Bab. 18.

“Alat scanner cuma bisa mendeteksi bakteri di permukaan kulit Tuan, jadi jika ada bakteri yang sudah masuk ke dalam pori pori kulit dan belum memberikan reaksi itu tidak bisa terlacak. Jadi lebih baik dan lebih amannya Tuan juga masuk ke dalam ruang isolasi menunggu masa inkubasi. Jika tidak ada gejala berarti Tuan benar benar negatif.” Ucap Sang Dokter dengan serius.

“Tapi aku besok harus datang ke gedung PBB untuk tanda tangan surat surat kesepakatan proyek sangat penting untuk mengatasi makluk sialan itu.” Ucap sekretaris jenderal PBB tampak bingung dan khawatir.

“Tuan lebih baik ditunda menunggu masa inkubasi selesai dulu.” Saran sang Dokter.

“Hmmm jika ditunda semakin lama juga masalah ini teratasi.” Gumam Sekretaris jenderal PBB itu di dalam hati. Sambil terus berpikir pikir. Akan tetapi mau tidak mau dia pun harus masuk ke dalam ruang isolasi.

Sementara itu di lain tempat Tuan Jack marah marah saat melihat yang disekap oleh Tuan Muda Morgan Junior adalah salah sasaran. Apalagi Morgan Junior sudah memberikan banyak makanan pada dua anak laki laki kembar gendut itu dan minta ganti biaya pada Tuan Jack.

“Segera bawa pergi dua anak itu agar kita tidak berurusan dengan polisi gara gara salah sasaran. Rugi berlipat lipat.” Perintah Tuan Jack pada Morgan Junior.

“Tuan tidak menyebutkan dengan jelas ciri ciri anak itu. Cuma laki laki kembar berkaca mata.” Ucap Morgan Junior tidak mau disalahkan.

“Hmmm apa dua anak gendut itu memakai kaca mata?” tanya Tuan Jack sambil tersenyum miring dan geleng geleng kepala.

“Sudah tidak perlu kita banyak berdebat untuk hal yang tidak berguna ini. Besok kamu datang ke gedung PBB, dua anak itu akan hadir di sana. Sebelum mereka berdua masuk ke gedung PBB segera bawa kabur mereka. Kita masih ada waktu untuk buat negosiasi dengan Vadeo Jonathan sebelum MOU di tanda tangani oleh mereka!” perintah Tuan Jack lagi. Lalu dia pun segera meninggalkan villa milik Morgan Junior. Sedangkan Morgan Junior segera menyuruh anak buahnya untuk membawa pergi Twins boy gendut itu secara diam diam tanpa diketahui oleh polisi.

Waktu pun terus berlalu dan pagi hari pun telah tiba. Ata bangun tidur langsung mengambil lap top nya untuk memantau benda asing yang tadi malam mereka lihat.

Aja yang juga sudah bangun pun menatap saudara kembarnya yang tampak serius di depan lap top.

“Bagaimana Ta? Apa sudah ada informasi dari pesawat tanpa awak kita?” tanya Aja dengan serius.

“Informasi benda asing itu masih mengorbit di atas belahan bumi utara, tetapi terjadi penurunan ketinggian orbitnya Ja .” Jawab Ata dengan serius.

“Hmmm kemungkinan besar memang akan mendarat di bumi.” Gumam Aja dan ekspresi wajahnya tampak berpikir pikir.

Dan sesaat kemudian...

“Ta ayo cepat kita mandi dan segera berangkat. Feeling ku pasti masih ada orang yang ingin menggagalkan kemenangan kita.” Ucap Aja lalu dia meloncat dari tempat tidurnya dan segera berlari menuju ke kamar mandi.

Ata yang sependapat dengan perkiraan saudara kembarnya pun segera menutup layar lap topnya dan dia pun juga segera menuju ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Aja dan Ata sudah berpenampilan rapi layaknya eksekutif cilik. Ata pun segera menelepon Pak Sopir agar cepat cepat menyiapkan mobil.

“Ayo Ja, Pak Sopir juga sudah siap katanya dia juga sudah tidak sabar.” Ucap Ata lalu melangkah keluar dari kamarnya.

Mereka berdua melangkah mencari Sang Oma Lisbeth untuk berpamitan. Sesaat mereka melihat Oma Lisbeth masih sibuk di dapur dengan sang pelayan.

“Oma kami akan berangkat.” Ucap Aja dan Ata sambil melangkah masuk ke dapur untuk mendekati Oma Lisbeth.

Oma Lisbeth pun menoleh ke arah pintu.

“Sayang ini masih terlalu pagi. Sarapan dulu tunggu sebentar.” Ucap Oma Lisbeth.

“Oma, kami harus cepat cepat agar tidak terlambat. Biar nanti kami makan setelah acara selesai.” Ucap Aja sambil mengulurkan tangannya pada Oma Lisbeth.

“Ah sebentar Oma bawakan buat bekal kalian saja.” Ucap Oma Lisbeth lalu dia pun tampak sibuk untuk menyiapkan bekal makanan agar dibawa oleh Aja dan Ata. Sedangkan Aja dan Ata sebenarnya sudah tidak sabar ingin segera berangkat namun mereka berdua tidak ingin mengecewakan Sang Oma untuk kedua kalinya, yang pertama Oma Lisbeth kecewa karena tidak bisa ikut mengantar dan yang kedua jika bekal makanan mereka tolak.

Beberapa menit kemudian tiga orang itu keluar dari dapur dan terus melangkah keluar rumah. Mobil pun sudah siap di depan pintu utama. Tampak di samping Pak Sopir ada pengawal yang diajak oleh Pak Sopir mengantar karena dia pun takut dengan kondisi kota yang tingkat kriminalitas tinggi.

Mobil terus melaju setelah Aja dan Ata sudah masuk ke dalamnya. Oma Lisbeth masih berdiri menatap mobil yang berjalan meninggalkan rumahnya itu.

Mobil terus melaju menuju gedung PBB. Sesaat perhatian mereka berempat pada layar head unit karena ada siaran breaking news.

“Breaking news pagi ini, Dua bocah siswa sekolah International yang menjadi korban penculikan telah diketemukan tadi pagi dini hari di gerai makanan siap saji.. kini kedua bocah itu berada di kantor Polisi yang tidak jauh dari gerai makanan itu.....” suara wartawan kota menyiarkan berita pagi hari.

“Hmmmm mereka sudah tahu kalau salah sasaran dan melepaskan dua anak itu...” gumam Pak Sopir yang terus fokus dengan kemudi mobilnya.

“Mereka masih memburu sasaran sebenarnya Pak.” Ucap Aja dengan santai... Akan tetapi membuat Pak Sopir dan pengawal merasa takut, panik dan khawatir.

“Tuan Kecil mereka akan memburu kita?” Tanya Pak Sopir selanjutnya.

“Hmmm makanya aku mengajak kita cepat cepat berangkat, agar mereka belum beraksi untuk membuat masalah.” Ucap Aja.

“Tapi Oma memaksa kita menunggu bekal, jadi beberapa menit kita tertunda, sekarang tambah laju kecepatannya untuk mengganti waktu yang sudah tertunda tadi.” Saut Ata sambil menatap ke arah Pak Sopir yang tampak tegang dari samping belakang.

Mendengar itu Pak Sopir pun langsung tancap gas agar lebih bisa cepat sampai gedung PBB.

Sesaat terdengar bunyi notifikasi masuk ke tablet Aja dan Ata. Mereka berdua pun segera membuka tas ransel nya untuk mengambil tablet mereka masing masing.

Melihat ada chat masuk dari panitia konferensi, dua anak itu pun segera membaca pesan chat itu. Dan setelah membaca pesan chat itu, tampak wajah mereka ada gurat rasa kecewa.

Sedangkan di lain tempat seorang gadis cilik tampak sedang berputar putar di depan cermin melihat tampilan dirinya yang sudah memakai gaun cantik.

“Ayo Aunty kita cepat cepat berangkat!” teriak gadis cilik itu yang tidak lain adalah Kelly keponakan Nona Elena.

“Karya ini merupakan karya jalur kreatif.”

Terpopuler

Comments

Nit_Nit

Nit_Nit

ada kabar apa 🤔

2024-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!