Setelah melewati perjalanan yang menegangkan dengan penuh debaran jantung kini Wulan dan Hansel telah tiba di posko barak timur dan langsung menemui ketua yang berada di sana.
“Salam yang mulia duchess dan putra mahkota!” ucap mereka.
“Bagaimana keadaannya paman? Apa semua baik-baik saja?” tanya Wulan khawatir.
“Mereka berada di sini duchess, kami mengumpulkan mereka di satu tempat dan para tabib juga sudah mulai mengobati mereka,” jawabnya menggiring Wulan masuk dan putra mahkota Hansel.
Wulan melihat ada duapuluh lebih orang yang sakit di antaranya anak-anak, dirinya khawatir mengingat stok obat-obatan belum memadai, apalagi untuk memproduksinya sangat sulit mengingat membuat peracikan obat harus benar-benar dalam keadaan steril dan terhindar dari kuman.
“Paman apakah ada sisa makanan yang dibagikan oleh orang itu?” tanya Wulan.
“Masih duchess!” Jawabnya memberikan sepotong kue kering yang cukup unik.
Wulan mengambilnya menggunakan kain menelisiknya sebentar lalu mengendus baunya. “Aneh sekali!” gumamnya lirih, lalu segera menyimpannya. “Lalu bagaimana dengan orang itu apakah sudah berhasil ditangkap?”
“Belum duchess, sepertinya orang itu berhasil kabur.”
“Hah …. Biarkan saja, sepertinya ini awal rencana mereka! Mulai detik ini kalian harus meningkatkan keamanan di setiap pintu masuk, lakukan pemeriksaan dengan ketat pada setiap orang yang ingin keluar masuk dari wilayah ini!” tegas Wulan.
Dari lain sisi Hansel mengambil sebuah kue kering yang telah disimpan oleh Wulan, dirinya menghirup wangi aneh dari kue kering tersebut. “Bau ini aku seperti pernah menghirupnya?” batinnya.
“Yang mulia? Yang mulia …?”
“Hem …?”
“Anda kenapa? Apakah ada masalah?” tanya Wulan melihat pria kaku itu melamun.
“Tak ada, kita mau kemana lagi?” tanyanya.
“Tidak ada, kita akan mencari penginapan, tak mungkin jika harus kembali ke kastil, malam semakin larut!” ucapnya berjalan di depan.
Demi apapun Wulan ingin mencak-mencak di depan putra mahkota Hansel, bagaimana tidak mereka hanya mendapatkan satu kamar, yang artinya …. Yap tidur bareng.
“Yang mulia tidur di atas saja, saya akan tidur disini!” menunjuk kursi kayu yang cukup lebar, muat untuk dirinya yang mungil.
“Kenapa kita tidak seranjang saja duchess?” ucap putra mahkota Hansel dengan wajah datar, membuat Wulan bingung.
“Itu, sebenarnya dia lagi ngelawak apa gimana sih? Bingung aku!” batin Wulan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Haha, yang mulia ternyata bisa bercanda juga say–”
“Saya tidak bercanda, jika kamu mau kita bisa tidur satu ranjang! Tidak lebih,” potongnya semakin membuat Wulan ketar-ketir.
Wulan terkekeh canggung. “Hahah, tak apa yang mulia saya tidur di sini saja, lagian kita belum terikat hubungan apa-apa, jadi tidak sepantasnya kita seperti itu, meskipun hanya tidur!” tolaknya lalu segera merebahkan tubuhnya memunggungi putra mahkota Hansel. Wulan memang pintar dan pemberani tetapi jika sudah terkait seperti ini dirinya gugup dan takut, bagaimanapun kekuatan laki-laki dan perempuan tak lah sebanding, kebanyakan seperti itu!
Hansel menatap punggung itu dengan tersenyum kecil, dirinya semakin tertarik dengan gadis unik di hadapannya itu. “Lucu sekali!” batinnya lalu pergi dari kamar tersebut.
.
.
“Bagaimana apa kamu berhasil melakukannya?”
“Berhasil yang mulia, tetapi mengingat pengetatan penjagaan akan semakin ditingkatkan, itu akan semakin menyulitkan kita yang mulia!”
“Hahaha …. Aku tak peduli, yang intinya mereka bodoh! Kita bisa menggunakan seribu cara untuk membuat wilayah sampah itu hancur tak tersisa!” sinisnya mengepalkan tangannya beserta sihir api yang berkobar keluar membakar hangus sebuah gubuk.
Mereka yang berada di sana hanya menunduk mendengarkan sebuah tawa jahat yang menggelegar di tengah gelapnya malam.
Sedangkan di sisi lain seorang pria berjubah hitam memberikan sebuah bungkusan kain berwarna putih pada seorang wanita tua, dan wanita tua itu dalam sekejap menghilang di tengah gelapnya malam.
.
.
Esok harinya di kastil ratu Jennifer tak bosan-bosannya melihat para pelayan di kediaman Wulan yang tengah membuat kue menggunakan campuran kelopak mawar, awalnya ratu Jennifer begitu tercengang akan penglihatannya itu, sehatu dirinya kelopak mawar hanya untuk mengharumkan badan dan sabun mandi saja, tetapi setelah di jelaskan oleh kepala pelayan akhirnya dirinya pun mengerti.
“Anak itu benar-benar berbakat, seperti memiliki tangan Dewi!” puji sang ratu membuat para pelayan tersenyum atas sanjungan ratu pada duchess mereka.
“Lalu setelah ini, akan diapakan?” tanyanya pada kue-kue yang terlihat begitu cantik.
“Kami akan meng ovennya yang mulia,” jawab seorang kepala pelayan.
“Maksudnya? Bagaimana itu bi?” tanya yang mulia ratu.
“Em …, kata duchess, jika ingin mendapatkan hasil yang baik dan gurih kita harus meng ovennya, tetapi berhubung tidak ada oven kita akan menggunakan tungku saja, begitu yang mulia, kami pamit, salam.”
Yang mulia ratu mengangguk mengerti dan lanjut berjalan-jalan dirinya sungguh kagum dengan kastil ini sungguh cantik apalagi dengan furniture yang terpajang cantik di setiap sudut kastil, sungguh indah.
Dengan diikuti empat pelayan, dua pelayan dari pihak kastil dan dua pelayan pribadinya di kerajaan, ratu Jennifer menatap terkejut dengan rumah kaca yang diisi oleh gaun-gaun cantik dan begitu banyak mahkota cantik yang berjejer rapi.
“Ya dewi, gaun-gaun itu begitu cantik! Apakah itu juga punya duchess Athenia?” tanyanya.
“Benar yang mulia ratu, itu salah satu usaha pribadi milik duchess.” Jawab pelayan itu menjelaskan.
Mereka masuk dan disambut dengan ramah, bahkan putri Grizelle pun kini sudah ikut melihat-lihat gaun cantik yang terpajang di depan kaca sehingga orang yang di luar dapat melihat kecantikan gaun-gaun tersebut.
“Ibunda, aku ingin mahkota ini! Ini begitu cantik dan tidak berat di kepalaku!” senyumnya begitu cantik di depan kaca melihat dirinya.
Lagi dan lagi ratu Jennifer harus terkejut dengan kemewahan toko gaun itu sangat bagus dan elegan, dan pelayannya pun begitu ramah, apabila tidak mengerti mereka akan dijelaskan dengan baik dan sabar.
Pesanan gaun ratu Jennifer dibungkus begitu rapi apalagi dengan bungkusan mahkota milik putri Grizelle begitu cantik sehingga gadis itu begitu tak sabar untuk segera memamerkannya pada teman-teman bangsawannya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Widia💙
masa iya wulan ga punya kekuatan sama sekali.. dia anak Duke lohh, masa kalah sama rakyat jelata
2024-04-26
10