Dava

Di sebuah Cafe dengan nuansa Monochrome bercat hitam putih namun tampak asri dengan hiasan bunga pot gantung menjuntai dari atas. Tampak beberapa muda - mudi asyik bercengkrama bersama. Ara sedang duduk dibagian sudut Cafe itu bersama Gino dan Widya, tak lama datang Dava membawa pesanan mereka sebab disanalah dia bekerja part time sambil melanjutkan kuliahnya sebab beasiswa yang diterimanya tak mungkin cukup untuk keperluan lainnya sehari-hari.

"Eh,Dava... Makin cakep aja nih! jangan terlalu tebar pesona gitu deh ntar cewek disamping Aku klepek - klepek gimana? Susah kan angkatnya kalau sampai pingsan beneran.." kata Gino sambil melirik Widya yang Masih terpukau melihat penampilan Dava ala Barista. "Woy udah woy, sadar nih... Masih di Bumi nih belom pindah alam" kata Gino sambil mengibas tangannya ke arah depan wajah Widya yang dalam mode melamun dan mesem - mesem.

"Hai Dav..." kata Widya yang malah memanggil Dava tanpa peduli ucapan Gino yang jadi geleng - geleng kepala melihat sahabatnya itu. "Ara... Widya... Kalian udah pulang kuliah nih ceritanya? Gimana kalau besok kita jogging Mumpung weekend" usul Dava. "Boleh juga tuh secara Aku kan lagi diet nih pengen nurunin berat badan, biar mantan - mantan Aku pada nyesel ninggalin Aku hmm" sahut Gino berapi - api. Widyapun merubah mimik mukanya yang tadinya tersenyum dan berkata "Susah emang ya, yang pindah alam itu Aku apa Kamu sih?" tunjuk Widya sama Gino. Ara hanya tersenyum melihat sahabatnya yang seperti Tom and Jerry. "Sadar dong!! Kulkas 2 pintu mana ada kata MANTAN? Yang ada malah jadi Bekantan. Ga usah Halu - Halu deh kalo mau langsing. Sedot lemak aja tuh pake sedotan noh!!" kata Widya sambil menyodorkan sedotan jus buah pesanan mereka. Wajah Gino langsung berubah pias.

"Ga boleh gitu Widya, ntar kalo Gino perawatan trus rajin fitness ntar kamu klepek - klepek gimana? Gawat kan?" kata Ara pada Widya.

"Iya nih, gimana Ara kamu bisa ga? kita kumpul ditaman aja besok pagi" Tanya Dava. "Ehm.. Aku usahain deh pokoknya Insya Allah" kata Ara.

"Permisi... Saya ada perlu dengan Tuan Dava" tiba - tiba datang seseorang berseragam hitam layaknya bodyguard menghampiri mereka. Dava langsung menarik orang itu. "Bentar ya Gaesss" kata Dava sambil menarik tangan pria tadi dan berjalan ke arah luar Cafe. "Bisa ga sih, jangan panggil Tuan dimuka umum?" Tanya Dava pada pria yang ternyata bodyguardnya. "Maaf Tuan, saya hanya menyampaikan pesan dari Ayahanda yang sedang sakit ingin memanggil Tuan untuk pulang segera" kata Bodyguardnya. "Giliran sakit baru ingat anak, waktu happy sama istri muda kemana aja?" keluh Dava sambil melihat ke arah luar. "Ya udah kasih Tau aja,besok Aku kesana" kata Dava sambil memberi kode kepada bodyguardnya untuk segera pergi dari Cafe tempatnya bekerja.

"Maaf banget gaes, besok Aku ga jadi jogging tiba - tiba ada keperluan mendadak" kata Dava. "Yah Dava... Kau yang mulai Kau yang mengakhiri..." kata Gino bernada. "Ga usah pake nyanyi juga pe'a" kata Widya mendorong kepala Gino. "Gapapa kita tetap bakal jogging kok biar temen Aku yang unyu - unyu ini cepet langsing, iya kan No?" kata Ara kepada Gino. "Unyu - unyu diliat dari planet Mars iye..." celetuk Widya. Dava hanya tersenyum memandang adik kampusnya yang sudah lama akrab dengannya. Namun tak ada satu pun yang Tau siapa sebenarnya Dava sebab dia memang sengaja ingin menyembunyikan jadi dirinya agar tak ada yang tahu siapa dia sebenarnya.

"Apa maksud Ayah memanggilku kemari?" Tanya Dava setelah tiba dirumahnya yang sudah lama tak pernah lagi disentuh setelah Ayahnya menikah lagi tak lama setelah ibunya meninggal akibat kecelakaan. Sebenarnya Dava tak ingin datang namun mendengar Ayahnya sakit, tak sampai hati juga dia mendengarnya. "Perusahaan membutuhkanmu nak, Pulanglah" kata Ayahnya yang terpasang selang infus ditangannya sebab ingin dirawat dirumah saja dengan dijaga seorang perawat.

"Baiklah jika itu memang keinginan Ayah, tapi Aku ingin tetap kuliah dan tak ingin identitasku dikenal dikampusku saat ini. Aku juga tak ingin tinggal disini Selama wanita itu Masih ada disamping Ayah. Sebentar lagi juga skripsiku rampung kemudian wisuda. Aku ingin Ayah hadir nanti disaat - saat penting dalam hidupku" kata Dava. "Baiklah nak, jika itu keinginan mu" kata Ayahnya. Tak lama kemudian Dava pun pergi setelah pamit mencium tangan Ayahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!