Istri Kedua
Hari ini tepat satu tahun pernikahan Syifa dan Harris. Dia telah membuat kejutan dengan menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan sang suami.
Syifa tadi sengaja belanja dan memasak lebih banyak dari biasanya. Dia ingin membuat kejutan bagi sang suami.
Tepat jam delapan malam, Harris pulang kerja. Dua bulan belakangan ini dia memang sering lembur. Syifa tak pernah menanyakan atau curiga dengan suaminya itu.
Saat terdengar bunyi pintu di buka, Syifa bergegas membukanya. Dia tersenyum semringah melihat suaminya.
"Selamat malam, Sayang," ucap Harris. Dia mengecup dahi sang istri.
Harris masuk dan langsung menuju dapur. Dia begitu takjub melihat banyaknya menu makanan di atas meja. Dia lalu tersenyum pada sang istri.
"Banyak banget makanannya, Sayang! Siapa yang ulang tahun?" tanya Harris.
Belum sempat Syifa menjawab. Terdengar dering ponsel suaminya. Dia lalu sedikit menjauh untuk mengangkatnya.
Dua bulan belakangan ini Harris selalu saja menjauh jika menerima telepon. Selama ini Syifa tak menanggapi. Tapi kali ini dia sedikit curiga karena Harris menerima sambungan telepon itu dengan tersenyum.
Setelah lima menit bicara, dia lalu mematikan sambungan telepon. Harris mendekati sang istri. Menunduk dan mengecup perut buncit istrinya.
"Maafkan ayah, Sayang. Malam ini ayah harus pergi lagi. Ayah tak bisa temani kamu dan Bunda. Ayah harus lembur. Semua demi masa depanmu," ucap Harris.
Syifa yang mendengar ucapan Harris menjadi terkejut. Baru saja pulang, pria itu sudah harus pergi lagi. Padahal dia ingin merayakan anniversary pernikahan mereka yang pertama.
"Apa Mas akan pergi lagi?" tanya Syifa dengan nada lemah karena kecewa.
"Maafkan aku, Syifa. Ada kerjaan mendadak yang harus selesaikan," jawab Harris.
"Apa Mas tak bisa meluangkan sedikit waktu untuk makan malam dulu? Apa Mas tak ingat ini hari apa?" tanya Syifa.
Kembali ponsel Mas Harris berdering. Dia melihat sekilas ke layar. Setelah itu kembali memasukan ke saku celana.
"Maaf, Sayang. Aku harus segera pergi," ucap Harris. Dia lalu mengecup dahi sang istri. Setelah itu melangkah pergi.
Syifa hanya bisa memandangi kepergian sang suami tanpa bisa mencegahnya. Air mata jatuh membasahi pipi tanpa bisa dia cegah. Dua bulan sudah, dia merasa perubahan sikap Mas Harris.
Dengan langkah pelan Syifa berjalan menuju sofa di ruang keluarga. Dia tak bisa membendung rasa kecewanya.
"Apakah ada wanita lain di hati Mas Harris?" tanya Syifa dalam hatinya.
Syifa teringat saat Mas Harris melamar dirinya dengan sang ibu. Dia awalnya ragu untuk menikahi duda itu. Ya, Mas Harris adalah seorang duda. Dia berpisah dengan istri pertamanya karena sang istri lebih memilih karir sebagai model dan tak ingin hamil. Sedangkan pria itu menginginkan keturunan.
Melihat ibunya yang telah sakit-sakitan dan menginginkan dia menikah, akhirnya Syifa menerima lamaran pria itu. Seminggu setelah menikah, ibunya meninggal.
Harris seorang pengusaha terkenal. Sebagai wanita dari kalangan ekonomi bawah, terkadang Syifa merasa minder. Apa lagi suaminya hampir tak pernah mengajak dia jalan bareng. Sering dia bertanya dalam hati, apakah sang suami malu jalan dengannya?
Syifa masuk ke kamar dan tangisnya pecah. Setahun menikah dengan Harris, pria itu memang selalu memberikan perhatian. Hanya saja untuk jalan keluar rumah, tak pernah mereka lakukan.
Syifa masuk ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Dia lalu mengambil Al Qur'an dan membacanya. Hingga jam sepuluh malam menunggu, tak ada kabar dari suaminya. Wanita itu akhirnya melaksanakan salat malam. Kembali tangisnya pecah saat mengucapkan doa.
"Peluklah aku Ya Allah. Hilangkan rasa takutku. Rasa sedihku dan jadikanlah aku orang yang ikhlas menerima ketentuan-Mu dalam apa pun keadaan."
Setelah berdoa, Syifa naik ke ranjang. Mencoba menghubungi ponsel sang suami, tapi tak aktif. Hal itu membuat dirinya makin kuatir dan takut. Dia takut ada wanita lain di hati sang suami.
***
Di tempat lain, Harris sedang duduk di sofa. Seorang wanita meletakan kepalanya di atas paha pria itu. Dia lalu mengusap rambutnya. Mereka baru saja selesai memadu cinta.
"Harris, kamu menginap di sini saja ya? Aku pasti tak akan bisa tidur. Kamu tak lupa'kan dengan kebiasaan aku kalau lagi sakit? Aku tak akan bisa tidur kalau tak kamu peluk," ucap Nadia.
Ya, dia adalah Nadia. Mantan istri pertama Harris. Mereka kembali menjalin hubungan sejak dua bulan lalu.
Harris dan Nadia yang telah bercerai selama dua tahun, kembali bertemu saat pria itu membutuhkan seorang model untuk promosikan produk perusahaannya.
Sejak hari itu, Harris mulai berhubungan kembali dengan mantan istrinya itu. Pesona kecantikan Nadia mampu membuat dia kembali ke pelukan sang wanita. Dia lupa telah memiliki istri lain di rumah.
"Kita sudah tak ada ikatan apa pun, Nadia. Bagaimana mungkin aku menginap di sini? Aku takut ada yang melihat," ucap Harris.
Mereka berdua memang telah berhubungan sangat jauh. Harris dan Nadia telah melakukan hubungan badan walau tidak ada ikatan pernikahan lagi saat keluar kota sebulan yang lalu.
"Kalau begitu kita menikah saja secepatnya. Aku sekarang sudah siap hamil, Harris," jawab Nadia.
"Aku sudah memiliki istri, Nadia. Dia sedang mengandung anakku," balas Harris.
Harris jadi teringat Syifa. Wanita yang dikenalnya saat ke luar kota untuk mengembangkan usahanya.
Gadis itu hanyalah seorang penjaga warung makan. Dengan pendidikan yang hanya tamatan sekolah menengah. Sikapnya yang santun dan ramah, membuat Harris menyukainya. Dia lalu melamarnya.
Nadia bangun dari tidurnya. Dia memandangi wajah Harris dengan cemberut.
"Mana yang lebih kamu cintai, aku apa dia?" tanya Nadia.
Harris memandangi wajah Nadia tanpa kedip. Wanita itu masih tampak sangat cantik. Setiap pria pasti ingin memiliki dirinya. Jika di bawa kemanapun pasti akan membuat bangga. Gayanya modis.
"Jangan meminta aku memilih, Nadia!" jawab Harris.
"Kalau kamu tak mau memilih, lebih baik kita akhiri hubungan ini. Kamu hanya ingin bermesraan denganku saja tanpa ada ikatan. Aku juga wanita, Harris. Aku butuh kepastian. Apa kamu pikir aku ini hanya pemuas napsumu saja!"
Harris mengusap wajahnya kasar dan menarik rambutnya dengan frustasi. Bagaimana bisa dia memutuskan hubungan dengan Nadia. Dua bulan berhubungan lagi, dia merasa sangat bahagia. Hidupnya terasa berwarna.
"Sebelum kamu bisa memutuskan antara aku atau dia yang kamu pilih, kita tak usah bertemu lagi!" ucap Nadia.
Nadia lalu masuk ke kamar dan menguncinya. Dia ingin tahu sejauh mana pria itu ingin kembali padanya.
...----------------...
Selamat Pagi. Mama datang dengan novel terbaru. Mama harap membacanya setiap update ya. Mama ingin kesuksesan novel Salahkah Aku Turun Ranjang akan menular ke novel ini.
Mohon dukungannya. Terima kasih. Lope-lope sekebon jeruk. 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
meli andriyani
hadir kak...syifa ini saya kira anaknya gibran ternyata bukan ya?
2024-10-27
0
Bunda
hadir Thor 🙏🏻🙏🏻
2024-10-30
0
Siti Aminah
baru nyimak thor
2024-10-21
0