04 Sepertinya Aku Harus Mengubah Penampilan.

...Cerita berlanjut....

^^^28 : 09 : 32 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode empat.

Setelah memikirkan berbagai hal sebelumnya, sembari mengobrol dengan Amy. tubuhku yang sebelumnya berkeringat kini terasa begitu gerah.

Aku harus segera mendinginkannya. Aku tidak tahu seluk-beluk tempat ini, jadi mau tidak mau aku harus meminta bantuannya lagi.

Akupun lantas meluruskan posisi dudukku yang menunduk, sembari meminta pada...

"Amy, aku ingin mandi."

Kemudian mengibaskan bagian depan kemeja untuk mengipasi dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan bertumpu di belakang dengan santai.

Mendengar permintaan tuan muda, Amy pun bertanya untuk memastikan kondisinya.

"Apakah tubuh anda sudah tidak apa-apa tuan muda?"

Aku hanya menjawab singkat.

"Lakukan saja."

Sembari memindahkan tanga kiri untuk bertumpu di belakang dengan santai juga.

Mendengar jawaban pasti dari tuan mudanya, Amy pun berkata.

"Saya akan segera menyiapkan air hangat untuk anda."

Kemudian segera melakukan tugasnya.

Ia menuju kearah pintu putih yang berada di sudut tembok kanan, yang membuatku berpikir.

Hah… itu benar-benar kamar mandi, bahkan ada kamar mandi pribadi yang terhubung dengan ruangan ini.

.

Setelah selesai, Amy segera menghadap tuan mudanya untuk melapor.

"Tuan muda, saya sudah menyiapkan air hangat untuk anda."

Sembari berdiri sopan dengan kedua tangan dilipat rapih ke depan.

Dengan begitu, akupun beranjak dari tempat tidur dengan langkahku yang agak berat, benar-benar badanku seakan berderit. Sampai membuat ku berpikir.

Apakah sebelumnya aku mengalami kecelakaan atau bagaimana?

Melihat tuan mudanya kesusahan, Amy pun buka suara.

"Biar saya bantu tuan muda."

Kemudian ia segera memapahnya, dengan melingkarkan lengan kanan pada bahu tuan muda, sedangkan tangan kiri menggenggam tangan kiri tuan mudanya itu, sembari berjalan perlahan.

Aku hanya menjawab singkat.

"Ya."

Untuk menerima bantuan dari gadis cantik ini, sembari sedikit memiringkan kepala ke arahnya.

Setelah sampai di pintu kamar mandi, Amy membantu melepaskan pakaianku dan memasukkannya dalam keranjang. Benar-benar aku diperlakukan seperti bayi, yang bahkan tidak bisa melepas pakaiannya sendiri.

Ya, terserah, tubuh ini juga masih anak-anak, ini bahkan tidak bereaksi walau gadis cantik sedang melihatnya, kemungkinan sebab tubuh ini sudah terbiasa.

Setelah memikirkan itu, akupun masuk ke kamar mandi bersama Amy yang mengikuti dari belakang. Aku menuju wastafel dimana ada sebuah cermin, sebab aku penasaran dengan wajah pemilik tubuh ini.

Tetapi aku lantas melebarkan mata saat melihatnya, sembari berpikir.

'Haaah?! Bukankah ini sangat tampan?'

Aku memegangi dagu, dan memiringkan kanan kiri, untuk melihat segala sisi.

Kemudian aku menatap mataku yang melebar.

'Bahkan Mata merahnya berkilau tajam bak permata ruby.'

Setelahnya aku mengambil beberapa helai rambut yang menjuntai.

'Rambutnya berwarna putih bersih. Tapi bukankah rambut ini terlalu panjang? Yang aku tahu Astin tidak memiliki rambut sepanjang ini.'

Tetapi ada yang aneh dengan leherku, yang membuatku bertanya dalam pikir.

'Apa-apaan yang melingkari leherku ini?'

Akupun lantas memiringkan kanan kiri, untuk melihat segala sisi. Kemudian aku buka suara saat melihat karakter yang cukup familiar.

"Ini terlihat seperti rune."

Terlihat deretan huruf kecil, memiliki bentuk layaknya rune berwarna hitam, yang melingkar menyerupai tato. Setelah melihatnya akupun berpikir sebab mengingat sesuatu.

Apa ini sesuatu yang tidak diketahui dalam statusku?

Apakah ini item yang berpengaruh buruk terhadap kondisiku?

Itu membuatku berpikir menduga sembari berprasangka.

Sebab ini tidak bisa dilacak dengan artefak grade 'EX, paling tidak ini grade Mytic.

Siapa yang memasang artefak tingkat tinggi seperti ini padaku?

Bahkan aku tidak tahu ini berfungsi untuk apa, kemungkinan besar ini berpengaruh buruk padaku.

Tapi yang jelas bukan Amy yang memasang ini, sebab aku sudah mengecek statusnya.

Apakah orang yang berniat mencelakaiku yang memasang ini?

Hingga menyebabkan jiwaku berpindah, dan merasakan sakit kepala luar biasa saat baru terbangun sebelumnya?

lebih baik aku tanyakan saja. Akupun lantas berpaling pada Amy yang berdiri di belakang, kemudian menunjukkan leherku padanya, sembari berkata.

"Amy, apakah kamu mengetahui hal ini?"

Ekspresi Amy tiba-tiba berubah saat melihatnya, seakan merasakan sakit dihatinya. Dan iapun menjawab dengan suara tersendat.

"Itu,"

Sedangkan pandangannya berfokus pada setiap jengkal tubuh tuan mudanya, seakan memastikan tidak ada satu hal pun yang kurang darinya.

Setelah melihatnya sejenak, Amy pun mulai menenangkan diri, kemudian kembali menjawab.

"Itu sudah muncul dari kemarin tuan muda, saat anda belum sadarkan diri."

Amy menjawab singkat, seakan tidak ingin menjelaskan lebih. Kemudian ia meletakkan kursi jongkok berwarna putih dengan desain mewah untuk tuan mudanya.

Sembari berkata.

"Silahkan duduk tuan muda, saya akan membantu membersihkan tubuh anda."

Dan kini tubuh Amy berjongkok di depan tuan mudanya, dengan pandangan lurus kedepan, sembari menunggu tuan mudanya duduk.

Melihat Amy yang berjongkok hingga wajahnya tepat didepan bawahku, akupun lantas segera berbalik, sebab akan sangat memalukan jika ini sampai bereaksi dan mengenai wajahnya.

Aku akan langsung hilang muka, dihadapan gadis yang baru kutemui ini.

Setelahnya akupun terduduk, dan Amy mulai menyeka tubuhku dengan handuk basah hangat, yang mengeluarkan busa beraroma buah. Ini sangat menyegarkan.

Ini membuatku rileks, ditambah dengan sentuhan lembut Amy yang membuatku merasa sangat nyaman. Setelahnya akupun teringat dengan jawaban Amy sebelumnya, dan lantas bertanya.

"Kenapa aku bisa tidak sadarkan diri?"

Amy menjawab singkat, seakan menghindari pertanyaan tuan mudanya itu.

"Saya tidak tahu, anda tidak sadarkan diri selama dua arcan* tuan muda."

^^^*Arcan : Hari.^^^

Setelah mendengar jawabannya akupun lantas berpikir dalam tanya, serta kembali berprasangka.

Apakah pelakunya ingin menyingkirkanku?

Tapi siapa?

Apakah ibu tiriku?

Hanya itu yang paling masuk akal, aku harus berhati-hati dengannya.

Setelah memikirkan hal itu, aku jadi merasa tidak ingin bertemu dengan anggota keluarga lainnya.

Setelah merasa Amy menyeka tubuhku dengan tenang, serta mengingat ekspresi nya yang biasa walau bawahku berada tepat di depan matanya. Membuatku lantas bertanya.

"Amy, apakah kamu selalu memandikanku seperti ini?"

Mendengar pertanyaan tuan mudanya, Amy pun menjawab dengan santai.

"Ya, saya selalu membantu anda untuk bersiap dan merapihkan anda tuan muda."

Kemudian ia menyalakan shower untuk membilas tubuh tuan mudanya itu, sembari kedua telapak tangannya menyeka busa yang masih tersisa.

Bahkan saat kutanya dia menjawab biasa saja, itu membuatku berpikir.

Apakah Astin selalu manja seperti ini?

Bukankah dia sudah cukup dewasa?

Didalam gamenya tidak disebutkan latar belakang apapun tentangnya, jadi aku hanya mengingatnya sebagai bocah berandal yang suka membuat ulah.

Aku tidak menyangka, dia anak yang manja seperti ini.

Walau begitu, di perlakukan seperti ini oleh gadis secantik Amy rasanya tidak buruk, akupun cukup menyukainya.

Setelah selesai membilas tubuh tuan mudanya, Amy pun mematikan shower, sembari berkata.

"Tuan muda, saya akan mulai mencuci rambut anda."

Kemudian ia mulai menyisir rambut tuan mudanya kebelakang, dengan tangan serta sela jarinya, dan mulai menggosokkan sampo dengan hati-hati untuk mencuci rambut panjang tuan mudanya itu.

Saat Amy membilas rambut panjangku yang sampai sepinggang, akupun berpikir kalau ini merepotkan, jadi aku memanggil nama...

"Amy..."

Dengan wajahku agak menengadah ke atas sembari memejamkan mata, menikmati pijatan lembut Amy di kulit kepala.

Amy pun menjawab lembut, sembari memijat ringan kepala tuan mudanya itu.

"Ya, tuan muda."

Setelah mendapat respon, akupun mulai meminta.

"Apakah kamu bisa merapihkan rambutku nanti? Kurasa ini terlalu panjang."

Mendengar tuan mudanya membuat permintaan, Amy pun menjawab.

"Baik, tuan muda."

Hatinya kini merasa senang, sebab tuan mudanya mengandalkan dirinya.

Setelah mendengar persetujuannya, akupun lantas berpikir.

Aku ingin mengubah penampilanku seperti desain karakter dalam gamenya. Kurasa dengan wajah setampan ini akan terlihat keren.

Aku tidak mengerti kenapa heroine utama menolak Astin, kemungkinan sebab sikap buruk Astin. Dan heroine utama juga sudah menyukai protagonis.

Ya, pasti karena itu, aku hanya bisa membayangkannya seperti itu.

Walau begitu, di dalam gamenya tidak ada scene yang memperlihatkan Astin menggoda gadis lain. Seharusnya dengan penampilan seperti ini, akan mudah baginya menjalin hubungan dengan beberapa gadis sekaligus.

Sia-sia sekali, mengejar gadis yang tidak menginginkan dirinya.

Setelah memikirkan hal itu, sepertinya Amy selesai mencuci rambutku, sebab tangannya terhenti, sembari berkata.

"Tuan muda, tolong pejamkan mata anda, saya akan mulai membilas rambut anda."

Kemudian Amy berdiri dan kembali menyalakan shower.

Suurrr.♪.♪.♪ Air hangat shower yang me mancur, kembali membasahi tubuh. Ini sangat nyaman dan membuat pikiranku lebih tenang.

Setelah selesai membersihkan tubuhku, Amy pun berdiri dan menuntunku menuju bak mandi.

Tetapi saat melihat bak mandi porselen yang cukup luas ini, pemandangan yang kekanakan pun terlihat.

Clup clup byuurrr.♪.♪.♪

Tanpa mempedulikannya akupun memasukkan kaki, kemudian duduk bersandar dengan santai. Karenanya air dalam bak mandi pun melompat melewati tepian, dan aroma segar buah-buahan mulai menggelitik hidungku.

Sedangkan di sekeliling tubuhku banyak terapung bebek mandi dan buah Chersei. Ini buah yang hanya ada di dalam game, aromanya benar-benar segar dan menenangkan, aku cukup menyukainya.

Karenanya akupun lebih bersantai agak lama.

Setelah selesai, Amy membantu menuntunku keluar dari bak mandi. Kemudian ia mengeringkan tubuhku dengan handuk. Setelahnya kami beranjak keluar, dan Amy membantuku memakaikan pakaian.

*

Amy berdiri di belakang tuan muda sembari menyelimutinya dengan kain putih.

Setelahnya dia menyisir lembut rambut tuan mudanya itu, kemudian dia mengambil gunting yang telah ia siapkan, sembari berkata.

"Saya akan mulai memangkas rambut anda tuan muda."

Iapun menjepit rambut tuan mudanya dengan kedua sela jari, dan mulai memangkasnya.

"Ya, tolong"

Akupun menjawab santai menerima perlakuan Amy sembari menatap cermin.

Ckriss ckriss.♪.♪.♪

-

Aku sedang duduk di kursi yang dipindahkan dari sisi tempat tidur sebelumnya. Ke depan cermin besar yang berada di tengah tembok sisi kanan yang sama dengan pintu kamar mandi.

Dan sekarang Amy mulai memangkas rambutku dengan lihai seperti seorang ahli. Yang membuatku ingin bertanya, pada...

"Amy..."

Aku memanggil sembari memperhatikan bayangannya yang terpantul di cermin.

Amy menjawab dengan tenang, sembari terus melanjutkan pekerjaannya dengan teliti.

"Ya, tuan muda."

Akupun melanjutkan setelah mendapat respon.

"Apakah semua pelayan memiliki banyak keahlian seperti ini?"

Amy pun menjawab dengan lancar.

"Ya, jika kami ingin bekerja di kediaman bangsawan kelas atas, kami harus memenuhi kualifikasinya, dengan mempelajari banyak keahlian untuk melayani tuan kami dengan baik."

Kemudian ia berpindah kesamping tuan mudanya, setelah selesai merapihkan bagian belakang rambut tuan mudanya itu.

Ya, skill Amy sangat cocok dengan pekerjaannya, mungkin memang passionnya ada di bidang ini, dan diapun terlihat sangat menikmati pekerjaannya.

"Pejamkan mata anda tuan muda, saya akan merapihkan rambut depan anda."

Kemudian Amy membungkuk, serta mencondongkan wajah pada wajah tuan muda, dan mulai memangkas bagian poni tuan mudanya itu.

Saat tubuh Amy cukup berdekatan dengan wajahku, aroma menyegarkan seperti pepohonan samar tercium darinya. Ini membuatku nyaman.

Setelah beberapa waktu, Amy selesai memangkas rambutku sesuai permintaan. Kemudian ia berkata.

"Saya akan menata rambut anda tuan muda."

Amy pun mulai menyisir dan membersihkan rambut yang masih tersangkut dengan hati-hati, kemudian mulai menata sesuai permintaan tuan mudanya.

Akupun memperhatikan Amy yang dengan teliti menata rambutku sesuai instruksi.

Panjang rambutku kini hanya lima senti lebih panjang dari bahuku, dan Amy menyisirnya menjadi belah tengah di bagian poni, sedangkan dibagian lain ditata agak acak agar terlihat lebih maskulin.

Akupun memandangi hasilnya sembari berpikir.

'Hmmm kurasa ini sudah seperti desain karakter dalam gamenya, bukankah ini sangat tampan?'

'Bahkan aku yang percaya diri dengan penampilan sebelumnya, merasa minder saat melihatnya. Akupun belum pernah melihat aktor yang serupawan ini.'

'Ya, ini bagus untukku, jadi aku tidak akan kesulitan dalam hubungan asmara. Walau ini tidak terlalu menjamin, aku mengetahui itu sebab pengalamanku di dunia sebelumnya.'

'Bahkan heroine utama tidak tertarik dengan penampilan ini. Ini juga salah satu alasan agar aku tidak terlalu dekat dengannya saat di academy nanti.'

'Aku terlalu sakit hati, saat mengingat scene dimana dia meninggal kan Astin yang berusaha menyelamatkannya hingga tewas begitu saja.'

'Walau itu pengaturan dari gamenya, tapi tetap saja akan lebih baik untukku menghindarinya beserta karakter utama lainnya.'

'Aku hanya ingin hidup nyaman sembari mengembangkan kekuatanku.'

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Amy pun berkata.

"Sudah selesai tuan muda."

Kemudian ia berdiri di belakang tuan mudanya, pandangannya menatap ke arah cermin, iapun tersenyum sembari memuji.

"Anda terlihat lebih tampan."

Sedangkan kini kedua tangannya bertumpu di sandaran kursi.

Setelah mendengar perkataan Amy, akupun buka suara.

"Apakah begitu? Bukankah ini terlihat seperti berandal?"

Sebenarnya aku sedang memuji penampilanku yang terlihat keren ini.

Amy mendekatkan wajahnya pada rambut tuan mudanya itu. Sedangkan mata obsidiannya sedikit menutup, saat memandangi paras tuan muda yang terpantul di cermin,

Sembari bernafas ringan menikmati aroma manis tuan mudanya itu, kemudian ia berkata seakan sedang menggoda.

"Hmmm... anda seperti anak nakal yang tampan tuan muda. Para nona bangsawan mungkin akan semakin mengerumuni anda."

Mendengar jawaban itu akupun memastikan.

"Apakah begitu?"

Sembari sedikit menengadah pada wajah Amy yang berada di atasku.

Amy pun semakin mendekat kan wajah pada rambut tuan mudanya sembari tersenyum manis. Kemudian menjawab.

"Ya, mereka akan segera mengelilingi anda segera setelah melihat anda sendirian."

Setelah mendengar konfirmasi, akupun lantas berpikir.

Apakah Astin sepopuler itu?

Tetapi akan sangat merepotkan jika harus dikelilingi seperti itu, aku mungkin tidak bisa mengatasinya. Kuharap aku tidak harus menghadiri perkumpulan sosial bangsawan atau semacamnya.

Merasa tuan mudanya terdiam, Amy pun mulai melepas kain putih yang menyelimuti tuan mudanya, kemudian berkata.

"Anda boleh beristirahat lagi tuan muda, saya akan membereskan sisanya."

Kemudian ia mengibas ringan kain putih itu, setelahnya iapun merapihkannya.

Mendengar itu, akupun lantas beranjak ke tempat tidur kemudian membaringkan kembali tubuhku, sedangkan kakiku terjuntai ke lantai.

Sembari memperhatikan Amy yang mulai membersihkan kamarku.

Setelahnya akupun berpikir dalam santai.

Tidak ada hiburan di dunia ini, selain harus berhubungan dengan orang lain.

Aku sangat merasa bosan, aku akan segera pergi berburu segera setelah kondisi tubuhku terasa lebih baik.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

Terpopuler

Comments

EMP Official

EMP Official

cemungut y 💪😊

2024-04-24

1

Bilqies

Bilqies

semangat terus thor

2024-04-21

1

STARLIGHT

STARLIGHT

Lanjut terus ka semangat /Smile/

2024-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!