12 Jalan Pulang.

...Cerita berlanjut....

^^^34 : 29 : 13 . Arcan-41 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode dua belas.

Setelah sampai di tempat motor kinetik diparkirkan, akupun lantas sedikit merapihkan penampilanku yang kacau. Aku menyingkirkan tanaman sulur yang masih melilit tubuh, kemudian mengibas pakaianku.

Setelahnya akupun kembali menenggak jus Chersei sebab aku sangat haus.

Kemudian aku mengambil item lainnya. Ini item yang sangat berguna untuk dibawa saat melakukan perjalanan jauh. Namanya batu pemurnian.

Memiliki warna bening transparan dengan bentuk seperti prisma, ini digunakan untuk menyerap energi negatif.

Energi yang terbuang dari makhluk hidup dunia ini akan menjadi energi negatif, jadi kamu bisa menggunakan ini sebagai toilet portabel.

Dan ini harganya sangat mahal, hanya bangsawan dan orang kaya saja yang mampu membelinya.

Ini bisa dipakai beberapa kali. Dan cara pakainya sangat mudah, kamu hanya perlu menempelkannya pada perutmu, tempelkan langsung pada kulit seperti ini. Akupun menyelipkan batu pemurnian kedalam pakaian, dan...

Aaah... perut pun terasa lega.

Batu pemurnian yang sebelumnya berwarna bening kini menjadi sedikit keruh. Kamu harus segera menggantinya saat warnanya sudah sangat keruh, kalau tidak, itu akan retak dan energi negatif akan bocor, dan kamu akan terpapar olehnya.

Setelah itu aku kembali menyimpannya, dan akupun menyantap beberapa camilan dengan santai. Disekitar sini sangat sepi, hanya suara binatang dan monster yang terdengar di kejauhan, udara pun sudah semakin dingin.

Setelah cukup beristirahat, akupun mengembalikan artefak menjadi jam tangan.

...(Sadr Off).♪.♪.♪...

Sekarang sudah hampir pukul 5 sore, jadi aku akan sampai mansion cukup malam. Aku harus menambah lajuku setelah keluar dari kota kuno, yang jalannya tidak terhalang oleh puing-puing bangunan.

Kemudian akupun menyalakan mesin motor kinetik, dan mengaktifkan lampu penerang, sebab sekarang langit sudah semakin gelap.

Aku menyusuri jalan ke arah selatan. Kemudian berbelok ke arah timur.

Jalanan yang sebelumnya ada beberapa horn rabbit kini terlihat sepi, ya, ini seharusnya sudah giliran monster yang aktif di malam hari mulai berkeliaran.

Setelah 30 menit, langit semakin gelap, dan kini aku kembali melewati jalanan dimana banyak bangunan miring, serta lebih banyak puing yang berserakan di sepanjang jalan. Suara jeritan monster pun semakin ramai.

Di langit yang terhalang kabut tebal dan bangunan miring itu, terlihat banyak blood bat🦇 mulai beterbangan dari kedua sisi gedung.

Sedangkan di antara celah-celah bangunan, yang biasanya terlihat horn rabbit🐇 lucu yang melompat. Kini terlihat sosok bertubuh manusia pendek tetapi dengan wajah 🐀, mata mereka merah menyala, namanya adalah 'Rat 'man.

Mereka sangat berbahaya dan menyeramkan, sebab mereka bergerak dalam kelompok yang cukup besar. Mereka akan mengerumuni mu dengan wajah menyeramkan mereka, dan mencabik dagingmu sampai hanya bersisa tulang.

Jadi akupun semakin mempercepat lajuku, dan ingin segera melewati area yang mencekam ini. Suara tawa cekikikan rat man itu semakin membuat bulu kudukku merinding.

Sedangkan blood bat sudah berani terbang lebih rendah, seakan sengaja menabrakkan diri. Akupun semakin menajamkan indra untuk menghindari mereka yang akan menerjang, dan kini suara lolongan terdengar dari kejauhan.

Setelah beberapa lama, akhirnya aku melewatinya juga, langit sudah samar terlihat walau masih ditutupi kabut, tetapi ini lebih tipis.

Setelah beberapa menit, aku kembali berpapasan dengan kelompok warga yang tadi siang berpapasan denganku, membuatku sedikit merasa lega.

Sepertinya mereka sudah mendirikan kemah disisi jalan, sedangkan kereta kuda terlihat disamping tenda mereka. Mereka terlihat sedang memasak hasil buruan mereka di api unggun, akupun menghentikan motor kinetik untuk menyapa.

Seperti sebelumnya, mereka terlihat kaku, jadi akupun menyuruhnya untuk lebih bersikap santai. Mereka menawarkan masakan mereka, sebelum yang paling tua berkata.

"Ah, maafkan hamba jika tidak sopan, ini pasti tidak sesuai dengan selera tuan."

Mendengar itu akupun menjawab.

"Apa yang kamu katakan, aku juga seorang pemburu, tentu saja aku bisa memakannya."

Akupun lantas mengambil daging horn rabbit panggang yang ia tawarkan dengan segera, hingga membuatnya sedikit tersentak.

Kemudian akupun mulai menyantapnya, sepertinya mereka terlihat sedikit tegang, jadi akupun berkomentar.

"Ini terasa enak."

Dagingnya tidak kalah lembut dengan bufallo beast, bahkan ini terasa lebih manis. Ini terasa enak walau dengan bumbu sederhana.

Akupun lanjut menyantapnya, sembari terduduk santai di atas motor kinetik, dengan posisi melintang menghadap arah mereka, dan mereka pun mulai terlihat lebih santai.

Ada anak laki-laki yang sepertinya lebih tua beberapa tahun dariku, dia yang sebelumnya membawa tas besar. Akupun sedikit berbincang dengannya.

Ya, ini untuk menambah wawasanku. Sepertinya mereka berasal dari pelosok kota. Ada beberapa toko yang bisa untuk menukarkan batu energi juga drop item.

Mereka biasanya pergi berburu dalam beberapa minggu, sebab perjalanan menggunakan kereta kuda memerlukan waktu beberapa hari.

Sepertinya tidak ada yang berlevel tinggi diantara mereka, dan mereka hanya berburu dipinggiran kota kuno. Mereka memberitahuku tentang keadaan di pelosok kota, jadi aku akan mengunjunginya nanti setelah menjadi penguasa.

Setelah itu akupun melanjutkan perjalanan. Puing di jalanan sudah semakin sedikit, jadi akupun semakin mempercepat lajuku.

Akhirnya aku keluar dari kota kuno. Akupun lantas melebarkan mata saat melihat angkasa, langitnya terlihat sangat indah, bahkan di dalam gamenya tidak seindah ini.

Lunaxia* 🪐 bersinar sangat terang, bahkan ukurannya jauh lebih besar dari yang ditampilkan dalam gamenya, dan stellaria* yang bertaburan disekelilingnya pun terlihat sangat cemerlang.

^^^*Lunaxia : Satelit berwarna biru dengan cincin diagonal.^^^

^^^*Stellaria : Bintang.^^^

Ya, tidak heran, sebab ini berada diketinggian atmosfer. Tapi tetap saja, melihat pemandangan langit sedekat ini dengan mata telanjang, benar-benar sangat memanjakan mata.

Rasanya takjub sekaligus ngeri, melihat benda langit sedekat dan sebesar ini.

Tapi cuacanya benar-benar dingin. Sudah pukul 6 sore sekarang, jadi akupun semakin mempercepat laju kendaraan, ditemani sinar cemerlang langit malam.

Swooooosh...

.

Sekitar satu jam kemudian, akhirnya aku kembali melihat gerbang benteng selatan kota. Tetapi didepan gerbang terlihat banyak cahaya.

Setelah setengah jam kemudian, akupun lantas terperangah, melihat beberapa prajurit yang berbaris di belakang pria tua.

'Dia benar-benar melacak ku.'

Akupun lantas menghentikan motor kinetik didekatnya, dan pria tua otomatis buka suara.

"Sepertinya anda berkeliling cukup jauh, tuan muda."

"Ugh."

Walau dia berbicara dengan nada dan wajah datar, tapi entah kenapa itu sangat mengena, sampai aku tidak bisa berkata-kata. Dan pria tua kembali buka suara.

"Kalau begitu, biar saya yang memimpin anda, sepertinya nyonya juga merasa khawatir."

Mendengar itu akupun hanya menjawab.

"Ya."

Kemudian mundur ke belakang, dan pria tua dengan sigap mengambil alih kemudi, sedangkan pria besar lainnya terlihat menaiki motor kinetik mereka.

"Tolong pegangan dengan erat tuan muda."

Swooooosh...

"Ugh."

Akupun lantas tersentak. Bukankah ini sangat cepat?!

Ini mungkin empat kali lebih cepat dari lajuku, bahkan pemandangan di sekitar seperti terdistorsi. Bagaimana aku bisa menikmati pemandangan malam kota?

Sebab itu akupun lantas berkata.

"Kepala pelayan."

"Ya, tuan muda."

"Bisakah kamu pelan kan sedikit lajunya? Aku ingin melihat pemandangan sekitar kota."

"Dimengerti."

Pria tua lantas mengangkat tangan kanannya. Kemudian motor kinetik pun melaju lebih pelan, dan pemandangan di sekitar terlihat lebih jelas.

Aku melirik jam tangan dengan cepat, dan jarum jam hampir menunjuk pukul 8 malam 🌃. Kami melewati jalur utara disisi barat jalan, kini lampu penerang terlihat bercahaya kekuningan disepanjang tengah jalan.

Sedangkan suasana didekat tembok benteng terlihat sepi, sebab disekitar sini hanya ada sedikit penghuni.

Setelahnya adalah peternakan buffalo beast yang luas, hewan besar itu juga terlihat sudah tertidur di kandang luas mereka, dan masih ada beberapa pekerja serta penjaga yang berpatroli.

Di pemukiman padat penduduk yang terlihat ramai sebelumnya, kini terlihat cukup sepi walau masih ada beberapa orang yang berlalu-lalang.

Sepertinya mereka sudah masuk dalam rumah-rumah mereka, yang kaca jendelanya mengeluarkan cahaya oranye itu. Kemungkinan mereka masih menggunakan penerang seperti lilin atau lampu minyak.

Hanya ada beberapa tempat yang sedikit ramai, seperti kedai atau restoran.

Setelah setengah jam, akhirnya mulai terlihat gedung-gedung tinggi yang disinari lampu-lampu terang, dengan berbagai warna.

Kini suasana malam disekitar terlihat semakin ramai, banyak orang-orang yang berlalu-lalang didepan toko-toko yang masih terbuka, diterangi lampu-lampu yang terlihat menarik, dan beberapa darinya terdengar suara musik.

Ada beberapa kelompok yang sepertinya sedang mengadakan pertunjukan disisi jalan, dan orang-orang pun terlihat berkerumun disekitarnya.

Akhirnya kami melihat mansion. Dan pemandangan di sekitar jalan semakin glamor, sebab toko-toko disekitar sini terlihat megah dan mewah.

Sepertinya disini tempat perbelanjaan untuk orang kaya dan bangsawan, sebab pakaian orang-orang yang berlalu-lalang disekitar jalan, serta keluar masuk toko itu terlihat cukup mewah.

Kata pria tua, gedung-gedung tinggi disekitar sini digunakan untuk pusat pemerintahan, administrasi, atau sejenisnya.

Bangsawan kecil seperti Baron atau Viscount yang tidak memiliki wilayah, banyak bekerja disana untuk mengurus perkembangan daerah, sedangkan anak-anak dan istri mereka menempati kawasan perumahan elit disekitar.

Pantas saja ayahku pergi berburu selama berbulan-bulan, ternyata pekerjaannya diserahkan pada orang lain, ya, kota ini terlihat cukup berkembang dan tertata rapih, jadi seharusnya mereka cukup profesional dan ahli dalam bidangnya.

Bukankah ini cukup bagus?

Tetapi kenapa saudara-saudara ku yang lain meninggalkannya?

Apa mereka meninggalkan daerah ini sebelum berkembang?

Atau memang ada alasan lain?

Kalau menurut Amy, itu sebab mereka ingin tinggal di daerah yang lebih subur, dan mengikuti istri serta suami mereka untuk tinggal di benua daratan.

Ya, siapa yang tahu.

Setelah beberapa waktu, kami sampai di penyeberangan jalur. Ada beberapa prajurit yang sedang mengatur jalur kendaraan yang akan memutar arah.

Sedangkan di seberang jalan, terdapat gerbang utama mansion yang sangat besar, serta deretan tembok tinggi yang tidak terlihat ujungnya. Ada beberapa penjaga terlihat didepannya.

Setelah menyeberang, penjaga lantas segera membuka gerbang, dan siluet mansion yang sangat megah pun terlihat dikejauhan.

Kami melewati jalan utama mansion yang cukup luas, mungkin sekitar 15 meter, dengan susunan batu-batu yang lebih indah, tidak seperti jalan utama yang terlihat biasa.

Sedangkan disepanjang sisi jalan berderet pepohonan layaknya hutan yang cukup tinggi, serta di sela-sela batang pohon ditumbuhi oleh rerumputan.

Setelah beberapa menit, akhirnya kami sampai di lapangan luas layaknya alun-alun, ditengahnya terdapat air mancur yang cukup besar, sedangkan disisi lapangan terlihat taman yang cukup luas dengan deretan kursi memanjang.

Pria tua memarkirkan motor kinetik ditepi lapangan, diikuti pria besar lainnya.

Pandanganku kini melihat bagian depan mansion yang megah dan menjulang tinggi, atapnya mencuat seperti persegi tiga runcing, dengan deretan jendela yang menjulang tinggi mengelilingi sisinya.

Sedangkan dibelakangnya, terdapat tembok serta atap yang menjulang lebih tinggi, dengan deretan atap runcing lainnya yang memiliki tinggi lebih rendah.

Di kejauhan sisi mansion, terdapat beberapa menara yang sepertinya terhubung dengan tembok mansion.

Kini pandanganku beralih ke bawah. Ada sebuah tangga yang luas dan cukup tinggi dibagian depannya, sedangkan diatasnya terdapat teras yang membentang luas, deretan pilar-pilar putih besar dengan ukiran rumit terlihat dibelakangnya.

Kami pun menaiki tangga. Ada seorang wanita berambut lavender terlihat sedang menunggu di atas, ditemani oleh seorang gadis berambut hitam, dan aku sangat mengenal mereka.

Wanita itu membuka matanya lebar-lebar saat melihatku, sedangkan gadis dibelakangnya terlihat sangat khawatir.

Mendapat reaksi itu, akupun lantas mengusap wajah kemudian menunduk, hingga pandanganku hanya bisa menangkap lantai lebar dengan pola rumit, serumit pikiranku sekarang,

Sebab wanita dihadapanku kini mulai buka suara.

"Astin apa-apaan dengan kondisi mu sekarang ini?"

"Apa kamu pergi berburu sendiri?"

Haumea berbicara sembari mengomel, sebab melihat penampilan subjek dihadapannya ini terlihat sangat kacau. Baju serta rambut putihnya diwarnai bercak merah yang sudah mengering.

Sesaat Haumea berpikir kalau itu darah, sampai membuat matanya terbuka lebar, tetapi setelah cukup dekat, ia mencium aroma manis darinya, jadi kekhawatiran Haumea pun sedikit berkurang.

Tetapi bukan itu saja yang jadi masalah. Masalah lainnya adalah subjek dihadapannya ini yang pergi ke tempat berbahaya sendirian, dan dia tidak mengatakan apapun pada orang disekitarnya.

Memang ada beberapa kesatria yang ditugaskan untuk mengawasinya sepanjang waktu, tetapi tetap saja tindakannya itu membuat dirinya merasa was-was.

Makannya sekarang iapun mengomelinya, dan kini kedua tangannya pun menggapai bahu subjek yang tengah tertunduk dihadapannya ini.

"Ugh."

Hingga membuat tubuh subjek dihadapannya itu sedikit tersentak. Tidak peduli dengan itu, Haumea pun kembali buka suara.

"Apa kamu tidak ingin mengatakan sesuatu?"

Kemudian ia memiringkan kepala, seolah mencari wajah yang sedang menunduk ini. Setelahnya Haumea pun lanjut mengomelinya.

"Bukankah kamu merasa bersalah setelah membuat orang lain mengkhawatirkan mu?"

Merasa wanita dihadapanku ini terdengar semakin marah, akupun hanya bisa tertunduk, kemudian berkata lirih sembari mencari alasan.

"Itu... aku hanya pergi berburu monster lemah, bukankah tidak masalah jika pergi sendirian?"

Mendengar subjek dihadapannya ini mengelak, Haumea pun lantas kembali bicara.

"Coba kamu katakan lagi alasan tadi sembari menatap ku."

Kini kedua tangannya menangkup wajah subjek yang masih tertunduk ini, sampai wajahnya bertemu dengan pandangannya. Kemudian Haumea pun menatapnya, hingga membuat subjek dihadapannya ini kembali tersentak.

"Ugh."

Mendapat perlakuan itu, akupun lantas mengalihkan pandangan, walau wajahku kini tidak bisa berpaling.

Melihat itu Haumea lantas kembali mengomel.

"Lihatlah, bahkan sekarang kamu tidak bisa menatap ku."

Merasa bersalah, dan merasa akan semakin membuatnya marah jika terus membuat alasan, akupun lantas mengalah.

"Ugh, maafkan aku."

Setelah mendengar jawaban yang ia harap, hati Haumea sedikit melunak, walau ia masih merasa kesal. Kemudian ia melepas tangkupan tangannya pada wajah Astin, sembari menitah gadis dibelakangnya.

"Amy, segera siapkan air hangat di kamarku untuk Astin."

Mendengar itu, Amy yang sedari tadi menahan kekhawatiran nya pun menjawab dengan segera.

"Baik nyonya."

Kemudian iapun segera pergi menjalankan perintah.

Sedangkan Haumea kini kembali buka suara.

"Kamu..."

Perkataannya tertunda, sembari kini pandangannya kembali memperhatikan setiap jengkal subjek dihadapannya ini. Sebelum kemudian ia lanjut berkata.

"Siap-siap kamu untuk aku hukum."

Kemudian iapun menarik lengan Astin, sembari berjalan melewati pilar besar, yang dibaliknya terdapat lorong depan mansion.

Ada beberapa prajurit yang terlihat lewat berpatroli, di lorong besar yang tak terlihat ujungnya itu.

Tetapi sayangnya Haumea tidak ada niat sedikit pun untuk memperhatikan itu. Ia hanya terfokus menuju sebuah pintu besar, yang mulai terpantul dari mata coklatnya yang sedikit bergetar.

"Ugh."

Akupun sedikit tersentak sebab diseret tiba-tiba, sedangkan pandanganku hanya menangkap langkah kakiku yang tergesa, mengikuti langkah cepat Haumea yang terlihat marah.

-

Kini mereka melewati pintu besar mewah, dengan pola rumit yang menjulang tinggi, setelah prajurit yang berjaga membukanya dengan sekuat tenaga.

Dibaliknya terdapat aula yang sangat luas, tidak kalah luas dengan lapangan luas di depan mansion, dengan deretan pilar-pilar putih besar, yang menyanggah melingkar di seluruh aula.

Sedangkan karpet panjang menghampar kini terinjak oleh langkah mereka, hingga mereka sampai ditengah aula, yang terdapat langit-langit bulat lebar yang sangat tinggi, terdapat lampu gantung mewah besar nan indah ditengahnya.

Sedangkan dikejauhan depan, terdapat podium berbentuk seperti kipas tangan yang terbuka lebar. Dan di kedua sisinya terdapat lorong besar.

Kini mereka melalui lorong disebelah kanan, yang berada di sisi selatan.

Beberapa pelayan yang terlihat berlalu lalang, segera membungkuk saat melihat mereka. Setelah mereka berlalu, beberapa pelayan itu terlihat keluar dan masuk, dari deretan pintu di sisi lorong yang mereka lalui.

Sesekali akan terlihat lorong lain, serta tangga besar yang mengarah ke atas di kedua sisi lorong.

Kini mereka sampai di ruangan yang sangat luas, tetapi tidak seluas aula depan.

Terdapat deretan sofa dan sebuah meja besar di ruangan itu, sedangkan dikejauhan sisi utara, terlihat sebuah taman yang kini terhalang oleh beberapa bilik ruangan, serta pilar yang berada di luar.

Hanya ada satu lorong di sisi kanan, jadi mereka pun melaluinya.

Mereka sampai di ruang besar lainnya, yang terdapat meja yang sangat besar memanjang dengan banyak deretan kursi.

Sedangkan ditengah sisi selatan ruang itu, terdapat sebuah lorong, ada beberapa orang yang mengenakan pakaian dan topi putih. Walaupun samar, tercium aroma masakan dari udara yang mereka lalui.

Dan mereka kembali melewati lorong sisi kanan.

Kini terdapat ruang luas yang sisi utaranya tidak terhalang oleh apapun, sehingga pemandangan taman utara mansion yang sangat luas pun terlihat jelas.

Sedangkan di sisi timur ruang itu terdapat lorong besar yang tidak terlihat ujungnya. Dikedua sisinya terdapat tangga besar yang sangat berjauhan dengan lorong itu, dan balkon lantai dua pun terlihat diatasnya, serta tembok besar terlihat membatasi tepat di atas lorong.

Terdapat kamar Astin dan Amy, jika mereka melewati tangga sisi utara yang berada di kejauhan itu.

Tetapi bukan itu yang mereka tuju sekarang, melainkan beberapa deret pintu mewah yang terdapat di sisi selatan ruang luas itu.

Dan mereka mulai memasuki pintu mewah yang terdapat di ujung timur ruang, yang kini terlihat sedikit terbuka.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

sampai disini dulu ya kak bacanya, nanti aku mampir lagi

2024-04-23

1

Rey

Rey

pemakan daging berarti tuh binatang astral

2024-03-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!