12 Jalan Pulang

...Cerita berlanjut....

^^^34 : 29 : 13 . Arcan-41 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode dua belas.

Setelah sampai dimana motor kinetik diparkirkan, aku segera merapikan penampilanku yang kacau. Aku menyingkirkan tanaman sulur yang masih melilit tubuh, kemudian mengibas pakaianku.

Setelahnya akupun kembali menenggak jus Chersei sebab aku sangat haus.

Kemudian aku mengambil item lainnya. Ini item yang sangat berguna untuk dibawa saat melakukan perjalanan jauh. Namanya batu pemurnian.

Memiliki warna bening transparan dengan bentuk seperti prisma, bisa digunakan untuk menyerap energi negatif.

Energi yang terbuang dari makhluk hidup dunia ini akan menjadi energi negatif, jadi kamu bisa menggunakan batu pemurnian sebagai toilet portabel.

Dan harganya cukup mahal, hanya bangsawan dan orang kaya saja yang mampu membelinya.

Kamu bisa memakainya sampai beberapa kali. Dan cara pakainya sangat mudah, kamu hanya perlu menempelkannya pada perutmu, tempelkan langsung pada kulit seperti ini. Akupun menyelipkan batu pemurnian ke dalam pakaian, dan...

Aaah... perut pun terasa lega.

Batu pemurnian yang sebelumnya berwarna bening kini menjadi sedikit keruh.

Kamu harus segera menggantinya saat warnanya sudah sangat keruh, kalau tidak, itu akan retak dan energi negatif akan bocor, dan kamu akan terpapar olehnya.

Setelah itu aku kembali menyimpannya, dan menyantap beberapa camilan dengan santai. Di sekitar sini sangat sepi, hanya suara binatang dan monster yang terdengar di kejauhan, udara juga sudah semakin dingin.

Setelah cukup beristirahat, akupun mengembalikan artefak menjadi jam tangan.

...(Sadr Off).♪.♪.♪...

Sekarang sudah hampir pukul 5 sore, jadi aku akan sampai mansion cukup malam. Aku harus menambah lajuku setelah keluar dari kota kuno, yang jalannya tidak terhalang oleh puing-puing bangunan.

Kemudian aku menyalakan mesin motor kinetik, dan mengaktifkan lampu penerang, sebab sekarang langit sudah semakin gelap.

Aku menyusuri jalan ke arah selatan. Kemudian berbelok ke arah timur.

Jalanan yang sebelumnya ada beberapa Horn Rabbit kini terlihat sepi, ya, ini seharusnya sudah giliran monster yang aktif di malam hari mulai berkeliaran.

Setelah 30 menit, langit semakin gelap, dan kini aku kembali melewati jalanan dimana banyak bangunan miring, serta lebih banyak puing yang berserakan di sepanjang jalan. Suara jeritan monster juga semakin ramai.

Di langit yang terhalang kabut tebal dan bangunan miring itu, terlihat banyak Blood Bat mulai beterbangan dari kedua sisi gedung.

Sedangkan di antara celah-celah bangunan, yang biasanya terlihat Horn Rabbit lucu yang melompat. Kini terlihat sosok bertubuh manusia pendek tetapi dengan wajah tikus, mata mereka merah menyala, namanya adalah Ratman.

Mereka sangat berbahaya dan menyeramkan, sebab mereka bergerak dalam kelompok yang cukup besar. Mereka akan mengerumuni mu dengan wajah menyeramkan mereka, dan mencabik dagingmu sampai hanya bersisa tulang.

Jadi akupun semakin mempercepat laju, dan ingin segera melewati area yang mencekam ini. Suara tawa cekikikan Ratman itu semakin membuat bulu kudukku merinding.

Sedangkan Blood Bat sudah berani terbang lebih rendah, seakan sengaja menabrakkan diri. Aku semakin menajamkan indra untuk menghindari mereka yang akan menerjang, dan kini suara lolongan terdengar dari kejauhan.

Setelah beberapa lama, akhirnya aku melewatinya juga, langit sudah samar terlihat, walau masih ditutupi kabut tetapi itu lebih tipis.

Setelah beberapa menit, aku kembali berpapasan dengan kelompok warga yang tadi siang berpapasan denganku, akupun bisa bernapas lega.

Sepertinya mereka sudah mendirikan kemah di sisi jalan, sedangkan kereta kuda terlihat di samping tenda mereka. Mereka terlihat sedang memasak hasil buruan mereka di api unggun, akupun menghentikan motor kinetik untuk menyapa.

Seperti sebelumnya, mereka terlihat kaku, jadi aku menyuruhnya untuk lebih bersikap santai. Mereka menawarkan masakan mereka, sebelum yang paling tua berkata.

"Ah, maafkan hamba jika tidak sopan, ini pasti tidak sesuai dengan selera tuan."

Mendengar itu aku lantas menjawab.

"Apa yang kamu katakan, aku juga seorang pemburu, tentu saja aku bisa memakannya."

Ya, aku menghampiri kalian sebab memang ingin meminta makanan kalian, mana mungkin aku menolaknya.

Akupun lantas mengambil daging Horn Rabbit panggang yang ia tawarkan dengan segera, hingga membuatnya sedikit tersentak.

Kemudian aku mulai menyantapnya. Tetapi sepertinya mereka terlihat sedikit tegang, jadi akupun berkomentar.

"Ini terasa enak."

Dagingnya tidak kalah lembut dengan Buffalo Beast, bahkan ini terasa lebih manis. Ini terasa enak walau dengan bumbu sederhana.

Aku lanjut menyantapnya, sembari terduduk santai di atas motor kinetik, dengan posisi melintang menghadap arah mereka. Dan mereka mulai terlihat lebih santai.

Ada anak laki-laki yang sepertinya lebih tua beberapa tahun dariku, dia yang sebelumnya membawa tas besar. Akupun sedikit berbincang dengannya.

Ya, ini untuk menambah wawasanku. Sepertinya mereka berasal dari pelosok kota. Ada beberapa toko yang bisa untuk menukarkan batu energi juga drop item.

Mereka biasanya pergi berburu dalam beberapa minggu, sebab perjalanan menggunakan kereta kuda memerlukan waktu beberapa hari.

Sepertinya tidak ada yang berlevel tinggi di antara mereka, dan mereka hanya berburu di pinggiran kota kuno. Mereka memberitahuku tentang keadaan di pelosok kota, jadi aku akan mengunjunginya nanti setelah menjadi penguasa.

Setelah itu aku kembali melanjutkan perjalanan. Puing di jalanan sudah semakin sedikit, jadi akupun semakin mempercepat laju.

Akhirnya aku keluar dari kota kuno. Aku lantas melebarkan mata saat melihat angkasa, langitnya terlihat sangat indah, bahkan di dalam game-nya tidak seindah ini.

Lunaxia 🪐 bersinar sangat terang, bahkan ukurannya jauh lebih besar dari yang ditampilkan dalam game, dan Stellaria yang bertaburan di sekelilingnya juga terlihat sangat cemerlang.

Ya, tidak heran, sebab ini berada di ketinggian atmosfer. Tapi tetap saja, melihat pemandangan langit sedekat ini dengan mata telanjang, benar-benar sangat memanjakan mata.

Rasanya takjub sekaligus ngeri, melihat benda langit sedekat dan sebesar ini.

Tapi cuacanya benar-benar dingin. Sudah pukul 6 sore sekarang, jadi akupun semakin mempercepat laju kendaraan, ditemani sinar cemerlang langit malam.

Swooooosh...

.

Sekitar satu jam kemudian, akhirnya aku kembali melihat gerbang benteng selatan kota Albireo. Tetapi di depan gerbang terlihat banyak cahaya.

Setelah setengah jam kemudian, aku lantas terperangah, melihat beberapa kesatria yang berbaris di belakang kepala pelayan.

'Dia benar-benar melacak ku.'

Aku menghentikan motor kinetik di dekatnya, dan kepala pelayan otomatis buka suara.

"Sepertinya anda berkeliling cukup jauh, tuan muda."

"Ugh."

Walau dia berbicara dengan nada dan wajah datar, tapi entah kenapa itu sangat mengena, sampai aku tidak bisa berkata-kata. Dan kepala pelayan kembali buka suara.

"Kalau begitu, biar saya yang memimpin anda, nyonya juga merasa khawatir."

"Ya."

Akupun mundur ke belakang, dan kepala pelayan dengan sigap mengambil alih kemudi. Sedangkan pria besar lainnya terlihat menaiki motor kinetik mereka.

"Tolong pegangan dengan erat tuan muda."

Swooooosh...

"Ugh."

Aku lantas tersentak. Bukankah ini sangat cepat?!

Ini mungkin empat kali lebih cepat dari lajuku, bahkan pemandangan di sekitar seperti terdistorsi. Bagaimana aku bisa menikmati pemandangan malam kota?

"Kepala pelayan."

"Ya, tuan muda."

"Bisakah kamu pelan kan sedikit lajunya? Aku ingin melihat pemandangan sekitar kota."

"Dimengerti."

Kepala pelayan lantas mengangkat tangan kanannya. Kemudian motor kinetik mulai melaju lebih pelan, dan pemandangan di sekitar terlihat lebih jelas.

Sekilas aku melirik jam tangan, jarum jam hampir menunjuk pukul 8 malam. Kami melewati jalur utara di sisi barat jalan. Kini lampu penerang terlihat bercahaya kekuningan di sepanjang tengah jalan.

Sedangkan suasana di dekat tembok benteng terlihat sepi, sebab di sekitar sini hanya ada sedikit penghuni.

Setelahnya adalah peternakan Buffalo Beast yang luas, hewan besar itu juga terlihat sudah tertidur di kandang luas mereka, dan masih ada beberapa pekerja serta penjaga yang berpatroli.

Di pemukiman padat penduduk yang terlihat ramai sebelumnya, kini terlihat cukup sepi, walau masih ada beberapa orang yang berlalu-lalang.

Sepertinya mereka sudah masuk ke dalam rumah-rumah mereka, yang kaca jendelanya mengeluarkan cahaya oranye itu. Kemungkinan mereka masih menggunakan penerang seperti lilin atau lampu minyak.

Hanya ada beberapa tempat yang sedikit ramai, seperti kedai atau restoran.

Setelah setengah jam, akhirnya mulai terlihat gedung-gedung tinggi, yang disinari lampu-lampu terang dengan berbagai warna.

Kini suasana malam di sekitar terlihat semakin ramai, banyak orang-orang yang berlalu-lalang di depan toko-toko yang masih terbuka, diterangi lampu-lampu yang terlihat menarik dan beberapa darinya terdengar suara musik.

Ada beberapa kelompok yang sepertinya sedang mengadakan pertunjukan di sisi jalan, orang-orang terlihat berkerumun di sekitarnya.

Akhirnya kami melihat mansion. Dan pemandangan di sekitar jalan semakin glamor, sebab toko-toko di sekitar sini terlihat megah dan mewah.

Sepertinya di sini merupakan tempat perbelanjaan untuk orang kaya dan bangsawan, sebab pakaian orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar jalan, serta keluar masuk toko terlihat cukup mewah.

Kata kepala pelayan, gedung-gedung tinggi di sekitar sini digunakan untuk pusat pemerintahan, administrasi, atau sejenisnya.

Bangsawan kecil seperti Baron atau Viscount yang tidak memiliki wilayah, banyak bekerja di sana untuk mengurus perkembangan daerah.

Sedangkan anak-anak dan istri mereka menempati kawasan perumahan elit di sekitar. Dan ada juga yang bekerja menjadi pelayan, pekerja, prajurit, atau kesatria di kediaman kami.

Setelah beberapa waktu, kami sampai di penyeberangan jalur. Ada beberapa prajurit yang sedang mengatur jalur kendaraan yang akan memutar arah.

Sedangkan di seberang jalan, terdapat gerbang utama mansion yang sangat besar, serta deretan tembok tinggi yang tidak terlihat ujungnya. Ada beberapa penjaga terlihat di depannya.

Setelah menyeberang, penjaga lantas segera membuka gerbang, dan siluet mansion yang sangat megah mulai terlihat di kejauhan.

Kami melewati jalan utama mansion yang cukup luas, mungkin sekitar 15 meter, dengan susunan batu-batu yang lebih indah, tidak seperti jalan utama yang terlihat biasa.

Sedangkan di sepanjang sisi jalan berderet pepohonan layaknya hutan yang cukup tinggi, serta di sela-sela batang pohon ditumbuhi oleh rerumputan.

Setelah beberapa menit, akhirnya kami sampai di lapangan luas layaknya alun-alun, di tengahnya terdapat air mancur yang cukup besar, sedangkan di sisi lapangan terlihat taman yang cukup luas dengan deretan kursi memanjang.

Kepala pelayan memarkirkan motor kinetik di tepi lapangan, diikuti pria besar lainnya.

Pandanganku kini melihat bagian depan mansion yang megah dan menjulang tinggi. Atap-atapnya mencuat seperti persegi tiga runcing, dengan deretan jendela yang menjulang tinggi mengelilingi sisinya.

Sedangkan di belakangnya, terdapat tembok serta atap yang menjulang lebih tinggi, dengan deretan atap runcing lainnya yang memiliki tinggi lebih rendah.

Di kejauhan sisi mansion, terdapat beberapa menara yang sepertinya terhubung dengan tembok mansion.

Kini pandanganku beralih ke bawah. Ada sebuah tangga yang luas dan cukup tinggi di bagian depannya, sedangkan di atasnya terdapat teras yang membentang luas,

Deretan pilar-pilar putih besar dengan ukiran rumit terlihat di belakangnya.

Kami mulai menaiki tangga. Ada seorang wanita berambut lavender terlihat sedang menunggu di atas, ditemani oleh seorang gadis berambut hitam, dan aku sangat mengenal mereka.

Wanita itu membuka matanya lebar-lebar saat melihatku, sedangkan gadis di belakangnya terlihat sangat khawatir.

Mendapat reaksi itu, akupun lantas mengusap wajah kemudian menunduk, hingga pandanganku hanya bisa menangkap lantai lebar dengan pola rumit, serumit pikiranku sekarang,

Sebab wanita di hadapanku kini mulai buka suara dengan nada kesal.

*

"Astin apa-apaan dengan kondisi mu ini?"

"Apa kamu pergi berburu sendiri?"

Haumea benar-benar dibuat kesal ketika melihat penampilan lelaki di hadapannya terlihat sangat kacau. Baju serta rambut putihnya diwarnai bercak merah yang sudah mengering.

Sesaat Haumea berpikir kalau itu darah, sampai membuat jantungnya hampir saja terhenti. Tetapi setelah cukup dekat, ia mencium aroma manis darinya, jadi kekhawatiran Haumea sedikit berkurang.

Tetapi bukan itu saja yang jadi masalah. Masalah lainnya adalah Astin yang pergi ke tempat berbahaya sendirian, bahkan dia mencoba untuk mengelabui orang di sekitarnya.

Memang ada beberapa kesatria yang ditugaskan untuk mengawasinya sepanjang waktu, tetapi tetap saja tindakannya itu membuat Haumea merasa was-was.

Makannya sekarang ia mengomelinya, dan kini kedua tangan Haumea menggapai bahu subjek yang tengah tertunduk di hadapannya ini.

"Ugh."

Hingga membuat tubuh lelaki di hadapannya itu sedikit tersentak. Tidak peduli dengan itu, Haumea kembali buka suara.

"Apa kamu tidak ingin mengatakan sesuatu?"

Kemudian ia memiringkan kepala, seolah mencari wajah lelaki yang tengah menunduk ini. Setelahnya Haumea lanjut mengomelinya.

"Bukankah kamu harusnya merasa bersalah, setelah membuat orang lain mengkhawatirkan mu?"

Dan lelaki yang tengah menunduk ini mulai menjawab lirih seolah mencari alasan.

"Itu... aku hanya pergi berburu monster lemah. Bukankah tidak masalah jika pergi sendirian?"

Haumea lantas mengerucutkan bibir, mendengar subjek di hadapannya kini mencoba untuk mengelak.

"Coba kamu katakan lagi alasan tadi sembari menatap ku."

Kini kedua tangannya menangkup wajah Astin yang masih tertunduk, sampai pandangan mereka benar-benar bertemu. Haumea menatapnya begitu lekat, hingga membuat subjek di hadapannya kembali tersentak.

"Ugh."

Dan Astin yang memang merasa bersalah mencoba untuk mengalihkan pandangan, walau dia tidak dapat menengok samasekali.

"Lihatlah, bahkan sekarang kamu tidak bisa menatap ku."

Astin yang sudah tidak memiliki jalan keluar akhirnya hanya bisa pasrah.

"Ugh, maafkan aku."

Setelah mendengar jawaban yang ia harap, hati Haumea sedikit melunak, walau ia masih merasa kesal. Kemudian ia melepas tangannya yang menangkup wajah Astin, sembari menyuruh gadis di belakangnya.

"Amy, segera siapkan air hangat di kamarku untuk Astin."

Sebenarnya Amy merasa sangat khawatir, apalagi setelah melihat keadaan tuan mudanya yang kacau. Dia panik bukan main setelah mendengar kabar kalau tuan muda pergi keluar sendirian,

Tetapi situasi sekarang tidak memungkinkan untuk Amy mendekati tuan muda, sebab nyonya terlihat sangat marah. Setelah berpikir sejenak, Amy menunduk dan menjawab.

"Baik nyonya."

Kemudian ia segera beranjak menjalankan perintah. Sedangkan Haumea kembali buka suara.

"Kamu..."

Perkataannya tertunda, pandangannya kembali memperhatikan setiap jengkal kondisi subjek di hadapannya. Sebelum kemudian ia lanjut berkata.

"Siap-siap kamu untuk aku hukum..."

Tanpa peringatan, Haumea lantas menarik lengan Astin, kemudian berjalan melewati pilar besar, yang di baliknya terdapat lorong depan mansion.

Ada beberapa prajurit yang terlihat sedang berpatroli, di lorong besar yang tak terlihat ujungnya tersebut.

Tetapi sayangnya Haumea tidak ada niat sedikit pun untuk memperhatikan itu.

Ia hanya terfokus menuju sebuah pintu gerbang besar, yang mulai terpantul pada mata coklatnya yang sedikit bergetar.

"Ugh."

Sedangkan Astin hanya bisa mengikutinya, dengan pandangan menunduk menangkap langkah kakinya yang tergesa, mengikuti langkah cepat Haumea yang terlihat marah.

.

Mereka berjalan melewati pintu besar nan mewah dengan pola rumit dan menjulang tinggi, yang sudah dibukakan oleh prajurit dengan sekuat tenaga.

Di baliknya merupakan aula yang sangat luas, tidak kalah luas dengan lapangan luas di depan mansion. Deretan pilar-pilar putih besar terlihat sebagai penyangga yang mengelilingi aula.

Sedangkan karpet panjang menghampar kini terinjak oleh langkah mereka,

Hingga mereka sampai di tengah aula, yang terdapat langit-langit bulat lebar yang sangat tinggi. Terdapat lampu gantung mewah besar nan indah di tengahnya.

Sedangkan di kejauhan depan, terdapat podium berbentuk seperti kipas tangan yang terbuka lebar. Dan di kedua sisinya terdapat lorong besar.

Mereka melalui lorong di sebelah kanan yang berada di sisi selatan.

Beberapa pelayan yang terlihat berlalu lalang segera membungkuk saat melihat mereka. Setelah mereka berlalu,

Beberapa pelayan tersebut terlihat keluar masuk dari lorong lainnya, yang berada di sisi kanan dan kiri jalur yang mereka lalui.

Sesekali akan terlihat lorong lain, serta tangga besar yang mengarah ke atas di kedua sisi lorong tersebut.

Kini mereka sampai di ruangan yang sangat luas, tetapi tidak seluas aula depan.

Terdapat deretan sofa dan sebuah meja besar di ruangan itu. Sedangkan di kejauhan sisi utara, terlihat sebuah taman yang kini terhalang oleh beberapa bilik ruangan, serta pilar yang berada di luar.

Hanya ada satu lorong di sisi kanan, jadi merekapun melaluinya.

Mereka sampai di ruang besar lainnya, terlihat meja yang sangat besar memanjang dengan banyak deretan kursi.

Sedangkan di tengah sisi selatan ruang itu, terdapat sebuah lorong, ada beberapa orang yang mengenakan pakaian dan topi putih.

Walaupun samar, tercium aroma masakan dari udara yang tengah mereka lalui.

Dan mereka kembali melewati sebuah lorong.

Mereka sampai di ruang luas yang sisi utaranya tidak terhalang oleh apapun, sehingga pemandangan taman utara mansion yang sangat luas terlihat jelas.

Sedangkan di tengah sisi timur ruang itu terdapat lorong besar yang tidak terlihat ujungnya, itu merupakan lorong yang sebelumnya Astin lewati bersama kepala pelayan,

Di kedua sisi lorong tersebut terdapat dua tangga besar yang jaraknya sangat berjauhan. Dan balkon lantai dua terlihat di atasnya, serta tembok besar terlihat membatasi tepat di atas lorong.

Terdapat kamar Astin dan Amy, jika mereka melewati tangga yang berada di kejauhan sisi utara.

Tetapi bukan itu yang mereka tuju sekarang, melainkan beberapa deret pintu mewah yang terdapat di sisi selatan ruang luas tersebut.

Dan mereka mulai memasuki pintu mewah yang terdapat di ujung timur ruang, yang terlihat sedikit terbuka.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

Terpopuler

Comments

Emak Kam

Emak Kam

hai emak mampir 🙏

2024-06-30

1

Amelia

Amelia

sampai di sini dulu, nanti aku mampir lg ❤️❤️

2024-05-18

1

Bilqies

Bilqies

sampai disini dulu ya kak bacanya, nanti aku mampir lagi

2024-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 01 Apakah Aku Menjadi Karakter Sampingan?
2 02 Bukankah Ini Sebuah Artefak?
3 03 Gadis Itu Sumber Informasi
4 04 Sepertinya Aku Harus Mengubah Penampilan
5 05 Pertemuan Dengan Ibu Tiri
6 06 Ibu Apa Yang Kamu Lakukan Padaku?
7 07 Dominasi Ibu Tiri.
8 08 Kehangatan Pagi
9 09 Pergi Menyelinap
10 10 Berburu Di Kota Kuno
11 11 Berburu Di Sekitar Pohon Besar
12 12 Jalan Pulang
13 13 Kemesraan Di Atas Rasa Pilu
14 14 Berkeliling Distrik Perbelanjaan
15 15 Mendapat Artefak Baru
16 16 Peningkatan Dan Uji Coba Artefak
17 17 Siap Berburu Kembali
18 18 Luput Dari Pengepungan
19 19 Menjelajah Dungeon
20 20 Melawan Boss Dungeon
21 21 Setelah Penaklukan
22 22 Kembali Untuk Pulang
23 23 Sebagai Gantinya Hari Ini
24 24 Beberapa Urusan Perlu Diatasi
25 25 Penghasilan Dari Berburu
26 26 Persiapan Selesai
27 27 Menyerang Dungeon
28 28 Melawan Great Serpent
29 29 Setelah Krisis Adalah Waktu Santai
30 30 Di Ujung Cakrawala
31 31 Bertemu Dengan Calon Tunangan
32 32 Gadis Yang Merepotkan
33 33 Ketenangan Malam
34 34 Membuat Item Konsumsi
35 35 Di Pinggiran Kota Kuno
36 36 Di Kedalaman Kota Kuno
37 37 Musuh Yang Menyulitkan
38 38 Menjelajahi Reruntuhan
39 39 Di Hadapan Yang Agung
40 40 Kotak Pandora
41 41 Gairah Dibalut Rasa Lelah
42 42 Menuju Kota Tambang
43 43 Sesampainya Di Kota Tambang
44 44 Bertemu Dengan Villainess
45 45 Di Balik Pertemuan Queen
46 46 Awal Kesombongan
47 47 Pandangan Berkabut
48 48 Di Bawah Celah Bumi
49 49 Benih Keretakan
50 Pengumuman Remake.
Episodes

Updated 50 Episodes

1
01 Apakah Aku Menjadi Karakter Sampingan?
2
02 Bukankah Ini Sebuah Artefak?
3
03 Gadis Itu Sumber Informasi
4
04 Sepertinya Aku Harus Mengubah Penampilan
5
05 Pertemuan Dengan Ibu Tiri
6
06 Ibu Apa Yang Kamu Lakukan Padaku?
7
07 Dominasi Ibu Tiri.
8
08 Kehangatan Pagi
9
09 Pergi Menyelinap
10
10 Berburu Di Kota Kuno
11
11 Berburu Di Sekitar Pohon Besar
12
12 Jalan Pulang
13
13 Kemesraan Di Atas Rasa Pilu
14
14 Berkeliling Distrik Perbelanjaan
15
15 Mendapat Artefak Baru
16
16 Peningkatan Dan Uji Coba Artefak
17
17 Siap Berburu Kembali
18
18 Luput Dari Pengepungan
19
19 Menjelajah Dungeon
20
20 Melawan Boss Dungeon
21
21 Setelah Penaklukan
22
22 Kembali Untuk Pulang
23
23 Sebagai Gantinya Hari Ini
24
24 Beberapa Urusan Perlu Diatasi
25
25 Penghasilan Dari Berburu
26
26 Persiapan Selesai
27
27 Menyerang Dungeon
28
28 Melawan Great Serpent
29
29 Setelah Krisis Adalah Waktu Santai
30
30 Di Ujung Cakrawala
31
31 Bertemu Dengan Calon Tunangan
32
32 Gadis Yang Merepotkan
33
33 Ketenangan Malam
34
34 Membuat Item Konsumsi
35
35 Di Pinggiran Kota Kuno
36
36 Di Kedalaman Kota Kuno
37
37 Musuh Yang Menyulitkan
38
38 Menjelajahi Reruntuhan
39
39 Di Hadapan Yang Agung
40
40 Kotak Pandora
41
41 Gairah Dibalut Rasa Lelah
42
42 Menuju Kota Tambang
43
43 Sesampainya Di Kota Tambang
44
44 Bertemu Dengan Villainess
45
45 Di Balik Pertemuan Queen
46
46 Awal Kesombongan
47
47 Pandangan Berkabut
48
48 Di Bawah Celah Bumi
49
49 Benih Keretakan
50
Pengumuman Remake.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!