" Alhamdulillah Pak, sekarang aku sudah tidak perlu lagi bekerja. Karena tradisi keluarga IMAN SADEWA, perempuan hanya menjadi Nyonya saja dengan semua fasilitas yang tercukupi.. Iya Pak.. Amira akan tetap kirim uang kok. Kan uang jatah bulanan Amira melebihi gaji Amira pastinya.. He-em.. Bapak dan Ibu tenang saja ya"
Ku dengar percakapan Amira dengan kedua orang tuanya.
" Suami ku masih tidur Pak, nanti kalau sudah bangun Amira telfon Bapak lagi.."
Sengaja aku tetap menutup mata, malas rasanya untuk berkata-kata. Hidup ku sudah jungkir balik, dari senang sekarang berubah menjadi nestapa.
Ini semua gara-gara Aisyah, Ohya!!! Kemana perempuan itu pergi ? Apa tidak sebaiknya aku mencari nya?
Hari masih sore, jadi aku masih ada waktu untuk menemukan Aisyah.
" Yang.. "
Amira menoleh ke arah ku.
" Mana kunci mobil mu?"
" Ada tuh, kenapa ?" Dia heran menatap ku.
" Aku mau pinjam "
" Loh? Mobil kamu kan ada Mas? Kok tumben mau pakek mobil ku?"
Ternyata Amira tidak tahu jika aku kesini diantar Mama.
" Aku nggak bawa mobil kesini, aku tadi diantar Mama "
Amira menautkan kedua alisnya.
" Masa sih ?" Amira keluar dari kamar, mungkin dia ingin memastikan kebenaran dari ucapan ku.
Tak lama kemudian ia datang kembali.
" Kok bisa kamu nggak bawa mobil Mas?"
Sepertinya ini saat nya aku jujur tentang kondisi ku supaya Amira sadar bahwa aku sudah tidak memiliki apa-apa.
" Aku diusir "
Mata Amira membulat sempurna.
" Diusir ?"
Ku anggukan kepala.
" Tanpa mobil, tanpa uang dan tanpa kartu kredit "
Bola mata Amira semakin melebar.
" Aku juga dipecat, sama seperti kamu. Oma benar-benar melakukan ancaman nya"
Tubuh Amira terhempas ke atas kasur, ia nampak sangat shock sekali.
" Maafkan aku Amira, aku seperti ini karena memperjuangkan cinta ku padamu. Jadi mulai sekarang kita akan hidup bersama dari nol"
" Emang Pertamina semua dari Nol" Gertak Amira cetus.
Aku terkesiap kaget, tutur katanya sudah tidak lembut lagi seperti sebelumnya.
" Kau tahu kan Mas, rumah ini aku sewa, mobil ku masih kredit baru jalan dua tahun. Dan sekarang kamu dipecat, aku juga dipecat. Aku pikir aku akan dirumahkan saja sebab sudah menjadi menantu keluarga Iman Sadewa, tapi ternyata aku diberhentikan dan kau pun sama? Terus kita makan apa Mas?"
" Ya makan nasi " Jawab ku jujur.
AAKHH
Amira berteriak membuat ku terkejut. Ia memukul-mukul bantal seperti orang gila.
Aku jadi seram melihat nya, sehingga memilih untuk keluar saja.
" Pergi sana kamu MAAASSSSS PERGI!!!!!!"
Teriakannya sampai terdengar keluar, aku pun menjauh untuk memberikan ruang buat Amira agar tenang.
Mungkin ini hanya efek karena dia terlalu shock, dan aku yakin nanti dia pasti akan baik-baik saja.
Ku kemudikan mobil Amira untuk mencari Aisyah, perempuan itu harus ku beri pelajaran karena telah berani mengadu kepada Oma.
Tapi .. Mau dicari kemana ? Dia pasti ngumpet karena takut. Ah coba ku hubungi nomor nya, eh tersambung.
" Hallo, Assalamualaikum " Dia masih bisa menyapaku dengan lembut. Dasar wanita munafik !!
" Kamu dimana ?" tanyaku ketus.
" Di toko "
" Ya toko apa? Banyak toko disini "
" Bentar aku share lock "
Kami memutuskan talian, tak lama kemudian Aisyah mengirim lokasi tempatnya berada.
Kok??? Dia dengan mudahnya angkat telepon dari aku dan ngasih alamat tempat nya. Tapi Oma sampai bayar orang buat nyari dia.
Aku pikir Aisyah ngumpet, Ahhhh jadi sakit kepala ku mikirin perempuan yang nggak jelas.
Tujuan anda berada di sebelah kiri
Suara mbak google memberi arahan, aku harus putar balik di lampu merah depan. Tapi??? Kok itu kayak mobil Oma??
Aku cepat putar haluan saat lampu hijau menyala, dan menepikan mobil agak jauhan supaya tidak diketahui oleh Oma.
Lalu aku berjalan mendekati toko yang dimaksud oleh Aisyah. Nampak Oma sedang bicara dengan pelayan toko.
" Kamu nggak bohong kan?"
Rupanya Oma sedang menginterogasi pelayan itu.
" Iya Nyonya " pelayan itu menjawab dengan gugup.
Aku mencoba menghubungi Aisyah, dan langsung diangkat.
" Kak, kamu dimana ?"
" Di luar "
" Sama Opung putri ?"
" Nggak lah, aku ngumpet dari Oma"
" Aduh gimana ni Kak? Aku nggak bisa keluar karena ada Opung putri diluar "
Aku terdiam, jadi Aisyah sengaja bersembunyi agar tidak ketemu sama Oma.
Aku langsung memutuskan talian secara sepihak. Kepala ku berdenyut sakit, semua sangat membingungkan bagiku.
Tiba-tiba saat aku mengangkat kepalaku, Oma sudah berdiri di depan ku.
" Oma??" Aku nyengir karena ketahuan, Kayaknya Oma memiliki kemampuan indra keenam sehingga bisa mengetahui jika aku sedang bersembunyi.
Oma merampas ponsel Ku, kemudian ia mencoba menghubungi siapa? Aku tidak tahu.
" Aisyah.. Kamu dimana ?"
Oh dia menghubungi Aisyah.
" Ayo cepat keluar, Opung disini sama Wahyu.. Jangan bersembunyi lagi nak.. Cepat keluar dari toko mu"
Aku terhenyak, barusan Oma bilang itu toko milik Aisyah ? MAsa sih ??
Aku masih bertanya-tanya Oma sudah mengembalikan ponsel ku dengan kasar, lalu dia berbalik pergi. Aku mengikutinya dari belakang sambil melihat toko yang dimaksud.
Ini sebuah butik, butik baju muslim berlantai dua. Cukup besar dan dekorasinya cantik.
Tak lama kemudian Aisyah benar-benar keluar, ia menunduk sambil lalu menyalami Oma dan aku.
" Ayo Nak, ikut Opung " Oma merangkul bahu Aisyah dengan hangat, beda perlakuan nya kepada ku yang tak digubris sama sekali.
Namun aku harus menemukan kejelasan dari masalah ini, jadi ku ikuti mobil Oma dari belakang hingga sampai di rumah.
Meskipun tidak dipersilahkan aku ikut masuk ke dalam. Agak canggung sebenarnya karena aku sudah diusir tadi, tapi biarlah.. Aku mengikuti Aisyah karena dia masih sah menjadi istri ku.
Aisyah dipersilahkan duduk selayaknya tamu kehormatan, sedangkan aku seperti makhluk tak kasat mata.
Aisyah melirik ku, aku hanya membalasnya dengan senyuman yang dipaksakan.
" Aisyah, maafkan Mama ya Nak. Mama tidak tahu jika anak jahan4m itu sudah menikahi si nenek lampir " Mama sengaja menekan kalimatnya ketika menyebut ku anak jahan4m.
" Kenapa Aisyah tidak cerita ? Kenapa masih menutupi kesalahan Wahyu ?" Papa masih mending menyebut nama asli ku.
" Sudah-sudah.. Kalian diam biar aku yang bicara dengan Aisyah " Oma menimpali, Papa dan Mama ku pun patuh.
Lagi-lagi Aisyah melirik ku, disini baru aku tahu jika bukan Aisyah yang mengadu. Tapi mungkin Oma memang menyuruh orang untuk memata-matai ku dan Aisyah saat pergi ke Bali.
Pantas saja semuanya cepat sekali terjadi, Aku terlalu menyepelekan buyutku yang satu ini. Bod-oh nya aku memang nggak ketulungan. Padahal sudah hidup bersama beliau sejak pertama kali keluar dari rahim Mama sampai aku terpacak bagai benda mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
lanjutkan
2024-03-12
2