"Nad?"
Nadya menengok ke arah suara yang memanggil namanya. "Eh kak Galih, belanja disini juga ? Sheina ga di ajak?"
"Iya Nad, Sheina minta di bikinin kue, sekarang lagi sama Oma nya di rumah. Kamu mau bikin kue juga?"
"Iya kak, aku lagi belajar bikin kue sama Ibu ... tapi coklat batangnya habis, jadi aku beli disini deh, eh malah ketemu Kakak," Nadya tersenyum memperlihatkan jajaran giginya yang rapih.
Galih dengan cekatan memberi tahu merk rekomendasi coklat pilihannya, dan menyarankan membeli tambahan topping untuk melengkapi kue nya nanti.
"Kak Galih luwes banget nih pilih bahannya, aku aja kalah kayaknya."
"Bisa aja kamu Nad," Galih tersenyum mendengar pujian dari Nadya.
Saat Galih dan Nadya sedang memilih produk, ada seorang Ibu dan suaminya mendekati mereka.
Si Ibu itu berkata, "Cocok sekali kalian, sama sama suka baking."
Nadya dan Galih di buat kikuk dengan pernyataan ibu tersebut, mereka lebih memilih membalas senyuman dari pada harus menjelaskan kenyataannya.
"Mari Mba, Mas ... Saya duluan ya." Ibu itu pergi meninggalkan Galih dan Nadya.
Sejak kejadian tadi Nadya bungkam dan hal yang sama di lakukan Galih .
Mereka tidak se heboh saat pertama bertemu tadi.
"Kamu gak jalan sama Bagas? Ini kan weekend."
Galih membuka suara lebih dulu dari kecanggungan ini.
"Kak Bagas lagi ngerjain skripsi, nanti katanya kalau skripsi nya sudah selesai dia mau aja aku liburan loh, jadi aku harus sabar dulu."
Galih menganggukkan kepala pelan, tanda mengerti apa yang di bicarakan Nadya.
"Udah selesai nih kak, yuk kita ke kasir. "
Nadya meletakan barang belanjaan nya di meja kasir, di susul Galih yang juga meletakan barang di meja yang sama.
"Mba tas belanjanya di pisah, bayarnya satuin aja ya."
Galih mengeluarkan kartu ATM untuk mempersiapkan pembayaran.
Nadya langsung menengok ke belakang, " Kak gausah, ini aku udah di kasih uang nya sama Ibu, di kasih lebih malah."
"Simpan saja buat kebutuhan kamu, saya pernah kok jadi mahasiswa," Galih tersenyum menatap Nadya.
"Makasih ya kak." Nadya membawa tas belanja nya yang lumayan banyak terisi beberapa produk untuk membuat kue.
Galih masih melakukan pembayaran di kasir dan Nadya menunggu sambil lanjut melihat lihat barang barang.
"Yuk Nad."
Galih mengambil tas belanja Nadya dan membawanya ke arah luar toko kue.
"Kak gpp biar aku aja, udah di bayarin di bawain pula," Nadya berusaha mengambil tas belanjaannya.
Galih tidak menghiraukan ucapan Nadya dan tetap memilih membawa tas belanja wanita itu.
"Kamu naik apa kesini ?"
"Motor kak, tuh yang warna putih," Nadya mengarahkan telunjuknya ke parkiran motor.
"Kak Galih bawa mobil atau motor?" Mobil Nad, motornya lagi di service.
"Sini kak belanjaanku, kita kan beda arah ... Kakak ke parkiran mobil aku ke parkiran motor."
" Ayo aku bawain aja, lumayan loh ini berat. Nanti sampe rumah tangan kamu kekar." Ledek Galih.
"Yaudah kalo maksa, aku kan jadi enak." Nadya dan Galih berjalan layaknya pasangan pada umumnya tapi tidak bersentuhan.
Galih mengaitkan tas belanja pada hook motor Nadya.
"Hati hati ya Nad bawa motornya, jangan ngebut."
"Siap kak Galih, makasi juga traktirannya."
Galih meninggalkan Nadya menuju mobilnya.
Galih tidak langsung mengemudikan mobilnya, dia memperhatikan motor Nadya sampe menghilang dari pandangannya.
~
Ponsel Bagas :
(princess) calling ..
Bagas menahan geram karena sudah hampir setengah hari dia menemani Putri di salon, ingin sekali menjawab panggilan di layar ponselnya tapi khawatir Putri nekat malah memperkeruh keadaan.
(princess) calling ..
(princess) calling ..
Nadya mengerucutkan bibirnya, sedikit kesal karena tidak ada jawaban ketika menelpon Bagas.
Nadya mengirim chat ke ponsel Bagas.
@princess : Masih sibuk ya sayang? Katanya mau video call an.
Bagas sudah frustasi dia ingin sekali menghubungi Nadya, tapi jika dia membuka chat nya dan menolak video call akan lebih rumit.
Bagas menghentakkan kedua kaki nya dan berjalan menuju Putri yang sedang di treatment oleh petugas salon.
"Masih lama? urusan saya bukan cuman kamu!" Bagas to the point.
"Sabar by, sebentar lagi selesai ... Aku juga kan mempercantik diri buat kamu juga."
Bagas memalingkan wajah mendengar perkataan Putri, lalu kembali ke tempat dia duduk tadi.
"Dingin ya pacarmu, kayak kulkas." petugas salon mengomentari sikap Bagas tadi pada Putri.
"Kalau lagi berdua beda lagi, bucin banget dia." Jawab Putri berbohong.
Bagas masih mengisi kebosanan dengan game di ponselnya.
@Princess : Aku ngantuk, tidur duluan yah. Capek habis belajar buat kue sama Ibu.
Bagas sudah tidak bisa mengontrol amarahnya lagi, dia mantap akan meninggalkan Putri di salon itu.
ketika Bagas hendak meninggalkan salon, "By aku udah selesai."
"Sudah puas menyiksa saya berjam jam disini? kamu bisa pulang naik taxi saya ada urusan !! "
Bagas sama sekali tidak terpukau dengan apa yang Putri perlihatkan, style rambut dan baju barunya yang anggun, tidak memberikan efek apapun pada Bagas.
"Bagas !!!" Putri setengah berteriak keluar salon mengejar Bagas yang tergesa meninggalkannya.
"Bagas aku bakal upload foto kamu ke sosmed kalo kamu beneran ninggalin aku sekarang!"
Selalu itu ancaman putri jika Bagas tidak menuruti kemauan nya.
"Iblis !" Gumam Bagas menghentikan langkahnya, mengepalkan tangannya kuat. Menahan emosi mengingat nasibnya dengan Nadya dan kedua Orang tuanya jika dia berbuat nekat pada Putri.
Putri tersenyum miring penuh kemenangan.
"Gitu dong by, nurut apa kata aku."
Putri menggandeng tangan dan berjalan sambil menyandarkan kepala di bahu Bagas.
~
Setelah selesai mengantar Putri, Bagas langsung pulang ke rumah .
Bagas sedang menyendok nasi dan makan dengan lahap di meja makan sendirian.
Mengingat sedari pagi tadi dia belum makan berat, perutnya sangat lapar karna harus menuruti keinginan Putri Berjam jam salon.
Bu Yulia keluar kamar mendapati anak bungsunya sedang makan begitu lahap.
"Abis nguli dimana ini anak Mama hmm?" ledek Bu Yulia.
Bagas tidak menjawab masih tetap fokus dengan makanannya.
"Pelan pelan sayang, nanti tersedak." Bu Yulia menyodorkan gelas berisi air putih pada Bagas .
setelah selesai makan, Bagas langsung meminum air yang di sediakan mamanya hingga tandas tak Tersisa.
"Bagas pamit masuk kamar mah, capek banget."
Bu Yulia menggelengkan kepala nya melihat kelakuan Bagas.
Bagas langsung menuju kasur tidurnya dan memainkan ponsel.
Mencoba menelpon Nadya .
Ponsel Nadya :
( kak Bagas sayang ) calling..
Bagas menendang bantal dan guling di atas kasur hingga jatuh berserakan, karena total 10 panggilan tidak ada jawaban dari Nadya.
"Semua ini gara gara Putri !"teriak Bagas di dalam kamarnya.
~
Dikampus ...
"Nadyaaaa " Bagas semangat memanggil kekasihnya saat bertemu di lapangan kampus.
"Eh kak Bagas, maaf ya semalam aku udah tidur." Nadya menjelaskan dengan wajah ceria berbeda dengan Bagas yang mukanya tidak segar karena sulit tidur semalaman memikirkan Nadya.
"Iya Nad it's ok ... gak apa apa sayang." ( Bagas membisikan bagian kata sayang di telinga Nadya ) karna Nadya tidak mau di panggil sayang di area kampus.
"Oh iya kak ... ini aku bawain kue brownies buatan aku sama Ibu, enak loh." Nadya membuka tutup kotak bekal dan menunjukan pada Bagas.
Putri melihat interaksi pasangan bucin ini, dia berjalan cepat dan dengan sengaja menyenggol Nadya sehingga kue yang di pegangnya jatuh dan terinjak di lapangan kampus.
Bagas melihat ke arah Putri dengan tatapan nyalang ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments