempatan
38
Alda Di Pecat Dari Pekerjaannya.
39
Jadi Loe Nggak Cemburu?
40
Melihat Rumah Arka
41
Serius, Itu Anak Loe?
42
Olah Raga Di Taman
43
Jody Teman Alda Saat SMP
44
Nadia kenapa?
45
Berusaha Membujuk Nadia
46
Jangan Macam-Macam Sama Nadia!
47
Calon Suaminya Yang Mana?
48
Tidur Berdua Dengan Arka
49
Kalian Beneran Kakak Adik kan?
50
Plis, Jangan Konyol!
51
Khilaf & Salah paham
52
Arin dan Arka
53
Tapi sedih, gak ada loe.
54
Alda Pulang Bersama Diego
55
Kopi Buatan Anak Papa
56
Liburan Ke Villa Part 1
57
Gara-gara Numpang Buang Air
58
Liburan Ke Villa Part 2
59
Kita akan Pindah Sayang.
60
Diego Marah Pada Alda
61
Dokter Psikolog
62
Mengakui Hubungannya Dengan Arka
63
Ternyata Jody Tidak Di Tahan
64
Merasakan Sesak Dan Sedih
65
Alda Menerima Kehadiran Diego
66
Kedatangan Jody
67
Menerima Mama Dan Papanya Bersatu
68
Lemparan Vas Bunga Dari Mesya
69
Tentang Keluarga Arka
70
Bad mood
71
Video Viral
72
Jalan-Jalan Bertiga
73
Melamar Alda
74
Suara Ledakan
75
Air Terjun
76
Undangan Pernikahan Dari Burhan
77
Kedatangan Ririn Sepupu Diego
78
Izin Akan Pergi Muncak
79
Kekesalan Nadia Pada Arka
80
Syarat Dari Burhan Untuk Alda
81
Mendaki Gunung
82
Tersesat
83
Khilaf Dan Merasa Bersalah
84
Selamat Jalan Sahabatku
85
Kembali Pulang Ke Kota
86
Setelah Sekian Lama Menahan
87
Pernikahan Burhan Dan Mesya
88
Resepsi Pernikahan Nadia
89
Kado Dari Arin
90
Isi Kado Dari Arin
91
Butuh Penjelasan
92
Mencari Penginapan
93
Kembali Pulang Bersama
94
Hari Pertama Datang Ke Kampus
95
Berduka Cita
96
Kalian Sudah Baikan?
97
Teman Papa Arin
98
Permintaan Diego Pada Nadia
99
Kamu kenapa? Cemburu?
100
Kantor Polisi
101
Dalang Di Balik Pelecehan & Peledakan
102
Cerita Tentang Malam Itu
103
Menangis Gara-gara Bakso
104
Malamnya Ribut Paginya Keramas
105
Aldo Dan Arin Kembali Berulah
106
Pergi Bersama Aldo
107
Hubungan Arin Dan Aldo
108
Lamaran Di Rumah Arin
109
Tuduhan Orang Tua Arin Pada Nadia
110
Terbukti Tidak Bersalah
111
Diego Mendatangi Kakek Arka
112
Aku Ingin Menikahi Kamu
113
Gak Masalah Punya Tante Arin
114
Dirga Dan Keluarga Mama
115
Loe Mau Kan Nikah Sama Gue?
116
Pesta Pernikahan Ratu
117
Liburan Setelah Menikah
118
Masalalu Kenzo
119
Salah menyebut Nama
120
Aldo Menculik Nadia
121
Belum Menemukan Nadia
122
Aldo Sudah Sakit Jiwa
123
Terbayang Sakitnya Jadi Arka
124
Tidak, Aku Bukan Pembunuh
125
Mulai Membaik Dan Menerima
126
Liburan Ke Korea Bertemu BTS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!