Restaurant

Di sebuah Apartment

" Sayang... Kamu lagi apa didalam??? "

" Lagi main bola... Apa main boneka ?? "

" Mama jadi penasaran sama kamu "

" Mirip Mama... apa Papa yah ??? "

Ara yang tadinya tersenyum sambil mengelus perutnya tiba - tiba meneteskan air matanya mengingat suaminya dengan apa yang Telah dilakukan dibelakangnya.

" Ya Tuhan.. Semoga cobaan ini segera berakhir "

Ara sambil menatap langit - langit kamar kemudian...

Tok...tok..tok..

" Boleh Aku masuk Ara ? " Tanya seorang pria dengan suara bariton diluar kamar.

" Masuk aja Dav... Pintunya ga dikunci kok " Jawab Ara dengan nada sedikit tinggi. Ya... Siapa lagi selain Dava si pemilik apartment yang Ara tempati.

" Ada apa Dav ??? " Tanya Ara serius kepada Dava. Biasanya Dava bisa menelpon atau Ara yang menghubungi jika ada sesuatu yang ingin disampaikan atau dibutuhkan. Jadi ketika Dava datang pastilah ada Hal penting yang ingin disampaikan.

" Saga ingin bertemu denganku Ra.. "

" Apakah tidak apa - apa ??? " Tanya Dava sambil memperhatikan wajah Ara yang terlihat sedikit pucat.

" Oh .. Tentu saja gapapa... Kalian kan juga teman SMA, mungkin ada Hal yang ingin dia katakan... Lagian kan sekarang kalian juga sama - sama pengusaha. Ya mungkin juga soal bisnis"

Ara mencoba berpikir positif.

" Iya udah kalo gitu Aku tinggal dulu ya... "

" Eh tapi muka kamu kok keliatannya agak pucat ya... "

" Apa perlu kupanggilkan dokter pribadi Aku ?? "

kata Dava sambil memandang lekat Ara

" Enggak kok, perasaan kamu aja Kali... "

" Aku nggak apa - apa kok beneran... " Kata Ara mencoba meyakinkan Dava.

" Oke, kalo gitu Aku pamit yah...

" Kamu jaga diri kamu baik - baik ".

" Aku juga udah nyiapin pelayan kok, kalo kamu butuh sesuatu tinggal panggil aja " jelas Dava.

" Ya ampun Dav, kamu baik banget deh... udah kayak kakak Aku aja " kata Ara sambil memegang tangan kanan Dava. Deggg...

Tiba - tiba Dava menjadi teringat pada mendiang Adiknya hingga tanpa sadar diapun tersenyum.

Kalau Savana Masih ada mungkin dia semanis kamu Ra, batin Dava.

" Loh malah ngelamun... Katanya mau pergi ?? "

" Ya udah sana... " kata Ara sambil mendorong Dava yang jadi melangkah keluar. "

" Kok, jadi Aku sih yang diusir ??? Awas kamu Ra "

kata Dava yang mendapat cibiran dari Ara.

" Wleee... Siapa suruh ngelamun terus.. Hihihi " kata Ara sambil terkekeh dan tiba - tiba mengunci pintu.

Bener - bener mirip sifat kalian Ra, batin Dava yang menatap pintu kamar Ara kemudian berlalu pergi.

Di sebuah Restoran...

" Sorry Aku telat... " kata Dava yang tiba - tiba datang menghampiri Meja yang sudah dipesan Saga sambil melirik arlojinya.

" Santai aja, Aku juga ada perlu penting kok sama kamu " balas Saga.

" Soal Ara ??? " Tanya Dava dengan menaikkan sebelah alisnya. " Oke.. To the point aja... " Kata Saga sambil meletakkan sendok dan garpunya.

" Aku akan menjemput Ara dari Apartment-mu, SECEPATNYA " Kata Saga penuh penekanan sambil menahan emosinya.

" Setelah sering Kali kamu menyakitinya ?? "

" Hahhh... Tak semudah itu " balas Dava.

" Apa maksudmu ?? Aku adalah suaminya " kata Saga.

" Suami seperti apa yang membiarkan istrinya tersesat diluar sana dalam keadaan hamil Hah..??" Emosi Dava mulai tersulut hingga menarik kerah baju Saga.

" Dav... Aku tahu Aku Salah.. Pelankan suaramu "

" Ini tempat umum " Kata Saga dengan mata elangnya memandang Dava hingga Dava melepaskan tangannya lalu terduduk kembali.

" Aku tak akan berbasa - basi.. Ara tak akan ku serahkan padamu begitu saja. Paham ??? Kata Dava kemudian berlalu pergi begitu saja meninggalkan Saga yang hanya bisa menelan salivanya.

Dava mendengar suara Ara dari luar sebelum mengetuk pintu kamar Ara sehingga dia mendengar sayup - sayup suara Ara hingga cukup terkejut sebelum pamit untuk bertemu Saga.

Permainan apalagi yang kamu mainkan Dava, batin Saga sambil meremas sendok dan garpu dikedua ditangannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***