chapter 09

Di hari Sabtu pagi, Aron berkeliling kota. Karena ini adalah hari libur sekolah, dia memutuskan untuk menuju lokasi yang dilihatnya saat mencari kerja sampingan di salah satu situs web online beberapa hari lalu.

Setelah naik KRL dan berganti beberapa stasiun serta berjalan beberapa kilometer, Aron tiba di sebuah gedung dengan nama "Pioneer" pada papan buletin yang terpajang di atas pintu masuk.

"Jadi di sini aku bisa mendapatkan uang jajan tambahan," gumam Aron pada dirinya sendiri.

Aron segera berjalan memasuki gedung tersebut. Di dalamnya, banyak orang lalu lalang, sibuk dengan aktivitas masing-masing. Aron lalu berjalan menuju meja resepsionis yang ada di sana.

"Permisi, apakah lowongan pekerjaan ini masih berlaku?" tanyanya dengan sopan kepada resepsionis.

Aron menyerahkan smartphonenya, menampilkan brosur lowongan pekerjaan yang dipajang oleh gedung perusahaan Pioneer yang dia datangi.

Dia meletakkan ponselnya di atas meja, dan lensa dari bola mata android yang menyerupai wanita dengan rambut sintetis berwarna hijau yang menjaga meja resepsionis segera bersinar, memindai smartphone tersebut.

> Dipahami, lowongan pekerjaan tersebut masih berlaku. Jika Anda ingin mendaftar sebagai pegawai di perusahaan ini, Anda bisa pergi ke meja nomor 1.3 dan mendaftarkan diri Anda di sana,< kata android resepsionis itu.

Setelah android penjaga meja resepsionis memberitahunya, Aron berterima kasih dan segera pergi ke meja nomor 1.3 untuk mendaftarkan diri sebagai pegawai.

Meja 1.3

"Ya, ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya wanita android yang menjaga meja tersebut saat Aron tiba.

"Aku ingin bekerja sebagai pekerja paruh waktu di perusahaan ini, di posisi ini," jelas Aron sambil menyerahkan smartphonenya dan menunjukkan posisi pekerjaan yang ingin dia lamar.

> Baik, di sini Anda menginginkan posisi sebagai pustakawan. Lalu, apakah Anda memiliki persyaratan tertentu? < tanya android tersebut, menatap layar smartphone Aron untuk memeriksa rincian lowongan pekerjaan tersebut.

" Tidak, gajinya cocok dan pekerjaannya mudah, aku rasa tidak ada yang harus aku pertimbangkan lagi " balas aron.

> baik, kalau begitu bisa saya melihat kartu identitas anda, tuan aron? <

Aron kemudian mengambil kartu pelajar dari dalam dompetnya yang juga berperan sebagai kartu identitasnya lalu menyerahkannya ke petugas resepsionis didepannya.

>

Setelah menyelesaikan semua formalitas, Aron berhasil direkrut oleh perusahaan dan akan mulai bekerja pada hari Senin.

Setelah selesai melamar pekerjaan, Aron mampir ke minimarket dekat sekolah dan membeli beberapa minuman berkarbonasi serta beberapa snack. Dengan belanjaannya di tangan, dia pulang kembali ke asrama, merasa puas dengan pencapaiannya hari ini.

......................

Kamar Liya di asrama perempuan di R'lyeh Academy.

"Hm~ hm~ hm~"

Liya berbaring tengkurap di tempat tidurnya, memainkan ponselnya dengan kaki ditekuk ke atas dan diayun-ayunkan, bersenandung bahagia. Dia menggeser layar ponselnya sambil tersenyum, menatap lurus ke arah layar.

"Ah... Kakak, kamu selalu saja membuatku tidak bisa melupakanmu. Aku ingin segera melihatmu lagi. Kekuatanmu, penampilanmu saat serius, dan senyuman yang keluar saat kamu bertarung dengan musuh yang kuat itu. Aku ingin lebih banyak melihatnya. Aku ingin lebih dekat lagi denganmu. Aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangiku untuk bisa lebih dekat denganmu," ucapnya dengan suara lembut namun tegas, sambil menatap foto Aron yang dia ambil saat mereka berlatih tanding di arena pelatihan.

Tatapan Liya tampak tajam, seolah seekor predator yang sedang memandang mangsanya, dan senyumnya yang aneh tak beranjak dari wajahnya. Dia terus menatap layar tanpa mengubah ekspresinya, liya terus terfokus pada gambar foto Aron yang tampak penuh semangat saat dalam latih tanding.

Liya lalu memutar tubuhnya hingga dalam posisi terlentang. Sambil menatap ke atas, Liya bergumam pada dirinya sendiri.

"Sedikit lagi, aku harus lebih berjuang. Agar aku bisa menghilangkan perasaan yang menahanmu. Aku harus bisa... hanya tinggal sedikit lagi, dan setelah itu kita akan bisa bersama selamanya," ucapnya dengan tekad.

Liya kemudian memandang kembali foto Aron yang ada di layar ponselnya. Dia lalu memejamkan mata dan tertidur. Dalam tidurnya, Liya sempat mengigau.

"Kakak, ayo kita menikah dan hidup bersama dengan bahagia untuk selamanya," gumamnya dalam tidurnya yang lelap.

......................

Setelah Aron kembali dari perusahaan dan selesai berbelanja, dia pulang ke asrama laki-laki. Aron masuk ke kamar asramanya, menaruh barang belanjaan di atas meja, dan duduk di atas kasur. Dia kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

Aron mulai memainkan ponselnya, menggeser-geser layar, lalu berbaring di atas kasur sambil menatap layar ponsel yang berada di atas wajahnya.

"Liya, aku penasaran apa yang kamu pikirkan tentang diriku setelah kejadian itu. Tidak, aku rasa aku sudah tahu jawabannya. Bersabarlah sedikit lagi, setelah itu kamu tidak perlu berpura-pura lagi di depanku. Karena itu..." ucap Aron sambil memandang layar ponselnya, di mana terdapat foto Liya yang dia ambil saat mereka masih berada di permukaan Bumi.

Setelah itu, Aron menaruh ponselnya di atas kasur lalu berjalan ke arah meja dan mulai menata barang belanjaannya ke dalam kulkas.

Selesai menata belanjaan, Aron mengambil tablet yang ada di atas meja dekat kasur dan mulai mempelajari materi berikutnya yang akan dibahas di kelas pada Senin depan.

Minggu pagi.

Aron pergi berjalan-jalan bersama adiknya, Liya. Karena mereka baru di tempat ini, Aron berpikir ada baiknya mengetahui tata letak setiap bangunan agar mereka tidak tersesat seperti saat pertama kali datang. Dengan mempertimbangkan hal itu, Aron dan Liya memutuskan untuk berjalan-jalan pada hari Minggu ini.

"Kakak, kemana kita akan pergi?" tanya Liya yang berjalan berdampingan dengan Aron.

"Kita akan menjelajahi area sekitar akademi, mungkin mulai dari taman dan beberapa gedung utama. Kita perlu tahu di mana letak fasilitas penting dan tempat-tempat yang menarik," jawab Aron dengan senyum.

Liya mengangguk, tampak bersemangat. "Baik, ayo kita mulai dari taman! Aku ingin melihat seperti apa taman di sini."

Aron setuju dan mereka berdua mulai berjalan menuju taman, menikmati waktu bersama sambil menjelajahi lingkungan baru mereka.

Setelah puas melihat-lihat taman, Liya bertanya kembali kemana mereka akan pergi selanjutnya.

"Hmm... mari kita lihat," Aron merenung sejenak. "Kita baru pertama kali berada di tempat yang banyak jenis seperti kita, jadi aku rasa kita bisa pergi ke perpustakaan pusat kota untuk mempelajari budaya, aturan, dan cara hidup yang ada di sini terlebih dahulu," ucap Aron sambil memikirkan dengan sangat hati-hati.

Bagi orang normal, mungkin aneh mendengar apa yang Aron bicarakan, tapi bagi mereka yang telah hidup di permukaan (Bumi) selama ini, itu adalah hal wajar karena mereka tidak mengetahui hal-hal umum ataupun dasar yang seharusnya diketahui orang normal tanpa perlu mempelajarinya.

"Kalau begitu, ayo kita ke perpustakaan!" ucap Liya dengan penuh semangat.

"Iya, ayo kita pergi ke sana," balas Aron dengan senyum.

Mereka berdua kemudian menuju perpustakaan pusat kota, siap untuk mempelajari lebih banyak tentang tempat baru yang mereka huni sekarang.

Perpustakaan pusat kota

Perpustakaan yang ada di pusat kota adalah perpustakaan tertua yang telah didirikan sejak awal kapal koloni ini dibangun. Di dalamnya, terdapat banyak buku yang tersimpan baik secara digital maupun fisik. Semua buku itu dijaga dan dirawat dengan hati-hati.

Perawatan ekstra dilakukan terutama pada buku fisik, karena kertas sangat mahal saat ini. Buku-buku yang berhasil diselamatkan saat evakuasi 10 tahun lalu telah diubah ke dalam bentuk digital. Meskipun begitu, buku-buku fisiknya masih dipertahankan sebagai bukti sejarah sekaligus sebagai relik ilmu dari dunia lama sebelum kejatuhan umat manusia.

"Apakah ada yang ingin ditanyakan dari sini?" seorang wanita dengan seragam rapi dan nametag tergantung di lehernya berdiri di hadapan mereka, sambil menerangkan apa yang ditampilkan di belakangnya.

Aron dan Liya berdiri di antara kelompok pengunjung lainnya, mendengarkan dengan penuh perhatian. Aron berpikir sejenak, lalu mengangkat tangan.

"Saya ingin tahu, bagaimana cara kita bisa mengakses buku-buku digital di sini? Apakah ada prosedur khusus atau aplikasi yang perlu diunduh?" tanyanya.

Wanita itu tersenyum dan menjawab, "Untuk mengakses buku-buku digital, Anda hanya perlu mendaftar sebagai anggota perpustakaan. Setelah itu, Anda bisa mengunduh aplikasi perpustakaan resmi dan mendapatkan akses penuh ke koleksi digital kami. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, Anda bisa bertanya kepada petugas yang berjaga di setiap lantai."

Liya tampak antusias dan berkata, "Wah, keren! Aku tidak sabar untuk mulai membaca."

Aron mengangguk setuju, "Terima kasih atas penjelasannya. Kami akan mendaftar segera."

Setelah penjelasan itu, Aron dan Liya melanjutkan tur mereka, setelah itu karena hari sudah mulai gelap mereka lalu memutuskan untuk pulang dan bersiap untuk kembali bersekolah pada keesokan harinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!