Bab 6

Kutarik nafas lalu keluarkan perlahan memecahkan kedua mataku aku akan siap mengetahui semuanya hari ini juga.

Rena menatapku dengan penuh heran,mungkin karena ekspresi wajahku yang langsung berubah drastis saat melihat foto pernikahan mereka, gimana nggak sok melihat suamiku terpampang jelas foto bersama dengan Rena.

"Rea, Imas kalian gak papa kan?" Heran Rena

Imas mengelus lembut punggungku, sambil menatap rena yang heran dengan kami berdua,.Imas mencoba tersenyum begitu juga denganku walaupun aku terpaksa.

Rena menawarkan minuman kepada kami, "Aku buatkan minum dulu ya? Kalian mau minum apa?" ucapnya dengan wajah ramah.

Imas menjawab tanpa ragu, "Terserah kamu aja, Rena." Sementara itu, Rena menoleh ke arahku, "Kalau kamu mau minum apa, Rea?"

"Apa saja, Ren," sahutku ringan, mencoba menutupi perasaan sedih yang menggelayuti hati.

Rena tersenyum, "Siap, ya sudah aku buatkan dulu untuk kalian."

Kami mengangguk, dan Rena beranjak dari tempat duduknya, melangkah menuju dapur untuk membuatkan minuman bagi kami berdua.

Memanfaatkan ketiadaan Rena, aku membuka suara pada Imas, "Imas, Mas Hans..." ucapku dengan bibir gemetaran, menahan tangis.

Imas menatapku penuh simpati, "Tahan air mata kamu, Rea. Aku tahu kamu pasti sangat shock dan juga sangat sakit hati, tapi aku mohon jangan sampai kamu menangis di sini."

Aku mengangguk lemah, mencoba menguatkan diri di tengah kepedihan yang menyayat hati.

Imas menggenggam tanganku, memberikan dukungan dan semangat agar aku bisa tetap tegar menghadapi kenyataan pahit ini.

Aku menatap kosong ke arah jendela, air mata mengalir deras membasahi pipiku yang merah karena menahan amarah.

Aku  tak pernah menyangka bahwa Hans, suamiku, sudah menikahi Rena, temanku sendiri, di belakangnya.

Hatiku terasa di remuk, diiris, dan dihancurkan oleh pengkhianatan itu.

"Rea, dengarkan aku, kamu harus tanya bagaimana bisa Rena menikah dengan suami kamu itu," ujar Imas, sahabatku  yang mencoba memberi dukungan.

"Tapi Imas, aku gak kuat," tangis Rea semakin menjadi-jadi.

"Kamu pasti bisa, jangan lemas, Rea," ujar Imas meyakinkan.

Rea menatap Imas, kemudian menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian yang hampir sirna.

Dengan langkah pasti Imas berjalan menuju ke ruang tamu, ia meletakkan dua jus mangga dan beberapa cemilan untuk kami..

"Silahkan" tawar Rene

"Trimakasih" senyum kami berdua

"Rena kita perlu bicara," ujar imas dengan suara yang parau, namun cukup tegas.

Mereka berdua saling pandang,Rena sedikit terkejut dengan perkataan Imas, Rena duduk  tampak gugup,

"A-apa yang kamu mau bicarakan, imas?"

"Bagaimana bisa kalian menikah? Ren? Dan pertemuan pertama kali di mana??" ujar imas menatap tajam ke arah rena

"Waktu lagi liburan di Bandung sii, aku ketemu mas Hans"

"Bandung?" Seruku

"Iya rea, kamu ingat gak waktu aku ketemu kamu di Bandung itu loh"

Aku mengangguk mengerti, Rena Kembali menceritakan pertemuan itu, ternyata mereka berhubungan sudah sangat lama.

"Jadi kalian udah menjalin hubungan lama dong, sebelum menjadi suami istri?" Tanya Imas dengan wajah yang mulai ilfil

Rena menatap heran Imas,  sementara aku terdiam, tak tahu harus berkata apa? Aku merasakan hatiku semakin teriris oleh kekecewaan yang mendalam, namun aku berusaha tegar, ingin mencari kebenaran di balik pengkhianatan itu.

Rena tersenyum lebar, mengingat kisah cinta mereka berdua yang romantis.

"Ya, aku memang sudah berhubungan lama dengan Mas Hans. Mana ada perempuan yang bisa menolak laki-laki setampan dan tajir seperti Mas Hans?

Dia itu pria yang sangat romantis dan menyayangi aku. Bahkan, aku beberapa kali diberi kejutan yang sangat manis darinya. Aku merasa sangat beruntung bisa mendapatkan cintanya," ujar Rena dengan penuh bangga.

Imas, mengepalkan tangannya menatap Rena  dengan ekspresi penasaran.

"Tapi, Rena, apa sebelumnya kamu nggak curiga sama sekali dengan Mas Hans?

Aku ingat dalam pertemuan kita watu itu, kata kamu pernikahan kalian, nggak boleh mengundang teman-temanmu dan bahkan gak di hadiri Kedua orang tua hans" tanya Imas dengan heran.

Rena menggelengkan kepala, "Enggak, Im. Pernikahan kami memang diam-diam, jadi aku nggak merasa curiga sama sekali. Lagipula, aku percaya sepenuhnya sama Mas Hans. Aku yakin dia nggak akan menyakiti aku."

Imas menghela napas, aku sudah tidak kuat lagi ingin sekali pulang dan menangis sejadi jadinya.

"Maaf Rena, tiba tiba aku gak enak badan, aku pamit pulang dulu ya?" Bohongku

"Ya ampun rea ya sudah nggak apa-apa besok kita ngobrol-ngobrol lagi,  Imas kamu masih nanti kan pulangnya?"

Imas hanya tersenyum Ia pun mengambil tasnya lalu berdiri dari duduknya sama sepertiku.

"Assalamualaikum" suara yang sangat aku kenal

Badanku mulai sangat lemas aku pun membalikan badanku dan benar saja aku melihat wajah suamiku berada di ambang pintu.

"Rea" lirih mas Hans

"Sayang kamu udah pulang" antusias rena langsung berlari memeluk mas Hans

Aku berdiri lemas, melihat suamiku dipeluk oleh perempuan lain. Hatiku sangat sakit. Aku tidak sengaja melihat kresek yang ditenteng suamiku, di dalamnya ada susu ibu hamil.

Aku rasanya ingin langsung menghilang ditelan bumi, tidak bisa melihat apa yang ada di depanku saat ini. IMas langsung menggenggam erat tanganku, kakiku seakan tidak mampu untuk berjalan.

"Kenalkan Rea, Imas ini dia suamiku ganteng kan?" seru Rena dengan riang, sambil menunjukkan wajah suamiku yang tersenyum pada perempuan itu.

"Gak biasa saja," sahutku cepat, berusaha menutupi perasaan cemburu dan kecewa yang membanjiri hatiku.

Entah kenapa, tiba-tiba aku merasa memiliki kekuatan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Mungkin karena perasaan cemburu dan sakit hati yang begitu kuat, atau karena tekadku untuk tidak lemah di depan mas hans.

Aku menarik tangan imas, kemudian berjalan berhenti di depan Rena dan mas Hans lalu menatapnya tajam.

"Ooh jadi ini suami kamu Rena, selamat ya atas pernikahan diam diam kalian dan kehamilan kamu," ujarku dengan nada tegas.

Suamiku terlihat kaget dan bingung, begitu juga dengan Rena, aku mencoba untuk berpamitan dengan baik baik dengan Rena walaupun aslinya aku Gedeg sama dia.

"Ayo Imas kita pulang" seruku

Imas dan aku keluar dengan hati yang terluka, air mataku menetes begitu saja tidak bisa menahannya lagi.

Imas membawami di tempat yang lebih tenang, aku menumpahkan perasaanku, kekecewaan dan rasa sakit yang kurasakan.

Imas pun mencoba untuk memberikan aku kekuatan, Walaupun hatiku masih terluka, aku berusaha untuk tetap tenang.

"Teriaklah sesuka hatimu rea" seru Imas

Aku kembali berteriak sekencang mungkin, setelah lega aku duduk memukul tanah tanah tanah ada di depanku saat ini..

"Apa kurang aku mas ! Kamu tega menikah diam diam di belakangku !! Aku sangat membenci kami ! Sampai kapanpun aku gak ada pernah memaafkan kamu !" Lantangku

"Berisik woy !!" Teriak seseorang yang berada tak jauh dari ku saat ini

**

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

klo perusahaan itu milik nya Rea pecat Hans

2024-05-05

1

Endang Supriati

Endang Supriati

laporkan saja nikah diiam 2 itu pidana!
1.perzinahan kuhp 284 pidana 9 bln penjara suami dan wanitanya, ada saksi dan bukti bisa gugat cerai.

2. pernikahan diam diam tanpa izin darii istri pertama dan sah kuhp 279 ayat 1 pidana 5 thn penjara suami dan wamitanya ada saksi dan bukti bisa gugat cerai.

terus si hans waktuu nikah sama rena dgn nikkah apa? secara negara! atau nikah siri !
klu nikah dgn secara negara dan sah.
artiinya si hans ngaku sbg lajang! sdh kkena pasal pemalsuan data.
klu nikah siri jiga pihakk penghulu akan mmeminta data2 sbh calon penganten.
apakah status nya?
1. lajang.
2.kawin
3.duda/ janda cerrai mati
4. duda / janda cerai hidup.
ssemua ada dokumen negara yg dikeluarkan dr rt,rw,lurah kecammatan dr pihak yh terkaiit.
walau niksh siri penghulu mengrluarkan surat selembar yg menyatakan mereka suami istri yg sah secara agama. utk dapat dipergunakan klu iingin sewa rummah , beli rumah jiga hrs lapor pihak rt.bahwa mereka suami istri.

2024-04-04

1

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

walaupun ini cerita fiktif tetap aja hatiku ikut . mendidih

2024-03-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!