Tragedi

Pagi itu

Saga terlihat sangat kusut dengan mata yang cekung karena beberapa hari kurang tidur.

Dia meletakan kepalanya menyamping diatas meja kerjanya sambil memandang bingkai foto pernikahannya. Dia sangat merindukan istrinya itu, terlebih Ara sedang mengandung janin yang juga darah dagingnya.

Ceklek...

BLAM..

Terdengar suara pintu ruangannya terbuka dan menutup sendiri namun Saga tak begitu mempedulikannya. Kepalanya masih bersandar diatas meja sambil mengelus foto wajah istrinya yang teduh.

" Saga... Jelaskan apa yang terjadi denganmu saat Ibu dan Ayah tak ada?? " Tanya Shintya, Ibu Saga yang tiba - tiba datang dari luar negeri setelah mendengar berita miring tentang anak semata wayangnya.

" Aku nggak tahu lagi harus ngomong apa bu... "

" Ini semua jebakan Xena yang ingin memilikiku "

" Aku gak Tau harus gimana lagi sekarang.. Apalagi... " kata - kata Saga terhenti sambil menunduk mengeluarkan air mata.

" Apa Saga Apa ??? " kata Shintya sedikit teriak menuntut penjelasan dari Saga.

" Ara hamil bu, Dia mengandung anakku.... Darah dagingku bu.... " Air mata Saga tak terbendung lagi.

" A... Ara Hamil ??? " Kata Shintya terkejut dengan air mata tiba - tiba mengalir begitu saja. Hening..

Shintya terduduk lalu berkata...

" Ibu ga mau tahu... Cari dia... "

" Temukan Ara secepatnya " tunjuk Shintya ke arah pintu Saga dengan emosi.

" Ibu ga akan pernah memaafkanmu kalau sampai dalam seminggu, kamu belum mendapatkan Ara TITIK " putus Shintya kemudian melangkah meninggalkan Saga yang semakin frustasi.

BLAM....

Pintupun tertutup.

" DAVA... Aku harus bertemu dengannya " kata Saga. Ia kemudian menelpon asistennya untuk membuat janji dengan Dava yang dia tahu sebagai pengusaha muda dengan bisnis retail yang sedang melejit saat ini.

Saga tak bisa gegabah mengambil Ara begitu saja sebab Apartment Dava dikelilingi oleh beberapa bodyguard yang memang biasa bertugas disana.

Sementara di Kantor Dava...

" Akhirnya Kau mencariku Saga... "

" Aku tak akan memberikan Sahara dengan mudahnya setelah apa yang dulu pernah Kau lakukan padaku " kata Dava dengan senyum smirk-nya dan pandangan tajam ke depan sambil menahan emosinya.

Delapan Tahun yang lalu...

" Kak, Aku mendapat ranking 1 loh... " kata Savana, adik Dava.

" Wah, JUARA emang adik Aku yang satu ini "

" Ga sia - sia dapat ceramah tiap hari sama kakakmu yang ganteng ini. Ya kan??? " kata Dava sambil menaik turunkan alisnya.

" Dih, siraman rohani dibanggain... Belom lagi siraman ember, lemparan wajan dan kawan - kawan " kata Savana.

" Hehe ... Tapi kan ujung - ujungnya bisa ranking dikelas kan?? " kata Dava sambil terkekeh.

" Serah deh, asal kakak bahagia... Aku nyerahhh.." Savana mengangkat tangannya lalu melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Esoknya...

" Kak... Please anterin Aku yah, bentar aja kok "

Dava yang sedang konsentrasi belajar untuk Ujian akhir SMP berkata.

" Kakak sibuk Na, kamu kan udah bisa naik motor sendiri atau naik taksi aja kan bisa.. " Kata Dava yang sudah pernah mengajari Adiknya mengemudikan motor.

" Baiklah... Aku pergi dulu " kata Savana kemudian mengambil kunci motor dan berlalu pergi.

Lima menit kemudian...

Ponsel Dava diatas meja berbunyi.

" Apa benar ini keluarga dari Savana ??? "

Deggg..

Tiba - tiba jantung Dava berdegup kencang..

" Ya... Saya kakak dari Savana ada apa Ya?? " kata Dava penasaran.

" Adik anda kami temukan tak sadarkan diri akibat terserempet Mobil hitam yang melaju kencang dari arah berlawanan " kata pria diseberang telpon.

" Apa ??? Adik aku...???"

" TIDAK !!! " teriak Dava yang masih belum menerima dengan apa yang dia dengar barusan hingga ponselnya terlepas dari genggamannya dan terjatuh ke lantai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!