Di dalam mobil, Sheina sedang asyik makan es krim bersama Nadya di kursi belakang.
"Pelan pelan makan es krimnya Shein, nanti lengket tangannya." Dengan cekatan Nadya membersihkan tangan Sheina yang terkena lelehan es krim dengan tisu.
Bagas melihat dua perempuan di belakangnya lewat kaca spion dengan tatapan yang sulit di artikan.
Mobil Bagas berhenti di sebuah rumah yang tak lain adalah rumah kakaknya, Galih.
Bagas membuka pintu mobil dimana Sheina duduk, lalu menggendong anak 4 tahun itu ke dalam.
Di susul Nadya keluar mobil menenteng satu plastik berisi es krim dan makanan yang di belinya tadi.
Tanpa menekan bel, Bagas langsung melenggangkan kaki masuk ke dalam rumah kakaknya mendudukan Sheina di kursi meja makan.
Nadya mengekor dari belakang menyerahkan plastik makanan kepada Bagas untuk di simpan di kulkas.
"Sheina sayang, sekarang bobo siang dulu ya. Tuh matanya udah ngantuk begitu, sus nya mana?" Bagas mengitari seisi rumah tidak menemukan suster yang biasa menjaga Sheina.
"Kalau weekend sus nya libur Om." Jawab Sheina
Suara bariton Galih terdengar ketika pintu kamar utama terbuka.
"Udah selesai mainnya Shein?"
Sheina menghampiri Papanya dan memeluknya. Galih menggendong Sheina seperti koala, sambil merapikan Surai rambut Sheina.
"Papa Sheina seneng deh hari ini main sama ka Nadya, terus di beliin es krim banyak banget"
"Oh ya? Udah bilang makasih belum sama tante Nadya?"
Bagas merasakan ada yang aneh dari laporan Sheina yang di sampaikan pada kakaknya itu.
"Loh, kok om Bagas ga di sebut sih Shein? Tega banget ! Padahal tadi Om loh yang gendong Sheina" protes Bagas sudah seperti kakaknya Sheina saja tingkahnya.
"Eh iya sama om Bagas, hehehe maaaf om," Sheina bersembunyi di dada Galih .
Nadya tersenyum melihat tingkah lucu Sheina.
"Yaudah kalo gitu Om sama tante pergi duluan ya, daah Shein" pamit Bagas pada Sheina tanpa menghiraukan Galih.
"Tante pamit juga ya shein, kak Galih ... " Nadya melambaikan tangannya pada Sheina.
"Yuk sayang" Bagas merangkul pinggang Nadya berjalan ke arah luar.
"Pap ... Papa" Sheina membuyarkan lamunan Galih .
"Kok Papa diem aja sih ?"
"Engga Shein, Papa gak bengong."
Galih membawa Sheina masuk ke kamarnya, membersihkan tubuh Sheina dengan telaten dan mengganti pakaiannya agar bisa tidur siang dengan nyaman.
~
Di dalam mobil hanya ada keheningan antara Bagas dan Nadya .
Bagas menyadari kenapa Nadya bersikap diam, pasti karna ponsel nya tadi.
Bagas memberanikan diri berbicara pada Sheina.
"Sayang masih marah ya?"
"Menurut Kakak?"
"Kok kakak lagi sih sayang, aku sedih loh dengernya."
"Sini ponsel kakak, aku lihat." Nadya menadahkan tangannya.
Dengan sigap Bagas langsung memberikan ponselnya pada Nadya.
Ada rasa lega di hati Nadya karna dia tidak menangkap adanya tingkah aneh Bagas saat dia memberikan ponselnya.
Nadya membuka aplikasi chat, karena rasa penasaran yang amat besar ketika di dalam minimarket tadi.
Hasilnya hanya ada chat dari beberapa teman laki laki dan chat dari teman wanita tapi hanya sekedar membahas tugas skripsinya.
Nadya membuang nafas lega sambil mengusap dada, ternyata kecurigaan nya salah. Lalu memberikan ponsel itu kepada pemiliknya.
"Maafin aku yah udah marah gajelas," Nadya memegang pundak Bagas yang sedang mengemudi.
Bagas menurunkan tangan Nadya dari pundaknya dan menggenggamnya dengan sebelah tangan.
"Gak apa apa sayang, artinya kamu sayang sama aku."
"Terus tadi kenapa gugup banget pas ada notifikasi chat?" Tanya Nadya.
"Aku gak enak sama mbaknya udah nunggu aku scan QR sayang."
Nadya mengangguk pelan, lalu menyandarkan kepala di bahu Bagas sambil tangannya masih berpegangan.
Bagas memarkirkan mobil di halam rumahnya. Membukakan pintu mobil untuk Nadia seperti layaknya pelayan kepada tuannya.
Nadya tersenyum malu kepada Bagas karena tingkah manisnya itu. "Makasih sayang." Sambil menggenggam tangan Bagas dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Nadya mendudukan dirinya di sofa tempat tadi dia dan Sheina bermain puzzle, sedangkan Bagas pamit ke kamar untuk mengganti baju.
Setelah selesai Bagas mengambil air dari dalam kulkas dan membawanya pada Nadya yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.
"Minum air putih sayang, dari tadi kamu cuman makan sama minum yang manis manis aja sama Sheina."
Bagas memberi gelas yang sudah berisi air putih kepada Nadya.
Nadya meminum air hingga tandas. "Tau aja kamu aku lagi haus banget, tadi di rumah kak Galih sebenarnya mau minta minum tapi kamu buru buru ngajak pulang."
"Kan aku bilang tadi sebelum ke minimarket, aku kangen kamu sayang." Bagas mendudukan diri di samping Nadya dengan jarak yang sangat dekat.
Bagas mengusap pipi Nadya, dan bergelayut manja pada bahu pacarnya itu.
"Emang sayang gak kangen berduaan kaya gini?" Lalu menciumi punggung tangan Nadya berkali kali.
"Iya kangen juga sayang, tapi kan tadi ada Sheina ... dia masih anak anak, masa om nya gamau ngalah sih." Nadya menatap mata dan mengacak rambut Bagas dengan gemas .
"Oh iya tadi masih ada utang kamu sama aku."
"Utang? Utang apa? Es krim sama cemilan yang tadi kamu beliin? "
Bagas menunjuk pipi kanan kiri sambil memanyunkan bibirnya.
"Nih aku kasih clue. "
Nadya melirik kanan kiri ,depan belakang sekitaran ruangan di dalam rumah itu, memastikan tidak ada orang disana.
Cup ...
Nadya mencium pipi kiri kanan Bagas , dan bonus keningnya.
"Makasih cintanya aku," Bagas memeluk Nadya erat.
Nadya mengelus punggung Bagas dengan lembut, Bagas semakin nyaman dan memejamkan mata di bahu Nadya.
"Aku jadi pengen bobo sayang" Bagas memeluk Nadya makin erat.
"Yaudah sana bobo di kamar, aku pulang naik ojek online aja." kata Nadya menganggap serius.
"Pengen bobo sama kamu," Bagas melepas pelukan dan memegang kedua tangan nadya dan menciumnya.
Nadya di buat salting dengan ucapan Bagas, pipinya memerah sudah tidak bisa di sembunyikan lagi. " Ish gak boleh, bahaya tau !"
"Kalo yang ini udah boleh belum?" Bagas mengusap bibir Nadya dengan ibu jarinya.
Nadya sempat memikirkan sejenak ucapan Bagas, karena dari cerita sebagian besar temannya sudah pernah melakukan ciuman dengan pacarnya, hanya Nadya yang belum pernah karna dia merasa belum bisa melakukan itu. Selama ini Nadya hanya menjadi pendengar jika teman temannya sedang bercerita soal asmara nya dengan para pacarnya .
"Sayang kok diem? Gak boleh ya?" Bagas membuyarkan lamunan Nadya.
"Mm ... bukan gak boleh sih tapi aku gak bisa," jawab Nadya sambil menunduk malu.
"Gak bisa apa sayang? Gaperlu keahlian khusus buat ngelakuin itu," Bagas tertawa pelan meyakinkan Nadya.
"Tapi janji ya jangan ketawain aku."
"Ketawain apa sih sayang, emang kamu lg ngelawak aku ketawain, ya engga dong sayangku." Bagas mengelus pipi Nadya lembut.
Bagas perlahan memiringkan wajah ke arah bibir merah Nadya, sedangkan Nadya memejamkan kedua matanya rapat-rapat karena rasa gugup yang melanda.
Semakin dekat jarak antara kedua bibir mereka dan tiba tiba ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ogeb harusnya kamu chek aja chat yg dari temen2 lelakinya,Biasanya kalo cowok selingkuh itu,dia akan menyimpan nama ceweknya menjadi nama cowok biar gak ketahuan..
2024-07-18
0
Rs
Baru baca 2 bab udah nagih, biasanya bab awal suka bosenin. semangat thor
2024-03-30
0
MindlessKilling
Gak bisa berhenti membaca, cerita ini keren banget, semangat terus author!
2024-02-25
2