Kembali

" Langsung saja, kurasa sudah jelas bukan.. "

Saga memasukkan kedua tangannya disaku celananya.

" Kamu adalah biang dari segala permasalahan didalam Rumah tanggaku " kata Saga pelan sambil menunjuk wanita dihadapannya.

" Oke... Aku akui Aku Salah... "

" Tapi kamu jangan lupa, diawal pernikahanmu. Kamupun mempermainkan perasaan Ara bukan? " tuduh Xena.

Saga langsung menatap tajam wanita didepannya yang tak lain adalah Xena.

" Bisa - bisanya kamu masih menuduhku dengan alibi yang kamu punya " balas Saga.

" Karena memang itu kenyataannya " Xena sambil menaikkan bahunya.

Sementara di Meja seberang...

" Ara Aku ke toilet dulu ya.. " kata Dava pada Ara.

" Jangan... " Ara menahan Dava namun suaranya cukup keras.

" Aduh... " Ara langsung menutup mulutnya dengan tangan kanannya sambil tangan kirinya memegang tangan Dava diatas meja.

Tiba - tiba rasa mual menyerang hingga

" Huek .. " Ara mulai pusing

" Ara kamu kenapa ??? " Panggil Dava sambil menggenggam tangan Ara namun Ara hanya menggelengkan kepalanya.

Saga yang mendengar nama Ara disebutpun menatap Meja diseberangnya kemudian mendekatinya.

" Sahara .. Kaukah itu... ?? " kata Saga sambil berdiri dan meneteskan airmatanya. Namun tiba - tiba ia merasa cemburunnya ketika melihat Dava menggenggam tangan istrinya yang sangat dirindukannya itu.

" Lepaskan tangan ISTRIKU... Sudah cukup kamu menjauhkannya dariku selama ini" sambil melepaskan tangan Ara dari Dava,ia lalu memegang bahu istrinya kemudian berkata...

" Ara, kamu gapapa kan ?? Kita ke Rumah Sakit Sekarang kamu pucat banget " Kata Saga sambil ganti menggenggam tangan Ara namun Ara hanya menngangguk saja sebab dia sudah mendengar pembicaraan Saga dan Xena juga pengakuan Saga kepada ibunya.

Namun ketika Dava ingin melangkah mengikuti Ara...

" Cukup.. " Kata Saga sehingga Dava menghentikan langkahnya. " Kamu ga usah ganggu hidup kami lagi" lanjut Saga.

" Kamu cukup hanya diam seperti saat Reuni malam itu " kata Saga menunjuk Dava dan melihat Xena sekilas lalu segera pergi meninggalkan mereka berdua menuju parkiran bersama Ara.

Saga sangat tahu ketika dia diberikan jus orange yang berisi obat bius malam itu, Dava juga berada disana namun Dava hanya diam saja sambil memperhatikan permainan Xena yang ingin menjebak Saga.

Ketika Xena akan melangkah menuju ke pintu keluar Dava pun berkata...

" Berhenti... " kata Dava yang melihat Xena dengan tatapan kebencian. Xenapun berhenti dan berbalik memandang Dava penuh tanda tanya.

" Berhenti mengusik kehidupan Ara.. Atau Kau berhadapan denganku " kata Dava.

" Apakah Kamu juga mencintainya??? " Tanya Xena pelan namun berani. " Mari kita bekerja sama untuk menghancurkan hubungan mereka " lanjut Xena dengan senyum smirk-nya mendekati Dava.

" Jangan mimpi " kata Dava.

" Aku bahkan tahu kalau kamulah yang berusaha mencelakai Ara waktu itu bukan??? " balas Dava membuat Xena membulatkan kedua matanya.

" Dari dulu kamu memang ga pernah berubah, selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginanmu. Bahkan untuk lembar jawaban Ujian sekalipun " senyum Dava mengejek Xena.

Xena mengepalkan kedua tangannya sebab tak bisa berkata apa - apa lagi sebab memang dari dulu dia selalu ingin terlihat pintar dan populer di masa SMA hingga meminta bocoran lembaran jawaban Ujian kepada guru sekolahnya.

Xenapun segera melangkah pergi dengan menahan emosi.

Aku akan menjagamu seperti adikku dulu Ra, kamu memang sahabatku tapi sudah kuanggap seperti adikku sendiri... Batin Dava sambil tersenyum tulus.

Dava pun merelakan Ara untuk kembali pada Saga, dia kemudian menelpon asistennya untuk membawa barang Ara ke Rumah Saga.

Dava melupakan balas dendamnya dan mulai menerima takdir. Diapun beranjak pergi menuju ke tempat peristirahatan terakhir Adik yang sangat dicintainya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***