06 Ibu Apa Yang Kamu Lakukan Padaku?

...Cerita berlanjut....

^^^41 : 11 : 38 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode enam.

Seorang wanita kini sedang berjalan perlahan, mengelilingi anak laki-laki yang tengah terduduk di kursi.

Sesaat kemudian langkahnya terhenti tepat di belakang tubuh anak laki-laki itu. Manik mata coklatnya memperhatikan dengan serius punggung subjek dihadapannya itu.

Merasa tidak puas, iapun menekan punggung subjek yang sedikit membungkuk itu, kemudian ia buka suara.

"Astin, sudah ibu bilang rapihkan postur tubuhmu, kamu harus lebih memperlihatkan martabatmu sebagai seorang bangsawan kelas atas."

Setelahnya iapun beranjak kearah depan anak laki-laki itu, kemudian jemarinya sedikit menekan lengan anak laki-laki yang sedang terangkat itu, dan kembali buka suara.

"Sudah ibu bilang, jangan angkat tanganmu terlalu tinggi, duduk dengan rapih dan berwibawa."

"Ugh."

Akupun tersentak dengan aksi ketatnya ini.

.

Seperti yang kalian lihat, ibu tiriku sedang membetulkan posisi dudukku, yang sedang memegang cangkir teh, dan jemariku kini mulai terasa kesemutan.

Bahkan aku tidak bisa mengecek statusnya, walau sekarang jarak kami sangat dekat.

Kemudian wanita itu agak memandangi dari jauh, dan melihat keseluruhan postur anak laki-laki itu, sembari berkomentar.

"Hmm... sebelumnya kamu terlihat bagus saat minum teh di taman."

Karena aku sudah tidak tahan, akupun lantas berkata.

"Uh, Ibu, bukankah ini sudah cukup?"

Merasa belum puas, wanita itupun mendengus. Walau begitu, ia tetap berkata menyetujuinya.

"Hmph, baiklah kita lanjutkan pelajaran berikutnya."

Setelahnya iapun beranjak menuju meja yang terdapat tumpukan buku, kemudian duduk di salah satu kursinya.

-

Setelah selesai makan malam, ibu tiriku kini sedang mengajariku. Sebelumnya ia meminta Amy beserta pelayan lainnya menyiapkan peralatan belajar juga set teh.

Makannya kamarku yang sebelumnya terasa kosong kini sedikit terisi, dengan meja putih bundar dan kursi yang ditempatkan di depan cermin besar.

Sedangkan beberapa tumpuk buku terlihat di meja coklat persegi, yang di tempatkan di dekat sudut kanan tembok kamar.

Sebelumnya aku meminta Amy untuk menemani kami, sebab aku merasa khawatir bila hanya berdua dengannya.

Tetapi ibu tiriku ini mengusirnya keluar, dengan alasan agar aku fokus dalam belajar. Bukankah itu terdengar sangat mencurigakan?

Setelah memikirkan itu akupun mengalihkan pandangan padanya. Ia terduduk di seberang meja, sedangkan beberapa tumpuk buku sedikit menghalangi penampilannya. Tetapi aku masih bisa melihat parasnya.

Setelah aku melihatnya lagi, sepertinya dia sedikit berdandan, bahkan gaun yang dipakainya juga terlihat berbeda, dari gaun yang ia kenakan saat sedang makan malam tadi.

Apakah perlu repot-repot berdandan hanya untuk mengajariku?

Setelah beberapa lama membaca buku, dan menjelaskan sembari memakai kacamatanya, wanita itu beralih pandang, setelah menutup dan meletakkan buku bersampul biru gelap ke atas pangkuannya.

Iapun berkata pada subjek dihadapannya.

"Astin, apakah kamu sudah mengerti?"

Setelahnya, ia melipat rapih tangannya diatas buku itu.

Setelah mendengar penjelasan dari ibu tiriku, dan merangkum secara garis besar, akupun menjawab dengan percaya diri.

"Aku tidak terlalu mengerti semuanya, tapi secara garis besar aku sudah paham."

Aku menjawab, sembari memandang wanita yang tengah duduk dengan anggun di seberangku itu, sedangkan aku kini terduduk dengan rapih.

Mendengar jawaban yang bagus, membuat wanita itu tersenyum sembari melepas kacamatanya, kemudian ia mulai berkata.

"Bisakah kamu sebutkan apa yang ibu jelaskan sebelumnya?"

Kini pandangannya tidak lepas dari bibir anak laki-laki dihadapannya yang mulai bergerak.

Mendengar instruksi, akupun lantas buka suara.

"Ya, ibu. Jadi pada intinya kekuasaan kerajaan 'Orione' awalnya mencakup seluruh dataran benua langit."

"Akan tetapi, dikarenakan bencana gelombang kosmik yang terjadi 5600 rigelia silam, peradaban kuno mengalami kehancuran total, dan puncak kejayaan kerajaan 'Orione' menemui akhirnya."

"Manusia pada waktu itu sangat bergantung pada teknologi kuno, mereka tidak bisa bertahan dengan situasi yang kacau kala itu."

"Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, raja 'Orione' kuno kala itu memindahkan pusat kekuasaan mereka ke pusat benua, yang terdapat pohon raksasa 'Alfheim' dimana lahan subur satu-satunya berada."

Setelah mendengar penjelasan dari subjek dihadapannya, wanita itu tersenyum puas, kemudian ia memujinya.

"Fu fu fu... bukankah kamu cepat untuk memahaminya Astin? Sebelumnya ibu perlu menjelaskannya beberapa kali."

Ya, aku cukup percaya diri kalau mengenai teori. Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, ibu tiriku mengajari tentang sejarah kerajaan 'Orione'.

Dimana dulunya terdapat sebuah peradaban yang sangat maju, bahkan lebih maju dari peradaban dunia sebelumnya.

Banyak teknologi yang masih terkubur di seluruh penjuru benua langit, tetapi butuh waktu berbulan-bulan untuk mencari reruntuhan yang belum terjamah. Seperti yang dilakukan oleh ayahku dan tim ekspedisinya.

Aku tidak mempunyai waktu untuk itu, aku hanya akan berburu monster untuk meningkatkan level, dan siapa tahu aku akan mendapatkan drop item yang bagus.

Setelah memikirkan itu, akupun lantas berkata, sembari sedikit meregangkan tubuhku yang sudah kaku.

"Apakah pembelajarannya sudah selesai ibu? Kurasa ini sudah larut."

Kemudian pandanganku beralih pada jam tangan yang jarumnya menunjuk...

Pukul 10 malam lebih saat ini, jadi aku perlu istirahat, pinggangku juga sudah terasa sakit setelah duduk terlalu lama.

Setelah mendengar pertanyaan dari anak laki-laki dihadapannya, wanita itu berpikir sejenak sembari melihat keadaannya, kemudian berkata.

"Apa tubuhmu sudah mulai terasa kaku?"

Segera setelah mengatakan itu, wanita itu berdiri dan menghampiri anak laki-laki itu, kemudian mengulurkan tangannya, sembari berkata.

"Ayo sedikit menggerakkan tubuh."

Melihat ia mengulurkan tangan, akupun lantas menggapainya, tetapi...

"Ugh."

Akupun tersentak, ketika dia tiba-tiba menarikku pada pelukannya.

Setelahnya, wanita itu menautkan jemarinya pada tangan kanan anak laki-laki yang kini ia genggam, kemudian meletakkan tangan kiri anak laki-laki itu pada pinggangnya.

Dan iapun menggapai bahu anak laki-laki itu dengan tangan lainnya, kemudian menariknya hingga tubuh mereka sepenuhnya bersentuhan.

Setelahnya iapun berkata.

"Kalau begitu, ikuti gerakan ibu."

Mendapatkan perlakuan yang tiba-tiba, sampai aku tidak dapat bereaksi, akupun lantas memrotes.

"Ibu, bukankah ini terlalu dekat?"

Kemudian akupun segera mengalihkan pandangan, sebab wajah kami hanya berjarak beberapa senti, sampai aku bisa merasakan napasnya.

Ini benar-benar membuatku merasa sangat malu, bahkan sekarang kami seakan sedang berpelukan.

Tidak mempedulikan perkataan anak laki-laki itu, wanita itupun lantas memulai gerakannya. Kemudian menjawab.

"Tentu saja ini jarak yang normal."

"Ugh."

Akupun agak tersentak sembari mengikuti gerakannya. Merasa anak laki-laki ini mengikuti gerakannya dengan baik, wanita itupun memujinya.

"Fu fu fu... walau begitu kamu mengikutinya dengan baik."

Entah kenapa tubuhku bisa mengikuti gerakannya dengan cukup lancar.

Walau begitu, tiba-tiba ditarik dan di ajak berdansa oleh wanita secantik ini benar-benar membuatku merasa malu. Bahkan aku tidak sanggup memandang wajahnya yang begitu dekat walau hanya sesaat.

Tadinya aku ingin segera mengecek statusnya setelah kami cukup dekat, tapi ini malah terlalu dekat, sampai aku tidak dapat berkutik.

Sebab semakin merasa malu, akupun lantas kembali memprotes.

"Ibu, bukankah ini memalukan?"

Bahkan wajahku sekarang terasa panas.

Melihat wajah anak laki-laki yang terlihat memerah dan begitu menggemaskan baginya, membuat wanita itu terkikik, kemudian berkata.

"Fu fu fu... apa yang kamu permalukan dengan ibumu sendiri? Bahkan kamu harus melakukan ini dengan gadis bangsawan lain saat pergi ke pesta."

Ugh, aku jadi semakin tidak ingin mengunjungi perkumpulan bangsawan apapun.

Jika aku harus melakukan ini dengan gadis lain, mungkin kepalaku akan mengeluarkan popcorn sebab saking malunya.

Setelah mengatakan itu, wanita itupun lantas mempercepat dan menambah variasi gerakannya.

Akupun kembali tersentak, dengan gerakannya yang berubah tiba-tiba.

"Ugh."

Setelah bergerak cukup cepat, samar tercium aroma lavender dari tubuhnya. Sebab angin yang berlalu dari posisi tubuhnya yang sebelumnya, kini menerpa hidungku yang tengah berpaling.

Wanita itu tersenyum, merasa anak laki-laki dalam dekapannya ini mengikuti gerakannya dengan lancar dan mengalir, iapun kembali memujinya.

"Fu fu fu... bahkan kamu masih bisa mengikuti gerakan ini."

Tetapi beberapa saat kemudian, ekspresi wanita itu mulai berubah, seakan tidak merasa puas. Iapun mendekatkan bibirnya pada telinga subjek yang berpaling ini, sembari berkata seakan memperingatkan.

"Astin, kamu harus menatap wajah pasanganmu ketika berdansa."

Akupun lantas tersentak.

"Ugh,"

Sebab mendengar suara yang begitu dekat hingga menggelitik telinga. Lantas akupun protes dengan perlakuannya.

"Ibu, Ini benar-benar sangat memalukan."

Aku benar-benar tidak kuat menatap wanita secantik dirinya terlalu lama.

Melihat ekspresi subjek dihadapannya yang semakin memerah, wanita itupun kembali terkikik dan berkata.

"Fu fu fu... bukankah Astin nya ibu bertingkah sangat manis? Kamu harus lebih bersikap percaya diri sebagai bangsawan kelas atas."

Kemudian ekspresinya kembali berubah, dan berkata seakan menegaskan.

"Astin, ayo kemari, perhatikan pandanganmu pada ibu."

"Ugh, baiklah."

Setelah di desak, akupun memberanikan diri untuk memandangi wajahnya.

Bahkan skill pasif ku tidak bisa mengatasi rasa malu ini, rasanya wajahku semakin memanas, saat tatapanku mulai bertemu dengannya.

Melihat wajah anak laki-laki dihadapannya sangat memerah, wanita itupun tersenyum manis, sembari menggoda.

"Fu fu fu... Astin, kamu benar-benar manis, sampai tersipu seperti ini."

Tetapi setelah ia mengatakan itu, subjek dihadapannya kembali berpaling muka. Yang membuat ekspresi wanita itu mulai berubah seakan gelap mata.

Ini benar-benar memalukan, bahkan sekarang dia menggodaku, hingga membuat wajahku otomatis berpaling.

Kemudian wanita itu kembali memperingatkan anak laki-laki itu.

...(Truth Of Word).♪.♪.♪...

"Astin, sudah ibu bilang, untuk menatap mata ibu bukan? Jangan alihkan pandanganmu."

Setelahnya iapun menghentikan gerakannya tiba-tiba.

Akupun tersentak.

"Ugh."

Entah kenapa suaranya tadi terdengar dingin dan dalam, seakan menggema di dalam kepalaku.

Dan memaksa pandanganku untuk bertemu dengannya, tatapan matanya terlihat begitu dalam, seolah menghisap ku sampai aku tidak bisa berpaling darinya.

Dan tak lama dari itu, tiba-tiba kepalaku terasa sakit. Akupun lantas bertanya.

"Ibu, apa yang ibu... ugh...!"

Tetapi kalimatku terpotong saat ia mencengkram tubuhku dengan erat, dan mendekatkan wajahnya pada wajahku.

Seringai kini nampak diwajahnya, walaupun parasnya sangat cantik, tetapi entah kenapa itu terlihat menyeramkan.

Setelah berhasil membekuk anak laki-laki dalam cengkraman nya, wanita itu mulai buka suara, dengan seringainya yang melebar.

"Fu fu fu... Astin, kamu memang sulit untuk dipengaruhi, bahkan ibu perlu waktu lama untuk melakukan ini padamu, hihihi..."

Wanita itupun terkikik, dengan ekspresi penuh kesenangan dan rasa ingin menguasai.

Merasa diperlakukan dengan buruk dan merasa nyawaku terancam, akupun lantas berpikir sembari mengutuk dalam hati.

'Sial! Tubuhku bahkan terasa melemah. Apakah sekarang aku akan benar-benar dibunuh? Bahkan belum satu hari aku berada di dunia ini.'

Merasa nyawaku semakin terancam, akupun lantas memohon.

"Ibu, sakit, lepaskan, ugh...!"

Setelahnya kepalaku seperti dihantam dari belakang, saat dia terus menatapku dengan tatapannya yang dalam ini.

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

Wanita itu tertawa terkikik kesenangan, sembari terus melancarkan aksinya.

"Fu fu fu...hihihi... Astin Astin Astin... aah... akhirnya aku akan mendapatkan mu seutuhnya."

Perasaan senang wanita itu semakin menjadi, sampai tidak bisa ia tahan.

Seringainya semakin terlihat menyeramkan, dan wajahnya semakin mendekat padaku, untuk memperdalam tatapannya.

Merasakan sakit yang semakin parah, akupun kembali memohon dan merintih.

"Hentikan, sakit, ugh...!"

Sedangkan tubuhku semakin lemas tak berdaya.

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

Melihat anak laki-laki dalam cengkraman nya memohon, wanita itupun lantas buka suara, dengan seringainya yang semakin melebar.

"Kamu tahu? Sesulit apa aku untuk melakukan hal ini padamu?"

Kemudian ia berkata lirih, sembari menahan kegembiraan yang bergejolak dalam hatinya.

"Aku harus melemahkan mentalmu secara bertahap, untuk memilikimu seutuhnya."

Sebelum setelah itu dia terkikik, sebab ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Hihihi..."

Mendengar perkataan itu, akupun mencoba mempertanyakan.

"Ugh... apa yang kamu coba, akh...!

Tetapi percuma saja, sebab rasa sakitku tidak membiarkannya.

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

Melihat anak laki-laki dalam cengkraman nya semakin tidak berdaya, membuat wanita itu kembali terkikik dan tertawa lepas.

"Hihihi... hahaha... akhirnya... akhirnya... akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya Astin."

Perasaan senang wanita itu semakin meluap-luap, seakan ia mendapatkan pencapaian tertinggi.

Seringainya semakin menjadi-jadi, dan dia menekan keningnya erat padaku, sembari terus menatapku dengan begitu dalam.

"Berhenti, ugh."

Aku hanya bisa memohon dan merintih, sebab aku benar-benar sudah tidak berdaya.

Tidak lama dari itu, pikiranku semakin kabur, hingga tidak bisa aku kendalikan. Sampai pada akhirnya akupun hanya merasakan kekosongan.

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

...(Mental terlalu lemah efek tidak bisa dibatalkan).♪.♪.♪...

...(Pikiran anda telah dikuasai).♪.♪.♪...

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

❤️❤️❤️❤️👍👍

2024-04-24

1

orange_ menulis

orange_ menulis

ya

2024-04-06

1

➳ᴹᴿˢ᭄°Agatha Hayatosuou😮‍💨🤧

➳ᴹᴿˢ᭄°Agatha Hayatosuou😮‍💨🤧

Pelajarannya ngeri euuy/Smug/

2024-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!