Waktu makan malam pun tiba, keluarga raja sudah siap di meja makan, bahkan ratu Jennifer begitu akrab berbicara dengan Wulan, para pelayan yang telah diatur oleh Wulan dengan penuh kehati-hatian mereka menyiapkan segala makanan dan sajian unik milik Wulan.
“Makanan di sini terlihat berbeda? Apakah ini sejenis makanan baru?” celetuk si bungsu ketiga, Marvin kembarannya Mario.
“Benar sekali, ini tampak begitu berbeda!” seru sang putri Grizelle terlihat lucu.
Wulan tersenyum lembut. “Ini adalah makanan baru, saya ingin sang raja dan ratu yang bisa mencicipinya terlebih dahulu, saya sangat ingin mendengar pendapat kalian,” senyumnya.
“Dari kelihatannya ini begitu enak, aku akan mencobanya nak,” ucap sang ratu mulai menyendok makan tersebut kedalam mulut.
“Ini semua hasil panen pertama kami yang mulia, semoga kalian menikmatinya!”
“Benarkah? Saya turut senang mendengarnya,” raja Damian mencoba memakan osengan sayur sawi putih yang begitu nampak menggugah selera.
“Aku baru tahu jika sayur itu banyak jenisnya, dan rasanya cukup enak, tidak seperti dugaanku yang akan mirip seperti rumput!” celetuk pangeran ketiga yakni Mario.
“Yah, banyak yang menganggapnya seperti itu, tetapi karena untuk mengatasi masalah gizi dan protein pada kesehatan wargaku, aku mendorong mereka semua untuk bisa mengonsumsi sayuran dan daging secara teratur, meskipun masih belum merata.” Jelasnya.
Diam-diam raja Damian dan ratu Jennifer membatin kagum akan ucapan Athenia si jiwa Wulan, dirinya semakin penasaran kejutan apa lagi yang akan ditunjukkan oleh gadis di depannya ini.
Teruntuk Hansel, dia hanya diam tak banyak berbicara, sebab dirinya begitu menikmati hidangan yang dihidangkan untuknya ini, maka dari itu dirinya sangat ngotot untuk ikut ke sini selain lidahnya begitu dimanjakan dengan masakan-masakan aneh yang diberikan oleh duchess cantik itu.
“Memangnya sayur bisa membuat kita sehat?” tanya polos si bungsu putri Grizelle yang kini tengah memasukkan sup wortel dan kentang kedalam mulut.
“Bisa! Apalagi sayuran itu memiliki khasiat masing-masing, contohnya seperti wortel bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan tubuh pun akan lebih kuat untuk melawan virus, seperti bakteri, kuman dan virus lainnya–”
“Jika boleh tahu, Virus, bakteri dan kuman itu apa? Aku baru mendengar kata-kata itu,” tanya Marvin bingung, dan tak terasa makanan mereka pun sudah sedikit ludes.
Wulan meringis kesal, lagi-lagi dirinya kelepasan berbicara, mata Hansel pun tak lepas menatapnya dengan intens, membuat dirinya sangat canggung. “Virus itu istilah penyakit, dan bakteri, kuman itu adalah nama penyakit yang tidak bisa dilihat menggunakan mata telanjang, harus menggunakan alat tertentu,”
“Dari mana kita bisa mendapatkan alat itu? Dan …, bagaimana bentukannya?” sela sang raja.
Lagi-lagi Wulan merasa bingung untuk menjelaskan, dirinya tak mungkin jika berbicara secara blak-blakan di hadapan mereka. “Sepertinya itu agak sulit, nanti saya beritahukan!” finalnya tak mau melanjutkan, bisa-bisa nanti mereka curiga.
“Berarti aku harus rutin memakan sayur berwarna jeruk ini,” gumam sang putri. “Selain itu apalagi–”
“Maafkan hamba yang begitu lancang yang mulia raja dan ratu, tetapi saya ingin memberitahukan keadaan yang mendesak.” Ucap seorang ksatria, bukan ksatria Jovin.
“Ada apa paman?” tanya Wulan melihat raut wajah khawatir dari ksatrianya itu.
“Duchess, di gerbang timur terjadi sesuatu yang aneh, saya tidak bisa menebaknya, semua orang di sana jatuh sakit!”
“Bagaimana bisa? Apa yang mereka lakukan hingga bisa jatuh sakit? Coba jelaskan pelan-pelan …?” pinta Wulan ikut panik.
“Saya kurang tahu duchess, tetapi berita yang saya dengar mereka telah memakan makanan yang dibagikan oleh orang asing, sehingga malamnya mereka mengeluh sakit secara bersamaan sehingga menimbulkan bintik-bintik merah, itu begitu mengerikan duchess!”
Wulan menghitung mundur jam, tidak terlalu malam. “Informasikan pada penjaga gerbang dan semua prajurit untuk menutup akses keluar dari wilayah ini secepatnya, jika ada yang melakukan perjalanan keluar wilayah periksa mereka dengan ketat dan jika ditemukan barang apapun yang mencurigakan langsung bawa ke balai dan interogasi mereka hingga mau mengaku!” titahnya, mengepalkan tangannya berang, berani sekali orang itu membuat ulah di wilayah.
Walaupun ada sang raja di sini tetapi di sinilah Wulan memimpin dan kepercayaan penuh telah diberikannya saat dilantik menjadi duchess dulu.
“Yang mulia, saya dengan berat hati untuk meninggalkan kalian di sini, padahal kalian sudah jauh-jauh datang untuk berkunjung kesini untuk menikmati keindahan wilayah kami tetapi–”
“Sudahlah nak, kami mengerti, pergilah dan hati-hati!” sela raja Damian. “Putra mahkota, kau ikutlah dengannya.”
Wulan melirik. “Tak perlu yang mulia–”
“Jangan menolak nak, biarkan dia ikut.”
Dengan berat hati Wulan membiarkan putra mahkota untuk ikut dengannya ke timur.
“Ayah, apa aku juga harus ikut? Aku begitu penasaran dengan cara kerja gadis itu, dia begitu hebat!” seru Marvin.
“Silahkan, ayah tak masalah!”
Tak membuang waktu kedua saudara kembar Mario, Marvin itu segera pergi menyusul kakak mereka dan kakak ipar mereka? Huh, tak ada salahnya berharap, lagian mereka pun begitu nyaman dengan sifat lemah lembut Wulan, seperti memiliki dua ibu.
.
.
Wulan begitu gugup duduk di depan putra mahkota Hansel yang kini tengah memegang tali kekang kuda. “Warik! Kenapa begini sih!” batin Wulan begitu gugup tak karuan.
“Kenapa melamun?” tanya Hansel melirik Wulan sekilas.
“Hah?” Wulan jadi linglung sendiri. “Tak apa yang mulia!” jawabnya sedikit gugup, sangat sulit untuk mengontrol jantungnya yang berdetak kencang.
“Sebentar lagi kita akan sampai, jangan melamun!” peringatnya.
Wulan mengangguk merespon, huh, topik langsung mati seketika, Hansel pun tak tanggung-tanggung menggunakan kesempatan yang tak datang dua kali dengan cara mengeratkan pelukannya beserta menghirup rakus aroma rambut gadis di depannya ini. “Sungguh memabukkan!” batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Ddyat37 Del*
ckckck mula jumpa benci kesal bilah dah dekat mcm milik dia ck
2024-04-24
6