17 Siap Berburu Kembali.

...Cerita berlanjut....

^^^10 : 28 : 19 . Arcan-43 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode tujuh belas.

"Hnnghh..."

Aku menggeliat ketika terbangun. Setelah meregangkan tubuh, aku mengarahkan jam tangan pada pandangan. Sekarang masih pukul 5 pagi.

Tetapi aku harus segera bersiap, sebab aku ingin pergi berburu lebih awal untuk menutupi absen ku kemarin, sembari mencari dungeon atau reruntuhan.

Ini pagi ketiga ku setelah datang ke dunia ini. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku terbangun tanpa mengenakan apapun di samping wanita tercintaku.

Aku menyentuh wajahku yang terasa agak lengket. Aku jadi teringat perkataan Haumea, setelah aku memberitahunya jumlah pengeluaran fantastis ku kemarin.

"Fu fu fu... karena kamu sudah memakai banyak uangku, setidaknya kamu harus menggantinya dengan tubuhmu."

Kemudian dia menjilati seluruh tubuhku dengan penuh nafsu, setelahnya diapun menyumpal mulutku dengan bawahnya yang sudah sangat basah. Sedangkan aku menjilati dan menghisapnya dengan penuh nafsu juga.

Setelah memikirkan itu, akupun beralih pandang pada wanita yang masih terlelap dengan tenang ini. Lihatlah wajah cantik nan polosnya ini. Aku tidak percaya, dia memiliki nafsu yang sangat besar saat berada di atas ranjang.

Akupun tersenyum, kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh indahnya. Setelah memandangi sejenak, aku perlahan beranjak dari tempat tidur, agar tidak membangunkannya.

Kamarku ini sangat kacau. Akupun mengambil gaun serta pakaian dalam Haumea yang berserakan di lantai, kemudian melipat dan menaruhnya di tepi tempat tidur.

Setelah itu, aku mengambil pakaianku yang berserakan juga, untuk memasukannya dalam keranjang. Aku menyalakan lampu kamar mandi, kemudian beranjak ke dalamnya.

Udara pagi benua langit benar-benar dingin. Aku hanya akan memakai shower saja tanpa berendam.

Setelah selesai mandi, mengeringkan tubuh, dan mengenakan pakaian mandi. Akupun menuju lemari putih besar di sisi selatan kamar.

Aku mengambil kemeja, jas, jubah, ikat pinggang, juga sepatu. Walau suasana kamarku masih redup dan hanya disinari lampu tidur, aku dapat melihatnya dengan cukup jelas, sebab mereka semua berwarna putih.

Aku menaruhnya di kursi yang berada di depan meja laci samping tempat tidur.

Kemudian membuka laci untuk mengambil tas spasial yang berisi peralatan berburu ku. Setelahnya akupun mengangkat kursi putih ini, menuju kaca besar di sisi utara kamar.

Sebab posisinya cukup jauh dari lampu tidur, suasananya agak gelap. Jadi akupun membuka tirai jendela di sisi utara tempat tidur. Haumea tertidur di sisi selatan, seharusnya tidak akan membangunkannya.

Cahaya Rigelius mulai terlihat menyingsing, dari celah atap-atap runcing mansion. Walau belum terlalu terang, tetapi sudah cukup untuk membantuku melihat lebih jelas.

Setelah kembali di depan cermin besar, akupun melepas pakaian mandi.

Dan mulai bersiap. Pakaian serba putih, 'Oke. Jam tangan elegan berwarna putih platinum 'Oke. Compass cantik berwarna emas putih di saku jas 'Oke. Tas pinggang spasial putih yang melingkar diagonal didepan 'Oke.

Kemudian aku mengikat rambut kebelakang, dan sedikit merapihkannya. Walau Amy sudah memangkas sampai lima senti lebih panjang dari bahu, tetapi ini masih agak mengganggu saat aku pergi berburu.

Aku sedikit merapihkan poni belah tengahku, kemudian tersenyum dan berkata.

"Yosh... dengan ini persiapan sempurna."

Sekarang sudah pukul 6, perjalanan menuju kota kuno adalah sekitar empat jam. Aku akan sampai cukup siang, jadi aku harus bergegas.

Tetapi sebelum itu. Akupun beranjak menuju Haumea, kemudian membelai lembut pipi putih nan halusnya.

"Hngg..."

Merasakan sensasi menggelitik di wajahnya, Haumea yang sudah mulai sadar perlahan membuka mata. Walau masih samar, pandangannya menangkap sosok yang sangat ia cintai, tengah memandanginya dengan senyuman lembut.

Tangan rampingnya terasa agak dingin saat bergerak lembut di pipinya. Namun itu sedikit menyegarkan Haumea dari rasa kantuk yang melanda sebelumnya.

Sedangkan wajah tampannya mulai semakin mendekat, sampai membuat Haumea kembali memejamkan mata.

"Chup~♡."

Kini rasa lembut mulai menggelitik kening Haumea, tidak lama dari itu, telinganya juga ikut tergelitik, sebab mendengar suara bisikan.

"Sayang, kamu sudah bangun?"

Mendengar itu, Haumea yang semakin mendapatkan kesadarannya menjawab dengan suara lirih.

"Hmm... sayang, apa kamu ingin pergi berburu sepagi ini?"

Kemudian Haumea kembali membuka mata, sampai pandangannya bertemu dengan wajah Astin. Sedangkan bibir manisnya hampir bersentuhan dengan bibir lelaki yang sangat ia cintai ini.

Namun sekarang wajah Astin terlihat semakin menjauh darinya, sampai telinganya hanya menangkap suara yang getarannya semakin berkurang.

"Ya, kemarin aku tidak pergi berburu, jadi aku harus berangkat lebih pagi."

Tidak ingin membiarkannya terus menjauh, Haumea lantas melingkarkan tangan pada leher Astin, untuk kemudian mendekatkan wajahnya, dan berkata.

"Fu fu fu... sayangku ini rajin sekali."

Setelahnya iapun tersenyum, dan Haumea mulai melahap bibir tipis pada wajah yang terlihat agak terkejut ini.

"Haum..."

"Hmmmph."

Tidak mempedulikan reaksinya, Haumea pun menikmati ciuman pagi bersama lelaki dambaannya, sampai kehabisan napas dan terengah-engah.

"Haah... haah... sayang... nanti jangan pulang terlalu malam."

Kini pandangan Haumea menangkap bibir yang terengah dihadapannya mulai bergerak.

"Haah... haah... ya, aku akan mengusahakannya."

Kemudian Haumea memejamkan mata, saat wajah di hadapannya kembali mendekat, hingga sensasi lembut memanjakan kedua pipi serta keningnya.

Setelah itu, Haumea kembali mendengarnya bersuara.

"Kalau begitu, aku berangkat dulu."

Haumea merasa agak kesepian, saat melihat pemandangan sosok yang sangat ia cintai itu mulai menjauh. Walau begitu, ia tetap memasang senyuman sembari berkata.

"Sayang, hati-hati."

Sedangkan aku yang sedang berjalan menuju pintu dikejauhan, hanya menjawab singkat,

"Ya."

Sembari menoleh. Dan pandanganku dimanjakan oleh kecantikan wanita yang mengiringiku dengan senyuman indahnya.

.

Setelah melihat Astin keluar dan menutup pintu, Haumea lantas memegangi perutnya yang terasa mual, kepalanya juga terasa agak pusing.

Karena sudah tidak tahan, iapun segera bergegas menuju kamar mandi. Setelah rasa mualnya sedikit mereda, Haumea memandang cerminan diri yang berada dihadapannya.

Wajah cantiknya terlihat agak pucat. Setelah memandangi sesaat sembari menyandarkan tangan di wastafel, iapun berkata lirih.

"Apa aku terlalu kelelahan?"

Kemarin kondisi tubuhnya masih baik-baik saja, tetapi entah kenapa saat terbangun tadi tubuhnya terasa agak lemas.

Haumea pun membasuh wajah, untuk mendapatkan sedikit kesegaran. Banyak pekerjaan yang harus dilakukan hari ini, jadi tidak ada waktu untuk beristirahat.

"Setidaknya aku harus memeriksa kondisi kesehatan ku."

Setelah mengatakan itu, Haumea beranjak untuk merapihkan diri dan kembali memakai gaunnya.

-

Note : Sekedar informasi, jumlah waktu dalam sehari di planet Arcania ini adalah 52 horol atau jam. Dan Astin sudah di dunia ini, sekitar 3,5 arcan atau hari. Jadi sudah satu minggu lebih jika di dunia sebelumnya.

Artefak Astin yang mengambil bentuk jam tangan, menyesuaikan waktu dunia ini agar sama seperti dunia sebelumnya. Jadi jarum jam yang dikenakan Astin bergerak dua kali lebih lambat dari yang seharusnya.

*

Saat berjalan beberapa lama di lorong lantai dua, aku berpapasan dengan Amy yang baru saja sampai setelah menaiki tangga. Dia terlihat membawa sebuah kotak.

Apa dia bangun sangat pagi? Ya, semalam aku memberitahunya kalau aku akan berangkat berburu lebih dini.

Amy pun tersenyum ketika melihat tuan mudanya. Kemudian Amy menyerahkan kotak yang ia bawa sembari berkata.

"Silahkan tuan muda."

Akupun menerimanya, kemudian bertanya.

"Apa kamu pergi memasak sepagi ini?"

"Ya, sebab tuan muda ingin berangkat lebih pagi, pasti anda melewatkan sarapan, jadi saya menyiapkannya lebih awal."

Ya, aku juga hanya berniat untuk makan dengan memasak hasil buruanku nanti.

Setelah menjawab, Amy pun memperhatikan penampilan tuan mudanya dengan seksama. Tuan muda pasti bersiap sendiri, dan tidak ingin Amy memasuki kamarnya sebab disana ada nyonya.

Setelah memperhatikan sejenak, Amy pun mendekat pada tuan mudanya, sembari berkata.

"Fu fu... ini terlihat kurang rapih tuan muda."

Kemudian ia menggapai pakaian tuan muda dan mulai merapihkan nya. Walau begitu, Amy tidak menyangka kalau tuan muda bisa bersiap sendiri.

Apa nyonya yang membantunya? Saat memikirkan itu, senyuman Amy sedikit berkurang, tetapi itu kembali melebar ketika melihat hasilnya ini.

Kalau tuan muda dibantu oleh nyonya, tidak mungkin akan kurang rapih seperti ini.

Tetapi senyuman Amy tidak berlangsung lama, ia sedikit terkejut ketika tuan mudanya berkata.

"Terimakasih."

Wajah Amy seketika memanas, jantungnya berdebar hebat, ketika mendengar kalimat itu dari lelaki yang sangat ia sayangi ini. Sebelumnya tuan muda tidak pernah mengatakan itu, sebab nyonya melarangnya.

"Amy, apa kamu tidak apa-apa?"

Lamunan Amy seketika membuyar saat mendengar tuan mudanya berkata. Ia segera menenangkan diri, kemudian menjawab, walau degupan jantungnya masih sangat kacau.

"Ya tuan muda, saya tidak apa-apa."

Amy pun segera mengalihkan pembicaraan.

"Mari tuan muda, tuan Sebas sudah menunggu anda dibawah."

Akupun hanya mengangguk dan tersenyum pada Amy. Kemudian berjalan, setelah memasukkan kotak bekal dari Amy kedalam tas spasial.

Amy yang melihatnya melebarkan mata, tetapi akan tidak sopan jika ia bertanya, jadi ia hanya berjalan di belakang tuan mudanya itu.

Amy sedikit mengelus tangan yang digenggam oleh tuan mudanya kemarin, sembari melirik tangan tuan muda yang terbuka, tetapi ia segera menggelengkan kepala untuk menyingkirkan pikirannya itu.

*

Akupun pergi ke gudang senjata melalui lorong timur mansion, bersama Amy dan pria tua. Kemudian mengambil beberapa item dari gudang senjata, juga item yang disiapkan oleh pria tua.

Dan memasukkannya pada tas spasial. Udara disini benar-benar dingin, di kota kuno pasti lebih dingin. Jadi akupun memasukan item dalam saku jubah,

Batu penghangat, crystal merah transparan dengan aksen oranye ini, sangat berguna untuk mengatasi cuaca dingin.

Setelahnya aku menutupi kepala dengan tudung jubah putih yang ku kenakan.

Kemudian menyelipkan kartu emas pada lubang pipih, dan mulai mengalirkan energi untuk menyalakan mesin motor kinetik.

"Hati-hati tuan muda."

"Semoga anda mendapatkan hasil yang baik."

Aku yang sudah perlahan melaju, hanya menjawab singkat.

"Ya."

Meninggalkan Amy dan pria tua yang tengah menunduk sopan.

*

Setelah melihat tuan mudanya berlalu, pria tua segera kembali berdiri tegak, kemudian merogoh saku jas berekor nya.

Iapun mengambil crystal ungu transparan, yang memproyeksikan pria besar dengan setelan putih beraksen emas didalamnya, kemudian berkata.

"Tuan muda sudah pergi, jangan sampai lepaskan pengawasan sedikitpun."

Lantas suara pria besar menggetarkan crystal ungu itu.

[Dimengerti!]

Dan penampilan pria besar segera menghilang, saat pria tua kembali mengantongi crystal itu. Setelahnya iapun kembali menuju mansion, bersama cucunya yang mengikuti dari belakang.

*

Aku kembali melewati jalan selatan mansion, kemudian melaju di jalan utama. Orang-orang juga sudah terlihat memulai aktivitas mereka.

Sekarang aku melewati gerbang benteng selatan kota.

Seperti sebelumnya, aku menelusuri jalanan rusak yang mulai terkubur tanah ke arah selatan, sampai menemukan jalanan dengan aspal retak menuju arah barat.

Aku melaju cukup cepat, jadi waktu yang ku tempuh jauh lebih hemat. Dari yang sebelumnya menghabiskan waktu empat jam untuk sampai kota kuno, sekarang hanya memerlukan waktu tiga jam.

Tentu saja aku memperlambat lajuku sekarang, sebab aku sudah melaju di kedalaman kota kuno yang jalanan nya dipenuhi puing reruntuhan.

Setelah menelusuri cukup dalam, akupun mematikan mesin motor kinetik. Aku berhenti sedikit lebih jauh dari tempat aku berburu goblin sebelumnya.

Disekitar sini hanya ada horn rabbit yang sedang merumput, jadi cukup aman.

Sekarang mari kita lihat kemampuan artefak baruku ini. Akupun lantas mengambil Compass yang menggantung di saku, dan mulai mengalirkan energi.

Astaga.

Tutup indahnya otomatis terbuka, memperlihatkan jarum Compass yang berputar dengan kecepatan tinggi. Sedangkan permata hijau ditengahnya kembali memancarkan kemilau hijau yang memutar seperti tornado kecil.

...Ting.♪.♪.♪...

Jarum Compass terhenti seketika dengan suara berdenting. Sedangkan kemilau hijau segera menyusun layar hijau transparan yang menampilkan menu utama.

...★Pyxis★ ⟩ A+...

...»𝑴𝒂𝒑𝒑𝒊𝒏𝒈« {𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒆𝒏𝒆𝒓𝒈𝒚 : 10 - 100} ›(𝑶𝒇𝒇)...

...»𝑵𝒂𝒗𝒊𝒈𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈« {𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒆𝒏𝒆𝒓𝒈𝒚 : 1 / 𝑴𝒊𝒏𝒖𝒕𝒆} ›(𝑶𝒇𝒇)...

...»𝑫𝒆𝒕𝒆𝒄𝒕𝒊𝒏𝒈« {𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒆𝒏𝒆𝒓𝒈𝒚 : 10 - 100} ›(𝑶𝒇𝒇)...

...»𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕𝒊𝒏𝒈« {𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒆𝒏𝒆𝒓𝒈𝒚 : 5 / 𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕} ›(𝑶𝒇𝒇)....

Dengan tidak sabar akupun mengaktifkan fitur utama artefak, yaitu pemetaan.

𝑴𝒂𝒑𝒑𝒊𝒏𝒈« {𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒆𝒏𝒆𝒓𝒈𝒚 : 10 - 100} ›(𝑶𝒏).

Astaga.

Lantas saja layar yang tadinya berukuran kecil kini melebar, menampilkan peta dengan lebar 50 cm dan tinggi 30 cm.

Seringai ku juga ikut melebar, sebab melihat sesuatu yang terlihat cukup canggih.

"Hoho... ini benar-benar menampilkan medan sekitar dengan cukup detail."

Di pojok kiri atas layar, terdapat logo Compass yang menunjuk delapan arah mata angin. Itu bergerak memutar seirama dengan jarum pada artefak yang posisinya aku putar pula.

Dan tepat di bawahnya tertulis titik koordinat saat ini. Dengan ini aku benar-benar tidak perlu khawatir tersesat.

Dibawah titik koordinat terdapat tulisan fitur artefak lainnya.

»𝑴𝒂𝒑𝒑𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒏)

»𝑵𝒂𝒗𝒊𝒈𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒇𝒇)

»𝑫𝒆𝒕𝒆𝒄𝒕𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒇𝒇)

»𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒇𝒇).

Sedangkan di pojok kanan atas, terdapat jam digital dengan angka, 18 : 16, ya, itu waktu yang sedang bergulir sekarang, itu sekitar 9 : 30 pagi, sebab jumlah jam dalam sehari disini adalah 52.

Di bawahnya terdapat angka lainnya, 43-04-5460, itu tanggal saat ini.

Dan di pojok kanan bawah terdapat tanda [»-« / »+«].

Sepertinya itu untuk memperbesar dan mengecilkan area peta, sebab disamping tulisan itu terdapat angka : 100 m, ya, ini luas area yang ditampilkan pada peta.

Setelah sudah cukup melihat keseluruhannya. Akupun mengaktifkan fitur penting lainya, yaitu deteksi.

»𝑫𝒆𝒕𝒆𝒄𝒕𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒏).

Ya, aku ingin mencari beberapa monster untuk diburu, agar jumlah maksimum exp ku terpenuhi. Setelah jumlah exp terpenuhi, ada yang namanya syarat kenaikan level.

Itu merupakan tolok ukur kelayakan seseorang untuk menembus batasan level.

Setelah mengetahui persyaratan kenaikan level. Barulah aku akan menelusuri lebih jauh di kedalaman kota kuno untuk mencari dungeon atau reruntuhan.

Beberapa saat setelah fitur deteksi diaktifkan, tiba-tiba saja ditengah peta muncul gelombang seperti radar.

Sesaat setelahnya, peta menampilkan beberapa titik-titik cahaya berwarna merah, di beberapa area yang ditampilkan pada peta, ya, itu adalah energi negatif yang berasal dari monster.

Sedangkan dibawah tulisan fitur deteksi lantas muncul tulisan juga.

»𝑫𝒆𝒕𝒆𝒄𝒕𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒏)

•Negative energy :

»Rank 'N« : x 128

»Rank 'F« : x 15

•Pure energy :-

•Concealed area :-.

"Seperti yang diharapkan, disekitar sini hanya ada monster rank rendah."

Jadi ayo kita perluas jangkauan peta, dengan menekan tanda + di pojok kanan bawah layar.

[»-« / »+«] : 1000 m.

Dan lantas area yang ditampilkan pada layar pun meluas, sedangkan medan seperti gedung-gedung tinggi di sekitar mengecil. Kamu bisa memperbesar dan mengecilkannya dengan mencubit serta menggeser layar.

Ini memakan cukup banyak energi, tetapi jangan khawatir, aku mempunyai cukup banyak pasokan energi. Dan sekarang, titik merah mulai semakin ramai.

»𝑫𝒆𝒕𝒆𝒄𝒕𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒏)

•Negative energy

»Rank 'N : x 2467

»Rank 'F : x 516

»Rank 'E : x 46

•Pure energy

»Rank 'C : x 1

»Rank 'D : x 12

•Concealed area :-.

"Hoho... Ini benar-benar sangat praktis."

Ada beberapa gerombolan monster rank 'E di ujung barat laut peta. Aku memutuskan untuk berburu disana. Tetapi tunggu...

•Pure energy

»Rank 'C : x 1

»Rank 'D : x 12.

Ada beberapa titik-titik cahaya berwarna putih disekitar sini, dan salah satu dari mereka memiliki rank yang cukup tinggi sama seperti Haumea.

Jaraknya sekitar 350 meter, dan mereka menyebar di ketinggian gedung-gedung disekitar ku. Jadi tidak mungkin itu warga yang sedang berburu. Formasi mereka juga cukup mencurigakan.

Mereka seperti melingkar dan mengelilingiku sebagai pusatnya. Apa mereka para kesatria yang ditugaskan untuk mengawasi ku?

Ya, kalau dipikir secara logis, memang tidak mungkin mereka membiarkan tuan muda mereka berkeliaran sendiri di tempat berbahaya seperti ini.

Untuk sekarang aku akan membiarkan mereka, selama mereka tidak menggangu perburuan ku, dan masuk dalam jangkauan skill White Bullet' Sadr.

Setelah memastikan kondisi sekitar. Akupun mengaktifkan fitur yang dapat memanduku menuju tempat perburuan, yaitu navigasi.

»𝑵𝒂𝒗𝒊𝒈𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒏).

Astaga.

Tiba-tiba saja jarum Compass berputar, saat aku menekan area yang terdapat gerombolan monster pada peta. Kemudian jarum Compass menunjuk pada angka titik koordinat yang ingin aku tuju.

Sedangkan dilayar peta yang sebelumnya hanya terdapat tulisan titik koordinat ku saat ini, juga terlihat titik koordinat yang ingin aku tuju tepat di bawahnya.

Setelahnya garis hijau yang membentuk jalur pada peta pun muncul. Dengan ini aku akan dituntun kejalan yang benar.

Setelahnya akupun mengalirkan energi pada motor kinetik perlahan, yang membuat motor kinetik otomatis berjalan.

Kemudian aku meletakkan ★Pyxis★ di ceruk kemudi, yang tepat berada di bawah crystal penghalau udara motor kinetik ini.

Motor kinetik terhubung dengan aliran energi ku, jadi artefak tidak akan otomatis nonaktif walau aku tidak memegangnya secara langsung.

Luas layar peta hampir pas, dari kedua sisi kaca crystal melengkung motor kinetik, dengan hanya menyisakan sedikit ruang.

"Haha... ini benar-benar praktis dan nyaman."

Ya, ini juga tidak berguncang, jadi aku bisa memantau layar peta dengan cukup stabil. Akupun bertahap mempercepat laju sembari sesekali memperhatikan peta. Mereka benar-benar mengikuti ku.

Tetapi sepertinya mereka menjaga jarak aman agar aku tidak menyadarinya. Tetapi sayang sekali, aku memiliki artefak op ini.

Untuk berjaga-jaga aku akan mengaktifkan fitur lainnya, yaitu penandaan.

»𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕𝒊𝒏𝒈« ›(𝑶𝒏)

Lantas cahaya putih mereka berubah menjadi hijau, kemudian menampilkan informasi jarak serta posisi mereka.

»(5/10)

↑ »Rank 'C : 356m (West)

↑ »Rank 'D : 327m (West)

← »Rank 'D : 298m (South)

→ »Rank 'D : 312m (North)

↓ »Rank 'D : 287m (East).

Aku menandai mereka lima, satu untuk pemimpin, lainnya untuk yang berada di ke empat arah mata angin. Dengan ini aku dapat memantau posisi serta pergerakan mereka secara akurat dan berkala.

"Haha... Benar-benar item cheat."

Akupun menyeringai lebar, dan melaju lebih kencang sembari menghindari puing-puing, di jalanan rusak yang semakin banyak ditumbuhi rerumputan.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

Terpopuler

Comments

Darien gap

Darien gap

blood bat. jadi inget game ragnarok.

2024-03-15

1

Darien gap

Darien gap

motor kinetik tuh motor matic kah??

2024-03-15

1

Darien gap

Darien gap

basahhh/Facepalm//Facepalm/

2024-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!