Bab Tiga

Harris membuka pintu rumah. Dia memang memiliki satu kunci agar saat dia pulang lembur tak perlu membangunkan sang istri.

Memasuki rumah, dia merasakan suasana yang sunyi. Tak biasanya Syifa belum bangun. Dia selalu menyiapkan sarapan setiap habis solat subuh.

Harris langsung menuju kamar dan tak melihat keberadaan sang istri. Dia lalu berjalan ke dapur, tapi tak juga dapat ditemui sang istri.

Mata Harris tertuju ke tong sampah. Ada kue tar dan berbagai makanan berada di dalamnya. Itu pasti semua makanan yang sengaja Syifa siapkan untuk memperingati anniversary pernikahan mereka yang pertama.

Syifa biasanya tak pernah membuang makanan. Harris mencoba menciumnya, dan semua ternyata basi.

"Pasti Syifa masih menunggu kedatanganku hingga pagi tadi. Aku juga lupa mengabari jika tak bisa pulang," gumam Harris pada dirinya sendiri.

Harris mencoba menghubungi ponsel sang istri. Terdengar suara dari meja ruang keluarga. Pasti Syifa meninggalkan atau lupa membawa gawainya itu. Pria itu lalu memilih duduk di sofa ruang keluarga sambil menunggu kedatangan sang istri.

Setengah jam menunggu terdengar suara mesin motor berhenti di depan rumah. Harris lalu mengintip. Dia melihat istrinya turun dari ojek motor itu.

Sebelum Syifa membuka pintu, Harris yang melakukan terlebih dahulu. Wanita itu terkejut melihat sang suami yang berdiri di balik pintu.

"Mas Harris ... sudah pulang, Mas?" tanya Syifa.

Istrinya itu langsung menuju kamar dan menghiraukan kehadiran sang suami. Syifa meletakan barang belanjaan ke atas meja dan mengambil peralatan masak.

Harris mengikuti dari belakang. Dia mendekati sang istri. Memeluk pinggangnya dari belakang.

"Maaf, aku lupa mengabari jika aku lembur hingga pagi," ucap Harris. Dia lalu mengecup pipi sang istri.

Syifa tak menjawab ucapan suaminya. Dia justru melepaskan pelukan pria itu. Biasanya dia akan senang diperlakukan begitu. Dia akan tetap memasak dengan tangan suami di pinggang. Namun, sekarang dia merasa pelukan sang suami sudah tak istimewa lagi.

Harris melepaskan pelukannya dan memandangi sang istri. Syifa seolah tak tahu. Dia masih terus memasak.

"Mas, kalau lapar pesan saja sarapannya dulu. Aku pikir kamu tak akan pulang sepagi ini. Makanya tak ada siapkan sarapan," ucap Syifa.

"Apa kamu marah? Sekali lagi maafkan aku, Syifa. Aku lupa mengatakan jika lembur hingga pagi," ucap Harris, mengulangi lagi permintaan maafnya.

"Tak apa, Mas. Mungkin mulai hari ini aku harus siapkan diriku untuk hal seperti ini. Mungkin aku memang tak penting bagimu," balas Syifa.

"Syifa, aku mengaku salah. Maafkan aku, karena lupa jika tadi malam anniversary pernikahan kita. Oh ya, aku sudah siapkan hadiah sebenarnya. Tapi karena rapat membuat aku lupa. Kamu tunggu sebentar," ucap Harris.

Harris memang telah mempersiapkan hadiah untuk Syifa sejak satu minggu lalu. Entah kenapa dia bisa lupa, hanya karena seorang Nadia. Dia mengambil di dalam mobil, bunga dan seperangkat perhiasan yang dia beli.

"Happy anniversary, Syifa," ucap Harris dengan suara lemah.

Harris menarik napas dalam. Tepat satu tahun pernikahannya dengan Syifa, dan dia telah memutuskan akan menceraikan wanita itu dalam waktu dekat. Hanya menunggu waktu yang tepat.

Syifa menerima hadiah itu, dan saat dia ingin memeluk sang suami, matanya memandangi leher sang suami yang dihiasi banyak tanda merah. Wanita itu mundur dan mengurungkan niatnya. Dia terduduk di kursi makan. Badannya terasa lemah.

"Mas, mandilah dulu. Biar aku pesankan sarapan," ucap Syifa.

Dia menebak jika sang suami belum melakukan mandi wajib setelah berhubungan dengan seorang wanita. Tercium bau parfum wanita dari tubuh Harris.

"Baiklah, Sayang," balas Harris. Dia maju ingin mengecup pipi sang istri, tapi Syifa mundur.

"Mas, bau. Mandi dulu, baru boleh cium," jawab Syifa.

Harris tersenyum, dan hanya mengacak rambut istrinya. Syifa memang membuka jilbabnya jika mereka hanya berdua di rumah.

Harris membuka bajunya. Saat dia bercermin, tampak tanda merah di leher. Dia menarik napas dalam. Teringat apa yang dia lakukan satu bulan terakhir ini dengan Nadia. Mereka seperti masih saat suami istri. Dia lalu mencium bau parfum mantan istrinya di tubuhnya.

"Apakah Syifa menolak saat aku menciumnya karena dia melihat tanda merah di leherku dan mencium bau parfum di tubuhku?" tanya Harris pada dirinya sendiri.

Syifa masuk ke kamar, dia ingin menyediakan pakaian untuk suaminya. Ponsel Harris berdering, awalnya dia tak mengacuhkan. Namun, akhirnya dia meraihnya dan melihat siapa yang menghubungi. Tertulis nama mantan terindah di layar ponsel.

Syifa lalu mengangkatnya. Dia ingin tahu apa yang diinginkan wanita itu. Dari gambar profil, terlihat seorang wanita cantik. Dia pernah mendengar jika mantan istri suaminya seorang model. Namun, selama ini wanita itu tak pernah ingin tahu bagaimana wajahnya.

"Harris, kapan kamu ke sini lagi. Hari ini libur'kan? Kita menginap di villa saja, yuk?" ucap wanita itu.

Syifa memegang dadanya yang terasa sesak mendengar ucapan wanita itu. Berarti benar jika sang suami telah berzina, atau mereka telah menikah, pikirnya.

"Harris, kamu dengar'kan? Atau kamu ragu lagi? Kamu takut istri kampungan kamu itu marah? Jika dia marah, ceraikan saja langsung. Bukankah kamu akan menceraikan dia juga," ucap Nadia lagi. Ya, wanita yang menghubungi Harris saat ini adalah mantan istrinya itu.

"Maaf, Mas Harris sedang mandi. Nanti saya sampaikan pesan anda," jawab Syifa.

Syifa lalu mematikan sambungan telepon itu. Dia tak ingin mendengar apa pun lagi. Sakit sekali rasanya saat wanita itu mengatakan jika suaminya akan menceritakan dirinya.

Harris yang baru selesai mandi, melihat sang istri langsung tersenyum. Mendekatinya dan mengecup pipinya. Diakui Syifa, pria itu sangat baik dan perhatian sehingga tak butuh waktu lama bagi dirinya memberikan hati seutuhnya.

"Sekarang aku sudah wangi, tak ada alasan menolak ciuman dariku," ucap Harris dengan tersenyum. Syifa membalas senyuman sang suami.

"Mas, maaf. Tadi aku lancang mengangkat teleponmu. Karena berdering terus," ucap Syifa.

"Kenapa harus minta maaf hanya karena masalah sepele itu," jawab Harris.

"Tadi ada seseorang menghubungi kamu, dengan nama "mantan terindah". Dia mengajak kamu menginap di villa, Mas" ucap Syifa. Dia berusaha mengucapkan setiap kata dengan penuh penekanan.

...----------------...

Bonus Visual

Syifa

Harris

Nadia

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

terus baca gak nih...sesak napas oy..

2024-04-26

1

sherly

sherly

semoga kamu kuat

2024-04-22

0

Alivaaaa

Alivaaaa

nyesek 😥

2024-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!