Papa dan Mama pun terlihat sangat bahagia, semua orang bahagia. Kecuali aku, dan Aisyah ? Sepertinya juga begitu.
Aku tidak bisa melihat ekspresi wajah nya sebab terhalangi kain hitam.
" Nanti sebelum ke kantor tolong anterin Aisyah ke kampus dulu ya Wahyu " Papa meminta.
" Loh?? Dia masih kuliah ta Pa?" Aku cukup terkejut, karena memang aku tidak tahu apa-apa tentang Aisyah.
" Lah, emang semalam nggak sempat tanya-tanya Tah Bang?? Langsung tancap gitu ?" Seloroh Dayat, membuat semua orang mentertawakan aku secara berjamaah.
Dasar anak ini, lagi-lagi aku kena slempet. Gemes banget sebenarnya, tapi aku berusaha untuk menahan diri.
Ku tengok jam tangan yang melingkar di lengan kiri.
" Pa, Aku harus segera berangkat ke kantor"
Aku pamit seraya bangkit.
" Loh ? Anterin Aisyah dulu Wahyu " Tukas Oma, ku lirik gadis yang baru saja hendak duduk.
" Ya udah Ayo !!" Aku tidak punya pilihan selain patuh dengan perintah ini.
Aisyah mematung sejenak, kemudian berdiri menegakkan punggung nya.
" Biarkan dia sarapan dulu, dari tadi dia sibuk di dapur " Tambah Oma lagi.
" Tapi Oma, Wahyu ada meeting penting hari ini"
" Meeting sama siapa ?" Pertanyaan Oma seolah meremehkan ku .
" Dengan GLOBAL INDUSTRI " Sengaja ku sebut salah satu perusahaan besar yang menjadi partner terbaik keluarga kami.
" Ohhh... Man, hubungi Ilham dan bilang rapat hari ini kita tunda " Dengan santainya Oma membatalkan rapat yang sudah ku tunggu-tunggu sejak sebulan yang lalu.
Papa mengiyakan, aku mulai panik.
" Nggak bisa gitu dong Oma, Wahyu menunggu waktu luangnya Pak Ilham itu sangat sulit sekali loh"
" Itu gampang, Oma sendiri yang akan mengatur jadwal kalian untuk bisa bertemu lagi "
Enteng sekali Oma ngomong, aku tidak bisa terima ini.
" Oma..."
Lidah ku kelu disaat Oma meletakkan telunjuk nya di bibir. Itu pertanda aku harus stop bicara, meskipun sebenarnya masih ingin menjelaskan.
" Maaf, saya boleh ijin bicara "
Tiba-tiba suara lembut itu terdengar, kepala ku secara otomatis berputar ke arah nya.
" Iya, Ada apa Aisyah ?" lembut sekali Oma nada bicaranya, berbeda dengan saat ia bicara dengan anggota keluarga yang lain.
" Aisyah tidak perlu diantar ke Kampus Opung putri, Karena jadwal kelas nya masih siang. Dan Aisyah juga ada tempat yang harus dikunjungi "
" Nah tuh denger kan Oma" Timpal ku yang langsung mendapatkan pelototan mata dari Mama.
Sungguh disini aku seperti anak tiri. Dan Aisyah? orang yang baru semalam bergabung menjadi keluarga besar IMAN SADEWA. Langsung mendapatkan tempat yang spesial.
" Ya sudah, biar suamimu mengantar mu kemana pun yang kamu mau"
Mataku melebar, apa-apaan ini ?
" Oma.. Wahyu harus kerja "
" Kau dan Aisyah pengantin baru, di Kantor sudah menjadi peraturan bila ada yang menikah diberi cuti selama seminggu "
Aku hanya bisa melongo, ternyata hidup ku semakin dimutilasi setelah menikah. Aku pikir semua pemaksaan ini akan berhenti setelah ijab qobul. Tapi ternyata ?
Ah membayangkan seumur hidup ku dirantai oleh perintah Oma, rasanya aku ingin cepat mati saja.
Rasa muak, marah, jengkel, bersatu padu diulek dalam hatiku. Apalagi harus duduk berdua dengan perempuan yang menjadi biang masalah dalam hidup ku.
Aku sangat penasaran, aji mumpung apa yang diberikan oleh Aisyah sehingga hati Oma sangat mencintai nya. Dan siap menjerat cucunya yang dulu amat disayangi.
" Kau sangat bertuah sekali ya" Gumam ku memecah keheningan sejak kami mengendarai mobil bersama.
Lagi-lagi Aisyah hanya bungkam.
" Apa kau tahu bahwa kehadiran mu di dalam rumah ini telah berhasil melempar ku ke dalam neraka ?? Semua orang menghormati mu, tapi mereka juga menginjak ku"
Ku luapkan segala emosi ku sambil terus mengemudi.
" Maafkan Aisyah Kak"
Akhirnya dia bersuara tanpa diminta.
" Semua tidak akan selesai hanya dengan kata maaf, kau tahu itu kan?"
Aisyah menjawab dengan anggukan kecil.
" Pokoknya aku tidak mau tahu, kita harus bercerai setelah tiga bulan "
Ku lirik Aisyah, rupanya dia mengangkat wajahnya menatap ku.
" Kenapa ?? Kau suka dengan keadaan ini?"
Dia menggeleng, ah munafik !!!
" Tolong berhenti di depan setelah lampu merah ke dua Kak"
Eh, dia memerintah ku selayaknya aku ini supir. Memang harus dibuat paham nih perempuan.
Aku langsung ambil jalur lambat dan menghentikan mobil di bahu jalan.?
Kedua mata Aisyah mengerjap, seolah bertanya kenapa aku berhenti disini ? Hemh emang gue pikirin.
" Enak sekali ya memerintah aku berhenti disana, berhenti disini. Emang kamu pikir aku siapa ? Supir mu?!!"
Aisyah menggeleng sembari menundukkan wajahnya, selalu begitu. Perempuan tidak punya pendirian !!
" Kalau mau turun? Disini saja! Aku langsung belok kiri menuju kantor " cetus ku.
Aisyah mengangguk lalu membenarkan letak tali tas Tote bag di bahu. Diluar nalar tangan nya terulur, aku bingung mau apa dia?
Eh dia justru meraih tangan ku dan mencium punggung tangan ini. Aku terkesima, baru kali ini ada yang mencium tangan ku dengan sopan.
" Assalamualaikum "
Ucapnya sambil membuka pintu, eh mulut ku justru menjawab salamnya tanpa terkendali.
Langsung ku tutup mulut ku, kenapa aku harus menjawab sih??
Gegas ku kemudi kan mobil, mengambil jalan untuk belok kiri. Dan sudah pasti lewat di depan Aisyah yang sedang jalan kaki di trotoar.
Setibanya di Kantor..
" Loh Pak, katanya Bapak ambil cuti menikah ? Kok datang ke kantor ?" Tanya Ruhen, wakil staf manager yang kebetulan kami berpapasan di dalam lift.
" Ada sesuatu yang urgent " Jawab ku asal, kalau nggak dijawab nanti bagaimana ?
Begitu melihat ku, Amira nampak terkejut. Wajahnya sumringah seperti mendapatkan anugerah dari surga.
Aku masuk ke ruangan dan Amira mengikuti ku dari belakang. Nampak natural, karena dia sekretaris ku.
Dia bekerja disini karena ide ku supaya bisa selalu bersama nya. Aku benar-benar sudah cinta mati dengan Amira. Wanita cantik berdarah Aceh yang sangat menggemaskan.
" Aku pikir kau benar-benar tidak masuk kantor " Amira memeluk ku dari belakang, segera ku putar tubuh ku dan membalas pelukannya.
" Ya nggak lah sayang, Mana mungkin aku mengambil cuti menikah dengan Aisyah. Yang bener adalah aku ambil cuti menikah bersama kamu" Ku picit ujung hidung mancungnya, ia tersenyum senang.
" Emang kamu punya niat untuk kita bulan madu?"
" Enggak sih? Tapi Oma pasti sudah menyiapkan rencana untuk aku dan Aisyah"
Amira manggut-manggut.
" Gimana kalau kita jadikan rencana Oma untuk kita sendiri. Tapi Aisyah juga dibawa supaya meyakinkan "
Aku mengernyit, ide dari Amira tidak terlalu buruk. Meskipun terlihat kejam, tapi setidaknya bisa membuat Aisyah menyerah dan menuntut cerai.
" Gimana sayang ?"
" Boleh juga, pasti Aisyah akan langsung meminta cerai "
Amira tersenyum lebar, ia memeluk ku lebih erat sembari menenggelamkan wajahnya di dada ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
hadeuh 🤣
2024-11-07
0
neng ade
gila juga tuh rencana licik dua orang tak tau malu
2024-10-30
0
Hanipah Fitri
.masih menyimak
2024-03-08
1