AISYAH TAHU?

Dari kejauhan dapat ku lihat gadis itu, pancaran nya memang berbeda dari yang lain. Jujur semakin aku mendekat, debaran aneh menyelip di hatiku.

Gadis yang baru ku sadari kecantikan nya tengah sibuk di depan laptop. Entah apa yang dia kerjakan, nampak serius sekali. Namun keseriusan nya memiliki daya tarik tersendiri. Yang diam-diam merebut ku dari jeratan Amira.

" Sok sibuk sekali kau"

Wajahnya mendongak, matanya mengerjap indah.

" Ah tidak Kak, ini lagi nyari topik kuliah " ia bergerak menutup laptop nya.

Ku hempaskan bobot tubuh ku di kursi kosong yang bersebelahan dengan nya.

" Ikut jurusan apa?"

" Bisnis Kak"

"Semester berapa ?"

" Lima"

Aku manggut-manggut.

" Kakak mau minum ? Atau mau makan?" Dia menawarkan hidangan.

" Minum aja, aku udah kenyang "

Aisyah mengangguk mengerti, lalu dia memanggil pelayan dan memesan minuman untuk ku.

" Jus alpukat pakai cream no sugar "

Aku terkejut, dari mana dia tahu minuman kesukaan ku.

" Mas.."

Sontak aku terkejut mendengar suara yang sangat familiar, Amira tersenyum tipis. Dengan selambanya Amira duduk di pangkuanku. Melingkarkan kedua tangannya di leher.

" Kau pasti sudah tahu kan siapa aku?" Ucap nya tanpa merasa bersalah di depan Aisyah.

" Mir, jangan begini.. Malu dilihat orang " Aku yang tidak nyaman karena Aisyah membuang muka di depan ku.

" Kenapa Mas ? Kita kan sudah menikah"

" Iya tahu, tapi tak elok rasanya " Tubuh ku semakin panas dingin.

" Nggak apa-apa lah Mas, biar dia tahu juga bahwa kau datang kesini hanya untuk berbulan madu dengan ku, bukan dengan nya"

Aku seperti mati kutu, entah apa yang ada dipikiran Aisyah. Aku jadi takut sekali.

" Maaf Mbak" tiba-tiba Aisyah bersuara " Mungkin, Kak Wahyu memang sudah menikah dengan mu. Tapi dia juga sudah menikahi ku, tidak penting bagi ku dia kesini berniat bulan madu dengan siapa ? Tapi etika itu yang utama, Apalagi Kak Wahyu nampak tidak nyaman dengan Mbak duduk di pangkuan nya"

Aku terpana dengan jawaban lembut Aisyah namun menusuk, Dapat dipastikan Amira terasa dengan ucapan Aisyah.

" Kenapa ? Panas ya? Kalungan kulkas "

Kedua mata indah itu menyipit, seperti nya tengah tersenyum anggun.

" Kalau aku panas ? Aku pasti akan melabrak kamar mu, tapi tidak aku lakukan bukan ? Untuk apa panas hanya karena seorang laki-laki, kalau aku mau? Aku bisa mendapatkannya dengan mudah, karena secara hukum aku istrinya yang sah. Dan kamu, hanya istri siri "

Wajah Amira mengeras, otot gerahamnya mengetat. Ia bangkit dari pangkuan ku lalu menarik tangan ku.

" Ayo mas!! Kita pergi !!"

" Ta-tapi" Kok aku yang diserang Amira ? Jadi bingung aku.

" Ayo Mas! Biarkan saja dia disini ! Toh udah ketemu kan?" Amira melotot pada ku, ku lirik Aisyah. Ia nampak tenang dan santai.

" Mas!!" Amira menggertak ku, kembali aku menoleh pada Aisyah. Bagaimana ini?

Tiba-tiba Aisyah menyodorkan ponsel nya padaku.

" Bawa ponsel ku Kak, Nanti kalau Opung putri nelfon angkat ya.. Aku tidak bisa membohongi beliau, Bisa kualat "

Ku teguk air liur untuk membasahi tenggorokan ku yang mengering. Ini sungguh dilema yang luar biasa. Apalagi mengingat ancaman Oma, Aku tidak mau ambil resiko. Masalah Amira, nanti aku bisa jelaskan dan aku yakin dia bisa mengerti. Tapi aku tidak bisa menjelaskan disini, di depan Aisyah.

" Mir... Tolong tunggu aku di kamar "

Amira terkesiap, ia mungkin tidak mengira jika aku bakal memilih diam disini.

" Tega kamu ya Mas" Amira menepis tangan ku kemudian berlari pergi.

Aku ingin menahannya tapi kan aku yang meminta nya untuk pergi. Sungguh membuat kepalaku sakit.

Pada saat itu pelayan datang membawa minuman pesanan Aisyah. Langsung ku ambil dan ku teguk sampai habis. Haus sekali rasanya.

Ku lihat Aisyah menyodorkan beberapa lembar uang dolar. Aku kaget, dia tidak memakai kartu kredit ku. Dia menggunakan uang cash dan itu pun berwujud dolar.

Aisyah bangkit setelah mengemasi barang-barangnya.

" Kau mau kemana ?"

" Kembali ke kamar " Santai sekali dia menjawab. Ku hampiri dia dan ku ambil alih barang-barangnya. Kemudian melangkah mendahului.

Tiba-tiba aku sadar ? Ngapain aku bawain barang dia? Ketika aku menoleh, Aisyah tepat berada di belakang ku. Ya udah, terlanjur dibawa aku lanjutkan saja perjalanan ke kamar kami.

Aisyah melakukan sholat Maghrib di depan ku, Aku sudah tidak terkejut lagi melihat wajah nya. Tapi rasa kagum ku tiada henti menikmati wajah teduh itu.

" Kakak nggak sholat ?"

Aku tersentak mendengar pertanyaan nya.

" Lagi udzur " Jawab ku sekenanya.

" Emang cowok bisa udzur juga?"

Aku gelagapan, lah iya! Emang aku udzur apa?

" Terus kamu pikir cuma cewek aja yang punya udzur ? Enak dong" Balas ku tak mau kalah.

Aisyah tidak menjawab lagi, ia bangkit lalu mengenakan cadar nya kembali setelah merapikan mukena nya.

" Ngapain pakai cadar di depan ku, udah terlanjur aku melihat muka kamu" cetus ku.

Gerakan tangan Aisyah yang hendak memakai niqob terhenti, lalu mengurungkan nya.

" Dari mana kamu tahu kamar Amira ?" Hal itu lah yang sedari tadi ingin ku tanyakan.

" Kau mengikuti ku?" Imbuhku.

Aisyah membalikkan badannya menghadap ku.

" Apa Aisyah salah Kak kalau tahu?"

" Ya salah dong !! Kamu jangan pernah ikut campur urusan aku. Kamu kan tahu ? Aku tidak pernah mencintai kamu, yang aku cintai cuma Amira " Tegas ku.

Aisyah mengangguk sembari merunduk.

" Ingat !!! Jangan sekali-kali kamu memata-matai aku" Ancamku seraya bangkit.

Aku hendak menemui Amira, sejak dia pergi nomor nya tidak bisa dihubungi.

Ketika aku ke kamar itu, rupanya Amira sudah cek out. Dia pergi tanpa memberi tahu ku, ih kesal sekali.

Ku coba lagi menelpon nya, lagi-lagi tidak aktif. Ah Amira, kenapa sih jadi merepotkan begini ?

Terpaksa aku jelasin melalui pesan suara, supaya dia paham alasan ku bersikap seperti itu padanya.

Ku rayu dia supaya tidak marah dan mau mengaktifkan ponsel nya.

Usai mengirim banyak voice, aku jadi malas untuk kembali ke kamar. Ku putuskan untuk minum sedikit wiski supaya pikiran ku tenang.

Ku kira masalah ini takkan rumit, ternyata justru semakin mencekik. Sikap Amira yang tidak mau tahu tentang ku menambah beban bagiku.

Padahal aku sangat berharap dia akan menjadi pelipur laraku, karena siksaan pernikahan yang tidak ku harapkan. Tapi malah sikap kekanak-kanakan nya menambah beban hidup ku.

Tak terasa aku minum wiski banyak sekali, sehingga membuat kepalaku keliyengan.

Aku tidak boleh mabuk, jadi aku memutuskan untuk kembali ke kamar. Setibanya disana aku melihat Aisyah baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai bathrobe.

Kakinya jenjang dan mulus, aku tersenyum melihatnya.

" Kak... "

Ia merapatkan mantel mandi nya itu, dan berjalan mundur menjauhi ku.

Aku tidak sabar sehingga menarik lengan nya dengan kasar dan jatuh ke pelukan ku.

" Kakak mau apa? Kakak mabuk ya?"

" Nggak.. Aku nggak mabuk, buktinya aku masih sadar jika sebenarnya kamu cantik sekali Aisyah. Sangat cantik "

Ku cium wajah nya dan tidak meloloskan bibir nya dengan rakus. Ia mengelak, tapi aku tidak membiarkan nya. Sehingga ku sudut kan tubuhnya ke dinding.

" Kak... Tolong.. Jangan !!" Ia tetap berontak.

Namun aku tidak perduli, hasratku sudah menggebu. Dia adalah milikku malam ini.

Terpopuler

Comments

zaKIA❤️

zaKIA❤️

🤣🤣🤣

2024-03-31

0

Heri Wibowo

Heri Wibowo

apakah bakal gol.

2024-02-28

1

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Wandi Fajar Ekoprasetyo

hadew........masa malam pertamanya dgn kondisi mabok.......kasian Aisyah.....

2024-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!