"Kamu gak apa apa sayang ? Keringetan banyak bgt, padahal cuaca masih sejuk loh." Tanya Nadya heran.
"Ng ... ya ini karena aku pake jaket kayaknya jadi gerah begini."
"Tadi sampe mana obrolan kita ya ? aku jadi lupa,"
tanya Nadya.
"Aku juga lupa hehe, kamu laper ga sih?"
Bagas mencoba mengalihkan obrolan nya yang tadi.
"Aku engga, tadi kan udah sarapan. Kamu laper ?"
"Iya nih, langsung berangkat kampus aja yuk."
"Eh ... tadi padahal ibuku nyuruh kamu sarapan, kenapa kamu gamau sayang? huh dasar, masih aja malu malu."
"Hehe i-iya sayang, next aku gak malu lagi," Bagas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Ponsel Nadya :
@(Laras) : Lo dimana ? Gue mau ngomong penting.
@(Nadya) : Oke gue otw.
"Yaudah yuk, Laras juga nungguin aku di kampus nih."
"Oke."
Nadya sedikit heran dengan sikap Bagas, karena saat ini pria itu terlihat seperti orang kebingungan dan lebih banyak diam.
Tangan Nadya pun tidak sama sekali di genggam seperti saat mereka datang ke taman beberapa waktu lalu.
~
Galih mempercepat kegiatannya dengan Sheina di pagi hari, yang biasanya mereka berangkat jam 9 pagi, tapi saat ini masih jam 8 Galih dan Sheina sudah di dalam mobil dan mereka melewatkan jam sarapannya. Ternyata Galih mengambil langkah lebih cepat sebelum bu Yulia datang, dia sejujurnya tidak setuju dengan keputusan Mama nya itu untuk mengantar dan menunggu di sekolah Sheina sampai jam pulang, menurutnya itu akan membuat Sheina manja dan tidak mandiri di sekolahnya.
"Papa Sheina laper."
"Hari ini Papa mau aja Sheina sarapan di luar, mau kan?"
Sheina mengangguk cepat, dia selalu senang ketika di ajak melakukan hal baru, Seperti sarapan di luar .
Bu Yulia sudah di kediaman Galih dan di jelaskan oleh suster yang bekerja di rumah bahwa Sheina dan Galih sudah berangkat sejak pagi.
"Keras sekali kamu Galih." gumam bu Yulia, dia menyadari bahwa secara halus Galih menolak bantuannya untuk menjaga Sheina.
~
Sesampainya di kampus Nadya langsung bertemu dengan Laras. "Ada apa Ras ? tumben mau ngomong penting sama gue."
"Kemarin teman sekelas gue liat kak Bagas lagi jalan di mall sama kak Putri walaupun keadaan kak Bagas pake masker tapi temen gue tau banget kalo itu Bagas. dia kemarin gak bisa kan nemenin lo ke toko buku kana? " selidik Laras sambil memperlihatkan foto yang Putri unggah di sosmed, dan Nadya sudah melihat itu semalam.
Nadya terkekeh sambil memukul bahu Laras pelan. "Kemarin sore gue telponan kok sama kak Bagas, dan kemarin dia gak pake baju seperti yang ada di foto itu. Setau gue dia gapunya Hoodie kaya gitu." Nadya sama sekali tidak percaya pada tuduhan Laras tentang pacarnya itu.
"Susah sih kalau udah bucin begini," Ledek Laras pada Nadya.
"Sebelumnya makasih banget Ras udah peduli sama gue, tapi gue percaya sama kak Bagas dia gak mungkin kaya gitu."
"Gue cuman gak mau lo di sakitin, yaudah gue ke kelas ya, gue cuman mau nyampein itu aja kok." Laras sedikit kecewa karena Nadya tidak mempercayai omongannya.
"Oke yuk, bareng sama gue. Jangan bete gitu ah," Nadya menyadari raut wajah Laras yang tidak biasa .
Laras pun tersenyum dan melupakan kekecewaan nya itu, yang jelas tugasnya sebagai teman sudah dia lakukan pada Nadya .
membiarkan Nadya memegang kendali, karena dia yang menjalani hubungan itu.
~
Ponsel putri :
@(bebby) : Jangan gegabah ngelakuin sesuatu. Gue ancur Lo juga pasti ancur.
Putri membaca chat dari Bagas dan tersenyum sinis.
Bagas sedikit gelisah karna Putri tidak merespon chat darinya .
dia berjalan menuju kelas , karena sebentar lagi dosen akan masuk. Bagas melihat Putri sedang mengobrol bersama temannya, dia terlihat biasa saja, tidak ada kemarahan yang terbaca di raut wajahnya.
Putri melihat Bagas sekilas lalu kembali fokus pada teman temannya. Bagas merasa sedikit lega, dia berfikir Putri sudah menyerah soal perasaannya dan tidak sungguh-sungguh melakukan ancaman yang selama ini dia katakan.
~
Nadya menunggu bagas di parkiran kampus, Karna kelasnya selesai lebih dulu.
Ponsel Bagas :
(my princess) calling ..
Sudah sekitar 45 menit Nadya menunggu dan mencoba menghubungi ponsel Bagas, tapi tidak ada jawaban.
~
Selesai kelas Bagas bergegas merapihkan barangnya dan hendak keluar, dengan cepat tangannya di tahan oleh Putri .
"Aku kasih kesempatan buat kamu perbaikin semua, sebelum kita sama sama ancur. "
Bagas tidak melepas tangan Putri yang sedari tadi memegang pergelangan nya .
"Gimana ?" Bagas terpaksa luluh kembali dengan ajakan Putri , karena dia benar-benar belum siap untuk menghadapi semuanya.
"Yuk ...." Putri berjalan lebih dulu dan di ikuti Bagas tentunya dengan jarak agak jauh, Putri masuk lebih dulu ke dalam mobil .
Bagas memandang sendu wanitanya yang sedang duduk di area parkir motor kampus,
"Kak Bagas," Nadya melambaikan tangan dengan wajah ceria nya.
Bagas balas lambaian tangan Nadya dengan wajah yang ceria, dia tidak mau Nadya sampai tahu kalau dirinya sedang dilema berat .
"Sayang," Bagas mengelus lembut kepala Nadya .
Dari kejauhan Putri melihat pemandangan yang menurutnya sangat tidak pantas untuk di tonton. Bagas bersikap tulus dan lembut pada Nadya tetapi tidak dengan nya .
Putri memukul stir mobil dengan kencang .
"Argh ... apa gue tabrak langsung aja mereka ?"
"Tenang dulu Put tenang ... gue harus sedikit sabar." Gumam Putri sambil tersenyum jahat .
"Maaf banget sekali lagi aku harus batal antar kamu pulang, mama selalu ngedadak kaya gini. Aku di suruh ke kantor Papa, katanya ada sesuatu yang harus di bahas."
"Hm ... yaudah kak gak apa-apa, aku naik ojek online aja." Nadya tersenyum paksa sambil mengelus lengan Bagas.
"Maaf sekali lagi sayang, aku gak ngabarin kamu dari awal. jadi kamu buang buang waktu nunggu aku kayak gini."
"Gak apa apa, yaudah aku pamit duluan ya, sudah mendung soalnya."
"Hati-hati sayang." Bagas masih menggenggam tangan Nadya.
"Kak aku gak bisa pergi kalo tangannya di pegangin terus." Nadya tersenyum pada Bagas.
"Makasih udah senyum," Bagas melepas tangan Nadya perlahan.
Ponsel Bagas :
@(trouble maker) : Drama nya cepetan dong! sakit nih mata aku liatnya . Ayo masuk ke mobil aku , aman kok udah ga ada orang . Motor simpan kampus dulu aja.
Bagas memutar bola mata jengah melihat chat dari Putri.
Dia langsung memastikan bahwa di sekitar tidak ada mahasiswa. Baru lah dia masuk ke dalam mobil Putri.
Bagas membanting pintu dengan keras.
"Pelan pelan dong sayang, ga sabar banget mau berduaan sama aku."
"Mau lo apa sekarang ?" Bagas langsung pada intinya.
"Maunya, gak usah pake lo gue , aku kamu."
"Udah itu aja? "
"Ya engga dong by, baru mau jalan nih kita."
Bagas diam tidak mengucapkan kata kata apapun pada Putri . Dia hanya mengikuti apa yang Putri inginkan saat ini.
~
"Welcome home bebby." Putri membuka kan pintu apartemen nya untuk Bagas ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments