Dayu : Pake otak dong Gas, dia cewek. Masalah ini gak sepenuhnya salah dia. Lo jangan playing victim, Putri masuk ke kehidupan lo, ya karena lo yang mulai. Cewek tuh pake perasaan di segala tindakannya.
Bagas : Kok lo malah belain dia ! Yang jelas kesepakatan awal gua sama dia cuman fwb an aja, dan itupun ga sampe sejauh sampe hubungan badan !
Fyi : fwb \= Friend with benefit ( hubungan teman dengan manfaat yang romantis, dimana dua orang akan melakukan fisik secara intim satu sama lain dan mereka tidak berkomitmen satu sama lain dengan cara apapun. )
Dayu : Ya intinya lo berdua udah salah. gue harap lo sebagai cowok dewasa bisa bijak ngadepin masalah ini, lo udah berani berbuat ya harus berani selesain. Dan dengan cara gentleman bukan emosi sesaat . Yang ada lo makin runyam.
Gue cuman mau ngasih tau itu aja sebagai temen lo.
**
Dayu memutus telpon sepihak.
Bagas menendang tembok kamarnya berkali kali, dia seperti orang frustasi. Walaupun perutnya sudah dalam keadaan kenyang tapi tidak berpengaruh sama sekali terhadap masalahnya ini.
"NAD AKU BUTUH KAMU NAD !!!!!" Bagas berteriak sekencang-kencangnya.
~
"Nadya ... " Bu Rosa mengetuk pintu kamar Nadya.
"Iya Bu"
Nadya keluar kamar dengan mata sembab yang tidak bisa di tutupi.
"Kamu kenapa? Habis menangis? " Tanya Bu Rosa.
"Nadya ketiduran barusan, jadi mata sedikit bengkak karna kecapean juga."
"Nenek sakit, Ibu sama ayah mau ke bandung sekarang juga. Ayah sudah mengambil cuti dadakan, kamu mau ikut atau tidak?"
Nadya menimbang keputusannya.di satu sisi dia tidak mau tertinggal materi mata kuliah, tapi di sisi lainnya dia butuh healing untuk melupakan masalah ini. Dia tidak mau berlarut, toh Bagas dan dia masih dalam ikatan pacaran bukan menikah. Jadi Nadya harus berusaha move on .
"Nadya ikut Bu, nanti Nadya izin kuliah."
"Yaudah ayok siap siap," ucap Bu Rosa .
Keluarga Nadya pergi ke Bandung pada malam itu juga, tidak ada yang mengetahui kecuali pihak kampus Nadya.
~
Bagas melajukan motornya di angka 120km/jam .
Fikirannya tengah kalut, dia memutuskan untuk mendatangi rumah Nadya, memohon maaf dan bersedia menerima konsekuensi karena masalah yang dia perbuat, asalkan jangan berpisah . Dia juga rela jujur dan terbuka tentang masalahnya ini kepada kedua orang tua Nadya.
Bagas menekan bel di luar pagar rumah Nadya, karena tidak kunjung di buka Bagas memanggil Nadya dari luar dengan suara yang cukup keras.
"NAD ... BUKA NAD, INI AKU. AKU MINTA MAAF."
"TANTE ROSA, OM FAUZAN TOLONG BUKA PINTUNYA."
Seorang security sedang patroli sekitar komplek memarkirkan motornya, di samping Bagas .
"Selamat malam pak, ada perlu apa ya dengan pemilik rumah ini ? Tolong jangan buat kegaduhan malam-malam, karena penghuni komplek disini sedang beristirahat."
"Saya mau ketemu Nadya pak."
"Sebaiknya bapak pulang dulu dan kembali lagi besok, mungkin keluarga Pak Fauzan sudah tertidur."
Bagas pergi dengan wajah ketus yang di tunjukan kepada security itu.
~
Bagas memutuskan untuk ke rumah sakit saja, siapa tahu Mamanya sudah mau bertemu dengannya.
Bagas mendudukan dirinya di kursi tunggu tepatnya di lorong ruang rawat tempat yang sama seperti tadi pagi.
Keadaan sepi tidak seramai seperti tadi sore ketika ada Sheina berkunjung.
Dia memberanikan diri mendorong pintu, dan mengintip sedikit keadaan disana .
Tampak terlihat kedua orang tuanya sedang terlelap, dia tidak mau mengganggu jam istirahat orang tuanya, dan memilih untuk menenangkan diri ke apartemen Dayu.
Walaupun sedikit kesal karena perkataan temannya itu, tapi Bagas tidak ada pilihan. Temannya yang lain tidak tahu hubungannya dengan Nadya ... Mereka hanya tahu gosip yang sedang beredar tanpa mengetahui kebenarannya.
"Sudah kuduga apartemen gue bakal jadi tempat pelarian." senyum smirk Dayu menyambut Bagas yang baru saja sampai di apartemennya .
"Saat ini gue akuin, gue cuman punya lo."
"Pantes aja Putri klepek-klepek, menghalalkan segala cara buat dapetin lo. Kata kata lo bikin salting bro, untungnya gue cowo."
Ponselnya Putri :
@(Beby) : Gue tunggu di apartemen Dayu .
@(P****utri) : All you want by .
"Stress nih cewek." Ucap Bagas sambil mematikan layar ponselnya.
"Sekarang di katain stress, dulu jadi tempat pelarian," ledek Dayu.
"Gue pinjem apartemen lo buat nyelesain masalah ini ya, Putri gue suruh kesini."
"Semerdekanya lo aja Gas, gue ngungsi dulu di balkon dong kalo apartemen gue mau di pake orang pacaran."
"Pacaran apaan sih lo, pacar gue tuh Nadya!" Bagas melempar bantal sofa ke arah wajah Dayu .
~
Galih duduk termenung di dalam kamarnya, malam ini entah kenapa dia ingin sekali menghubungi Nadya .
Menanyakan kesiapan pertemuan yang di ungkapkan nya tadi .
Jarinya dengan cepat mencari nomor Nadya pada ponselnya, saat layar ponsel sedang melakukan panggilan ke nomor Nadya dengan cepat galih tersadar, langsung menyentuh icon merah bulat, membatalkan rencana untuk menghubungi wanita itu.
"Gue harus kasih dia waktu, kalau gue telpon sekarang sama aja gue mendesak dia," gumam Galih.
Nadya terlelap di perjalanan melihat pukul berapa malam ini, muncul notifikasi panggilan tidak terjawab dari Galih .
"Kak Galih telpon, mau apa ya? Apa terjadi sesuatu sama Tante Yulia," gumam Nadya di dalam mobil.
Nadya menimbang keputusan apakah dia harus menelpon balik Galih, atau mengabaikan saja.
"Bu, Ayah ... Kak Bagas dan keluarga akan berkunjung ke rumah untuk silaturahmi.
Bu Rosa dan pak Fauzan saling memandang dan melempar senyum!
"Lamaran nih ceritanya."
"Ih apaan sih Ayah, Nadya masih kuliah."
Nadya mengerucutkan bibirnya, dia kesal di ledek Seperti itu oleh Ayahnya. Jikalau saja Ayahnya tau kejadian sebenarnya. Mungkin dia tidak mau melihat Bagas lagi .
"Ada niatan apa Nad? Coba tolong tanyakan, biar kita bisa bersiap di rumah."
"Bersiap untuk apa Bu?"
"Ya namanya calon besan kita harus menyambut dengan baik."
Nadya mencelos mendengar ucapan ibunya.
Sesungguhnya pertemuan itu mungkin akan jadi akhir dari hubungan nya dengan Bagas.
"Nanti Nadya pastikan lagi ya Bu."
~
"Udah lo kasih alamat gue ?" tanya Dayu pada Bagas.
"Udah."
"Kontrol emosi ya Gas, jangan sampai buat masalah. Apalagi gue ikut keseret. Karena ini tempat gue."
"Bawel lo ! "
"Gue ke balkon aja ya Gas, gue gak mau ganggu."
"Gak bisa, lo harus jadi saksi apa yang bakal Putri omongin."
" Lah? Kok gue ikut ikutin sih Gas?"
"Please bantu gue ... " Bagas memohon dengan lembut pada temannya itu.
Dayu tidak bisa membantah jika Bagas sudah meminta dengan mata berkaca kaca, lebih tepatnya dia tidak tega.
*Bel berbunyi
"Datang juga tuh cewek stress," gumam Bagas sambil berjalan hendak membuka pintu.
Ceklek ...
"Beby ... " Putri masih bersikap manja pada Bagas, seolah tidak pernah melakukan kesalahan .
"Berhenti panggil gue dengan panggilan busuk lo itu, mending lo masuk ... Kita selesain di dalam."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ternyata Bagas bukan cowok yg baik buat Nadya,Kalo gini aku lebih setuju semuanya kebongkar sekarang,Kasian juga kalo Dapat Bagas cowok yg g bener,Dia yv mulai seakan dia yg tersakiti,Noh emang cocok sama tuh Jalang..
2024-07-18
0