03 Gadis Itu Sumber Informasi.

...Cerita berlanjut....

^^^27 : 28 : 18 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode tiga.

Setelahnya akupun terduduk ditepi tempat tidur, kemudian menjatuhkan tubuh, hingga terbaring dengan kedua tangan terbuka kesamping, sedangkan kakiku terjuntai menyentuh lantai.

Akupun lantas mengedarkan pandangan memperhatikan sekeliling, sembari berkata lirih.

"Ruangan ini benar-benar mewah, dan sangat luas untuk disebut sebuah kamar."

Akupun mulai mengayun perlahan kedua kaki, sebab berpikir ini cukup nyaman dan menyenangkan dibanding kehidupanku didunia sebelumnya.

Tok tok tok.♪.♪.♪

"Tuan muda, saya membawa makanan anda."

Sepertinya gadis itu sudah datang, jadi aku menyuruhnya untuk...

"Masuk."

Agar gadis itu datang dengan segera.

Setelah melihat gadis itu akan segera masuk, akupun mengambil posisi duduk.

Gadis itu terlihat sedang mendorong gerobak makanan sembari menuju ke arahku. Diatasnya ada sebuah mangkuk yang berukuran cukup besar, dengan sebuah teko dan gelas. Itu terlihat antik dan mewah.

Kemudian gadis itupun duduk dengan sopan, di kursi yang saat ini menghadap tempat tidur, sembari berkata lembut.

"Tuan muda, apakah anda ingin saya membantu untuk menyuapi anda?"

"Tampaknya tubuh anda masih belum bertenaga."

Sembari menunggu jawaban, setelah melihat kondisi tuan mudanya.

Gadis itu mengambil mangkuk putih, berbahan keramik mahal dengan desain sederhana.

Berisi bubur putih dengan topping sederhana dan sedikit bumbu, di tangan kirinya, Sedangkan tangan kanannya memegang sendok perak cantik, yang terlihat mewah.

Setelah mendengar tawarannya, akupun mencoba mengepalkan tangan dan berpikir.

'Benar apa yang dikatakan olehnya, genggamanku sangat lemah, aku tidak bisa memegang mangkuk sebesar itu.'

Kemudian akupun menjawab singkat.

"Ya, tolong."

Untuk menerima tawarannya dengan senang hati.

Mendengar persetujuan tuan mudanya, gadis itu tersenyum, sembari berkata.

"Kalau begitu, permisi."

Kemudian gadis itu mulai menyendok bubur, dengan sendok perak yang hanya terisi setengahnya, ke arah mulut tuan mudanya dengan penuh perhatian.

Pandangannya melunak, saat melihat mulut tuan mudanya itu terbuka dan mulai melahapnya.

Akupun mengendusnya sesaat, kemudian melahapnya setelah memastikan tidak ada yang aneh, tetapi ini rasanya agak tawar.

Setelahnya akupun memandangi gadis yang menyuapiku ini. Dia benar-benar terlihat cantik.

Ngomong-ngomong siapa namanya?

Bukankah tidak nyaman memanggilnya gadis itu terus-menerus?

Baguslah jika kalian setuju, aku akan menanyakan namanya.

"Ngomong-ngomong siapa namamu? Aku belum mengetahuinya."

Mendengar pertanyaan itu, dari tuan muda yang ia urus sejak kecil, hati gadis itu terasa sangat sakit. Walau begitu, ia mencoba untuk tetap tenang.

Setelahnya gadis itu mempertanyakan kebenaran, dengan nada berharap.

"Apakah anda benar-benar tidak bisa mengingat apapun tuan muda?"

Mendengar ia kembali bertanya saat aku bertanya, lantas akupun buka suara.

"Katakan saja."

Kemudian kembali melahap makanan.

Mendengar itu, hati gadis itu semakin tersayat, tetapi ia mencoba menjawab dengan tenang.

"Nama saya Amy, tuan muda."

Walau diakhir kalimat suaranya agak bergetar, sebab menahan sakit dihatinya.

"Begitu."

Akupun hanya menjawab singkat, sebab merasa itu praktis.

Setelah itu, aku mencoba mengecek statusnya. Aku harus segera memastikan.

Akupun berpura-pura memegangi kening, untuk mengarahkan jam tangan ke arahnya. Kemudian layar hologram putih transparan muncul mengenai wajahnya.

Melihat sesuatu yang terlihat asing dipergelangan tangan tuan mudanya, gadis itu, maksudnya Amy memiringkan kepala, sembari bertanya.

"Tuan muda, apa yang anda kenakan di tangan anda?... Itu terlihat cantik."

Iapun tersenyum, melihat itu serasi dengan penampilan tuan mudanya, kemudian ia kembali menyuapi tuan mudanya itu.

Melihat reaksinya yang terlihat bingung, akupun berpikir.

'Sepertinya dia benar-benar tidak dapat melihatnya.'

Kemudian akupun melahap makananku, sembari memandangi paras cantik- gadis yang menyuapiku kini sedang tersenyum.

Setelahnya aku hanya menjawab singkat untuk mengelak.

"Ini hanya sebuah aksesoris."

Merasa tidak familiar, Amy pun lantas bertanya.

"Aku belum pernah melihatnya, apakah itu..."

Tetapi sayang sekali, belum sempat ia selesai bicara, iapun tersentak, hingga kalimatnya terpotong. Sebab tuan mudanya berkata.

"Jangan bertanya lebih jauh, dan lanjutkan saja pekerjaanmu."

Akupun lantas mencegahnya, agar tidak terlalu banyak mengorek informasi.

Mendengar kalimat itu, Amy pun lantas menjawab patuh.

"Baik."

Sembari menenangkan diri, kemudian kembali menyendok bubur untuk tuan mudanya itu.

Merasa gadis ini sangat penurut, akupun lantas meluruskan jam tangan yang memproyeksikan status Amy pada pandangan.

...(»Status«)...

...• Name : Amylea Vaniella....

...• Level : 1 [0 / 1000] ⟩ N...

...• Gender : Female...

...• Condition : Normal...

...• Age : 18...

...• Attribute : None...

...• Job : Maid (Intermediate)...

...• Energi Type : Nature...

...(Total Energy : 150/180 ⟩ N+)...

...(Aktif Skill)...

...»Handycrafts ⟩ E+ (Cost energy : 5)...

...»Cooking ⟩ N+ (Cost energy : 1)...

...(Pasif Skill)...

...»House Maid ⟩ D...

...Item...

...[None]....

Setelah melihat statusnya akupun bernapas lega.

"Haah..."

Sembari berpikir.

Ternyata bukan dia pelakunya, setidaknya aku bisa merasa aman untuk sekarang.

Kemudian akupun melihat informasi lebih detail.

• Name : Amylea Vaniella.

Setelah melihat namanya lebih dari satu kata, akupun berpikir.

Apakah dia anak bangsawan juga?

Biasanya dalam cerita-cerita fantasi abad pertengahan, orang biasa dilarang menggunakan lebih dari satu kata pada namanya.

Begitu juga dengan setting dunia game ini. Kemungkinan dia berasal dari keluarga bangsawan tingkat menengah atau dibawahnya.

Sebab bangsawan kelas atas memiliki tiga kata dalam namanya, termasuk keluarga kerajaan, sedangkan bangsawan kelas menengah hingga kelas bawah, hanya memiliki dua kata, dan satu kata untuk warga biasa.

Pantas saja parasnya sangat cantik, kemungkinan dia bekerja untuk bangsawan kelas atas, sebab dia anak ketiga atau dibawahnya, yang tidak memiliki hak waris, apalagi dengan skillnya ini.

(Aktif Skill)

»Handycrafts ⟩ E+ (Cost energy : 5)

»Cooking ⟩ N+ (Cost energy : 1)

(Pasif Skill)

»House Maid ⟩ D.

Untuk jumlah skillnya, seperti rata-rata karakter pada umumnya, yang memiliki dua skill aktif, dan satu skill pasif.

Namun tidak ada skill tipe serangan satupun. Dan semua skillnya hanya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi itu cukup berguna untuk pekerjaannya sebagai pelayan.

Sudah jelas diapun belum pernah melawan monster, sebab tidak ada satupun poin exp atau pengalaman seperti ini.

• Level : 1 [0 / 1000] ⟩ N.

Itu sebabnya levelnya hanya satu, sebab level hanya dapat dinaikkan dengan membunuh monster, yang akan memberikan exp, menjatuhkan batu energi, serta drop item, karena setting gamenya memang seperti itu.

Kurasa sudah cukup melihat informasinya. Ini bekerja dengan baik, ini akan membantu untuk mencari rekan, serta mengetahui kelemahan lawan.

Walau aku harus cukup dekat dan mengenai wajah target untuk melihat informasi. Ini tidak terlalu praktis seperti dalam cerita fiksi lainnya, yang langsung muncul didepan mata dan melayang di udara.

Tetapi ini masih sangat berguna, sebab sepertinya kegunaan utamanya lebih untuk penyerangan. Belum lagi ini bisa dikembangkan, kemungkinan besar akan ada fitur baru yang akan terbuka, saat levelnya sudah naik.

Akupun lantas menonaktifkan artefak, dengan menghentikan aliran energi. Kemudian segera menyelesaikan makananku, sepertinya perutku baik-baik saja, sebab aku makan dengan lahap.

Setelah mangkuk yang dipegangnya kosong, Amy menaruhnya kembali ke gerobak makanan, yang berada di dekat meja samping tempat tidur.

Kemudian mengambil gelas bening dengan ukiran cantik seperti crystal, iapun mengirimnya pada bibir tuan mudanya. Sembari berkata lembut.

"Silahkan minumnya tuan muda."

Bibir manisnya kini dihiasi dengan senyuman.

Setelah itu, ia memegang gelas dengan tangan kirinya, kemudian mengambil sapu tangan yang ada disaku seragam pelayannya, dan iapun mengelap lembut mulut tuan mudanya itu.

Setelah diperlakukan dengan sangat baik dan penuh perhatian, akupun berpikir.

Apakah begini gaya hidup seorang anak bangsawan?

Rasanya seperti aku menjadi bayi yang segalanya diurus oleh orang lain.

Sembari menunggu makananku turun, akupun terduduk santai ditepi tempat tidur, kemudian kembali mengedarkan pandangan, pada ruangan luas nan mewah ini.

Di kejauhan, terlihat pintu putih mewah dengan dua daun pintu. Berhadapan dengan tempat tidur yang luas, berlapis kain putih nan mewah, juga beratap kelambu putih transparan ini.

Disisi kiri tempat tidur, ada meja laci berwarna putih, yang sebelumnya aku buka. Sedangkan sisi kanan, terdapat meja lain dengan ukuran lebih kecil, diatasnya terdapat lampu tidur yang terlihat mewah.

Di kejauhan sisi kiri, terdapat lemari putih yang cukup besar dengan empat deretan pintu. Lantainya dilapisi karpet mewah berwarna mocca. Dinding serta langit-langit berwarna putih dengan aksen emas.

Sedangkan lampu gantung mewah nan indah, bersinar terang bak crystal putih bercahaya, menghiasi langit-langit. Walau langit yang terlihat di jendela yang tinggi menjulang, dikedua sisi tempat tidur ini masih terlihat cerah.

Disudut dinding kanan dari pintu masuk, terlihat pintu putih yang berukuran lebih kecil, kemungkinan besar itu adalah pintu kamar mandi. Sedangkan di tengah dinding yang sama, terdapat cermin yang besar nan tinggi,

Disamping kiri cermin itu ada lubang bekas bidikan ku sebelumnya. Semoga saja Amy tidak cepat menyadarinya.

Ini terlihat agak hampa, sebab luas dan perabotannya yang minim, hingga suaraku cukup menggema saat berbicara. Sepertinya Astin tidak memiliki hobi khusus.

• Level : 2 [2367 / 5000] ⟩ F.

Tetapi levelnya sudah naik, kemungkinan dia pergi berburu bersama beberapa prajurit. Aku lebih nyaman pergi berburu sendiri, mungkin aku akan menyelinap saat ingin menguji coba artefak ini.

Setelah cukup memandangi ruang. Akupun mengalihkan pandangan pada gadis cantik yang duduk dengan rapih nan sopan dihadapanku ini.

Akupun lantas kembali mengajukan pertanyaan, sebab masih banyak informasi yang inginku ketahui.

"Amy, siapa saja yang tinggal di kediaman ini?"

"Bukankah ini cukup luas?"

Mendengar pertanyaan tuan mudanya, Amy yang telah menaruh gelas kembali ke gerobak makan, serta melipat rapih sapu tangan, segera menjawab.

"Hanya anda, Lord, dan nyonya saja tuan muda."

"Selebihnya pelayan, pekerja, prajurit, dan kesatria."

Setelahnya ia melipat rapih kedua tangannya di atas pangkuan, dimana terdapat sapu tangan yang ia lipat sebelumnya.

Setelah mendapat jawaban, akupun kembali bertanya, sembari memperhatikan wajah Amy yang tengah memandangiku.

"Begitu, siapa nama mereka?"

Amy menjawab dengan tenang.

"Nama Lord adalah Sergaz Van' Augustine, sedangkan nama nyonya adalah Haumea Van' Augustine."

Kini pandangan Amy bertemu dengan wajah tuan mudanya, yang sedang memperhatikan dirinya dengan santai.

Aku kembali bertanya.

"Apakah aku anak tunggal mereka?"

Sembari terus memandangi paras Amy.

Mendengar pertanyaan itu, Amy pun menjawab agak ragu.

"Itu... anda anak terakhir Lord' tuan muda, dan nyonya Haumea bukan ibu kandung anda."

Suaranya sedikit bergetar di akhir kalimat.

Mendengar jawaban itu, akupun lantas bertanya.

"Siapa ibu kandungku kalau begitu?"

Pandanganku sedikit melirik ke arah bawah dari wajah Amy.

Mendengar pertanyaan itu, Amy menjawab dengan suara bergetar.

"Itu... nyonya Asfia, meninggal saat anda berusia lima rigelia*, tuan muda."

Kemudian ia mencoba mendapatkan kembali ketenangannya pada akhir kalimat.

^^^*Rigelia : Tahun.^^^

Setelah mendengar itu, akupun berpikir.

Haa... jadi aku adalah anak terakhir dan anak tiri dari nyonya sekarang?

Apakah aku akan diperlakukan dengan buruk, seperti kebanyakan cerita-cerita fantasi abad pertengahan lainnya?

Kalau begitu, kemungkinan besar dia pelakunya.

Haah... aku harus mewaspadainya.

Kemudian akupun kembali bertanya untuk memastikan, sembari terus menurunkan pandangan menuju bawah leher Amy.

"Apa saudaraku yang akan meneruskan kekuasaan ayahku?"

Melihat gerakan pupil tuan mudanya yang tidak biasa, Amy sedikit mengeraskan suaranya di awal,

"Tidak, tuan muda,"

Kemudian melanjutkan perkataannya dengan lancar, menggunakan suara yang biasa.

"Anda adalah satu-satunya penerus yang tersisa, sebab saudara anda yang lainnya pergi meninggalkan kediaman, bersama istri dan suami mereka."

Amy melanjutkan.

"Sedangkan kakak termuda anda, anak tunggal dari nyonya Haumea sedang bersekolah di academy, tetapi dia seorang perempuan, sebab itu dia tidak bisa menjadi penerus."

Setelah mendengar penjelasannya, akupun berpikir.

Ini lebih baik dari yang aku kira. Sebelum kemudian berpikir kemungkinan lain.

Tunggu, kenapa mereka meninggalkan kediaman, dan menyerahkan hak warisnya padaku?

Apa karena daerah kekuasaan kediaman ini tidak menguntungkan bagi mereka?

Untuk mengonfirmasi nya, akupun kembali bertanya.

"Amy, apa daerah ini bermasalah, sampai-sampai saudaraku meninggalkan hak penerus mereka? Ini kelihatannya seperti itu."

Setelahnya aku kembali mengarahkan pandanganku pada wajah Amy, yang sepertinya mengetahui niat tersembunyi ku.

Mendengar pertanyaan itu, Amy lantas menjawab.

"Ya, mereka ingin tinggal di tempat yang lebih makmur dengan keluarga mereka, mereka pun belum pernah berkunjung kembali setelah mereka pergi."

Amy sedikit mengendurkan bahunya, sebab melihat reaksi lucu tuan mudanya yang membuat ia tersenyum dalam hati.

Mendengar itu akupun tidak habis pikir.

Haah... dasar, apakah mereka ingin kabur dan menyerahkan tugas yang sulit pada adik mereka?

Yah, aku tidak akan memusingkan hal itu untuk sekarang. Kemudian akupun kembali bertanya sebab penasaran mengenai hal ini.

"Ngomong-ngomong siapa nama kakakku yang masih bersekolah di academy?"

Kini tubuhku condong ke arah Amy, sembari terus memperhatikan di bawah lehernya, sebab dia tidak memarahiku walau sepertinya dia merasa tidak nyaman.

Amy pun menjawab dengan suara sedikit tersendat di awal.

"Itu,"

Sebab melihat tingkah tuan mudanya itu. Sebelum kemudian menjawab dengan tenang.

"Nona Rinea."

Setelah mendengar namanya, itu membuatku jadi kepikiran.

Rinea? Sepertinya aku pernah mendengarnya, jangan bilang...

Akupun lantas bertanya dengan suara yang agak keras, sebab ingin segera memastikan, sembari lebih mencondongkan tubuhku pada Amy

"Bagaimana ciri-ciri nya?"

Kini pandanganku kembali memperhatikan parasnya.

Melihat tuan muda mengalihkan pandangan dari dadanya, Amy pun menjawab santai.

"Rambut lavendernya sama seperti nyonya Haumea, sedangkan mata rubynya terlihat seperti Lord dan tuan muda."

Setelah mendengar jawabannya akupun lantas mengutuk.

Sial!

Sembari berpikir.

Dia adalah salah satu korban skenario gelap yang terjadi di academy. Tidak seperti Astin yang terbunuh oleh penjahat.

Dalam skenarionya, dia menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh ketua osis sebelumnya dan teman-teman bajingan nya,

Dengan alasan dia akan memberikan jabatan ketua osis padanya. Dia dijebak dengan menggunakan sebuah artefak terkutuknya itu.

Dan semenjak itu sikapnya sangat dingin terhadap laki-laki, termasuk terhadap Astin. Makannya aku tidak mengetahui hubungan mereka.

Itu salah satu latar cerita yang sangat gelap dalam gamenya, padahal gamenya tidak ada rating dewasa.

Apakah aku sudah terlambat untuk menyelamatkan mentalnya?

Atau aku bisa menghiburnya?

Desain karakternya memang sangat cantik, pantas saja jika banyak yang menginginkannya.

Tapi tetap saja aku tidak akan membiarkannya dirusak seperti itu, jika masih ada kesempatan.

Apakah semua orang yang berkaitan dengan Astin memiliki latar belakang yang gelap?

Kuharap tidak begitu, atau kepalaku akan benar-benar pecah bila kenyataannya seburuk itu.

Setelah memikirkan berbagai macam hal, akupun menghela napas.

"Haah..."

Kemudian berkata lirih.

"Memikirkannya saja sudah membuat kepalaku semakin pusing."

Akupun kini menundukkan kepala, hingga pandanganku menangkap lantai yang dilapisi karpet lembut ini, sembari memegangi keningku yang pusing dengan kedua tangan.

Kemudian akupun berpikir dalam tekad.

Mengetahui dia sekarang adalah keluargaku, mana mungkin aku akan membiarkannya hancur.

Dan tak lupa mengutuk.

Sialan!

Untuk sekarang aku akan menenangkan diri, aku harus cukup kuat untuk menyelamatkannya nanti, dan untuk itu setidaknya aku harus menaikkan level.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

❤️❤️❤️❤️❤️👍👍

2024-04-13

1

Aegis Aetna

Aegis Aetna

Hadeuh susah-susah gambar pas di upload kok jadi burik.

2024-04-01

2

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

tuan Muda🥰

2024-03-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!