TERGUGAH

POV AISYAH

Ku tatap mobil yang semakin menjauh dari pandangan. Rasa sakit yang ingin ku hapus dari hati ini, kembali berdenyut. Ternyata ikhlas itu tidak semudah yang dipikirkan.

Aku sudah mencoba untuk ikhlas melepas suami ku, menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa mencintai ku. Dan hanya mencintai wanita yang sekarang telah menyia-nyiakan nya.

Ingin ku katakan agar dia kembali padaku, akan ku Ayomi dia dengan kebahagiaan dari rasa cintaku. Tapi aku tidak mampu, aku tidak mampu untuk jujur.

Ketika aku sudah bahagia dia datang menjemput ku, melindungi ku dari pria yang ingin menggoda ku. Tiba-tiba dia jujur bahwa dia kembali hanya karena dia merasa telah berhutang nyawa padaku.

Aku kecewa dan kembali harus menelan rasa sakit sendiri.

Disaat aku sudah bahagia bisa memasak untuk nya, dan membuat dia suka dengan hasil masakan ku. Tiba-tiba dia ingin tahu sampai dimana proses perceraian kami. Padahal aku sama sekali tidak ingin berpisah dari nya.

Aku masih menaruh harapan bahwa dia akan mencintai ku dengan tulus tanpa alasan apapun. Tapi ternyata ???

Harus kah aku benar-benar menyelesaikan hubungan ini???

Seseorang menepuk pundak ku lembut, dan ketika menoleh itu ternyata Arumi. Dia tersenyum padaku, sembari mengusap pundak ku.

" Kenapa kamu tidak mengakui saja semua nya ?"

Aku diam, bagaimana cara nya?? Aku tidak mampu, lidah ini sudah kelu sebelum aku bersuara.

" Setidaknya dia tahu kau mencintai nya"

" Sudah... Aku sudah mencoba memberi dia petunjuk, aku mengatakan jika aku sudah belajar memasak semua makanan kesukaan nya. Tapi..... Tapi dia malah ingin tahu sampai dimana proses perceraian kami"

Kepala ini ku tenggelamkan supaya Arumi tidak melihat bulir air mata ku.

" Dia... Dia sangat ingin berpisah dengan ku"

Tubuh ku tak mampu menyembunyikan kesedihan ku, punggung yang bergetar membongkar semuanya.

Arumi memeluk ku erat, ia membiarkan aku menangis dalam pelukan nya.

Ku pandangi sisa-sisa bayangan Kak Wahyu di kamar ku. Aroma tubuh nya masih tercium dengan jelas.

Menambah luka dalam hatiku, kenapa ?? Kenapa begitu susah aku mendapatkan hati seseorang, agar mampu mencintai ku?

Segitu tidak berharga nya aku??

Tubuh ku terhempas ke atas kasur, mataku menatap penuh langit kamar.

Besok dan beberapa hari ke depan aku tidak punya jadwal kuliah. Rasanya ini kesempatan ku untuk lari dari semua nya.

Biar Arumi saja yang mengurus perceraian yang sangat diinginkan oleh Kak Wahyu. Aku akan pergi jauh dari tempat ini, supaya hati ini tidak terkoyak kembali.

Karena jika aku terus bertemu dengan Kak Wahyu, pasti hanya akan luka yang ku dapatkan.

Yah!!! Tidak mengapa jika aku lari untuk sesekali. Dan membiarkan waktu yang menyelesaikan semua masalah.

Tekadku sudah bulat, esoknya aku memanggil Arumi dan mengatakan semua rencana ku.

" Kau mau kemana ?" Tanya Arumi.

Ku atur nafas sedemikian rupa, supaya rasa sesak ini sedikit demi sedikit melegakan.

" Nanti aku kasih tau "

Hanya itu yang aku mampu jawab, Arumi mengangguk mengerti. Dia pasti tahu kenapa aku memilih untuk pergi?

Sorenya aku langsung menuju bandara, tanpa pamit kepada Opung putri aku pergi meninggalkan Indonesia.

Yaman, adalah negara tujuan ku. Negeri dengan sebutan tanah waliyullah menjadi pilihan ku. Aku ingin benar-benar menenangkan diri dan khusyuk beribadah kepada Allah SWT.

Melupakan segala masalah dunia terutama perasaan ku yang tidak berbalas.

Meskipun sebenarnya hati ini sangat berat sekali dan masih ingin memperjuangkan cinta ku. Tapi rasa sakit membulat kan tekadku.

Koper ku tarik tanpa menoleh lagi ke belakang, menuju ruang tunggu.

" Aisyah !!!" Tiba-tiba sebuah suara memanggil, yang otomatis menghentikan langkah kaki ini.

Siapa yang bisa mengenali ku dengan wajah tertutup cadar ?

" Ternyata benar "

Rupanya itu Amira, gadis itu menghampiri ku.

" Kau mau kemana bawa koper segala ?"

Dia memperhatikan keadaan ku dari ujung kaki sampai ujung kepala.

" Kamu sendiri ?? Wahyu mana?" Dia celingukan mencari sosok yang mampu menggetarkan hati.

Aku tidak menjawab, untuk apa? Buang waktu saja.

" Kau mau pergi kemana ?"

Tak terduga dia merebut paspor dan juga tiket pesawat yang sedang ku genggam.

" Eh"

Aku berusaha merebutnya kembali, namun Amira mengelak sambil melihat tiket tujuan ku.

" Yaman ?? Tarim??"

Ia melongo seperti tidak percaya. Ku rebut paspor dan tiket ku, lalu ku tinggalkan dia tanpa mengatakan apapun.

Dia diam, tidak berusaha untuk menghentikan langkah ku lagi.

Bagaimana ini?? Apa Amira akan bilang sama Kak Wahyu ? Ah... Kenapa aku harus berpikir jika Kak Wahyu ingin tahu tentang kepergian ku?? Bukan nya dia akan bersyukur.

Meskipun Amira telah menyakiti nya, Kak Wahyu sama sekali tidak berpikir untuk menjadikan ku istri satu-satunya. Malah dia ingin semua proses perceraian kami berjalan cepat.

Jadi mustahil Kak Wahyu akan mencari ku ataupun merasa kehilangan ku.

Air mata kembali meleleh pelan, ku seka sambil terus memandangi hamparan awan yang menjadi pemandangan di luar pesawat.

Ya Allah... Semoga setelah ini , hati ku akan menemukan ketenangan dan keikhlasan. Aku harus membuat orang yang ku cintai bahagia. Karena dia tidak bahagia dengan ku, maka akan ku biarkan dia bahagia dengan cara yang dia suka.

Sakit ya Allah, sakit sekali hati ini. Dia laki-laki pertama yang ku cintai, dan dia laki-laki yang menikahi ku. Tapi dia tidak mencintai ku, dia juga tidak menginginkan ku.

Hembusan nafas panjang dan berat, mencoba mengurangi rasa sebak di dada. Paru-paru ku seakan-akan penuh dan membuat sulit untuk bernafas.

CLICK

Nada pesan yang ku buat simpel berbunyi, ku alihkan semua perasaan kalut ku ke layar ponsel.

Kamu dimana?? Aku ke toko kamu nggak ada.

Pesan dari Kak Wahyu, menggoyahkan jiwa.

Aku lapar, habis pulang kerja. Tadi aku kerja membersihkan rumput, sangat melelahkan.

Pesan kedua yang ku terima, tanpa terasa bibir ku mengulas senyum. Air mata yang mengembun kembali menyusut.

Kenapa cuma dibaca sih?

Pesan ketiga yang semakin membuat hati ini berbunga-bunga.

Apakah benar kamu akan membiarkan aku kelaparan disini?

Ah tidak.. Bagaimana ini ?? Tidak mungkin aku meminta pesawat kembali ke Indonesia ?? Memang aku sakit karena tidak bisa mendapatkan cinta Kak Wahyu, tapi tidak ku pungkiri jika aku bahagia bila bersama nya.

Apakah mungkin menjadi seorang sahabat akan menjadi lebih baik ?

Atau kah akan menjadi bumerang pada hatiku sendiri?

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

rumit amat sih karena ego yg terlalu tinggi jadi ya gitu deh

2024-11-02

0

muna aprilia

muna aprilia

lnjut

2024-03-21

0

Meli Anja

Meli Anja

kasih wahyu pelajaran ai..biar dia tau sakitnya disia-siain...butuh waktu buat menenangkan hatu kamu..

2024-03-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!