" Assalamualaikum "
Tiba-tiba Dayat muncul bersama Nirmala adiknya dan juga Tante Yurike adik Papa beserta suaminya Om Wira.
Dayat menatap ku aneh, berdiri tanpa ikut serta duduk berkumpul bersama keluarga.
" Loh? Katanya Kak Wahyu diusir ?" Celutuk Nirmala.
" Hesss.. Cepet-cepet duduk " Tante Yurike menarik Nirmala untuk ikut duduk berkumpul bersama yang lain.
Disini aku benar-benar diacuhkan, pasti kabar tentang pengusiran ku sudah tersebar dikalangan keluarga besar kami.
" Cepat juga kalian datang ?"
Tante Yurike nyengir kuda ketika Oma berucap demikian.
" Ma.."
" Kalian diam dulu, aku masih ingin bicara dengan Aisyah " Oma memotong kalimat Tante Yurike, adik Papa itu langsung mingkem.
" Syah... Kenapa Aisyah tidak jujur sama Opung ? Hem? Kenapa membiarkan hati Aisyah terluka ?" Sumpah suara Oma lembut banget, kayak bicara dengan seorang tumenggung.
Aisyah tersenyum tipis.
" Bukankah seorang istri harus menutupi aib Suaminya, Opung "
JLEB...
Aku seperti ditamp-ar oleh jawaban Aisyah. Oma mengangkat matanya ke arah ku. Semua orang pun secara sistematis melirik ku bersama-sama.
" Sudah lah Ma, jangan diperpanjang lagi. Cepat urus perceraian mereka berdua, biar Dayat yang menikah dengan Aisyah " Timpal Tante Yurike.
Aku terkejut mendengar ucapan Tante Yurike, segera aku maju ke depan.
" Tante ngomong apa sih? Emang Aisyah ini apa? Bola gitu bisa oper-oper" Bantahku.
" Kau diam lah !! Disini kamu sekarang bukan siapa-siapa !" Tante Yurike melawan perkataan ku.
" Iya memang aku bukan siapa-siapa Tante, tapi Aisyah masih istri ku !! Aisyah !! Bangun !" Aku memberikan perintah dengan tegas kepada Aisyah, Gadis itu pun bangun.
" Aisyah.. Duduk Nak"
Eh Oma justru meminta Aisyah untuk duduk kembali. Membuat Aisyah melirik ku dan Oma secara bergantian.
" Kau tidak harus patuh kepada seorang suami yang belum menyempurnakan pernikahannya, dan Opung akan mengurus perceraian kalian secepatnya "
Aisyah melirik ku sendu.
" Oma, Aku tidak akan menceraikan Aisyah !" Dengan lantang aku membantah perkataan Oma.
" Dia dinikahi bukan untuk dimadu " Oma menyangkal ucapan ku.
Aku diam, disini aku tidak bisa berkata apa-apa. Karena hal tersebut adalah kesalahan terbesar ku.
" Sebelum akad nikah, Aisyah sudah menulis surat perjanjian pranikah. Dengan salah satu syarat nya dia tidak mau dimadu "
Aku melirik Aisyah, gadis itu mengerjapkan matanya.
" Secara otomatis kau sudah melanggar perjanjian tersebut " sambung Oma.
" Tapi Wahyu tidak tahu menahu dengan perjanjian itu Oma"
Oma meminta asisten nya yang sejak tadi berdiri disampingnya untuk mengambil sesuatu. Dia mengangguk patuh lalu berjalan masuk ke dalam.
Selang beberapa menit ia datang kembali dengan membawa map berwarna biru dan diserahkan kepada Oma.
Oma memberikan nya kepada Papa dan Papa memberikan nya padaku.
Aku menerima map itu lalu membuka nya, mataku melebar saat tanda tangan ku ada dalam surat perjanjian tersebut.
Aku baru ingat jika sesudah melakukan akad nikah, aku telah menandatangani beberapa lembar berkas. Jadi mungkin surat perjanjian ini adalah salah satu nya.
" Sekarang kau sudah ingat ?"
Aku tidak bisa berkata apa-apa.
" Oma, biar Dayat yang menikah dengan Aisyah. Jujur... " Dayat melirik Aisyah dengan tatapan penuh cinta " Dayat sudah lama menaruh hati padanya "
Ku lihat Aisyah menundukkan wajahnya, ia sama sekali tidak merespon Dayat sama sekali. Disini aku sangat bangga sekali pada Aisyah.
Oma menghela nafas panjang, ia menggeser posisi duduk nya.
" Aku tidak bisa memutuskan itu, Seperti sebelum nya Aisyah yang akan memutuskannya " Ucap Oma.
Aku sedikit lega, ternyata Oma sangat bijak sekali. Ku raih tangan Aisyah, gadis itu mengangkat wajahnya.
" Ayo ikut aku " bisikku lirih, Aisyah tidak menolak.
" Mau dibawa kemana ?" seru Oma menahan keinginan ku untuk membawa Aisyah keluar. Sebenarnya niatku ingin bicara empat mata dengan Aisyah.
" Mau keluar Oma"
" Lepaskan dia!!! Kau sudah membaca surat perjanjian nya bukan ?"
" Wahyu cuma ingin bicara dengan Aisyah Oma"
Oma cepat menggeleng, dia memberikan kode dengan tangan nya supaya melepaskan tangan ku dari Aisyah.
Aku jadi bingung, dan tanpa sengaja pandangan ku bertemu dengan anak mata yang indah hitam pekat itu.
" Opung... Biarkan kami bicara terlebih dahulu "
Alhamdulillah... Ternyata Aisyah mendukung keinginan ku.
Mau tidak mau akhirnya semua orang mengijinkan aku membawa Aisyah keluar.
Kami berdua duduk di kursi halaman rumah yang dilengkapi dengan taman kecil. Berdampingan dengan tempat parkir mobil.
" Apa yang sebenarnya terjadi Kak?" Tanya Aisyah.
" Aku diusir dari rumah "
" Kenapa ?"
" Oma tahu kalau aku pergi ke rumah Amira, dan awalnya aku pikir kamu yang ngasih tau "
Aisyah menggeleng.
" Justru Aisyah tidak berani angkat telepon dari Opung putri, dan memilih bersembunyi di dalam toko"
Aku mengangguk tanda percaya, karena hal itu terjadi didepan mata ku. Kalau aku tidak melihatnya sendiri, mungkin aku akan tetap mengira jika Aisyah yang ngasih tau Oma.
" Maafkan aku Aisyah, aku sekarang tidak tahu lagi harus gimana ? Aku benar-benar dibuang oleh keluarga ku sendiri "
Aisyah menatap ku penuh. Sebenarnya aku ingin minta tolong tapi aku malu sama Aisyah.
" Biar Aisyah coba bicara sama Opung "
" Kamu mau bicara apa ?"
" Supaya Kakak tidak diusir dari rumah ini "
Aku hanya menggeleng lemah, meskipun hal itu yang aku harapkan. Tapi apakah itu mungkin ? Sedangkan penyebab aku diusir adalah karena menikah dengan Amira.
" Kenapa ?" Aisyah menengok wajah ku yang sedikit menunduk.
" Entah lah, aku rasa ini adalah akibat dari pilihan ku sendiri. Maafkan aku Aisyah "
Aisyah tidak menjawab, ia menunduk menatap jari jemari nya.
Pada saat itu datang lah Dayat, dia mengajak Aisyah masuk ke dalam. Tapi Aisyah menolak, Awalnya aku mengira Aisyah akan memilih untuk duduk bersama ku. Ternyata aku salah, justru dia bilang mau kembali ke Toko saja.
" Kalau mau kembali ke toko biar aku antar, tapi pamit dulu sama Oma" Ucap Dayat.
" Tolong Kak Dayat saja yang bilang sama Opung " Jawab Aisyah, ia bangkit dari duduknya lalu pamit pergi.
Aku sigap mengejar, namun Dayat menghalangi ku.
" Kau mau apalagi?"
" Salah kalau aku mengejar istri ku" Bantahku.
" Kau sudah menyia-nyiakan dia Wahyu, masih punya muka kamu bilang dia istri mu"
" Jangan ikut campur kau Dayat!! Sebelum ketuk palu, dia masih sah menjadi istri ku"
Ku tinggalkan Dayat dengan segala pikiran nya tentang aku. Kemudian ku susul Aisyah yang masih berjalan di trotoar depan rumah ku.
" Aisyah..."
Dia menoleh.
" Aku antar kamu ke Toko "
Dia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
" Nggak apa-apa Kak, Aisyah bisa balik sendiri "
" Jangan gitu Aisyah, ayo aku anter kamu" Aku tetap memaksa, namun Aisyah tetap menolak. Dan berbalik tanpa menghiraukan aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
neng ade
nikmati aja prosesnya karena itu kan mau mu sendiri yg sangat mencintai Amira
2024-11-02
0
Ma Em
Aisyah sudah tinggalkan saja Wahyu jangan mau balikan lagi sama Wahyu biarkan Wahyu bersama Amira agar dia merasakan sakit yg seperti kamu rasakan biarkan Wahyu dengan penyesalannya karena telah menyia nyiakan kamu Aisyah
2024-03-01
2