Bab 3

Kaluna yang sedang mengemudi tiba-tiba terhentak saat mobil bagian belakangnya di tabrak oleh mobil lain.

Kaluna menepikan mobilnya, dengan ekspresi kesal wanita itu turun dari mobil, menunggu pengendara mobil berwarna biru tersebut turun.

Lelaki yang sudah beruban tampak turun dari mobil bak terbuka berwarna biru tua yang sudah usang.

"non maaf saya gak lihat, saya buru-buru," ucapnya dengan ekspresi bersalah sebelum Kaluna sempat mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Pak, kalau gak mau buru-buru, harusnya anda berangkat lebih awal." ucapnya tegas.

Melihat respon Kaluna, lelaki itu berjalan cepat kembali ke arah mobilnya dimana tidak berselang lama lelaki tua itu kembali kepada Kaluna.

"Saya buru-buru mau antar istri ke rumah sakit non. Sementara jaminan saya ini, nanti setelah bawa istri saya ke rumah sakit pasti mobilnya non saya urusi,"

Kaluna menatap ragu ke arah tangan kisut khas orang tua yang menyerahkan KTP ke arahnya. Kaluna melihat ke arah mobil, tampak seorang wanita sedang duduk lemah di kursi penumpang.

"Anda mau ke rumah sakit mana?"

Lelaki tua yang sedang menunduk seraya menyerahkan KTP tersebut mendongakkan kepala dengan ekspresi terkejut saat Kaluna bertanya tujuannya.

"K-Hospital, saya mau kesana non. Istri saya sudah saya bawa ke rumah sakit lain tetapi ditolak dengan alasan penuh." jelasnya dengan ekspresi yang membuat Kaluna tidak tega melihatnya.

Disaat Kaluna masih berfikir, tiba-tiba sebuah mobil warna hitam ikut berhenti tidak jauh dari mobil Kaluna.

Tampak lelaki yang tidak asing di mata Kaluna mendekat ke arah mereka.

"Kamu kenapa Lun? Kecelakaan?" tanya Rendra panik yang di jawab dengan gelengan kepala dan tatapan malas oleh Kaluna.

"Mas, tolong telfonkan ambulan."

Rendra menatap Kaluna dengan tatapan tidak mengerti saat gadis itu tiba-tiba meminta menelfonkan ambulan.

"Kamu terluka?" tanyanya panik. Kaluna menatap Rendra dengan tatapan kesal karena terlalu banyak bertanya.

"Telfon dulu, bilang disini ada pasien yang butuh penanganan segera. Aku mau cek istri si bapak yang di dalam mobil." ucapnya tegas yang membuat Rendra tidak berani lagi membantah.

Kaluna masuk ke dalam mobil, dicarinya stetoskop yang biasanya dia simpan di dasboard mobil.

"dapat," celetuknya pada diri sendiri saat menemukan yang dia cari.

Dengan cepat wanita itu bergegas ke arah wanita yang sedang ada di dalam mobil milik pak tua yang tadi menabraknya.

"Bu permisi, saya memang bukan dokter penyakit dalam ataupun dokter jantung. Tapi saya akan memeriksa untuk memastikan kondisi anda. Permisi," jelasnya sesingkat mungkin sebelum mulai memeriksa wanita yang nafasnya tampak terengah-engah itu.

Selesai memeriksa, Kaluna kembali mendekat ke Rendra,

"Gimana mas?" tanyanya dengan berkacak pinggang saat menghampiri Rendra.

"3 menit lagi sampai," jawabnya.

"Mas bawa sopir gak?" lagi tanyanya yang membuat Rendra sedikit bingung tetapi akhirnya diiyakan oleh Rendra.

"oke, tunggu disini kalau begitu."

Lagi Rendra hanya bisa menurut. Berkencan dengan Kaluna selama 6 tahun membuatnya tahu dengan benar semua hal yang diputuskan wanita cantik itu pasti sudah dipikirkan matang-matang, satu-satunya keputusan yang tidak disetujui oleh Rendra adalah perpisahan mereka.

Kaluna mengangguk tanda mengerti lalu kembali mendekat ke arah laki-laki yang tadi menabrak mobilnya.

"Pak, saya sudah menelfon ambulan, kurang lebih 3 menit lagi sampai. Bapak silahkan menemani ibu di ambulan, mobilnya akan dibawa oleh sopir teman saya. Saya temani sampai rumah sakit dan akan saya pastikan istri bapak mendapat kamar untuk rawat inap," jelasnya yang hanya bisa direspon dengan anggukan kepala dan tatapan nanar oleh bapak tua tersebut.

Diraihnya tangan Kaluna, "terimakasih non, nanti akan saya urus mobil belakangnya,"

Kaluna segera menggeleng, "uangnya bapak gunakan untuk istri bapak saja. Saya bisa mengurus mobil saya sendiri," ucapnya lembut dengan senyuman tipis dari wajah cantik dengan garis rahang tegas tersebut.

Kaluna kembali ke arah Rendra yang masih berdiri tidak jauh darinya,

"boleh minta tolong gak sopirnya mas buat bawa mobil si bapak ke rumah sakit?" tanyanya.

Rendra melihat ke arah mobil tersebut, "mobil kamu gimana?" celetuknya sembari melihat belakang mobil Kaluna yang tampak tidak baik-baik saja setelah insiden tadi.

"aku bisa urus mobilku sendiri, aku cuma butuh sopir mas untuk bawa mobil si bapak. Bisa?"

Sebenarnya tanpa bertanya sekalipun, Kaluna pasti tahu kalau Rendra tidak akan menolak permintaannya. Ya, satu-satunya permintaannya yang di tolak oleh Rendra adalah saat wanita itu meminta berpisah dari Rendra.

Tidak berselang lama, ambulan datang. Paramedis segera mengevakuasi wanita yang ada di mobil biru tua tersebut dan membawanya naik ke ambulan yang diikuti oleh sopir Rendra yang membawa mobil biru tua tersebut mengikuti ambulan.

Kaluna yang hendak pergi tangannya segera ditahan oleh Rendra,

"kenapa?" tanya Kaluna dengan ekspresi dingin.

Rendra menghela nafas, "naik mobilku saja." ucapnya tegas yang mendapat respon bingung dari Kaluna.

"Aku sudah menelfon derek, mobilmu biar aku yang urus."

Kaluna menghela nafas dengan ekspresi malas. Wanita itu melepas paksa tangan Rendra yang menggenggam pergelangan tangannya,

"aku bisa urus mobilku sendiri, permisi." ucapnya. Kaluna meninggalkan Rendra. Dengan cepat wanita itu memacu mobilnya menuju ke arah rumahnya yang sebenarnya sudah tidak jauh dari tempatnya terjadi insiden kecelakaan tersebut.

Rendra hanya menghela nafas, "keras kepalanya itu lho gak hilang juga dari dulu," ujarnya pasrah sembari tersenyum tipis.

...****************...

Pagi itu, Kaluna yang masih baru bangun dari dunia mimpinya dikejutkan dengan beberapa orang yang terus menerus membunyikan bel rumahnya.

"orang bank lagi pasti," ucapnya pasrah saat berjalan menuju ke arah pintu.

Wanita itu berjalan mendekat ke arah pagar rumahnya,

"dari bank mana pak?" tanyanya tanpa basa basi. Dua orang laki-laki yang ada di balik pagar itu menatap satu sama lain dengan tatapan bingung.

"benar dengan Bu Kaluna kan?" tanya salah seorang laki-laki dengan potongan rapi yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Kaluna.

"bapak-bapak dari bank mana?" lagi ucapnya mengulang pertanyaan yang sebelumnya.

"kami bukan dari bank Bu, kami dari bengkel."

Kaluna mengernyitkan dahi, di tatapnya dua laki-laki yang ada di depannya dengan tatapan bingung.

"bengkel?" tanyanya.

"iya bu. Ada pesanan atas nama ibu Kaluna Wicaksono untuk perbaikan bagian belakang mobil." jelas laki-laki lain dengan rambut sedikit gondrong.

"Tapi nama saya Kaluna Seretha Ardianto, bukan Kaluna Wicaksono. Mungkin anda berdua..." Kaluna tidak melanjutkan kalimatnya saat sadar siapa pelaku dibalik perubahan nama belakangnya itu.

"Tetapi suami anda meminta kami untuk mengambil mobil anda."

Kali ini Kaluna benar-benar tidak habis pikir dengan ide gila dari manusia bernama Rendra.

"Tapi pak, orang yang memesan itu bukan suami saya, dia hanya orang gila yang kurang kerjaan," ucapnya coba menjelaskan.

"Tapi suami anda sudah membayar semua kemungkinan tagihannya Bu. Kami tidak bisa kembali ke bengkel tanpa membawa mobil anda," ucapnya seraya menunjukkan bukti pemesanan perbaikan mobil dan pembayaran yang dilakukan oleh Rajendra Prabu Wicaksono.

Dikarenakan tidak ingin menyebabkan keributan di pagi hari, Kaluna akhirnya membiarkan mobilnya dibawa oleh dua orang tersebut.

"Aku akan menghabisinya hari ini," ucapnya dengan nada kesal yang tentu saja dia tujukan kepada mantan kekasihnya.

Terpopuler

Comments

Vika Nurmalasari

Vika Nurmalasari

haha mas rend

2024-02-29

1

Ayangnya Junmyeon❤

Ayangnya Junmyeon❤

busetttt lun ksihan masrendkuuu😭
Masrenddd sma aku ajah yukkk, ak gbkal skeras kpala itu ko😭😭😭

2024-02-28

1

Dewi Sukriyah

Dewi Sukriyah

haduuh ngakak bacanya... kaluna keras kepala, Rendra nya gokil habis pasangan yang klop

2024-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!