06 Ibu Apa Yang Kamu Lakukan Padaku?

...Cerita berlanjut....

^^^41 : 11 : 38 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode enam.

Di sebuah ruang yang terlihat luas, diterangi oleh lampu gantung crystal bening bercahaya putih. Membuat nuansa ruang mewah itu menjadi begitu cemerlang.

Suasananya begitu tenang, seperti langkah seorang wanita yang tengah berjalan perlahan, mengelilingi diriku yang tengah terduduk di kursi.

Sedangkan mata coklatnya begitu teliti memandangi postur tubuhku. Beberapa waktu kemudian langkahnya terhenti tepat di belakangku.

Jemari lentiknya menekan punggungku yang sepertinya agak membungkuk untuk meluruskannya. Bibir manisnya yang sedikit mengerucut mulai bersuara.

"Sudah ibu bilang, untuk perbaiki postur duduk mu, agar martabatmu sebagai bangsawan kelas atas lebih terlihat."

Kemudian jemarinya beralih pada bahuku, dan ia kembali bersuara.

"Jangan turunkan bahumu, angkat dengan tegap agar terlihat lebih berwibawa."

Kemudian ia beralih menuju arah depan postur ku. Jemarinya sedikit menekan lenganku yang tengah memegangi sebuah cangkir mewah.

"Jangan angkat tanganmu terlalu tinggi, posisikan cangkir di depan dadamu."

Kemudian ia mengangkat perlahan lenganku, dan tak lupa untuk bersuara.

"Tunggu beberapa saat, kemudian angkat perlahan, sampai aromanya tercium. Setelah itu kamu baru menyesapnya."

Kemudian ibu tiriku memundurkan beberapa langkah, untuk kembali melihat keseluruhan postur ku.

"Sekarang kamu ulangi gerakan yang ibu ajarkan dari awal."

"Ugh."

Aku perlahan meletakkan cangkir yang aku pegang pada piring kecil. Kemudian merapikan posisi duduk. Dan kembali mengangkat cangkir teh sesuai instruksi ibu tiriku.

Entah sudah berapa kali aku mengulangi hal ini, aku tidak menyangka kalau dia akan sangat ketat dalam mengajar. Bahkan sekarang tanganku sudah terasa kesemutan.

Ibu tiriku kembali memperhatikan setiap gerakan yang aku lakukan dengan seksama, kemudian kembali membetulkan posisiku setiap kali ada kesalahan.

Aku yang sudah tidak tahan lagi setelah duduk terlalu lama, lantas berkata.

"Ibu, bukankah ini sudah cukup?"

Ibu tiriku lantas mengernyitkan alisnya. Dia nampaknya belum merasa puas, tetapi melihat aku yang kesulitan, ia akhirnya mengembuskan napas dan berkata.

"Haah... Baiklah. Coba kamu ulangi sekali lagi. Kalau itu cukup bagus, kita akan beralih ke pelajaran selanjutnya."

Hah? Apa dia masih berniat mengajariku hal lain? Aku hendak mengeluh, tetapi setelah melihat ekspresinya yang agak kesal, akupun tidak berani mengeluarkan pendapat.

-

Setelah makan malam sebelumnya, ibu tiriku meminta Amy beserta beberapa gadis pelayan untuk menyiapkan set teh.

Sebelumnya aku meminta Amy untuk menemani kami, sebab aku merasa khawatir ditinggal berdua dengan ibu tiriku.

Tetapi ibu tiriku ini malah mengusirnya keluar, dengan alasan agar aku dapat belajar dengan fokus, bahkan dia tidak membiarkan dua pelayan pribadinya masuk. Sikapnya benar-benar mencurigakan.

Saat aku melihatnya mengobrol dengan pria tua di taman sore tadi, dia juga seperti memasang senyuman yang cukup aneh, walau aku tidak cukup jelas melihatnya. Aku benar-benar harus segera mengecek statusnya.

Akupun sedikit menghirup aroma teh yang kupegang, kemudian menyesapnya, dan meletakkannya kembali pada piring kecil.

Dan ibu tiriku menyilangkan tangannya, kemudian mendengus dan berkata.

"Hmph... Baiklah. Ibu rasa itu cukup, walau kamu harus lebih banyak berlatih."

Haah... Akhirnya aku dapat mengembuskan napas lega. Benar-benar, aku tidak memerlukan keahlian ini, yang aku butuhkan sekarang adalah pengetahuan.

Ibu tiriku beranjak menuju meja persegi yang terdapat tumpukan buku, kemudian duduk di salah satu kursinya.

Akupun bangkit kemudian meregangkan tubuh, dan duduk di seberangnya. Hmm... Bukankah jarak kami sekarang cukup dekat?

Aku lantas berpura-pura menggaruk hidung, untuk mengarahkan artefak padanya, tetapi...

"Astin, rapikan posisi duduk mu, mau berapa kali ibu mengingatkan?"

Ibu tiriku tiba-tiba menatapku tajam, aku lantas segera menurunkan tangan dan terduduk dengan rapi.

Dia terlihat benar-benar menakutkan kalau sedang kesal. Padahal saat pertama kali melihat, dia seperti wanita yang sangat lemah lembut dan penyayang.

Sekarang aku hanya dapat memandangi penampilannya yang agak terhalangi oleh tumpukan buku. Apa aku harus mempelajari buku sebanyak ini?

Setelah dilihat-lihat, bukankah dia memakai gaun yang berbeda saat makan malam tadi?

Saat makan malam dia mengenakan pakaian yang berbeda, lebih sederhana dibanding gaun mewah yang ia pakai saat kami bertemu di taman.

Dia juga terlihat merias wajahnya, walaupun itu sangat tipis. Apa memang perlu berias hanya untuk mengajariku? Aku tidak bisa mengerti jalan pikiran seorang wanita bangsawan sepertinya.

Ibu tiriku mengambil sebuah kacamata yang ia simpan di sebuah kotak cantik. Setelah memakainya, ia mengambil sebuah buku bersampul biru tua, dengan judul yang cukup menarik.

Hah? Apa itu buku sejarah kerajaan 'Orione?

Ibu tiriku mulai membukanya, kemudian melirik ke arahku dan berkata.

"Ibu akan membacakan beberapa poin penting yang perlu kamu ingat. Setelah itu kamu harus menjelaskan, apa saja yang kamu tangkap."

Kemudian ia mulai membaca buku itu perlahan. Dan aku mendengarkan dengan seksama.

Setelah beberapa lama membaca, ibu tiriku menutup buku yang ia pegang, kemudian meletakkannya pada pangkuan. Ia melepas kacamata bertangkai emas dan berlensa crystal yang terlihat mewah.

Kemudian berkata, setelah meletakkan kacamata tersebut di atas meja, dan melipat rapi tangannya di atas buku yang ia pangku. Dia benar-benar terlihat sangat anggun dan bermartabat.

"Astin, apa kamu sudah memahami poin penting yang ibu jelaskan?"

Ya, aku mengingat sebagian besar hal yang dia jelaskan. Aku cukup percaya diri kalau mengenai teori.

"Aku tidak terlalu memahami semuanya, tetapi aku dapat menjelaskan secara garis besar."

Ibu tiriku sedikit menutup mata coklatnya, nampaknya dia tidak terlalu mempercayai perkataanku. Dan bibir cream merah mudanya mulai bicara.

"Baiklah. Kalau begitu, coba kamu jelaskan."

Sedangkan pandangannya mulai melekat padaku yang juga mulai buka suara.

"Ya, ibu. Pada awalnya, wilayah kekuasaan kerajaan Orione mencakup seluruh dataran benua langit 'Astraea."

"Peradaban kerajaan Orione kuno sangatlah maju, tetapi 5600 rigelia silam terjadi bencana gelombang kosmik, yang membuat teknologi peradaban kuno hampir mengalami kehancuran total."

"Pada masa itu puncak kejayaan kerajaan Orione menemui akhirnya."

"Penduduk kerajaan Orione waktu itu sangat bergantung pada teknologi canggih mereka. Dan setelah teknologi yang menyokong kehidupan mereka hancur, mereka tidak mampu bertahan."

"Banyak sekali korban-korban yang mulai berjatuhan, kekacauan dan kejahatan mulai merajalela, di sebabkan oleh orang-orang yang kekurangan pangan serta kehilangan tempat tinggal mereka."

"Untuk mengatasi situasi yang semakin tidak terkendali, pihak kerajaan Orione memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan mereka."

"Dan semua orang yang masih bertahan berbondong-bondong menuju pusat benua. Dengan membawa beberapa teknologi yang masih berfungsi."

"Di pusat benua terdapat sebuah pohon raksasa Alfheim, itu merupakan satu-satunya wilayah subur yang masih tersisa di benua langit,"

"Setelah semua dataran hijau di benua langit tergerus oleh kemajuan teknologi, yang membuat tanah menjadi gersang."

"Tetapi daerah di sekitar pohon raksasa itu merupakan wilayah sebuah suku, suku telinga panjang yang tidak bisa di jamah oleh manusia."

"Konon mereka adalah penduduk asli benua langit, sebelum manusia datang menjajah. Pihak kerajaan Orione bermaksud untuk bernegosiasi dengan mereka, walau harus mempertaruhkan nyawa."

"Tetapi setelah mereka sampai di pohon raksasa Alfheim, mereka tidak melihat satu pun suku telinga panjang. Bahkan penghalang magis yang mencegah manusia memasuki wilayah mereka juga ikut menghilang."

"Dan saat itulah kerajaan Orione memulai masa yang baru. Mereka mulai membangun istana dan pemukiman di sekitar pohon raksasa Alfheim."

"Dan menentukan penanggalan baru, yang dimulai beberapa rigelia setelah bencana gelombang kosmik. Yang disebut sebagai kalender rigelia baru."

Dan ibu tiriku lantas terperangah, ketika mendengar penjelasanku yang cukup detail. Ia tersenyum sejenak, tetapi ia segera bersikap tenang dan berkata.

"Hmm... Sepertinya ibu harus memujimu, sebab bisa memahaminya dengan baik. Sebelumnya ibu perlu menjelaskan beberapa kali agar kamu dapat mengerti."

Setelah mengatakan itu, ia kembali mengenakan kacamatanya, kemudian mengambil buku lainnya dan berkata.

"Baiklah, ibu akan kembali menjelaskan pelajaran selanjutnya."

Aku hanya bisa menghela napas, dan mendengarkan ibu tiriku yang kembali menjelaskan beberapa pengetahuan. Sepertinya dia benar-benar orang yang cerdas dan berwawasan luas.

Normalnya bangsawan akan membayar instruktur untuk mengajari anak mereka, dia juga nampaknya ikut mengurus wilayah ini selama suaminya pergi.

Yang dijelaskan oleh ibu tiriku sepertinya hanya pengetahuan umum, dan juga pengetahuan untuk persiapanku masuk ke academy.

Sekarang dia sedang menjelaskan tentang anggota keluarga kerajaan, dan juga nama-nama bangsawan yang wajib diingat, serta keluarga bangsawan mana saja yang bekerjasama dengan keluarga kami.

Entah kenapa aku begitu mudah untuk mengingatnya, kemungkinan sebab tubuh ini pernah mempelajarinya.

Beberapa jam telah berlalu, sekarang pinggangku sudah terasa sakit setelah duduk terlalu lama, aku lantas angkat bicara.

"Ibu, apakah pembelajarannya sudah selesai? Kurasa ini sudah larut."

Aku ingin segera merebahkan diri di kasur empuk nan mewah itu, untuk meluruskan pinggangku. Aku melirik jarum jam pada pergelangan tangan yang menunjuk, pukul 10 malam lebih saat ini.

Ibu tiriku menutup buku yang selesai ia baca, dan melepas kacamata yang ia kenakan, kemudian menyimpannya kembali ke dalam kotak.

Ia memandang sejenak diriku, kemudian beranjak sembari berkata.

"Hmm... Apa tubuhmu terasa kaku?"

Setelah berada di hadapanku ia mengulurkan tangan.

"Kalau begitu, mari sedikit menggerakkan tubuh."

Apa yang ingin dia lakukan? Apa dia ingin melakukan pelajaran lainnya?

Dengan enggan aku menggapai tangannya, akan tetapi...

"Ugh."

Aku tersentak, ketika ibu tiriku menarikku dalam pelukannya. Ia pun tersenyum manis kemudian berkata.

"Ini pelajaran terakhir untukmu, setelah ini kamu boleh beristirahat."

Aku lantas memundurkan wajah, saat hidungku hampir bersentuhan dengannya. Bahkan napasnya benar-benar terasa menggelitik wajahku.

"Ibu, bukankah ini terlalu dekat?"

Kita benar-benar seperti sedang berpelukan, aroma wangi tubuhnya juga mulai menggelitik penciuman.

Dan ia malah semakin tersenyum manis, ketika manik mata coklatnya begitu lekat memandangi wajahku yang sepertinya memerah.

"Fu fu... Apa kamu merasa malu? Kamu tidak perlu malu seperti itu, hanya sebab di ajak berdansa dengan ibu."

Setelah berkata demikian, ibu tiriku mulai meletakkan tangan kiriku pada pinggangnya. Sedangkan tangan kananku ia genggam erat, kemudian ia menggapai bahuku dan mulai bergerak.

"Sekarang ikuti gerakan ibu."

"Ugh."

Apa dia benar-benar mengajakku menari selarut ini? Tapi apa memang berdansa harus sedekat ini? Entah kenapa jantungku mulai berdegup tidak karuan.

Aku hanya sedikit lebih tinggi darinya, jadi pandangan kami benar-benar bertemu, dan hidung kami hampir bersentuhan, sebab dia menarik tubuhku untuk mendekat padanya.

Sialan, dia benar-benar sangat cantik sekali. Apalagi dengan senyumannya yang sangat menggoda ini. Aku lantas mengalihkan pandangan, sebab tidak kuat memandang paras indahnya terlalu lama.

Tanganku yang tengah memegang pinggangnya sedikit bergerak, sebab tubuh kami yang berpindah mengikuti irama ketukan langkah ibu tiriku.

Walaupun tubuhnya ramping tetapi ini cukup berisi. Benar-benar sangat proporsional.

"Sayang, kamu harus memandang mata pasanganmu ketika berdansa, tidak sopan jika kamu berpaling seperti ini."

Tubuhku lantas bergidik, ketika napas hangat begitu menggelitik pendengaran.

"Ibu, bukankah ini benar-benar memalukan?"

Aku bahkan baru menemuinya sore tadi, tapi sudah melakukan hal seperti ini, ya, walau Amy melakukan hal yang lebih jauh, tetapi itu sebab pekerjaannya.

Dan ia malah terkikik senang, kemudian berkata seakan menggoda.

"Fu fu fu... Apa yang kamu permalukan dengan ibumu sendiri? Kamu bahkan harus mengajak beberapa gadis untuk berdansa saat pertemuan bangsawan."

Aku jadi tidak ingin melakukan pertemuan bangsawan, jika harus melakukan hal seperti ini dengan gadis asing yang baru kutemui.

Tangannya yang memegang bahuku kemudian beralih, untuk menggapai lembut pipiku. Dengan nada menggoda ia kembali berkata.

"Sebagai seorang bangsawan kelas atas kamu harus bersikap lebih percaya diri, ayo, kemarikan pandanganmu pada ibu."

Sialan, tangannya lembut sekali, ini bahkan lebih lembut dari tangan Amy. Dengan enggan aku kembali mengalihkan pandangan padanya.

Dan seketika itu jantungku rasanya ingin meledak, ketika senyumannya terlihat semakin menggoda, dan entah kenapa bibirnya terlihat agak basah.

"Fu fu... Sepertinya kamu dapat mengikuti gerakan ibu. Bagaimana kalau ibu menambah kesulitannya?"

"Ugh."

Aku lantas tersentak, ketika dia mempercepat tempo dan menambah variasi gerakan. Tetapi entah mengapa tubuh ini dapat mengikutinya walau agak kesusahan.

Beberapa waktu berlalu, dan gerakan dansa ku semakin lancar. Tetapi entah kenapa ada yang aneh dengan ibu tiriku, napasnya yang terasa hangat sebelumnya sekarang mulai terasa agak panas.

Dan dia semakin mendekatkan wajahnya, saat gerakan tarian kami semakin intens. Ia juga tersenyum cukup lebar, ketika melihat aku yang sudah cukup kelelahan.

Melihat sikapnya yang semakin terasa janggal, aku lantas merasa waspada.

"Ibu, bukankah sudah cukup? Kita sudah berdansa cukup lama, aku sudah lelah."

Ini benar-benar melelahkan, kita bahkan tidak beristirahat sama sekali.

Ibu tiriku tersenyum lembut untuk menanggapi, dengan bertahap ia memperlambat tempo sampai gerakannya terhenti.

Kemudian ia melepas tangan kiri yang menggenggam tanganku, sembari berkata.

"Baiklah, tetapi sebelum itu..."

"Ugh."

Aku kembali tersentak, ketika dia tiba-tiba memelukku erat. Napasnya yang terasa panas mulai menggelitik, ketika ia membenamkan wajahnya pada leherku.

"Ibu, apa yang sedang..."

...(Truth Of Word).♪.♪.♪...

"Jangan melawan."

Sialan! Kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan sama sekali?

Tangannya yang tengah mendekapku mulai menyusuri punggung. Sedangkan hidungnya yang terbenam pada leherku terus mengendus, seolah menikmati ekstasi.

Sekarang apa yang sedang dia lakukan? Ugh, aku merasa tidak tahan ketika tangannya mulai menyusuri dadaku, apalagi napasnya mulai menggelitik telinga.

Kedua tangannya menggenggam erat lenganku, ketika endusan nya mulai menyusuri pipi. Benar-benar, apa yang sedang coba dia lakukan?

"Haah... Kalau dicium dari dekat aromamu benar-benar enak sekali sayang."

"Ugh,"

Aku lantas tersentak dan meringis, ketika dia tiba-tiba mencengkram erat lenganku. Aroma manisan mulai menusuk penciuman, ketika hembusan napas yang terasa agak panas keluar dari mulutnya yang agak terbuka.

"Haah... haah..."

Pipi putihnya terlihat sangat memerah, degupan jantung yang begitu keras, sedikit menggetarkan dada proporsionalnya yang agak menempel padaku.

Tatapan mata coklatnya yang begitu dalam seakan menghisap seluruh perhatian.

Kecantikan luar biasa dari parasnya mulai terlihat agak menyeramkan, ketika bibir cream merah mudanya menyeringai cukup lebar.

Dan ia semakin mencengkram erat lenganku. Sedangkan tatapan matanya yang diwarnai coklat tiba-tiba berubah, layaknya permata amethyst yang bercahaya.

...(Mind Dominate).♪.♪.♪...

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

"Kugh,"

Seketika itu kepalaku serasa seperti dihantam, ketika kilauan amethyst pada pandangannya merasuk dalam diriku. Dan dia mulai terkikik.

"Hihihi... Kamu memang sangat sulit untuk dipengaruhi. Bahkan ibu butuh waktu lama untuk melemahkan mentalmu."

"Lepaskan, apa yang coba kamu... Ugh."

Sialan! Apa dia berniat untuk menghabisi ku?

Dia semakin mendekatkan wajahnya. Dengan seringai yang semakin melebar. Dan ia kembali terkikik begitu kencang.

"Fu fu fu... Hihihi... Astin Astin Astin... Akhirnya aku akan dapat memiliki dirimu sayang."

"Apa yang kamu kata... Ugh."

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

Sialan! Ini benar-benar menyakitkan, kepalaku rasanya mau pecah.

Seringainya yang agak terbuka, memperlihatkan lidah mungilnya yang sedikit keluar. Hembusan napas berat yang terasa panas semakin menerpa wajahku.

"Kamu tahu, sesulit apa agar aku dapat melakukan ini padamu?"

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

"Hentikan, sakiit... Ugh."

Rasa sakit di kepalaku semakin mengerikan, membuat pikiranku tidak mampu berjalan. Aku bahkan tidak mengerti apa yang tengah di ocehkan oleh wanita ini.

"Aku perlu melemahkan mentalmu secara bertahap, dan berhati-hati agar kamu tidak rusak."

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

"Berhenti... Ugh."

Sialan, ini benar-benar sakit sekali...

"Hihihi... Sedikit lagi... Sedikit lagi... Sayangku..."

...(Anda terkena skill serangan mental).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek serangan mental dikurangi).♪.♪.♪...

Rasanya kesadaranku semakin memudar, rasa sakit ini benar-benar mengerikan, aku tidak tahan lagi.

"Ukh..."

...(Mental terlalu lemah efek tidak bisa dibatalkan).♪.♪.♪...

...(Pikiran anda telah dikuasai).♪.♪.♪...

Dan seketika itu aku seperti kehilangan kendali, dan yang kurasa selanjutnya hanyalah sebuah kekosongan.

*

Wanita itu lantas terkikik dan tertawa lepas, ketika tujuannya tercapai.

"Hihihi... Hahaha... Akhirnya... Akhirnya... Akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya... Astin."

Kilauan amethyst pada matanya perlahan meredup, tergantikan oleh warna cokelat dalamnya yang mulai kembali.

Perlahan ia melepas cengkraman pada lengan anak laki-laki di hadapannya. Dengan erat ia kembali mendekapnya. Sedangkan wajahnya yang terlihat semakin memerah dipenuhi nafsu, kembali ia benamkan pada leher anak laki-laki tersebut.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998.

Terpopuler

Comments

UNKNOW-KUN

UNKNOW-KUN

wow, aku tidak kenyangkah akan jadi seperti ini... lanjut bro, aku tidak akan kalah!! kupikir aku doang yang cerita agak² 18+, rupanya punyaku belum apa² kayaknya😅

2024-06-24

1

UNKNOW-KUN

UNKNOW-KUN

singkatnya "ELF"

2024-06-23

1

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

astinnya di apain ibu ,?

2024-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 01 Apakah Aku Menjadi Karakter Sampingan?
2 02 Bukankah Ini Sebuah Artefak?
3 03 Gadis Itu Sumber Informasi
4 04 Sepertinya Aku Harus Mengubah Penampilan
5 05 Pertemuan Dengan Ibu Tiri
6 06 Ibu Apa Yang Kamu Lakukan Padaku?
7 07 Dominasi Ibu Tiri.
8 08 Kehangatan Pagi
9 09 Pergi Menyelinap
10 10 Berburu Di Kota Kuno
11 11 Berburu Di Sekitar Pohon Besar
12 12 Jalan Pulang
13 13 Kemesraan Di Atas Rasa Pilu
14 14 Berkeliling Distrik Perbelanjaan
15 15 Mendapat Artefak Baru
16 16 Peningkatan Dan Uji Coba Artefak
17 17 Siap Berburu Kembali
18 18 Luput Dari Pengepungan
19 19 Menjelajah Dungeon
20 20 Melawan Boss Dungeon
21 21 Setelah Penaklukan
22 22 Kembali Untuk Pulang
23 23 Sebagai Gantinya Hari Ini
24 24 Beberapa Urusan Perlu Diatasi
25 25 Penghasilan Dari Berburu
26 26 Persiapan Selesai
27 27 Menyerang Dungeon
28 28 Melawan Great Serpent
29 29 Setelah Krisis Adalah Waktu Santai
30 30 Di Ujung Cakrawala
31 31 Bertemu Dengan Calon Tunangan
32 32 Gadis Yang Merepotkan
33 33 Ketenangan Malam
34 34 Membuat Item Konsumsi
35 35 Di Pinggiran Kota Kuno
36 36 Di Kedalaman Kota Kuno
37 37 Musuh Yang Menyulitkan
38 38 Menjelajahi Reruntuhan
39 39 Di Hadapan Yang Agung
40 40 Kotak Pandora
41 41 Gairah Dibalut Rasa Lelah
42 42 Menuju Kota Tambang
43 43 Sesampainya Di Kota Tambang
44 44 Bertemu Dengan Villainess
45 45 Di Balik Pertemuan Queen
46 46 Awal Kesombongan
47 47 Pandangan Berkabut
48 48 Di Bawah Celah Bumi
49 49 Benih Keretakan
50 Pengumuman Remake.
Episodes

Updated 50 Episodes

1
01 Apakah Aku Menjadi Karakter Sampingan?
2
02 Bukankah Ini Sebuah Artefak?
3
03 Gadis Itu Sumber Informasi
4
04 Sepertinya Aku Harus Mengubah Penampilan
5
05 Pertemuan Dengan Ibu Tiri
6
06 Ibu Apa Yang Kamu Lakukan Padaku?
7
07 Dominasi Ibu Tiri.
8
08 Kehangatan Pagi
9
09 Pergi Menyelinap
10
10 Berburu Di Kota Kuno
11
11 Berburu Di Sekitar Pohon Besar
12
12 Jalan Pulang
13
13 Kemesraan Di Atas Rasa Pilu
14
14 Berkeliling Distrik Perbelanjaan
15
15 Mendapat Artefak Baru
16
16 Peningkatan Dan Uji Coba Artefak
17
17 Siap Berburu Kembali
18
18 Luput Dari Pengepungan
19
19 Menjelajah Dungeon
20
20 Melawan Boss Dungeon
21
21 Setelah Penaklukan
22
22 Kembali Untuk Pulang
23
23 Sebagai Gantinya Hari Ini
24
24 Beberapa Urusan Perlu Diatasi
25
25 Penghasilan Dari Berburu
26
26 Persiapan Selesai
27
27 Menyerang Dungeon
28
28 Melawan Great Serpent
29
29 Setelah Krisis Adalah Waktu Santai
30
30 Di Ujung Cakrawala
31
31 Bertemu Dengan Calon Tunangan
32
32 Gadis Yang Merepotkan
33
33 Ketenangan Malam
34
34 Membuat Item Konsumsi
35
35 Di Pinggiran Kota Kuno
36
36 Di Kedalaman Kota Kuno
37
37 Musuh Yang Menyulitkan
38
38 Menjelajahi Reruntuhan
39
39 Di Hadapan Yang Agung
40
40 Kotak Pandora
41
41 Gairah Dibalut Rasa Lelah
42
42 Menuju Kota Tambang
43
43 Sesampainya Di Kota Tambang
44
44 Bertemu Dengan Villainess
45
45 Di Balik Pertemuan Queen
46
46 Awal Kesombongan
47
47 Pandangan Berkabut
48
48 Di Bawah Celah Bumi
49
49 Benih Keretakan
50
Pengumuman Remake.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!