NovelToon NovelToon

Sistem Uang Tak Terbatas

1

"Maaf, Rian. Aku tidak tertarik dengan pria yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak bisa memberikan kehidupan yang stabil untuk masa depan kita," kata Putri sambil menatapku dengan tatapan prihatin.

Aku merasa hancur dan kecewa. Selama ini aku berjuang dengan segala cara untuk mendapatkan hatinya, namun ternyata semua usahaku sia-sia.

"Aku mengerti, Putri. Maafkan aku karena tidak bisa memberikan yang terbaik untukmu," jawabku sambil mencoba menahan air mata yang ingin menetes.

Memang benar, aku adalah pria miskin dan pengangguran. Namun itu bukanlah akhir dari segalanya. Aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan berusaha lebih keras lagi untuk bangkit dan memperbaiki keadaanku.

Namun, sebuah mobil sport tiba-tiba berhenti di dekat kami dan kaca jendelanya terbuka, memperlihat seorang pria kaya dan sombong di dalamnya. "Hey, bro. Bukankah kau baru saja dipecat dari tempatmu bekerja? Bagaimana kalau kau kerja jadi tukang kebun di rumahku saja," katanya sambil tertawa merendahkan.

Bagaimana bisa dia tahu aku sudah dipecat? Sepertinya aku sekarang tahu alasan mengapa tiba-tiba aku dipecat. Tapi, aku benar-benar tidak dapat membalasnya sekarang.

Dia adalah Kevin, pacar barunya Putri. Aku merasa marah dan terhina, namun aku juga merasa semangat untuk membuktikan bahwa aku bisa lebih dari apa yang dia pikirkan. Aku pun menjawab dengan tenang, "Terima kasih atas tawaranmu, Kevin. Aku akan mencari pekerjaan yang lebih baik daripada menjadi tukang kebunmu."

Dengan langkah tegar, aku berjalan pergi dari tempat itu. Aku tahu perjalananku tidak akan mudah, namun aku yakin bahwa aku bisa meraih kesuksesan dengan kerja keras dan ketekunan. Wanita yang ku cintai mungkin sudah memilih orang lain, namun aku yakin suatu hari nanti akan ada orang yang akan menghargai dan mencintai aku apa adanya.

Ketika aku pulang ke tempat aku ngekos, pemiliknya datang dan menagih bayaran sewa bulanan. Aku dengan terpaksa memberikan sisa uang yang aku punya, namun dia menatapku dengan sinis dan berkata, "Kamu ini masih hutang biaya sewa untuk 2 bulan sebelumnya. Kapan kamu ingin membayarnya? Sebaiknya, kau harus segera mencari pekerjaan baru agar bisa membayar hutangmu padaku."

Aku merasa terpukul dengan perkataannya, namun aku juga sadar bahwa kritiknya itu mungkin benar adanya. Aku harus segera bergerak dan mencari pekerjaan yang bisa membuatku bangkit dari keadaan ini.

Malam itu, aku duduk di kamar kosanku dengan penuh tekad dan motivasi. Aku membuka laptop dan mulai mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku. Aku pun membuat rencana dan langkah-langkah untuk mencapai kesuksesan yang aku impikan.

Aku belum tahu apa yang akan terjadi di masa depan, namun aku yakin bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan tekad yang kuat, aku akan mampu merubah nasibku. Wanita yang dulu aku cintai mungkin sudah pergi, namun aku yakin bahwa akan ada wanita yang akan mencintai dan mendukungku dalam keadaanku yang sekarang.

Aku adalah anak yatim piatu dan akhirnya diusir setelah ayah angkat yang mengadopsiku meninggal. Akhirnya, aku berhenti kuliah dan mencoba mencari pekerjaan untuk bertahan hidup. Namun, aku tiba-tiba dipecat meski baru beberapa hari diterima kerja. Aku tidak tahu alasannya, tapi aku curiga bahwa semua ini adalah ulah Kevin.

"Putri saja tidak tahu bahwa aku baru saja dipecat kemarin, kenapa Kevin tahu?" pikirku.

Sejak Kevin mendekati Putri dan mengetahui aku sedang mengejarnya, ia selalu berusaha membuat hidupku sulit. Namun, aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku akan bangkit dari keterpurukan ini dan membuktikan bahwa aku bisa sukses dan merubah keadaanku yang menyedihkan.

[Ding][Sistem uang tak terbatas aktif]

"Eh, apa ini? Kenapa ada layar aneh muncul di depanku? Apakah aku sedang berhalusinasi?"

Nama : Rian Pratama.

Usia : 20 tahun.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Status : Pengangguran.

Saldo Sistem : 1 triliun Rupiah.

Saldo Pribadi : 50.000 Rupiah.

"Saldo sistem ini apa?"

[Saldo sistem adalah uang yang diberikan sistem untuk modal Anda membalikan keadaan]

Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. 1 triliun rupiah! Itu jumlah uang yang sangat besar. Aku tidak tahu dari mana uang ini berasal, namun aku yakin bahwa ini adalah kesempatan bagiku untuk merubah hidupku.

Aku pun mulai merencanakan langkah-langkahku untuk memulai usaha sendiri. Aku tidak akan lagi bergantung pada orang lain, aku akan menjadi orang yang sukses dan mandiri.

Aku mulai melakukan riset tentang jenis usaha yang ingin aku jalankan. Aku ingin membuktikan pada semua orang, termasuk Kevin, bahwa aku bisa menjadi seseorang yang sukses meskipun dari awal aku sudah diberi label sebagai pria miskin dan menyedihkan.

Dengan uang sebanyak ini, aku yakin bahwa aku bisa membangun bisnis yang besar dan sukses. Aku akan bekerja keras untuk mencapai impianku dan membuktikan bahwa aku bisa menjadi seseorang yang berharga.

Namun, sistem ini menuntut aku untuk menjalankan sebuah misi agar membalas orang-orang yang sombong dan suka meremehkan orang lain dengan menggunakan uang tersebut.

Nantinya, 1 juta uang saldo sistem yang dihabiskan dalam misi akan dikonversi menjadi uang 10 ribu dan masuk ke saldo pribadi milikku. Dengan kata lain, uang saldo pribadi itulah yang benar-benar menjadi milikku dan aku bebas menggunakannya.

Pada misi pertama, sistem langsung memberiku misi untuk membalas Kevin dan Putri. Sistem memberitahu di mana lokasi mereka dan aku harus segera mengikuti ke sana.

"Apa aku harus benar-benar masuk ke toko pakaian ini?" ucapku ragu.

Di dalam, Kevin pasti sedang ingin membelikan pakaian mahal untuk Putri.

"Hey gelandangan, kau tidak boleh masuk!" ucap penjaga toko langsung mencoba mengusirku.

"Seperti inikah pelayananmu pada pembeli yang datang untuk berbelanja? Aku ke sini untuk membeli beberapa pakaian baru dari tokomu," jawabku dengan tegas.

Namun, penjaga tersebut tampak meragukanku saat melihat penampilanku yang lusuh. Untungnya, aku dibantu oleh teman satu kampusku, Laura, yang kebetulan berada di tempat ini.

"Lelaki ini adalah temanku dari kampus. Tolong biarkan dia masuk," ucap Laura sambil mencoba menarik tanganku masuk ke dalam toko.

"Nona, apa kau bisa menjaminnya bahwa orang ini tidak akan mencuri?" tanya penjaga toko masih menatapku sinis.

"Ya," jawab Laura dengan tegas.

Setelah berhasil masuk, aku berjalan dengan mantap menuju ke bagian toko tempat di mana Kevin dan Putri berada. Mereka terlihat tengah asyik memilih-milih pakaian. Aku mendekati mereka dengan hati yang penuh dendam dan tekad untuk membalas semua perlakuan buruk yang pernah mereka berikan padaku.

"Apa yang kau lakukan di sini, Rian? Apakah kau masih belum menyerah untuk mengejar Putri?" tanya Kevin dengan nada mengejek.

"Siapa yang ingin mengejar wanita murahan itu? Aku ke sini bersama Laura untuk belanja pakaian baru," jawabku dengan tegas.

Aku pun langsung bergerak, mengambil beberapa pakaian dengan harga yang sangat mahal dan berniat membayarnya dengan uang yang diberikan oleh sistem.

"Apa yang kau lakukan, Rian? Apa kau pikir dirimu sanggup membayar semua ini?" tanya Putri dengan tatapan meremehkan.

"Apa kau ingin mempermalukan dirimu hanya demi menarik perhatian Putri?" ujar Kevin dengan nada mencemooh Rian.

Aku tidak peduli dengan pendapat mereka berdua dan segera mengeluarkan kartu kredit berwarna hitam yang diberikan oleh sistem. Kevin tampak terkejut melihatnya, tapi ia menuduh bahwa kartu kredit tersebut adalah palsu.

"Mana mungkin orang miskin sepertimu memiliki kartu eksklusif yang hanya dimiliki oleh orang-orang dari kalangan kelas atas," ujarnya dengan sangat yakin.

"Kau benar, Sayang," kata Putri yang tampak percaya pada ucapan Kevin dan tidak sabar ingin melihat aku dipermalukan.

"Kalian berdua sangat bodoh!" kata Laura yang akhirnya angkat suara. "Aku sangat yakin bahwa kartu hitam milik Rian adalah benar-benar asli."

Putri langsung membalas ucapan Laura dengan kesal, "Kau itu tidak tahu bahwa Rian adalah seorang anak adopsi di keluarga Pratama!"

"Meskipun keluarga Pratama adalah keluarga yang cukup berada, tapi Rian sudah diusir dan ia tidak memiliki apapun sekarang!" tambahnya.

"Mungkin Laura berpikir bahwa Rian berasal dari keluarga berada," jawab Kevin dengan nada sinis.

Melihat mereka menggertak Laura, darahku mulai naik dan akhirnya memutuskan untuk membeli seluruh barang yang ada di toko ini.

"Nona, tolong hitung berapa total biaya semua barang yang dijual di toko ini," ucapku pada penjaga kasir. "Saya akan memborong semuanya."

"Sampai kapan kau akan bersandiwara?" tanya Kevin masih berpikir kartu kredit milikku itu palsu.

"Abaikan saja mereka dan cepat gesekkan kartunya," ujarku pada penjaga kasir.

"Kamu yakin ingin membeli semuanya?" tanya Laura tampak khawatir.

"Ya," jawabku. "Aku akan memberikan semua barang yang aku beli dari toko ini untukmu."

Ketika penjaga toko tersebut memindai kartu kreditku dan melihat jumlah saldo yang sangat besar, ia pun meminta maaf dan memperlakukan aku dengan sopan.

"Sekarang bagaimana, Sayang? Apa kau masih ingin mempermalukan Rian?" tanya Laura pada Putri dengan tajam.

Bersambung.

2

"Sekarang bagaimana, Sayang? Apa kau masih ingin mempermalukan Rian?" tanya Laura pada Putri dengan tajam.

Putri terdiam malu dan tak bisa berkata-kata untuk menjawab ucapan Laura.

[Ding][+3% Tingkat kesukaan Putri][Total : 3%♥️]

[Ding][Hasrat duniawi : 5%]

Sekarang muncul lagi pemberitahuan yang tidak aku pahami dari sistem. Apa itu tingkat kesukaan dan hasrat duniawi?

"Kita telah lama kenal. Kenapa kau tiba-tiba memiliki banyak uang?" tanya Putri heran.

Aku sudah menduga bahwa Putri akan bertanya seperti itu. Untung saja, aku sudah bersiap-siap dan menyiapkan jawaban yang tepat.

"Aku memang anak adopsi, tapi sekarang aku sudah menemukan siapa keluarga asliku," jawabku dengan penuh kebohongan.

Mustahil kalau aku bilang bahwa semua ini berkat sistem aneh yang tiba-tiba memberiku banyak uang.

[Ding][Menghabiskan 300juta saldo sistem]

[Saldo pribadi : 50.000 +30.000][80 Ribu]

Sesungguhnya aku sendiri sedikit panik dan tanganku sampai gemetar. Aku takut sistem ini cuma khayalanku saja dan akhirnya aku pun berakhir dengan mempermalukan diriku sendiri di depan Putri. Selain itu, aku belum pernah menghabiskan uang sebanyak itu seumur hidupku.

[Ding][Misi balas dendam telah berhasil]

[Kemampuan membaca pikiran terbuka]

Aku terkejut saat melihat pemberitahuan pada layar sistem. Meski saldo pribadiku hanya bertambah 30 ribu, tapi aku mendapat sesuatu yang tak terduga.

"Apa bocah ini benar-benar memiliki keluarga orang kaya?" kata pikiran Kevin terkejut.

"Sepertinya Rian benar-benar anak dari keluarga orang kaya," kata pikiran Putri. "Aku tidak boleh membiarkan Laura mendapatkannya."

"Aku membantunya karena saat ia masih tinggal bersama keluarga Pratama, ia selalu membantuku. Tapi, apakah Rian mendapat warisan atau ada alasan lainnya? Jelas kartu kredit yang ia tunjukan itu cukup langka dan hanya dimiliki orang-orang tertentu saja. Aku harus mencari tahu dan mungkin bisa menggali emas darinya," kata pikiran Laura.

[Ding][+5% Tingkat kesukaan Laura][Total : 5%♥️]

"Kevin!" panggil tante-tante yang tiba-tiba memaksa masuk ke dalam toko.

"Saya menyesal sudah memberimu uang dan meminjamkan mobilku," keluhnya. "Ternyata kau menggunakan semua itu untuk menggoda gadis muda di belakangku."

"Astaga! Kenapa wanita tua ini datang?" kata pikiran Kevin terdengar panik.

"Sekarang kau pilih! Gadis muda itu atau aku?" tanya tante-tante gendut tersebut.

"Tentu saja aku lebih memilih kamu, Sayang!" jawab Kevin seraya menggandeng tangan tante-tante tersebut.

"Aku mendekatinya dengan tujuan tertentu, tapi gadis ini terlalu sulit ditipu," kata pikiran Kevin.

"Dasar menjijikan! Jadi selama ini dia hanya anjing peliharaan wanita tua itu," kata pikiran Putri.

Duh! Mendengar suara pikiran mereka cukup membuatku pusing.

"Sayang, di sini berisik sekali. Ayo kita pergi saja dari tempat ini," ajak Laura menggandeng tanganku.

Aku setuju menerima ajakan Laura. Lagian, misiku sudah selesai dan sudah tidak ada urusan lagi di tempat ini.

"Saya akan memaafkan kau kalau kau menampar gadis muda itu sekarang!" pinta si tante-tante gendut, suaranya masih terdengar meskipun aku dan Laura sudah berada di luar.

"Rian, tolong maafkan aku!" ujar Putri yang mengejarku setelah meninggalkan toko. Tampak ada bekas tamparan di pipi bagian kirinya.

Aku mulai bimbang, aku tak bisa membohongi hatiku yang masih memiliki rasa untuknya. Jauh di dalam lubuk hatiku, aku ingin membalas perlakuan Kevin terhadapnya.

"Berhenti!" ujar Laura menghalangi Putri. "Kau sudah mengecewakannya, kenapa masih berpikir untuk mendapatkan maaf darinya?"

"Aku memang salah! Tapi, aku berharap Rian mau memberiku kesempatan!" ucap Putri dengan tulus.

Tiba-tiba pemberitahuan misi muncul dan aku mendapat misi untuk membuat Putri merasa lebih cemburu lagi. Aku pun menawari Laura untuk membelikannya mobil baru di hadapan Putri.

Putri terlihat terkejut dan kecewa melihat reaksi Laura yang senang dengan tawaran tersebut. Hatiku sedikit tersentuh melihat ekspresi Putri yang sedih.

"Apa kau benar-benar serius, Rian?" tanya Laura dengan tatapan heran.

Aku tersenyum tipis. "Tentu saja, aku serius. Ayo kita segera pergi memilih mobil baru untukmu."

Putri menatapku dengan ekspresi campur aduk. Aku tahu dia sudah mulai cemburu dan itulah yang aku inginkan. Aku berharap dengan cara ini dia akan menyadari betapa pentingnya aku baginya.

Tapi di sisi lain, aku merasa bersalah telah memanfaatkan perasaan Laura hanya untuk membuatnya cemburu. Aku hanya bisa berharap semuanya akan berakhir baik-baik saja.

Setiba di dealer mobil, karyawannya melihatku dengan tatapan sinis, mengingatkan aku kepada penjaga toko tadi.

"Aku sudah biasa kedatangan orang-orang seperti ini. Pemuda ini pasti hanya ingin menipu gadis yang bersamanya dengan mengiminya dibelikan mobil baru. Namun, gadis itu akan ditinggalkan setelah pemuda penipu ini mendapatkan apa yang diinginkannya," ucap pikiran karyawan tersebut.

Dengan kemampuan membaca pikiran ini, aku benar-benar bisa mengetahui apa isi pikirannya. Tapi, kenapa karyawan ini berpikir aku adalah penipu meskipun aku baru pertama kali ke sini. Itu memicu misi dari sistem untuk membalasnya.

Ketika ada customer lain, karyawan tersebut memanfaatkannya untuk meninggalkan kami. Padahal, aku datang ke sini benar-benar ingin membeli mobil termahal untuk Laura. Tapi, ia memilih melayani customer lain yang terlihat seperti orang kaya.

Aku merasa kesal dengan perlakuan karyawan tersebut, tapi aku tetap tenang dan memutuskan untuk mencari orang lain yang lebih ramah dan profesional. Aku tidak akan membiarkan sikap buruk seorang karyawan menghambat rencana dan keinginanku untuk membeli mobil untuk Laura.

Setelah menemukan karyawan lain yang lebih ramah, aku akhirnya berhasil membeli mobil yang aku inginkan untuk Laura. Aku bahagia melihat wajahnya berseri-seri ketika aku memberikan mobil tersebut padanya.

[Ding][14 miliar saldo sistem telah digunakan]

[+1400.000 Saldo Pribadi][1480.000 Rupiah]

Karyawan buruk tadi benar-benar tercengang setelah aku membeli mobil termahal di dealer tersebut.

"Siapa namamu?" tanyaku pada karyawan ramah yang tadi melayaniku dengan baik.

"Nina," jawabnya dengan senyum ramah.

"Apa kamu punya mobil yang kau sukai di tempat ini?" tanyaku penasaran.

Perbuatan karyawan buruk yang bernama Susan tadi telah memicu misi dari sistem, aku pun sengaja membelikan mobil untuk Nina sebagai hadiah atas pelayanannya yang baik dan profesional.

"Wow, benarkah ini untukku?" Nina terkejut dan senang dengan hadiah yang aku berikan padanya.

"Aku sangat berterima kasih, pak. Saya tidak pernah mendapat hadiah seperti ini sebelumnya," kata Nina sambil memelukku.

"Aku menghargai pelayanan dan profesionalisme yang kamu tunjukkan selama ini, Nina. Semoga mobil ini bisa memberikanmu kemudahan dalam beraktivitas sehari-hari," ucapku dengan senyum.

Nina terharu dan berterima kasih sekali lagi. Aku senang bisa membuatnya bahagia setelah insiden dengan karyawan buruk tadi. Aku yakin bahwa memberikan hadiah tidak harus selalu untuk orang terdekat, namun juga untuk orang-orang yang pantas mendapatkannya atas kebaikan yang mereka berikan kepada kita.

Sementara itu, orang yang dilayani oleh Susan justru adalah seorang penipu yang sebenarnya. Aku semakin puas saat melihat dia mendapat balasan dari sikap buruknya tadi.

"Itu hal wajar jika kamu waspada, tapi sebagai karyawan, sebaiknya kau tetap profesional dan tidak menilai seseorang dari penampilannya," kataku sebelum pergi.

[Ding][3 M saldo sistem telah digunakan]

[+300.000 Saldo Pribadi][1780.000 Rupiah]

[Ding][+10 Tingkat kesukaan Laura][Total : 15%♥️]

[Ding][Hasrat duniawi : 8%]

"Sayang, terima kasih ya!" ucap Laura tiba-tiba mencium pipiku.

Aku dapat membaca pikirannya yang ternyata cemburu pada Nina yang tadi memelukku.

Setelah kembali ke tempat kosan, aku langsung membayar hutangku pada Mbak Kiara.

Sebenarnya, Laura sempat bingung melihat aku yang masih tinggal di tempat kosan saat mengantarku pulang, tapi ia pun berpikir bahwa aku mungkin sengaja tetap low profil. Hehe.

Bersambung.

3

Hari ini cukup melelahkan, tapi aku jadi kesulitan tidur tiap terbayang kejadian tadi siang. Aku menghamburkan banyak uang, tapi semua itu bukanlah benar-benar uangku.

'Maaf ya, semuanya! Hari ini Melly telat siaran karena ada urusan mendadak.'

Gadis yang ada di dalam live streaming game ini cukup cantik. Sayangnya, ia hanya mau membaca komentar dari orang-orang yang sudah berdonasi pada siarannya. Aku beberapa kali berkomentar saat menontonnya, tapi komentar dariku tidak pernah dibaca atau dipedulikan, hingga akhirnya tertindih oleh komentar dari penonton-penonton lainnya.

'Rian-47 baru saja memberikan 100.000 Rupiah.'

'Rian-47 baru saja memberikan 100.000 Rupiah.'

'Rian-47 baru saja memberikan 100.000 Rupiah.'

'Rian-47 baru saja memberikan 100.000 Rupiah.'

'Rian-47 baru saja memberikan 100.000'

Ah, ternyata aku bisa menggunakan saldo sistem untuk memberikan donasi. Gadis itu tampak kegirangan setelah dibanjiri donasi olehku.

[Ding][+10% Tingkat kesukaan Melly][10%♥️]

[Ding][Hasrat duniawi : 7%]

"Kak Rian, terima kasih!" ucap Melly sambil tersenyum lebar.

Aku merasa senang bisa membuat Melly bahagia meskipun hanya melalui donasi. Namun, entah kenapa aku masih merasa sedikit kecewa karena tidak mendapatkan perhatian darinya meskipun memberikan donasi yang lumayan banyak.

'Sultan-33 telah memberikan 1.000.000 Rupiah.'

'Sultan-33 telah memberikan 1.000.000 Rupiah.'

'Sultan-33 telah memberikan 1.000.000 Rupiah.'

'Sultan-33 telah memberikan 1.000.000 Rupiah.'

...@Sultan-33 : "Kau pikir bisa bersaing denganku? Melly, aku akan donasi lebih banyak jika kau menendang orang itu dari siaranmu!"...

...@Miwa : "Wah, Bang Sultan sesungguhnya telah muncul!...

...@Juna : "Kasih paham, Bang Sultan! Baru donasi sedikit saja ingin mendapat perhatian Dewi kita."...

...@Black : "Paling dia donasi pakai uang orang tuanya!"...

...@Coker : "Dia pikir bisa menyaingi Bang Sultan ya?"...

...@Rian-47 : "Apa salahku sampai kau meminta Melly untuk menendangku? Kalau begitu, aku akan kirim donasi lebih besar agar Melly menendang kau!"...

'Rian-47 baru saja memberikan 10.000.000 Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 10.000.000 Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 10.000.000 Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 10.000.000 Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 10.000.000 Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 10.000.000 Rupiah'

[Ding][+40% Tingkat kesukaan Melly][50%♥️]

[Ding][Hasrat duniawi : 10%]

Aku sedikit terkejut melihat jumlah penontonnya malah semakin bertambah banyak. Mereka begitu senang melihat aku dan user sultan sombong itu saling senggol. Tapi, aku sedikit merasa kasihan melihat Melly yang kebingungan membaca ribuan pesan yang membanjiri kolom komentar siaran langsungnya.

...@Black : "Sepertinya orang ini sudah merampok di suatu tempat atau mendapatkan warisan dari nenek moyangnya yang kaya raya 7 turunan!"...

...@Juna : "Mana nih Bang Sultan?"...

...@Miwa : "Kak Rian, apa aku bisa minta nomor HP-mu?"...

...@Coker : "Halo, Bang Sultan! Ke mana Anda? Kenapa tidak mengirim donasi lagi?"...

...@Udil-gaming : "Begitu mudahnya menghamburkan uang hanya demi pamer pada semua orang....

...@Rian-47 : "Baiklah, sekarang aku akan mulai serius!"...

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Rian-47 baru saja memberikan 100 juta Rupiah'

'Akun Bang Sultan telah keluar dari siaran'

[Ding][+30% Tingkat kesukaan Melly][80%♥️]

[Ding][Hasrat duniawi : 15%]

Melly terkejut melihat jumlah donasi yang begitu besar dariku. Ia tidak bisa berkata-kata dan terdiam melihat ratusan komentar dari ribuan penontonnya.

...@Coker : "Orang ini benar-benar menepati perkataannya!"...

...@Jessnolemot : "Ada apa ini? 1 Miliar rupiah? Aku baru bergabung dan tidak tahu apa yang sedang terjadi!"...

...@Miwa : "Kak Rian, aku belum punya pacar! Ini no hp aku, 0812xxxx!"...

...@Black : "Bang Sultan benar-benar kalah kali ini!"...

...@Juna : "Melly, hati-hati! Mungkin dia ada maunya!"...

...@Miwa : "Kalau Rian memang ada maunya, memang kenapa? Aku saja bersedia tidur dengannya jika mendapat donasi sebanyak itu!"...

...@Miwa : "Melly, aku sangat iri padamu! Hiks! Hiks!"...

...@Rian-47 : "Kalian jangan sedih, aku kasih kalian masing-masing 100 ribu rupiah buat kalian yang sedang menonton siaran ini!"...

...@Black : "Itu baru benar!"...

...@Juna : "Rian, aku bersedia tidur denganmu jika kau donasi 1 juta padaku!"...

...@Black : "Jir! Si Juna jadi kaum pelangi!"...

"Aku rasa aku harus segera keluar dari siaran ini sebelum semuanya menjadi semakin rumit," pikirku sambil tersenyum puas melihat reaksi Melly dan penontonnya.

Semua penonton merasa terhibur dengan drama yang terjadi di siaran Melly hari ini, termasuk aku. Meskipun awalnya kesal, akhirnya aku bisa tersenyum lebar melihat Melly bahagia dan penontonnya antusias.

Setelah siaran berakhir, akun Melly mengirim pesan pribadi padaku. Ia meminta maaf soal perlakuan sebelumnya yang suka mengabaikan komentar dariku. Selain itu, ia merasa bingung dengan donasi 1 miliar yang sudah aku berikan untuknya. Melly merasa tak layak untuk menerimanya, tapi aku menolak mengambilnya kembali.

Semua uang itu dari saldo sistem dan sudah dikonversi menjadi saldo pribadi. Sekarang, saldo pribadiku milikku hanya sekitar 150.000 rupiah. Sebelumnya, aku memiliki 1,7 juta rupiah dan telah habis untuk membayar hutang uang sewa.

Esok harinya, aku pun ketemuan dengan streamer cantik bernama Melly itu. Kebetulan, ia masih satu kota denganku. Tempat tinggalnya juga hanya berjarak 1 jam naik angkutan umum dari kosanku.

Ketika aku turun dari taksi, tampak seorang gadis cantik dengan rambut diwarnai biru sedang menunggu di depan kafe tempat kita sepakat bertemu. Dia tersenyum manis saat melihatku dan menyambutku dengan ramah.

"Hey, kamu pasti Kak Rian, kan? Aku Melly, senang banget akhirnya bisa ketemu langsung!" ucapnya sambil tersenyum.

Kami pun masuk ke dalam kafe dan duduk di salah satu sudut untuk ngobrol. Melly adalah sosok yang sangat ramah dan ceria. Dia cerita tentang pengalamannya sebagai seorang streamer dan bagaimana passionnya terhadap dunia gaming. Aku pun juga menceritakan tentang hobi dan minatku, serta bagaimana aku tertarik untuk mengenal dunia streaming lebih dalam.

Waktu terasa begitu cepat berlalu saat kami ngobrol. Sebelum kami berpisah, Melly memberikan satu kartu namanya padaku. "Kalau kamu butuh bantuan atau sekedar ingin ngobrol, jangan ragu untuk menghubungiku ya!" ucapnya sambil tersenyum.

"Pria tampan ini berpenampilan sederhana dan hanya naik taksi untuk bertemu denganku, tapi ia benar-benar memberikan donasi 1 miliar lebih untukku tanpa menyesalinya. Aku harus menjaga hubungan baik dengannya dan mungkin ia mau membelikan studio untukku melakukan live streaming nanti.Jika ia benar-benar bersedia membelikan aku studio, aku juga akan rela tidur dengannya seperti yang dikatakan oleh salah satu penontonku kemarin," ucap pikiran Melly.

Setelah aku tahu apa yang dipikirkannya, aku pun langsung mengajaknya untuk membeli tempat atau studio untuk live streamingnya. Aku mengatakan bahwa aku bersedia membantunya dalam proses pembelian dan mengatur segalanya untuknya.

"Kak Rian, kamu serius mencarikan studio baru untukku?" kata Melly dengan wajah terkejut.

"Kenapa dia tiba-tiba ingin membelikan studio baru untukku? Apa dia bisa membaca pikiranku? Mustahil deh!" ucap pikiran Melly dengan heran.

Haha. Aku sedikit puas melihat Melly keheranan. Ia tidak tahu bahwa aku memang bisa membaca pikirannya. Tapi, aku penasaran apakah ia benar-benar bersedia tidur denganku setelah aku mengabulkan keinginannya tersebut.

"Tentu saja, Melly. Aku tahu betapa pentingnya live streaming ini bagimu dan aku ingin membantumu untuk meraih kesuksesanmu. Ayo kita cari studio yang cocok untukmu," jawabku sambil tersenyum.

Melly pun terharu dengan tawaranku dan bersyukur telah bertemu dengan orang sepertiku. Kami pun mulai mencari studio yang sesuai dengan kebutuhan Melly dan akhirnya berhasil menemukan satu yang cocok.

[Ding][1.5 M saldo sistem telah digunakan]

[Saldo pribadi : 150.000+450.000]

[Total 600.000 Rupiah]

"Dengan memiliki studio ini, aku bisa berkembang lebih baik dalam dunia live streaming. Terima kasih banyak, Kak Rian," ucap Melly sambil memelukku.

[Ding][+15% Tingkat kesukaan Melly][95%♥️]

[Ding][Hasrat duniawi : 70%]

Setelah selesai memelukku, Melly pun memintaku untuk mencoba duduk di kursi gaming yang nanti akan ia gunakan ketika live streaming.

"Cukup nyaman," kataku setelah duduk di kursi tersebut.

Tapi, aku dibuat terkejut ketika Melly tiba-tiba duduk di pangkuanku. Aku hanya diam dan membiarkan dia mendaratkan ciuman lembut di pipiku.

"Aku sangat berterima kasih atas semuanya, Kak Rian. Kita baru bertemu, tapi kamu tidak ragu untuk memberikan apapun untukku," ucap Melly dengan tulus.

[Ding][+5% Tingkat kesukaan Melly][100%♥️]

[Ding][Hasrat duniawi : 95%]

"Sekarang, biarkan aku membalas semuanya," lanjutnya seraya mulai mencium bibirku.

Sekarang aku mulai paham apa yang dimaksud dengan Hasrat Duniawi. Itu adalah pengukur nafsu yang bergejolak pada tubuhku. Setelah mencapai 90% lebih, aku pasti tidak bisa mengendalikan diriku lagi. Aku pun tidak bisa lagi menahan godaan dari gadis ini dan akhirnya membalas ciuman tersebut dengan penuh gairah. Dalam sekejap, kami berdua terhanyut dalam keintiman yang begitu mendalam.

Tak lama kemudian, kami berdua tersadar dan saling memandang. "Ini benar-benar tak terduga," ujarku sambil tersenyum.

"Kita memang tidak bisa memprediksi jalan hidup kita, tapi yang terpenting adalah kita saling merasa bahagia saat ini," jawabnya sambil mengusap rambutku dengan lembut.

Kami berdua sama-sama merasa senang dan berharap bahwa hubungan ini akan terus berlanjut dengan baik. Setelah berpisah dengannya, aku masih tidak percaya bahwa hari ini aku sudah melepas statusku sebagai perjaka. Hehe.

Tapi, tingkat kesukaannya kembali menurun setelah kami melakukan hubungan tersebut. Sebagai kesimpulan, aku mungkin bisa mengulangi keintiman kami dengan cara meningkatkan kesukaannya lagi.

Namun, aku penasaran apakah itu berlaku juga pada gadis lain seperti Laura. Untuk mengetahuinya, aku perlu meningkatkan rasa kesukaannya sampai 100% terlebih dahulu.

"Ini tidak masalah, bukan?" tanyaku pada sistem.

[Itu adalah misi bonus dan tidak masalah dikerjakan atau tidak, selama tidak mengganggu misi utama.]

Setelah mendengar jawaban dari sistem, kurang lebihnya aku sudah paham. Lalu, aku langsung menghubungi Laura dan mengajaknya ketemuan.

Aku ingat, pada Laura juga sering muncul soal pemberitahuan tingkat kesukaan dirinya padaku.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!