Bab Dua

Harris mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tentu saja tak ingin kehilangan cinta Nadia lagi. Pria itu telah mengatakan pada kedua orang tuanya tentang keinginan dirinya untuk menikah lagi dengan sang mantan istri.

Kedua orang tua Harris awalnya tentu saja tak setuju karena mengingat saat ini Syifa sedang mengandung cucu mereka. Namun, putranya mencoba meyakinkan jika Nadia juga akan segera memberikan keturunan.

Harris berjalan mendekati pintu kamar. Dia mengetuknya berulang kali sambil memanggil nama Nadia, tapi wanita itu tetap diam membisu.

Harris terpaksa bercerai dengan wanita itu karena tak mengizinkan dia ke luar negeri untuk shooting sinetron dan menjadi model. Tidak ada masalah lain di antara mereka. Satu lagi yang menjadi pemicu retaknya rumah tangga mereka karena Nadia tak ingin mengandung, takut bodynya menjadi tak bagus.

"Baiklah, Nadia. Aku akan segera mengatakan tentang hubungan ini dengan Syifa. Tapi aku minta waktumu. Aku harus menunggu waktu yang tepat. Kamu tahu'kan, saat ini Syifa sedang mengandung darah dagingku," ucap Harris dengan suara sedikit tinggi agar wanita itu dapat mendengarnya.

Setelah dia pikirkan, akhirnya Harris memilih Nadia, dan akan menceraikan Syifa segera. Dia akan tetap bertanggung jawab dengan buah hatinya. Rumah yang mereka tempati saat ini akan diberikan untuk sang istri.

Dia akan memberikan nafkah sesuai kebutuhan sang istri dan anaknya nanti. Dia tahu, Syifa tak memiliki siapa-siapa lagi. Hanya dirinya tempat wanita itu bersandar.

Sebenarnya Harris sudah mulai mencintai sang istri. Syifa, wanita penurut yang membuat dia merasa sangat dihargai. Sisi egonya meninggi.

Nadia lalu membuka pintu kamar. Wajahnya masih tampak cemberut. Dia lalu menarik tangan Harris agar masuk ke kamar.

"Aku mau kamu malam ini tidur di sini sebagai bukti keseriusan," ucap Nadia.

"Nadia, aku takut ada yang melihat. Aku saat ini masih suami sahnya Syifa," jawab Harris.

"Apa ada yang tahu siapa istrimu saat ini? Setahuku, kamu tak pernah membawa dia ke pertemuan atau keluar rumah berdua," balas Nadia. Dia memeluk lengan Harris dan mengajaknya duduk di tepi ranjang.

Harris menarik napas dalam. Apa yang dikatakan Nadia memang benar adanya. Setahun pernikahannya dengan Syifa, tapi dia tak pernah mengajak istrinya itu datang ke pertemuan atau membawa dia jalan.

Syifa tidak pernah protes. Dia selalu saja menerima apa pun keputusan dari pria itu. Apa lagi kota ini sungguh asing baginya yang berasal dari desa.

Atas bujuk rayu Nadia, akhirnya Harris menginap juga di apartemen wanita itu. Di rumah, Syifa yang terbangun tengah malam melihat ke samping. Berharap suaminya telah berbaring. Dia menarik napas dalam menyadari jika pria itu masih belum pulang.

Syifa bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Mengambil air wudhu. Dia akan melakukan solat malam untuk menenangkan pikiran.

Setelah melaksanakan solat, Syifa kembali berbaring. Melihat ke dinding, jam telah menunjukan pukul tiga pagi.

Harris mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tentu saja tak ingin kehilangan cinta Nadia lagi. Pria itu telah mengatakan pada kedua orang tuanya tentang keinginan dirinya untuk menikah lagi dengan sang mantan istri.

Kedua orang tua Harris awalnya tentu saja tak setuju karena mengingat saat ini Syifa sedang mengandung cucu mereka. Namun, putranya mencoba meyakinkan jika Nadia juga akan segera memberikan keturunan.

Syifa tidak pernah protes. Dia selalu saja menerima apa pun keputusan dari pria itu. Apa lagi kota ini sungguh asing baginya yang berasal dari desa.

Atas bujuk rayu Nadia, akhirnya Harris menginap juga di apartemen wanita itu. Di rumah, Syifa yang terbangun tengah malam melihat ke samping. Berharap suaminya telah berbaring. Dia menarik napas dalam menyadari jika pria itu masih belum pulang.

Syifa bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Mengambil air wudhu. Dia akan melakukan solat malam untuk menenangkan pikiran.

Setelah melaksanakan solat, Syifa kembali berbaring. Melihat ke dinding, jam telah menunjukan pukul tiga pagi.

Sekarang aku mengerti ... Ternyata aku tidak selamanya menjadi yang berharga di hidupmu. Ada kalanya aku tidak lagi berarti. Kehadiranku tidak lagi di cari. Aku pernah di beri sayap untuk terbang. Dan akhirnya dipatahkan. Pernah juga diistimewakan, tapi sekarang tidak sedikit pun diprioritaskan. Terima kasih, Mas. Sekarang aku sadar bahwa payung hanya dipegang erat saat hujan dan akan dilepaskan ketika pelangi datang.

Di apartemen Nadia, wanita itu tampak sangat bahagia. Dia yakin Harris masih bisa dikuasai.

"Akhirnya aku bisa merebut hatimu kembali. Aku harus bisa menyingkirkan wanita kampung itu dari kehidupan kamu. Jika saja kamu tidak sukses, masih Harris yang dulu, tentu aku tak akan mau kembali padamu," gumam Nadia dalam hatinya sambil menatap wajah Haris yang masih terlelap. Mungkin kelelahan karena pertempuran mereka tadi malam.

Nadia berjalan menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dan berdandan secantik mungkin dan memakai baju seksi. Itu semua untuk menarik perhatian sang pria. Dia lalu keluar kamar dan membuatkan sarapan roti bakar untuk mantan suaminya itu.

Harris mengusap matanya. Melihat ke arah jam di dinding. Betapa terkejutnya saat melihat jarum jam yang telah menunjukan pukul enam pagi. Dia langsung bangun dan memakai bajunya.

"Pasti Syifa sangat kuatir. Aku lupa mengabarinya jika tak bisa pulang. Kenapa aku bisa ketiduran begini?" ucap Harris dalam hatinya.

Setelah berpakaian rapi, Harris berjalan cepat keluar kamar. Dia melihat Nadia di dapur. Dihampiri mantan istrinya itu.

"Aku harus segera pulang," ucap Harris.

Tanpa menunggu jawaban dari sang mantan istri, Harris berjalan cepat keluar dari apartemen. Nadia tampak mengeram tak suka atas sikap pria itu.

Harris menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia lalu mengaktifkan ponselnya yang tadi malam sengaja Nadia matikan. Pria itu tak membantah apa pun yang dilakukan sang mantan istri. Baru saja menyala, ada pemberitahuan yang masuk. Harris membacanya.

"Astaga, kenapa aku bisa lupa. Jadi Syifa masak banyak kemarin malam untuk merayakan anniversary pernikahan kami yang pertama," ucap Harris pada diri sendiri.

Harris menarik rambutnya frustasi. Dia menyesali kebodohannya. Sebelum sampai rumah, dia mampir ke toko bunga.

"Semoga Syifa mengerti. Bukankah selama ini dia selalu memahami dan menerima apa saja yang aku lakukan," gumam Harris dalam hatinya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

mau dpt bala apa ya harris dan nadia..
haris gak bakal punya keturunan dr nadia... nadia selingkuh... miskin..ngesot2..hahaha..urung2 wis jengkel dhewe aku

2024-04-26

1

sherly

sherly

laki sialan

2024-04-22

0

.

.

Bakaa! mana ada suami sah yg tega selingkuhin istrinya sendiri, suami sah apaan itu

2024-04-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!