Sementara itu di ruang keluarga, Oma Lisbeth baru saja menghubungi Pak Sopir agar segera menjemput Aja dan Ata. Guru kelas mereka sudah menghubungi Nyonya Lisbeth melaporkan Aja dan Ata sedang menjalankan hukuman mengerjakan tugas tugas, dan Nyonya Lisbeth tahu persis jika Aja dan Ata akan menyelesaikan dengan cepat. Lebih cepat dari waktu yang sudah diberikan oleh Guru kelasnya.
Di saat dia sudah duduk di sofa sambil menatap layar televisi, terdengar banyak bunyi notifikasi masuk ke dalam hand phone miliknya juga tablet Aja dan Ata yang dia taruh di atas meja.
Belum juga Nyonya Lisbeth sempat mengambil hand phone miliknya. Pendengaran dan matanya tertuju pada layar televisi karena ada siaran breaking news.
Seorang wartawan kota pun tampak di layar monitor televisi dengan back ground salah satu ruas jalan di kota New York.
“Sore ini kota New York terjadi lagi tindak kriminal. Dua anak laki laki kembar siswa sekolah International telah dibawa kabur oleh sekelompok penculik.......” suara wartawan kota di televisi.
“Aja.. Ata...” teriak Nyonya Lisbeth sambil bangkit berdiri dan berlari menuju ke garasi mobil.
“Pak... Aja dan Ata diculik...!” teriak Nyonya Lisbeth sambil terus berlari mendekat mobil.
Pak Sopir yang sudah menyalakan mesin mobil dan juga ikut menyaksikan breaking news pun membuka pintu mobil.
“Bukan Tuan Kecil yang diculik Nyonya. Dengar baik baik beritanya...” ucap Pak Sopir yang telinganya masih mendengarkan siaran breaking news.
“Anak laki laki kembar siswa sekolah International korbannya.” Ucap Nyonya Lisbeth yang melonggokkan kepala nya ke dalam mobil untuk ikut melanjutkan mendengar dan menyaksikan siaran breaking news.
“Itu mobil penjemput anak anak yang diculik ditembak. Sopirnya juga ditembak dan sudah dibawa ke rumah sakit.” Ucap Pak Sopir sambil menatap layar televisi kecil (head unit) yang menampilkan mobil terhenti di ruas jalan penuh dengan tembakan di kaca belakang dan ban belakang.
“Di sekolah itu memang ada Twins boy selain Tuan Tuan Kecil, Nyonya. Saya kenal dengan sopir yang menjadi korban tembak itu.” Ucap Pak Sopir lagi.
Nyonya Lisbeth pun gemetaran melihat gambar mobil di layar head unit itu.
“Kamu ajak pengawal sekarang!” ucap Nyonya Lisbeth terbata bata karena begitu takut dan panik nya.
Pak Sopir pun mengambil hand phone dari saku kemejanya untuk menghubungi pengawal agar ikut menjemput Aja dan Ata.
Nyonya Lisbeth sambil memegang dadanya kembali melangkah masuk ke dalam rumah.
Nyonya Lisbeth segera mengambil hand phone miliknya banyak teman temannya yang menanyakan kabar Aja dan Ata. Nyonya Lisbeth pun mengambil salah satu tablet di atas meja. Dia usap usap layar tablet itu sebab banyak pesan chat dan email masuk.
Dengan cepat Nyonya Lisbeth membuka aplikasi chatting, ada pesan masuk dari panitia konferensi dan saat dibuka isi pesan itu pengumuman Vajo sebagai pemenang tender mega proyek.
“Ya... Allah.... terima kasih...” ucap Nyonya Lisbeth dengan air mata berderai karena bahagia. Tidak menyangka dua bocah yang kini sedang dalam asuhan dan didikannya bisa memenangkan tender mengalahkan orang orang dewasa yang hebat hebat.
Sedangkan di lain tempat di satu ruang kantor milik Tuan Jack. Tuan Jack yang juga mendapat kiriman email pengumuman pemenang tender mega proyek, tampak sedang marah marah.
“Sudah aku duga Vajo yang memenangkan tender itu. Sialan semua sudah aku bayar untuk menggagalkan agar Vajo tidak bisa ikut datang tetap saja Vajo bisa datang dan menang.” Ucap Tuan Jack sambil menggaruk garuk rambut kepalanya karena pusing kalah tender apalagi sudah keluar banyak uang.
“Tuan tenang saja, bukannya Tuan Morgan Junior sudah mengabari kalau dia sudah berhasil membawa dua anak itu.” Ucap Sang sekretaris yang cantik dan sexie.
“Ooo iya ya aku sampai lupa ha... ha... ha... biar anak itu kita sandera. Sekarang kamu cari nomor hand phone Vadeo Jonathan owner Vajo itu. Aku akan melakukan negosiasi pada dia. Aku serahkan dua anaknya itu kalau dia menyerahkan tender mega proyek itu ke aku. Masalah Morgan Junior nanti urusan belakangan ha... ha.... ha.. ha...” Ucap Tuan Jack sambil tertawa bahagia sebab dia belum tahu jika Morgan Junior salah sasaran ambil korban.
Sang sekretaris pun segera mencari nomor hand phone Vadeo Jonathan, sedang kan Tuan Jack tampak serius mengusap usap layar hand phone miliknya untuk menghubungi Morgan Junior.
“Hallo Tuan Muda, anda memang hebat sangat cepat bisa menculik dua anak itu. Tolong rawat baik baik dua anak itu. Nanti malam kita lakukan negosiasi dengan Vadeo Jonathan agar dua anak itu bisa ditukar dengan tender mega proyek yang sudah dia menangkan.” Ucap Tuan Jack saat Morgan Junior sudah menerima sambungan teleponnya.
“Tuan bagian proyek saya harus lebih besar karena saya yang bergerak.” Suara Morgan Junior dibalik hand phone milik Tuan Jack, dia pun belum tahu jika salah sasaran. Kini dia sudah sembunyi di villa nya bersama dua anak laki laki yang diculiknya.
“Okey okey Tuan Muda jangan khawatir.. saya orang tua akan mengalah yang penting tender jangan jatuh di tangan Vadeo Jonathan. “ ucap Tuan Jack dengan manis dan serius padahal lain di hati lain yang diucapkan. Tuan Jack pun segera memutus sambungan teleponnya.
Sesaat hand phone milik Tuan Jack ada suara notasi.
“Tuan saya sudah kirim nomor hand phone Tuan Vadeo Jonathan.” Ucap Sang sekretaris sambil menatap Tuan Jack.
“Okey sekarang waktu di Indonesia masih terlalu pagi hari untuk menghubungi, Vadeo Jonathan pasti masih tidur. Aku akan beristirahat dulu karena juga sudah sore hari. Nanti malam aku akan mendatangi tempat di mana dua anak itu disandera dan aku akan menghubungi Vadeo Jonathan.” Ucap Tuan Jack lalu bangkit berdiri meninggalkan ruang kerjanya.
Sementara itu di salah satu rumah sakit elite di kota New York. Tampak di salah satu ruang periksa, seorang pasien terbaring di brankar dengan ekspresi wajahnya yang sangat panik, dia tidak lain adalah pimpinan WHO.
“Apa kamu tidak salah dalam memeriksa aku?” tanya pimpinan WHO itu yang tidak percaya dengan diagnosa Dokter yang baru saja memeriksanya.
“Tidak Tuan, berdasar dari gejala dan dari hasil uji laboratorium , Tuan memang mendapat serangan bakteri itu, kumpulan bakteri sudah mengisap cairan di kulit Tuan.” Ucap Sang Dokter dengan serius.
“Tuan sebaiknya langsung masuk ke dalam ruang isolasi agar tidak menyebar pada yang lain. Kami juga akan melakukan pengendalian agar bakteri itu tidak semakin banyak di dalam tubuh Tuan.” Ucap Sang Dokter lagi, pimpinan WHO itu pun menutup muka dengan tangannya. Sedih.
“Ners tolong cepat pasien dibawa ke ruang isolasi.” Perintah Sang Dokter pada perawat.
Brankar yang di atasnya terbaring pimpinan WHO itu pun segera didorong menuju ke ruang isolasi. Istri pimpinan WHO yang mengantar pun tampak menangis sedih yang selanjutnya dia pun juga harus ikut diperiksa.
Suasana di rumah sakit elite itu tiba tiba terasa mencekam... bayangan korban korban akan segera berjatuhan sudah di depan mata seperti rumah sakit lain sebelum nya yang satu rumah sakit sudah diisolasi akibat ada satu pasien terserang bakteri mematikan.
“Karya ini merupakan karya jalur kreatif. “
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Natalia Luis Naik0fi
Sya paling it Elisbet dah tau bnyk msalah ko sita hp
2024-03-22
1
Nit_Nit
🤣🤣🤣🤣🤣 salah sasaran tuan
2024-03-01
0