KESEPAKATAN

POV AISYAH

Aku mengenal nya sejak aku masih sekolah menengah pertama. Pada saat itu, aku tengah menemani Datuk melakukan cuci darah rutin di sebuah rumah sakit.

Ketika aku tengah duduk di ruang tunggu, ada sebuah keluarga yang nampak panik. Mereka mencari golongan darah AB negatif. Dan golongan darah tersebut memang sangat langka. Kebetulan sekali golongan darah ku AB negatif.

Jadi aku berinisiatif untuk mendonorkan darah ku, mereka sangat berterimakasih sekali kepada ku. Nyawa seorang pria yang mungkin sudah berusia hampir dua puluh tahun bisa selamat karena darah yang ku donor kan untuk nya.

Pria itu cukup tampan, membuat ku jatuh hati untuk pertama kalinya. Namun setelah itu, aku tidak bertemu dengan nya lagi. Pada saat Datuk melakukan cuci darah rutin nya kembali, dia sudah pulang.

Jujur aku sedikit kecewa, karena belum sempat menyapa pria itu secara langsung. Hanya keluarga nya saja yang menanyakan banyak hal tentang diriku. Sekolah dimana ? Alamat rumah ? Dan tentang identitas keluarga.

" Aneh, Datuk sudah tidak perlu bayar lagi tagihan rumah sakit " Ucap Datukku begitu dia selesai cuci darah.

" Kok bisa Tuk?"

" Entah, katanya sudah ada yang bayar " Jawab Datukku.

Aku yang masih belum mengerti apa-apa, tidak pernah berpikir jika sebenarnya keluarga besar pria itu yang menanggung semuanya.

Waktu berlalu, mungkin saat itu aku sudah menginjak kelas dua SMA. Aku bertemu lagi dengan keluarga besar itu di rumah sakit. Dan kini lagi-lagi pria itu membutuhkan pendonor sumsum tulang belakang. Katanya pria itu sakit leukimia.

Aku ingin menolong, hanya saja ini adalah operasi besar . Datuk harus tahu, beda dengan donor darah yang bisa dilakukan dalam waktu lima belas menit saja.

Mendengar aku akan mendonorkan sumsum tulang belakang ku, Datuk sempat melarang. Namun aku bersikeras dengan niatan ku yang akhirnya Datuk pun setuju setelah mendengar alasan ku.

" Jarang-jarang loh Tuk manusia bisa berguna untuk orang lain "

Datuk diam saja dan akhirnya mengijinkan aku melakukan hal yang sangat mulia.

Untuk kedua kalinya aku berhasil menyelamatkan pria itu dari kematian. Keluarga nya memberikan banyak hadiah untuk ku dan Datuk, namun aku menolak. Datuk pun sependapat dengan ku.

Akhirnya mereka menjalin hubungan kekeluargaan dengan aku dan Datuk yang memang hanya hidup berdua saja.

Ketika Datukku meninggal dunia karena ginjalnya sudah rusak parah. Aku pun dijaga oleh keluarga tersebut. Sebenarnya mereka ingin memboyong ku ke rumah besar itu, namun aku menolak. Karena wasiat Datuk, aku tidak boleh meninggalkan rumah itu kecuali aku menikah.

Pada saat itu aku sudah masuk di bangku kuliah semester pertama.

Untuk menyambung hidup, aku mencoba berjualan secara online. Dan Alhamdulillah semua berjalan lancar, usaha online ku laris manis sehingga aku mampu membeli sebuah ruko untuk ku jadikan sebuah toko.

Hingga tiba di semester lima, Perempuan paruh baya yang ku panggil Opung putri menyatakan untuk menikah kan aku dengan cucunya yang sudah ku selamatkan nyawa nya.

Tentu aku senang, dan tanpa pikir panjang menerima tawaran tersebut.

Tapi diluar dugaan, aku terkejut ketika mendengar pengakuannya di malam pertama kami. Dia sudah menikah dengan perempuan lain.

Jujur hati ini hancur, namun aku berusaha kuat. Kata-kata Datuk menjadi pondasi utama ku untuk bertahan.

 Kita sebagai manusia hanya bisa berencana, dan Allah yang menentukan. Jika takdir mu tidak sesuai yang kamu harapkan, maka bersabarlah. Allah sangat mencintai orang yang sabar dan ikhlas.

Aku berusaha sabar dan mencoba untuk ikhlas meskipun sulit. Semua ku jalani seperti orang tertatih-tatih.

Apalagi disaat aku melihat kemesraan suamiku dengan perempuan itu di atas balkon.

Ku hanya bisa memejamkan mata sambil terus berzikir agar dada ini tetap lapang.

" Say.. "

Panggilan manja Arumi membuat ku membuka mata. Ia tersenyum sembari duduk di atas meja kerja ku.

" Kau terlihat capek sekali "

" Buku yang ku pesan kamu bawa nggak ?" Ku alihkan pembicaraan, karena aku berusaha menutupi aib rumah tangga ku.

Arumi mengangguk seraya mengeluarkan buku-buku yang ku minta.

" Sepertinya pernikahan mu tidak baik-baik saja ?" Rupanya Arumi tetap saja membahas masalah yang ku hindari.

" Kata siapa?"

" Kau tidak usah berbohong padaku "

Aku beranjak lalu masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Ini sudah jam sepuluh malam, dan aku belum melakukan sholat isya.

" Kalau butuh bantuan ku bilang ya... Jangan sungkan " Arumi sengaja berteriak supaya aku mendengar nya.

Ku hembuskan nafas panjang, lalu ku tatap wajah ku di depan kaca. Disini aku sanksi, apa aku bisa melalui cobaan ini seorang diri ?

Belum seminggu menikah sudah mau cerai.. Pernikahan ini atas permintaan keluarga dari pihak laki-laki, meskipun sebenarnya aku memang menyukai Kak Wahyu.

Dan sekarang perceraian pun dari pihak mereka, seolah-olah diriku tidak memiliki hak untuk berpendapat.

 Jadilah perempuan yang memiliki jiwa ksatria, jangan mudah dipengaruhi oleh orang yang akan merusak mental dan kebahagiaan mu.

Wejangan Datuk kembali terngiang, aku hanya bisa meremas kuat tepian sisi wastafel yang licin.

Benar ! Aku harus membuat keputusan sendiri. Jangan mau diatur oleh orang lain. Dan sepertinya Opung putri memang suka mengatur, apapun keinginan nya harus dilakukan.

Mungkin seperti contoh pernikahan yang ku jalani. Sehingga membuat Kak Wahyu mengambil keputusan ekstrim dengan menikahi pacarnya secara diam-diam.

Tuuuuuuuuut

Sambungan telepon terdengar, sebelum aku menunaikan shalat, Aku ingin bicara dengan Opung. Supaya aku bisa sholat dengan khusyuk tanpa memikirkan semuanya.

" Hallo ?"

" Assalamualaikum Opung.. Apa Aisyah mengganggu ?"

" Tidak, ada apa Aisyah ? Tumben nelfon malem-malem begini ?" Seperti biasa, suara Opung sangat lembut.

" Maafkan Aisyah Opung, Aisyah ingin membicarakan masalah rumah tangga Aisyah dengan Kak Wahyu "

" Iya.. Terus ??"

" Aisyah ingin mengulur waktu untuk proses perceraian, Aisyah malu Opung. Belum seminggu sudah cerai.. Terus Opung akan menikahkan Aisyah dengan cucu yang lain, rasanya itu sangat memalukan untuk Aisyah "

Opung diam menyimak ucapan ku dengan baik.

" Jadi biar lah dulu sampai setahun, jika memang sudah tidak berjodoh ? Aisyah ikhlas "

" Maafkan Opung ya Aisyah, Opung sudah melakukan kesalahan besar dengan menikahkan Aisyah dan Wahyu "

" Tidak apa-apa Opung, Aisyah yakin Opung hanya ingin yang terbaik untuk Aisyah dan Kak Wahyu "

" Terimakasih Aisyah... Baiklah, jika itu keinginan Aisyah. Opung setuju "

" Alhamdulillah... Terimakasih ya Opung "

Lega rasanya, setidaknya nama baikku bisa diselamatkan. Masalah Kak Wahyu ? Biarlah dia hadapi semua sendiri. Aku juga sudah tidak perlu lagi menutupi semua perbuatannya.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

Aisyah hati mu begitu lembut . andai suami tau kalau kamu udah 2x menyelamatkan hidup dia pasti akan menyesal karena udah menyakiti hati mu

2024-11-02

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

Aisyah wanita terhormat, dan sangat tau apa yg perlu dilakukan

2024-03-12

1

Heri Wibowo

Heri Wibowo

belum apdet lagi thor.

2024-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!