Selesai acara makan malam, para pejabat lainnya termasuk Wulan ikut berpartisipasi berkumpul di ruang tamu kerajaan untuk minum-minum teh dan arak, sebagian besar mereka di dominasi oleh para kaum pria bahkan yang ikut berkumpul hanya Wulan sendiri yang perempuannya, teruntuk ratu, dia tengah pergi bersama pelayannya.
Raja Damian menatap anak sahabatnya yang kini tengah meletakkan gelas teh. “Bagaimana dengan pembangunan wilayahmu duchess?” tanyanya melontarkan pertanyaan.
“Baik yang mulia,” jawab Wulan seadanya, sehingga salah seorang Viscount dari wilayah sebarang menyahut.
“Tahun lalu hamba sempat mampir di wilayah Copatria, di sana sungguh baik dan yah warga di sana begitu sehat dan ramah, tetapi sayang sekali ada yang tidak mengenakkan di sana!” selanya begitu lembut seolah mengagumi.
Wulan mengangguk singkat, malah dirinya mengangkat dagunya sedikit angkuh menyatakan bahwa dirinya yang sekarang tak mudah terprovokasi oleh omongan sampah mereka.
“Mungkin anda mampir di waktu yang salah tuan.” Ucap Wulan menatap sekilas Viscount tua yang begitu menyebalkan di matanya.
Raja Damian yang melihat akan ada pertengkaran halus segera menengahi. “Bisakah anda diam Viscount Luo?” sinisnya. “Saya hanya ingin menyampaikan langsung duchess bahwa jika dalam setahun wilayah Copatria tidak bisa di urus olehmu maka dengan terpaksa pihak istana akan mengambil alih wilayah tersebut!” tegasnya.
Wulan mengangguk. “Saya mengerti yang mulia, terima kasih atas kemurahan hati anda karena telah memberi kesempatan untuk gadis lemah ini.” Wulan membungkuk memberi hormat.
Mereka yang berada di sana hanya mengangguk tak banyak berkomentar, kecuali para Viscount dan Count yang sungguh minta di hajar.
“Yang mulia izinkan saya meminta pendapat anda?” ucap seorang Archduke bernama Adre.
“Silahkan Archduke?” suruh sang raja.
“Sebentar lagi wilayah saya akan memasuki musim kemarau, bagaimana saya harus mengatasinya yang mulia, sebab saluran air dari danau Utara mengalami kemacetan akibat batu yang sangat besar menghambat saluran air kamu?” ucapnya menjelaskan.
Raja Damian nampak berpikir sejenak. “Izin menyela yang mulia?”
Sang raja mengangguk membiarkan.
“Kenapa tidak menggunakan sihir pemindah saja Archduke? Jika begitu pasti batunya akan berpindah.” Ucap seorang Marquez memberi saran.
“Sudah di coba Marquez Daniel, tetapi itu gagal sebab muatan batu itu begitu besar sehingga pengguna sihir pemindah tidak begitu mampu bahkan ada yang hampir meninggal.” Jelasnya.
Wulan berpikir sejenak. “Kenapa tidak menggunakan bahan peledak saja?” selamanya membuat orang-orang yang berada di sana melirik bingung. “Maaf jika saya lancang menyela.” gugupnya.
“Dasar mulut nyebelin!” batin Wulan merutuki dirinya yang begitu lancang menyahut.
“Bahan peledak? Apa itu aku baru mendengarnya!” ucap mereka kebingungan.
Wulan meringis bingung dirinya kira, mereka sudah tau bahan peledak. “Maaf jika lancang, apa memang benar kalian tidak tau bahan peledak?” tanya Wulan memastikan.
“Tidak duchess, dan bahan peledak terbuat dari apa?” tanya sang Marquez.
“Bubuk mesiu, apa kalian tau?” tanyanya lagi memastikan dan mereka menggeleng, Wulan berpikir lagi, jika penjelasan Althan tahun ini adalah 880SM sedangkan ditemukannya bubuk mesiu tersebut pada 142M. Tidak heran mengapa zaman ini masih banyak sihir dan hal yang tak terduga.
“Jika kami tahu kami tidak akan bertanya duchess!” suara dingin itu mengagetkan mereka.
Wulan tersenyum kikuk. “Maaf, tapi saya hanya memastikan, bubuk mesiu itu adalah salah satu bahan peledak tetapi ledakan yang dihasilkan tidak begitu besar, itupun jika batunya sangat besar kemungkinan 1% yang akan hancur!” tukasnya menjelaskan.
Pangeran Hansel diam tak membalas ucapan gadis manis di depannya ini, hah …, hal apa lagi yang berada di pikiran gadis pendek ini?
.
.
Keesokan paginya Wulan berkeliling di sekitar area taman istana yang begitu luas dan bersih, bagaimana tidak pelayan dan prajurit begitu tertata rapi di berbagai tempat, tamu-tamu yang dari jauh pun masih banyak yang berdatangan bagaimana tidak sebab ada dua pangeran yang akan diLantik untuk menjadi putra mahkota atau seorang prince.
“Sepertinya acara pelantikan akan begitu mewah dan meriah!” gumamnya menatap kereta kuda emas dengan banyak lambang.
“Benar duchess, ini adalah acara termeriah yang pernah diadakan oleh pihak istana, bagaimana tidak pangeran dari kaisar Jayden akan ikut pelantikan di sini.” Sahut Dahlia tanpa sungkan.
Wulan mengangguk singkat, dirinya harus segera bertemu dengan sang ratu untuk di berikan hadiah gaun yang di persiapkannya, mungkin ini terlalu lancang tetapi kesempatan tak datang dua kali.
Baru hendak berbalik dirinya di kejutkan oleh kemunculan pangeran Hansel yang tiba-tiba berada di depannya. “Edan! Maaf yang mulia pangeran hamba tidak melihat anda.”
“Menyingkir lah!” sinisnya menatap tajam Wulan.
Wulan dan Dahlia menyingkir, dirinya tak habis pikir, kenapa pria itu semakin dingin saja, padahal awal mereka bertemu pria itu baik-baik saja tak ada hal yang aneh.
“Emm …, pangeran, bolehkah saya bertanya?” tanya Wulan.
Pangeran Hansel diam tak bersuara. “Kira-kira yang mulia ratu berada di mana pangeran?”
“Ada apa dengan gadis ini? Apa yang dia akan lakukan?” batin pangeran Hansel.
Wulan mengerjap kaku sebab tak ada respon dari sang empunya. “Saya izin pamit undur diri pangeran, salam!” ucapnya membungkuk pergi dari sana.
.
.
Setelah mendapatkan informasi Wulan segera menemui yang mulia ratu yang kini tengah berbicara asik dengan seorang yang sangat cantik.
“Salam yang mulia ratu, dewa dan dewi memberkahi anda.” Ucap Wulan.
“Salam, ada gerangan apa duchess Athenia mencari wanita ini?” tanya sang ratu, tersenyum culas.
Wulan tak langsung menjawab, dirinya mengambil sebuah kotak yang cukup cantik pada zaman ini. “Saya hanya ingin memberikan yang mulia ratu sebuah hadiah sederhana dari saya yang mulia,”
Ratu Jennifer menatap kotak yang sangat cantik di tangannya, entah kenapa hari ini dirinya begitu antusias untuk membuka kotak tersebut tetapi dirinya tahan supaya imagenya tak jelek.
Dengan anggun ratu Jennifer membuka kotaknya, dirinya berbinar melihat leher gaun yang terhias begitu cantik. “Ya tuhan!” kagetnya sehingga membuat wanita yang duduk di sampingnya ikut terkejut.
“Ada apa kakak?” tanyanya dengan suara lembut.
“Lihatlah, ini begitu cantik!” serunya melupakan keberadaan Wulan yang hanya diam duduk di bawah.
“Pelayan bantu aku memakainya!?” titahnya, lalu pergi ke ruang ganti.
Keadaan hening seketika Wulan dia hanya diam menunduk tanpa mau melihat ke arah wanita yang duduk di atasnya yang kini tengah menatapnya juga. Mereka berdua tak sengaja saling tatap, sehingga saling melempar senyum.
“Siapa namamu nak?” tanya si wanita menatap Wulan teduh.
“Athenia, siapakah nama anda nona?” tanya balik Wulan.
“Saya Zellenia,” jawaban membuat Wulan sedikit terkejut.
Sial dia baru mengingatnya dia adalah adik perempuan satu-satunya raja Damian yang kini menjadi seorang permaisuri. “Haha, maafkan atas tidak kesopanan saya yang mulia permaisuri, saya sungguh tidak tau!” ucap Wulan sedikit sungkan, tak lagi seperti tadi.
Ratu Jennifer keluar dengan perasaan bahagia mencoba gaun pemberian Wulan. “Nak tidakkah kamu mau aku bayar? Ini sungguh cantik,” pujinya dengan senyum tak pernah luntur.
“Saya tidak ingin pamrih yang mulia ratu, saya memberikan hadiah untuk ratu tulus dengan hati yang baik!” tolak Wulan.
“Kamu sungguh baik, adik ipar lihatlah jahitan dan pernak-pernik bunga-bunga ini, ini sungguh menakjubkan!”
“Sangat bagus kakak ipar, saya menjadi iri kakak ipar mendapatkan hadiah yang begitu bagus!” ucap Zellenia, tak urung juga dirinya tertarik dengan model gaun yang begitu cantik, bahkan gaun yang dipakainya dari penjahit terkenal pun kalah.
“Kira-kira dari manakah duchess Athenia mendapatkan gaun cantik ini?” tanya Zellenia begitu penasaran.
Good! Inilah yang dirinya tunggu-tunggu sebuah pertanyaan. “Gaun itu adalah buatan toko saya yang mulia permaisuri, saya sengaja memberikannya kepada yang mulia ratu, bahwa saya bisa membuat gaun yang begitu cantik untuk para wanita dan gadis-gadis di kekaisaran Bathelia ini!”
Ya secara tak langsung Wulan menjadikan ratu Jennifer sebagai objek pertama yang mencoba gaun rancangannya sehingga nanti pasti anak bangsawan yang lainnya akan tertarik untuk membelinya.
Ratu Jennifer mengerti, anak ini sungguh luar biasa! Pikirnya, jarang sekali dirinya menemui anak muda sepintar duchess Athenia, meskipun rumor bodoh itu sempat menyebar luas tetapi dari penglihatannya duchess Athenia ini seperti tidak yang di bicarakan nampak sangat berbeda.
.
.
.
Gaun Hadiah Wulan
...Sumber by-pinterest ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments