Bab Tujuh

Aku sudah sampai dititik ini. Titik dimana apa pun yang terjadi, ya terjadilah. Bukan menyerah, hanya belajar untuk mengikhlaskan. Aku juga manusia biasa, hanya bisa mengantisipasi namun tidak bisa menahan apa lagi memaksakan dari sesuatu yang memang seharusnya terjadi. Tugasku sekarang hanya bisa menerima, menjalankan dan mencari makna dari setiap kejadian. Lalu menguatkan diri untuk lebih baik lagi dan siap dengan kenyataan-kenyataan yang selanjutnya akan datang

***

"Aku terima talak darimu dengan ikhlas, Mas," jawab Syifa dengan mantap. Dia tampak sangat tegar mengatakan semua itu.

Ibu Marni tak bisa lagi menahan air matanya mendengar ucapan Syifa. Dia memeluk tubuh Syifa dengan erat. Akhirnya air mata wanita itu juga jatuh. Mereka berdua menangis sambil berpelukan.

"Ibu mohon, jangan berubah walau kamu bukan istrinya Harris lagi. Sampai kapan pun kamu tetap ibu dari cucuku," ucap Ibu Marni.

Harris masih berdiri terpaku. Rasanya tak percaya jika pada akhirnya dia dan Syifa berpisah juga.

Syifa melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Dia lalu tersenyum. Mulai hari ini akan dia hadapi semua seorang diri. Dia yakin Allah tak akan membiarkan dirinya seorang diri dan memberikan cobaan melebihi kemampuan.

Syifa berdiri dan menyalami tangan ibu mertuanya. Mungkin ini terakhir kali dia memegang tangan itu. Dia telah bertekad akan meninggalkan kota ini.

Apakah itu artinya dia tak ikhlas dan rela melepaskan Harris? Bukannya tidak ikhlas, tapi semua butuh waktu. Begitu juga hatinya. Jika dia tetap berada di kota ini, Syifa takut dirinya tak bisa move on.

"Bu, aku pamit pulang," ucap Syifa.

Nadia memandangi tanpa kedip kedua wanita itu. Dia tampak seperti tersenyum mengejek. Dalam hati wanita itu bersorak karena akhirnya Harris menceraikan istrinya juga.

"Tunggu dulu, Nak!" ucap Ibu Marni. Dia lalu berjalan cepat masuk ke kamar. Bu Marni lalu memberikan uang yang jumlahnya cukup banyak. Mata Nadia memandangi dengan tajam.

"Ini ada sedikit uang buat kamu," ucap Ibu Marni.

"Tak usah, Ibu. Aku masih ada uang," balas Syifa.

"Ambil, Nak. Ini memang di siapkan buat cucu ibu ini. Kamu bisa simpan untuk kebutuhannya. Ingat Nak, kamu harus tetap datang ke sini. Rumah ini selalu terbuka untukmu," ujar Bu Marni lagi.

"Terima kasih, Bu. Aku tak akan melupakan semua kebaikan Ibu," jawab Syifa.

Setelah itu, dia berjalan keluar rumah. Syifa memesan taksi online. Sambil menunggu taksi datang, dia duduk di bawah pohon di halaman rumah.

Harris yang melihatnya keluar dari rumah, mendekati wanita itu. Dia lalu menawarkan diri untuk mengantar pulang. Nadia yang ingin tahu apa yang mereka bicarakan mendekati keduanya.

"Aku antarkan kamu pulang. Setelah itu aku harus pergi. Masih ada urusan yang harus aku selesaikan. Ingat, jangan kemanapun. Itu rumah untukmu. Besok aku akan datang mengambil semua bajuku," ucap Harris.

"Aku sudah pesan taksi, Mas. Lagi pula kita sudah bukan suami istri lagi. Kita harus bisa menjaga jarak," balas Syifa.

"Aku hanya mengantar kamu pulang. Kamu sedang hamil. Aku takut terjadi sesuatu padamu dan calon anak kita," kata Harris.

Syifa tertawa kecil mendengar ucapan pria itu. Dia mendengarnya sangat lucu sekali. Kenapa Harris jadi takut dia pulang dengan taksi.

Kemana pria itu selama ini? Dia sering ke supermarket sendiri. Kemanapun pergi juga selalu sendirian. Tak pernah Harris kuatir.

"Apa kamu lupa, Mas. Selama ini juga aku melakukan semua sendiri. Kamu hanya menemani aku di ranjang. Jadi aku telah terbiasa!" jawab Syifa.

Harris merasa tertampar dengan ucapan wanita itu. Dia memang tak pernah menemani istrinya pergi. Dia tak pernah membawa sang istri jalan. Semua dilakukan sendiri oleh wanita itu.

Taksi yang dipesan Syifa datang. Dia langsung masuk ke dalam mobil itu. Baru beberapa jauh dari rumah itu, tangisnya pecah. Dada wanita itu terasa sesak, dari tadi mencoba menahan tangis.

"Ya Allah, mulai hari ini aku ikhlas melepaskannya. Aku lepaskan walau dengan terpaksa. Aku janji akan mengikhlaskannya seluas aku mencintainya. Aku kembalikan lagi seluruh cintaku pada-Mu Tuhan. Sungguh aku percaya sudah kau atur sebaik-baiknya. Aku akan berusaha menghapus namanya dalam hidupku. Aku akan membunuhnya dalam sejarahku. Aku akan menyingkirkan seluruh ketertarikanku tentangnya. Apakah mudah? Pasti tidak. Itu semua tidak mudah, tapi harus aku lakukan demi kesehatan mentalku. Harus aku lakukan demi kedamaian jiwaku. Walaupun itu harus mengerahkan sisa tenaga yang aku punya. Aku tau, aku yakin aku mampu. Dan Allah memilih jalan ini untukku lebih bahagia."

Satu jam perjalanan Syifa sampai di rumah. Dia lalu masuk ke kamar. Melihat ke sekeliling. Satu tahun sudah dia menetap di sini. Banyak kenangan yang telah dilewati.

**

Sementara di tempat lain, Harris dan Nadia sedang perjalanan menuju villa. Ada teman model Nadia yang berulang tahun. Tapi mereka sekalian menginap.

"Harris, kamu telah bercerai dengan Syifa. Jadi kapan kita akan menikah?" tanya Nadia saat diperjalanan.

"Nadia, aku baru saja menjatuhkan talak pada istriku. Belum kami daftarkan ke pengadilan. Tunggulah hingga akta cerai keluar, baru kita bisa menikah dengan resmi," jawab Harris.

"Seandainya aku hamil, apakah masih menunggu hingga akta cerai keluar? Kita bisa nikah siri dulu sebelum kamu resmi berpisah. Atau kamu hanya ingin menikmati tubuhku saja?" tanya Nadia lagi.

"Nadia, bisa tidak kamu bersabar sedikit. Jangan memaksaku. Jika kita nikah siri, itu yang rugi juga kamu sendiri!" ucap Harris dengan suara cukup tinggi.

Nadia jadi terdiam mendengar bentakan dari pria itu, dalam hatinya berkata, jika dia harus bisa membujuk Harris untuk menikahi dia secepatnya. Walau pun hanya secara siri terlebih dahulu. Dia takut pria itu akan berubah pikiran dan kembali pada sang istri.

Sebenarnya dapat dilihat dari sikap pria itu, jika dia agak keberatan berpisah dengan sang istri. Nadia melihat ada banyak cinta untuk Syifa, cuma mungkin Harris belum menyadari perasaannya. Makanya dia takut pria itu berubah pikiran.

...----------------...

Selamat Pagi semuanya. Selamat beraktivitas. Mama akan mengadakan giveaway, bagi tiga pembaca dengan jumlah pemberian hadiah / poin terbanyak, dan akan mama berikan pulsa senilai 50k. Penilaian akhir, pada saat novel ini tamat. Terima kasih. Lope-lope sekebon jeruk 😍😍😍😍

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

terkutuklah para pelakor di dunia nyata atau pun novel..hahaha

2024-04-26

0

Ayu galih wulandari

Ayu galih wulandari

Bener2 laki3 yg gk bertanggung jawab ,smg kamu dpt karma Haris

2024-05-01

0

Ayu galih wulandari

Ayu galih wulandari

😭😭😭😭

2024-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!