Bab Enam Belas

"Sudah aku katakan Nadia, jangan mengajak ribut. Aku capek. Besok harus rapat. Aku tak mau kalah tender hanya karena tidak konsentrasi. Aku inginkan proyek ini untuk menutupi semua kekurangan dana di perusahaan!" ucap Harris dengan suara tak kalah tinggi.

Harris lalu membuka bajunya dan masuk ke kamar mandi. Nadia akhirnya duduk di sofa. Mencoba menenangkan dirinya sendiri. Entah mengapa, seminggu ini dia lebih mudah tersinggung dan emosi.

Nadia memijat kepalanya yang terasa pusing. Tubuhnya mudah lelah. Wanita itu lalu menarik napas dalam.

Dia telah meninggalkan semua kegiatan keartisannya hanya untuk menjadi istri yang sempurna bagi Harris. Namun, masih saja pria itu membandingkan dirinya dengan sang mantan istri keduanya.

Harris selalu saja memuji Syifa walau mereka telah pisah lima tahun. Bahkan rumah uang yang dia berikan untuk wanita itu masih terus dijaga. Dia tak ingin mereka tempati karena masih yakin suatu saat wanita itu kembali dengan sang putra.

"Apakah Adam itu anaknya Harris dan Syifa? Wajahnya memang begitu mirip. Wanita tadi memang mirip Syifa, cuma dia lebih modis," gumam Nadia pada dirinya sendiri.

Setelah Harris mandi, Nadia lalu masuk ke kamar mandi itu. Tubuhnya terasa sangat lelah. Dia perlu mendinginkan tubuh dan pikirannya.

Saat tidur, kembali Nadia membahas tentang Adam. Sepertinya masih belum puas dengan semua jawaban sang suami.

"Jika Adam ternyata memang darah dagingmu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Nadia. Kali ini dia bertanya dengan suara pelan, takut suaminya marah dan tak mau di ajak mengobrol.

Harris yang sedang memainkan ponselnya, mengalihkan pandangan ke Nadia. Menatap istrinya dengan intens.

"Kenapa kamu tanyakan itu? Nanti jadi emosi lagi. Aku tak mau membahasnya lagi!" ujar Harris.

"Apa ucapanmu itu benar, jika kamu menyesal menceraikan Syifa?" tanya Nadia. Dia masih berusaha menahan emosinya.

"Sudah aku katakan, Nadia. Aku tak mau bahas itu. Aku capek. Mau tidur. Katanya kepalamu pusing, sebaiknya kau tidurlah," jawab Harris.

Harris lalu membalikkan tubuhnya. Membelakangi Nadia. Dia mencoba memejamkan matanya. Namun, bayangan Adam justru melintas di benaknya.

"Jika benar yang aku lihat tadi itu, Syifa. Berarti Adam benar putraku. Apakah pria yang dipanggil Abi itu suaminya Syifa?" Harris bertanya dalam hatinya.

Lama dia berkutat dengan pikirannya. Hingga satu jam, barulah matanya dapat terpejam. Nadia begitu juga. Dia sangat kuatir jika memang wanita yang di restoran itu adalah Syifa. Pasti Harris akan berusaha menarik hati wanita itu lagi.

***

Pagi hari, Harris bersiap untuk meeting dengan rekan kerjanya di salah satu hotel berbintang. Tempat dia menginap ini. Nadia masih bergulung dengan selimut. Hari memang terlihat mendung, membuat malas untuk beraktivitas.

Harris penasaran siapa pemilik perusahaan yang mengajukan kerjasama dengannya. Orang itu memilih hari libur sebagai jadwal meeting. Sebenarnya ada tiga perusahaan yang ikut serta, jadi dia berharap jika persentase-nya yang paling diminati dan dia yang memenangkan tender.

Nadia membuka matanya. Tampak Harris yang sedang berpakaian. Dia lalu bangun.

"Apa kamu akan pergi se-pagi ini?" tanya Nadia dengan heran.

"Pemilik perusahaan itu, yang sekaligus adalah pimpinannya, menginginkan rapat pagi biar pikiran masih fres," jawab Harris sambil mengenakan pakaian.

"Aku akan mandi. Setelah rapat, apa kita bisa jalan-jalan?" tanya Nadia.

"Dari awal aku sudah katakan, jika aku kerja bukan untuk jalan-jalan. Jadi jangan berharap banyak. Lihat waktu luang dulu," jawab Harris.

"Baiklah, aku tunggu di lobi setelah sarapan," balas Nadia dengan malas.

***

Harris berjalan dengan langkah pasti memasuki ruang rapat. Saat membuka pintu, hal pertama yang dia lihat adalah Adam yang sedang duduk sambil memainkan laptop. Pria itu cukup terkejut melihat bocah itu. Dia berpikir mungkin ayahnya kemarin adalah salah satu perusahaan yang ikut dalam tender ini. Ternyata dia orang pertama yang datang.

"Selamat Pagi, Ganteng. Sendirian saja? Mana Abi kamu?" tanya Harris dengan suara gugup.

"Abi lagi urus kerja," jawab Adam.

Saat Harris ingin lebih mendekat ke arah Adam, Haikal muncul dan mengecup pipi bocah itu. Begitu juga dengan anak itu, membalas dengan memeluk dan mencium pipi pria itu. Harris merasakan dadanya sesak melihat keakraban keduanya.

"Apa aku salah jika berharap kalau Adam adalah putra kandungku? Perasaanku mengatakan jika aku dan anak itu memiliki hubungan. Setiap melihatnya ada rasa aneh di hati ini," gumam Harris dalam hatinya.

Haikal yang baru menyadari kehadiran Harris lalu tersenyum dan menyalaminya. Satu persatu rekan kerjanya mulai datang. Haikal duduk di kursi yang seharusnya untuk pemilik perusahaan yang akan membagi tender, hal itu membuat Harris cukup terkejut.

"Apakah dia Haikal Fathan Ghazawan pemilik perusahaan X? Bodohnya aku, kenapa tidak menanyakan namanya?" tanya Harris dalam hatinya.

Pembaca acara lalu mengenalkan Haikal sebagai pimpinan perusahaan X, yang akan memberikan tender besar. Perusahaan kecil lainnya harus bisa memberikan presentasi yang bagus agar Haikal mau melakukan kerjasama.

Mata Harris tak bisa berkedip menatap ke arah Adam yang selalu berada dalam pangkuan Haikal. Terlihat sekali jika dia sangat menyayangi bocah itu.

Dua jam rapat berlangsung, seminggu lagi akan diumumkan siapa yang memenangkan tender. Haikal keluar dari ruangan dengan menggendong bocah itu. Harris mengikuti dari belakang. Saat sampai di lobi hotel matanya tak berkedip memandangi sesosok wanita yang dihampiri Haikal.

"Syifa ...," ucap Harris lirih.

...----------------...

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

jangan bilang dia mau rapat sm haikal. pasti haulikal org kaya yg menyamar menjadi org yg sederhana

2024-04-16

0

S

S

Sayang sekali.Syifa tak menikah dg Haikal.
Aku kecewa jika Syifa mau kembali dg Hariis sang penghianat

2024-04-09

1

sur yati

sur yati

semoga sifa berjodoh dgn Haikal thor GK ikhlas bgt klo sampe balikan ke mantan terkutuk

2024-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!