Seminggu berlalu Wulan begitu terharu akan para warga yang begitu giat dan patuh dengan perintahnya yang menjaga lingkungan agar tetap sehat dan tidak menimbulkan banyak penyakit untuk mereka, macam-macam ilmu padi Wulan ajarkan dengan sabar supaya mereka bisa bangkit dan memulihkan ekonomi masing-masing.
Pantai yang semua begitu sangat kotor kini sudah bersih dengan air yang begitu bening dan biru, para nelayan sudah mulai ke tengah laut untuk mencari ikan, di zaman ini jalar belum terbentuk karena keterbatasan alat, jadi mereka yang mempunyai sihir rendah harus menggunakan itu sebagai tangkapan mereka.
“Bagaimana apakah ayah mendapatkan ikan yang banyak?” tanya seorang anak kecil begitu antusias menanyakan sang ayah.
“Tangkapan kali ini seperti biasa anakku, yang ketangkap malahan hewan-hewan yang aneh!” ucap pria tua tersebut.
“Huh …. Berarti kali ini kita tidak mendapatkan uang yang banyak ….” Lesu anak laki-laki tersebut, tak semangat.
Wulan yang mendengar itu merasa kasihan, lalu pergi menghampirinya. “Salam paman?” ucap Wulan.
“Sal– astaga duchess, maaf kami tidak menyadari keberadaan duchess!” ucap si pria tua tersebut, berjongkok di depan Wulan.
“Berdirilah paman, tak sopan jika saya membiarkan orang yang lebih tua dari saya berjongkok seperti ini, berdirilah?” pinta Wulan dengan sangat lembut penuh akan kehati-hatian.
“Ba-baiklah duchess,” gugup pria tua itu, karena baru kali ini dirinya diperlakukan dengan baik oleh seorang yang berkasta tinggi.
Wulan tersenyum lalu mendekat ke arah ember kayu memperlihatkan tangkapan pria tua itu. “Hewan apakah yang anda dapatkan ini paman?” tanya Wulan.
“Entahlah duchess, saya tidak tahu, laut di isi oleh hewan-hewan aneh ini sehingga pendapatan ikan menjadi berkurang,” jelas di pria tua itu membuat Wulan tersenyum.
Wulan mengangkat lengan gaun miliknya sehingga memperlihatkan tangan putih yang begitu terawat. “Aku jelaskan ya paman, ini namanya kepiting, bentukannya memang aneh tetapi begitu lezat.” Ucap Wulan membuat kedua anak dan ayah itu kaget.
“Duchess jangan memegangnya seperti itu, nanti anda terluka?” panik si pria tua, pasalnya dirinya pernah kena capit oleh kepiting dan itu rasanya sungguh sakit, maka dari itu dirinya menganggap kepiting itu hewan aneh dan berbahaya.
“Paman tolong bawakan hewan-hewan aneh ini ke balai, aku akan menunjukkan pada kalian bahwa hewan ini dapat dimakan, supaya kalian bisa menjualnya kelak, karena apa paman …? Hewan ini begitu mahal.” Bisik Wulan.
.
.
Sesampainya di balai desa di sana dirinya sudah ditunggu oleh para pengawalnya dengan raut wajah khawatir. “Syukurlah duchess sudah kembali, kami begitu khawatir!” tukas Althan.
Wulan hanya tersenyum simpul begitu anggun dan cantik. Mereka yang berada di balai begitu terkejut dengan ucapan sang duchess yang ingin memasak hewan aneh yang begitu banyak capitnya.
“Biar kami saja duchess yang membersihkannya?” pinta Althan, dirinya belum terbiasa dengan perubahan dan kejutan yang di bawa oleh duchessnya ini.
“Memangnya kamu tau cara membersihkannya Althan?” tanya Wulan.
Althan tertunduk malu. “Tidak tau duchess.”
Wulan tersenyum culas. “Ya sudah, lebih baik para pelayan wanita yang membantuku, ayo tolong aku, mohon bantuannya ya para gadis cantik!” senyum Wulan.
Para pelayan wanita tersipu malu, ya tuhan duchess mereka begitu murah hati, tidak ada kepalsuan di bibir cantik itu saat berbicara seperti itu kepada kamu.
.
.
Di ibu kota jendral Gariel mendapatkan laporan tentang sebuah kelompok yang memaksa masuk ke wilayah Copatria tempat duchess Wulan memimpin.
“Apa kamu sudah mencegahnya untuk masuk?” tanya jendral Gariel.
“Sudah jendral, tetapi mereka memaksa bahkan mengancam akan membunuh seluruh warga yang ditemuinya bila bertemu.”
“Begitu rupanya, bawa mereka ke penjara bawah Tanah kastil, tunggu sampai duchess balik dari perjalanannya, periksa barang yang mencurigakan dari mereka?!” titah sang jendral Gariel.
Setelah kebijakan baru yang diterapkan oleh sang duchess muda itu sang jenderal sudah tidak sesibuk dulu, walaupun sekarang masih mengurus para prajurit baru yang akan masuk bulan depan dia akan mendiskusikannya nanti bila sang duchess sudah kembali.
Sedangkan teruntuk sang pangeran dia hanya bersantai saja semingguan ini sebab tidak ada laporan yang masuk dari para rakyat maupun kepala Baron Viscount dan yang lain, dirinya pun begitu terpukau dengan para rakyat Copatria ini yang cepat sekali di perintah bahkan lingkungan yang dulu begitu kumuh kini sudah sangat bersih lebih bersih dari lingkungan istana.
.
.
“Ini namanya kepiting, kalian bisa memasaknya seperti yang aku contohkan barusan, isi lautan yang bisa dimasak tidak cuma ikan tetapi masih banyak, dan satu lagi ikan dan kepiting ini kita bisa menjualnya ke luar daerah sini, bagaimana caranya?”
“Kita bisa melakukan eksport dan import, kalian pasti bingung kan?”
“Iya duchess, kata-kata itu begitu aneh, kepala saya menjadi pusing, apa tadi ekspor dan …? Aduh lupa!” pusing sang tangan kanan Baron tersebut.
“Haha tak apa tak apa, saya akan dengan secara langsung mengundang kalian untuk datang ke kastil untuk membahas hal ini, supaya perekonomian kita semakin meningkat, dan seluruh kepala Baron, Viscount, Knight akan saya undang untuk datang, dan kau kepala Baron saya akan meminta tolong untuk membagikan surat undangannya nanti.”
Wulan sudah memikirkannya dengan matang dirinya takkan sanggup jika harus mendatangi setiap wilayah untuk meninjau langsung, jadi lebih baik dirinya mengundang kepala daerahnya masing-masing untuk membantunya, ya sepertinya memang harus seperti itu.
“Tak usah sungkan duchess demi para rakyat saya akan sangat senang ikut membantu!”
“Bagus, pemimpin yang seperti ini saya suka, tidak mementingkan diri sendiri, jika rakyat makmur kita sebagai atasan juga akan kecipratan kemakmuran rakyat kita sendiri, ingatlah ini kalian, tak apa kita dihina dengan wilayah miskin terpenting kita mau bangkit dan membungkam mulut busuk itu dengan kejayaan yang kita buat agar mereka tidak semena-mena dengan wilayah Copatria ini!” Ucap Wulan dengan menggebu-gebu, menyala mbakkuh!
.
.
Penampakan Pantai yang sudah di bersihkan oleh Wulan dan penduduk desa lainnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
meMyra
😲😲😲😲😲
2024-05-30
0
Cty Badria
suka ceritanya saya kasi vote biar semangat upnya
2024-03-10
3